Abstrack
This study aimed to analyze the effect of capital adequacy ratio (CAR), Financing to Deposit
Ratio (FDR), Third Party Fund (DPK), and the level of revenue sharing on profitability (ROA) of
Islamic commercial bank that operates in Indonesia from 2011-2013. As well as to analyze the effect of
Non Performing Financing (NPF) to profitability (ROA) of Islamic banks operating in Indonesia from
2011-2013. The population in this study is an Islamic commercial bank registered in Bank Indonesia
within 2011-2013 research. Tests carried out using multiple linear regression. The test results showed
that the Capital Adequacy Ratio (CAR) significant positive effect on ROA. FDR (Financing Debt
Ratio), Third Party Fund (DPK), and the level of revenue sharing is effect on ROA. As well as non-
performing financing (NPF) no effect on ROA.
Keywords: Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing,
Third Party Funds, And Levels For Results and Profitability
1. Pendahuluan
Keberadaan bank syariah di Indonesia penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh
merupakan refleksi dari kebutuhan atas perbankan syariah secara konsisten
sistem perbankan alternatif yang lebih dapat mengalami peningkatan dengan
memberikan kontribusi positif untuk pertumbuhan sebesar 38,19% pada tahun
meningkatkan stabilitas sistem perbankan 2008 menjadi 46, 8% pada tahun 2009[2].
nasiolnal. Tujuan dari perbankan syariah Pertumbuhan perbankan syariah saat ini
adalah untuk menunjang pelaksanaan jauh melebihi perbankan konvensional
pembangunan nasional seperti melakukan dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun
fungsi untuk mendukung sektor riil melalui dalam jumlah aset masih terhitung jauh dari
pembiayaan sesuai dengan prinsip syariah perbankan konvensional akan tetapi dalam
yang mendukung pelaksanaan pembangunan hal rasio keuangan penyaluran pembiayaan
nasional dalam rangka pemerataan (FDR), Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
kesejahteraan rakyat [1]. (DPK), perolehan laba, perbankan syariah
Perbankan Syariah telah membuktikan memiliki daya saing terhadap perbankan
keberadaannya sebagai lembaga keuangan konvensional. Namun disamping
yang dapat bertahan di tengah-tengah krisis pertumbuhan yang cukup pesat tersebut
moneter pada tahun 1997 dan 1998. Belum timbul kekhawatiran bahwa perbankan
surut dari permasalahan krisis moneter pada syariah sangat rentan oleh resiko yang suatu
tahun 2008 ketika terjadi krisis keuangan saat secara tiba-tiba dapat menghadang dan
tingkat dunia di Amerika Serikat, ternyata menghancurkan perbankan syariah
keberadaan bank syariah tidak terkena sebagaimana krisis perbankan ditahun-tahun
dampak langsung dari krisis yang sebelumnya.
disebabkan oleh adanya kredit macet dari Keberadaan perbankan syariah yang
bank konvensional karna sistemnya yang semakin berkembang sejak adanya UU No.
menggunakan konsep ekonomi islam. Dalam 28 Tahun 2008 tentang perbankan syariah
ekonomi islam uang tidak identik dengan yang memberikan landasan yang lebih jelas
modal dan bunga kredit sedangkan dalam bagi bank syariah. Perkembangan perbankan
konsep ekonomi konvensional uang identik syariah di Indonesia terlihat dari jumlah
dengan modal. Hal ini dibuktikan dari bank umum syariah (BUS) yang sekarang
134
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6
mencapai 11 bank, unit usaha syariah (UUS) perbankan adalah melihat tingkat
sebanyak 34 bank dan bank pembiayaan profitabilitasnya. Hal tesebut tarkait sejauh
rakyat syariah (BPRS) sebanyak 31 bank. mana bank mampu menjalankan usahanya
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa secara efisien yang berarti bank dapat
perkembangan bank syariah semakin banyak menjalankan usahanya yang diukur dengan
hadir di tengah-tengah perbankan membandingkan laba dengan aktiva atau
konvensional yang menunjukkan pula modal. Semakin tinggi profitabilitas suatu
semakin banyak masyarakat yang ingin bank maka semakin baik pula kinerja bank
memperoleh layanan jasa perbankan dengan tersebut [4].
menggunakan prinsip syariah [2]. Mengingat begitu pentingnya fungsi
Peningkatan jumlah jaringan perbankan dan peranan perbankan syariah di Indonesia,
syariah di Indonesia diiringi juga dengan maka pihak bank syariah perlu
meningkatnya total aset perbankan syariah. meningkatkan kinerjanya agar tercipta
Tahun 2008 total asset mencapat Rp49.555 perbankan dengan prinsip syariah yang sehat
miliar, tahun 2009 sebesar Rp66.090 Miliar, dan efisien.Profitabilitas merupakan
tahun 2010 sebsar Rp97.519 miliar, 2011 indikator yang paling tepat untuk mengukur
sebesar Rp145.166 miliar dan tahun 2012 kinerja suatu bank. Menurut Aristya (2010)
sebesar Rp195.018 miliar. Dengan melihat tingkat profitabilitas bank syariah di
total aset yang semakin meningkat Indonesia merupakan rasio yang dapat
perbankan syariah diharapkan mampu diukur dengan rasio laba terhadap asset
mengelola aset dengan efektif yang akhirnya (ROA) baik untuk kategori bank yang full
akan meningkatkan laba bank syariah itu fladge maupun untuk kategori Unit Usaha
sendiri karena total aset perbankan syariah Syariah [1,2].
yang semakin besar, hal tersebut akan Salah satu indikator yang digunakan
memberikan kontribusi tersendiri untuk untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah
mendorong pertumbuhan bank syariah. Oleh Return On Asset (ROA), karena ROA dapat
karena itu diharapkan dimasa yang akan digunakan untuk mengukur efektifitas
datang minat masyarakat terhadap perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
perbankan syariah semakin tinggi yang dengan memanfaatkan aktiva yang
akhirnya mampu meningkatkan peran dari dimilikinya. ROA digunakan untuk
perbankan syariah dalam mendukung mengukur profitabilitas bank karena Bank
stabilitas keuangan nasional [2]. Indonesia sebagai pembina dan pengawas
Meskipun perkembangan lembaga perbankan lebih mengutamakan nilai
keuangan syariah secara umum cukup pesat, profitabilitasnya yang diukur dengan aset
disisi lain dari segi aset, bank syariah masih yang dananya sebagian besar dari dana
berada pada level minor terhadap total aset simpanan masyarakat. Semakin besar ROA
perbankan nasional. Untuk saat ini total aset suatu bank semakin besar pula tingkat
bank syariah masih berada pada level 18,3% keuntungan yang dicapai bank dan semakin
(posisi Oktober 2013) dari total aset baik posisi bank tersebut dari segi
perbankan nasional. Maka sangat wajar penggunaan aset.
sekali percepatan jumlah aset menjadi target Faktor-faktor yang mempengaruhi
BI untuk dapat diujudkan pada tahun 2015 profitabilitas bank dapat bersumber dari
sebagai langkah untuk memaksimalkan berbagai kinerja profitabilitas yang
peranan bank syariah dalam perekonomian ditunjukkan oleh beberapa indikator. Rasio
nasional. Hal tersebut harus diimbangi profitabilitas yang penting bagi bank adalah
dengan perkembangan pada bidang lainnya ROA[5]. Rasio-rasio keuangan yang
seperti profesionalisme kinerja, tata kelola mempengaruhi ROA diantaranya CAR,
serta kematangan dalam NPF, dan FDR[6].
mengimplementasikan prinsip-prinsip
syariah[3].
Sebagai lembaga perbankan syariah
yang penting dalam perekonomian perlu
adanya pengawasan kinerja yang baik oleh
regulator perbankan. Salah satu indikator
untuk menilai kinerja keuangan suatu
135
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6
136
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6
CAR, FDR, NPF, DPK, dan Tingkat bagi 2 PT. Bank Syariah Mandiri
hasil terhadap ROA Bank Umum Syariah di 3 PT. Bank Syariah BRI
Indonesia. Adapun beberapa pertanyaan 4 PT. Bank Syariah BNI
peneliti dalam penelitian ini yaitu apakah 5 PT. Bank Syariah Mega
terdapat pengaruh variabel CAR, FDR, Indonesia
6 PT. Bank Panin Syariah
NPF, DPK, dan Tingkat Bagi Hasil
7 PT. Bank Syariah Bukopin
terhadap ROA Bank Umum Syariah di 8 PT. Bank Viktoria Syariah
Indonesia. 9 PT. Bank BCA Syariah
Sumber: Statistik Perbankan
2. Metode Penelitian Syariah BI 2013.
A. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam B. Definisi Operasional
penelitian ini adalah data sekunder berupa 1). Tingkat Profitabilitas
data time series untuk semua variabel yaitu Profitabilitas merupakan kemampuan
Return On Asset (ROA), Capital Adequacy suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dari aktivitas operasinya yang dihasilkan
Financing to Deposit Ratio (FDR), Dana dari kegiatan usahanya selama periode
Pihak Ketiga, dan Tingkat Bagi Hasil. Data tertentu.Variabel profitabilitas inidiukur
sekunder ini diperoleh dengan metode dengan Return On Asset (ROA). Semakin
pengamatan berupa Laporan Keuangan besar ROA suatu bank semakin besar pula
Tahunan (Annual Report) yang telah tingkat keuntungan yang dicapai bank
dipublikasikan oleh bank syariah di tersebut dan semakin baik pula posisi bank
Indonesia dari tahun 2011-2013. tersebut dari segi penggunaan aset[24].
Populasi dalam penelitian ini adalah Rasio ini menggambarkan produktivitas
bank umum syariah yang terdaftar di Bank bank dalam mengelola dana sehingga
Indonesia dalam kurun waktu penelitian menghasilkan keuntungan. Angka ROA
tahun2011-2013. Jumlah populasi sebanyak diperoleh dengan membandingkan laba
11 bank. Teknik pengambilan sampel bersih sebelum pajak dengan total aktiva.
dilakukan melalui metode purposive ROA dapat dirumuskan sebagai berikut[10].
sampling dengan tujuan untuk mendapatkan ROA = Laba sebelum pajak x 100%
sampel sesuai dengan tujuan penelitian. Total Asset
Metode purposive sampling merupakan 2). Capital Adequacy Rasio (CAR)
metode di mana pengambilan sampel Rasio Capital Adequacy Ratio
didasarkan pada beberapa pertimbangan merupakan rasio untuk mengukur
atau kriteria tertentu. Adapun kriteria yang kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
diambil dalam penelitian ini adalah: menunjang aktiva yang mengandung atau
1. Bank umum syariah di Indonesia yang menghasilkan risiko[24]. Capital Adequacy
telah dipublikasikan oleh Bank Ratio (CAR) pada bank syariah dihitung
Indonesia. dengan perbandingan antara modal sendiri
2. Tersedia data laporan keuangan tahunan terdiri dari modal inti dan modal pelengkap
selama kurun waktu penelitian tahun (maksimal 100% dari modal inti).
2011-2013. CAR = Modal sendiri x 100%
3. Bank Syariah yang memiliki data ATMR
lengkap dari tahun 2011-2013.
Berdasarkan kriteria tersebut maka 3). Non Performing Financing (NPF)
jumlah sampel yang digunakan dalam Non Performing Finance (NPF) yaitu
penelitian ini adalah 9 bank syariah. Sampel resiko akibat ketidakmampuan nasabah
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel mengembalikan jumlah pinjaman yang
2. berikut ini: diterima dari bank syariah beserta
Tabel 2 Sampel Penelitian imbalannya sesuai dengan jangka waktu
No. Nama Bank yang telah ditentukan.
1 PT. Bank Syariah
Muamalat Indonesia
137
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6
138
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6
ditemukan adanya korelasi yang kuat dan hipotesis ketiga yang menyatakan terdapat
signifikan antara variabel bebas, suatu pengaruh signifikan antara FDR (Financing
model regresi dikatakan bebas Debt Ratio) terhadap ROA, ditolak.
multikolinearitas bila nilai VIF kurang dari c) Hipotesis 3
10[19]. Hasil uji multikolinearitas dapat Diperoleh nilai thitung variabel NPF
dilihat dalam Tabel 3. Dari hasil analisis sebesar 0,773 dan nilai signifikan sebesar
tersebut dapat di ketahui nilai VIF semua 0,448 lebih dari 0,05. Dengan demikian
variabel kurang dari 10 artinya tidak terjadi hipotesis kedua yang menyatakan terdapat
multikolinearitas. pengaruh negatif signifikan antara non
performing financing (NPF) terhadap ROA,
c) Uji Autokorelasi Data ditolak.
Uji autokorelasi dipergunakan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi d) Hipotesis 4
linier terdapat korelasi antara kesalahan Nilai thitung variabel DPK sebesar 1,345
pengganggu pada periode t dengan dan nilai signifikan sebesar 0,194 lebih dari
kesalahan pengganggu pada periode t-1 0,05. Dengan demikian hipotesis keempat
(sebelumnya). Untuk mendeteksi ada atau yang menyatakan terdapat pengaruh positif
tidaknya autokorelasi ini digunakan signifikan antara Dana Pihak Ketiga (DPK)
pendekatan uji durbin watson[29]: terhadap ROA, ditolak.
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat
dalam Tabel 3. Berdasarkan tabel tersebut e) Hipotesis 5
diketahui bahwa nilai Durbin-Watson Nilai thitung variabel tingkat bagi hasil
sebesar 1,856 pada range 1,66 sampai 2,34 sebesar 0,043 dan nilai signifikan sebesar
artinya tidak ada autokorelasi. 0,966 lebih dari 0,05. Dengan demikian
hipotesis keenam yang menyatakan terdapat
d) Uji Heteroskedastisitas pengaruh positif signifikan antara Tingkat
Uji heteroskedastisitas dipergunakan Bagi Hasil terhadap ROA, ditolak.
untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari C. Pembahasan
residual satu pengamatan ke pengamatan 1). Pengaruh CAR terhadap ROA
yang lain. Uji heteroskedastisitas Berdasarkan hasil uji regresi linear
menggunakan uji glejser.Hasil uji berganda yang telah dilakukan, diketahui
heteroskedastisitas dapat dilihat dalam bahwa CAR berpengaruh positif signifikan
Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 diketahui terhadap ROA. Hasil tersebut sesuai dengan
bahwa nilai signifikan semua variabel lebih hipotesis yang diajukan. Bahwa terdapat
dari 0,05, artinya model regresi telah pengaruh positif signifikan antara Capital
terbebas dari masalah Adequacy Ratio (CAR) terhadap ROA. Hal
heteroskedastisitas[19]. ini berarti jika Bank Umum Syariah
memiliki CAR yang tinggi dapat
B. Hasil Uji Hipotesis meningkatkan ROA, begitu pula
a) Hipotesis 1 sebaliknya. Hal ini didukung dengan data
Diperoleh nilai thitung variabel CAR penelitian di mana Bank Panin Syariah
sebesar 2,205 dan nilai signifikan sebesar memiliki CAR sebesar 61,98% pada tahun
0,039 kurang dari 0,05. Dengan demikian 2011, Bank BCA Syariah tahun 2011
hipotesis pertama yang menyatakan sebesar 45,9% dan Bank Victoria Syariah
terdapat pengaruh positif signifikan antara tahun 2011 sebesar 45,2%.
Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembentukan dan peningkatan peranan
ROA, diterima. aktiva bank sebagai penghasil keuntungan
harus memperhatikan kepentingan pihak-
b) Hipotesis 2 pihak ketiga sebagai pemasok modal bank
Di dapatkan nilai thitung variabel FDR sehingga bank harus menyediakan modal
sebesar -1,377 dan nilai signifikan sebesar minimum yang cukup[29]. Penetapan CAR
0,184 lebih dari 0,05. Dengan demikian pada titik tertentu dimaksudkan agar bank
139
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6
140
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6
141
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6
yang tinggi dapat meningkatkan ROA, [7] Barkah, Nurul. 2014. Analisis
begitu pula sebaliknya. FDR (Financing Penerapan Syariah Enterprie
Debt Ratio) tidak berpengaruh terhadap Theory pada Laporan Keuangan
ROA, hal ini karena FDR rata-rata bank menurut PSAK 101. Universitas
besar sehingga tidak dapat mempengaruhi Pendidikan Indonesia.
ROA. Semakin tinggi rasio ini, [8] Muhammad. 2005. Manajemen
memberikan indikasi semakin rendahnya Bank Syariah. UPP AMP YKPN.
likuiditas bank yang bersangkutan. Non Yogyakarta.
performing financing (NPF) tidak [9] Muhammad. 2009. Modul SH0rt
berpengaruh terhadap ROA, hal ini karena Course Bank Syariah. STEI.
NPF bank kecil sehingga tidak dapat Yogyakarta.
mempengaruhi ROA. [10] Aristya, Diah. 2010. Analisis
Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak Pengaruh Ukuran Perusahaan,
berpengaruh terhadap ROA, hal ini karena Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva
tidak semua DPK disalurkan dalam bentuk Produktif (KAP), dan Likuiditas
pembiayaan sehingga tidak dapat terhadap Kinerja Keuangan (Studi
mempengaruhi ROA. Tingkat Bagi Hasil pada Bank Umum Syariah di
tidak berpengaruh terhadap ROA, hal ini Indonesia Periode 2005-2009).
karena tingkat bagi hasil bank mengalami Universitas Diponegoro. Semarang.
fluktuasi dan cenderung mengalami [11] Dewi, Dhika Rahma. 2010. Faktor-
penurunan. faktor yang mempengaruhi
profitabilitas bank syariah di
5. Daftar Pustaka Indonesia. Universitas Diponegoro.
[1] Damayanti, Decy. 2013. Faktor- Semarang.
faktor yang mempengaruhi [12]Astohar. 2009. Analisis Faktor-
Profitabilitas bank Umum Syariah faktor yang mempengaruhi
periode 2008-2012. UIN Sunan profitabilitas perbankan di
Kalijaga. Yogyakarta Indonesia. Tesis. Universitas
[2] Statistik Perbankan Syariah Bank Diponegoro. Semarang
Indonesia. Oktober 2013. [13]Stiawan, Adi. 2009. Analisis
[3] Akmal, Huriyatul. 2008. Good Pengaruh Faktor Makro Ekonomi,
Corporate Governance dan Pangsa Pasar, dan Karakteristik
Manajemen Resiko di Bank Bank Terhadap Profitabilitas Bank
Syariah. Tesis. UIN Sunan Syariah. Thesis UNDIP.Semarang.
Kalijaga. Yogyakarta. [14] Werdaningtyas, Hesti. 2002. Faktor
[4] Suryani. 2010. Analisis Pengaruh yang Mempengaruhi Profitabilitas
Financing To Deposit Ratio (FDR) Bank Take Over Pramerger di
Terhadap Profitabilitas Perbankan Indonesia. Jurnal Manajemen
Syariah di Indonesia. Jurnal Indonesia. Vol. I, No. 2.
Walisongo. Vol.19. No.1. [15]Kusumah, Reza Prawira. 2013.
[5] Nasser, Etty dan Titik, Aryati. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil
2000. Model Analisis CAMEL terhadap Profitabilitas Bank
Untuk Memprediksi Financial Syariah. Repository UPI.EDU
Distress Pada Sektor Perbankan Universitas Pendidikan Indonesia.
Yang Go Publik. Jurnal JAAI, Vol, Bandung.
4, No.2. [16]Avriani, Afni. 2002. Pengaruh
[6] Usman, Bahtiar. 2003. Analisis Tingkat Bagi Hasil Terhadap
Rasio Keuangan Dalam Profitabilitas Pada Bank Syariah.
Memprediksi Perubahan Laba Pada Pustaka Ilmiah. Universitas
Bank-Bank di Indonesia.Media Padjajaran. Bandung.
Riset Bisnis dan Manajemen, Vol.3, [17] Dendawijaya, Lukman. 2005.
No.1. Manajemen Perbankan. Ghalia
Indonesia. Jakarta.
142
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6
143