Anda di halaman 1dari 10

SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

ANALISIS CAPITAL ADEQUACY RATIO, FINANCING TO DEPOSIT


RATIO, NON PERFORMING FINANCING, DAN DANA PIHAK KETIGA
TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH
PERIODE 2011-2013

Nurul Mahmudah1, Ririh Sri Harjanti2


nmahmudah_89@yahoo.com
12
Dosen D3 Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Tegal

Abstrack

This study aimed to analyze the effect of capital adequacy ratio (CAR), Financing to Deposit
Ratio (FDR), Third Party Fund (DPK), and the level of revenue sharing on profitability (ROA) of
Islamic commercial bank that operates in Indonesia from 2011-2013. As well as to analyze the effect of
Non Performing Financing (NPF) to profitability (ROA) of Islamic banks operating in Indonesia from
2011-2013. The population in this study is an Islamic commercial bank registered in Bank Indonesia
within 2011-2013 research. Tests carried out using multiple linear regression. The test results showed
that the Capital Adequacy Ratio (CAR) significant positive effect on ROA. FDR (Financing Debt
Ratio), Third Party Fund (DPK), and the level of revenue sharing is effect on ROA. As well as non-
performing financing (NPF) no effect on ROA.

Keywords: Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing,
Third Party Funds, And Levels For Results and Profitability

1. Pendahuluan
Keberadaan bank syariah di Indonesia penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh
merupakan refleksi dari kebutuhan atas perbankan syariah secara konsisten
sistem perbankan alternatif yang lebih dapat mengalami peningkatan dengan
memberikan kontribusi positif untuk pertumbuhan sebesar 38,19% pada tahun
meningkatkan stabilitas sistem perbankan 2008 menjadi 46, 8% pada tahun 2009[2].
nasiolnal. Tujuan dari perbankan syariah Pertumbuhan perbankan syariah saat ini
adalah untuk menunjang pelaksanaan jauh melebihi perbankan konvensional
pembangunan nasional seperti melakukan dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun
fungsi untuk mendukung sektor riil melalui dalam jumlah aset masih terhitung jauh dari
pembiayaan sesuai dengan prinsip syariah perbankan konvensional akan tetapi dalam
yang mendukung pelaksanaan pembangunan hal rasio keuangan penyaluran pembiayaan
nasional dalam rangka pemerataan (FDR), Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
kesejahteraan rakyat [1]. (DPK), perolehan laba, perbankan syariah
Perbankan Syariah telah membuktikan memiliki daya saing terhadap perbankan
keberadaannya sebagai lembaga keuangan konvensional. Namun disamping
yang dapat bertahan di tengah-tengah krisis pertumbuhan yang cukup pesat tersebut
moneter pada tahun 1997 dan 1998. Belum timbul kekhawatiran bahwa perbankan
surut dari permasalahan krisis moneter pada syariah sangat rentan oleh resiko yang suatu
tahun 2008 ketika terjadi krisis keuangan saat secara tiba-tiba dapat menghadang dan
tingkat dunia di Amerika Serikat, ternyata menghancurkan perbankan syariah
keberadaan bank syariah tidak terkena sebagaimana krisis perbankan ditahun-tahun
dampak langsung dari krisis yang sebelumnya.
disebabkan oleh adanya kredit macet dari Keberadaan perbankan syariah yang
bank konvensional karna sistemnya yang semakin berkembang sejak adanya UU No.
menggunakan konsep ekonomi islam. Dalam 28 Tahun 2008 tentang perbankan syariah
ekonomi islam uang tidak identik dengan yang memberikan landasan yang lebih jelas
modal dan bunga kredit sedangkan dalam bagi bank syariah. Perkembangan perbankan
konsep ekonomi konvensional uang identik syariah di Indonesia terlihat dari jumlah
dengan modal. Hal ini dibuktikan dari bank umum syariah (BUS) yang sekarang

134
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

mencapai 11 bank, unit usaha syariah (UUS) perbankan adalah melihat tingkat
sebanyak 34 bank dan bank pembiayaan profitabilitasnya. Hal tesebut tarkait sejauh
rakyat syariah (BPRS) sebanyak 31 bank. mana bank mampu menjalankan usahanya
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa secara efisien yang berarti bank dapat
perkembangan bank syariah semakin banyak menjalankan usahanya yang diukur dengan
hadir di tengah-tengah perbankan membandingkan laba dengan aktiva atau
konvensional yang menunjukkan pula modal. Semakin tinggi profitabilitas suatu
semakin banyak masyarakat yang ingin bank maka semakin baik pula kinerja bank
memperoleh layanan jasa perbankan dengan tersebut [4].
menggunakan prinsip syariah [2]. Mengingat begitu pentingnya fungsi
Peningkatan jumlah jaringan perbankan dan peranan perbankan syariah di Indonesia,
syariah di Indonesia diiringi juga dengan maka pihak bank syariah perlu
meningkatnya total aset perbankan syariah. meningkatkan kinerjanya agar tercipta
Tahun 2008 total asset mencapat Rp49.555 perbankan dengan prinsip syariah yang sehat
miliar, tahun 2009 sebesar Rp66.090 Miliar, dan efisien.Profitabilitas merupakan
tahun 2010 sebsar Rp97.519 miliar, 2011 indikator yang paling tepat untuk mengukur
sebesar Rp145.166 miliar dan tahun 2012 kinerja suatu bank. Menurut Aristya (2010)
sebesar Rp195.018 miliar. Dengan melihat tingkat profitabilitas bank syariah di
total aset yang semakin meningkat Indonesia merupakan rasio yang dapat
perbankan syariah diharapkan mampu diukur dengan rasio laba terhadap asset
mengelola aset dengan efektif yang akhirnya (ROA) baik untuk kategori bank yang full
akan meningkatkan laba bank syariah itu fladge maupun untuk kategori Unit Usaha
sendiri karena total aset perbankan syariah Syariah [1,2].
yang semakin besar, hal tersebut akan Salah satu indikator yang digunakan
memberikan kontribusi tersendiri untuk untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah
mendorong pertumbuhan bank syariah. Oleh Return On Asset (ROA), karena ROA dapat
karena itu diharapkan dimasa yang akan digunakan untuk mengukur efektifitas
datang minat masyarakat terhadap perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
perbankan syariah semakin tinggi yang dengan memanfaatkan aktiva yang
akhirnya mampu meningkatkan peran dari dimilikinya. ROA digunakan untuk
perbankan syariah dalam mendukung mengukur profitabilitas bank karena Bank
stabilitas keuangan nasional [2]. Indonesia sebagai pembina dan pengawas
Meskipun perkembangan lembaga perbankan lebih mengutamakan nilai
keuangan syariah secara umum cukup pesat, profitabilitasnya yang diukur dengan aset
disisi lain dari segi aset, bank syariah masih yang dananya sebagian besar dari dana
berada pada level minor terhadap total aset simpanan masyarakat. Semakin besar ROA
perbankan nasional. Untuk saat ini total aset suatu bank semakin besar pula tingkat
bank syariah masih berada pada level 18,3% keuntungan yang dicapai bank dan semakin
(posisi Oktober 2013) dari total aset baik posisi bank tersebut dari segi
perbankan nasional. Maka sangat wajar penggunaan aset.
sekali percepatan jumlah aset menjadi target Faktor-faktor yang mempengaruhi
BI untuk dapat diujudkan pada tahun 2015 profitabilitas bank dapat bersumber dari
sebagai langkah untuk memaksimalkan berbagai kinerja profitabilitas yang
peranan bank syariah dalam perekonomian ditunjukkan oleh beberapa indikator. Rasio
nasional. Hal tersebut harus diimbangi profitabilitas yang penting bagi bank adalah
dengan perkembangan pada bidang lainnya ROA[5]. Rasio-rasio keuangan yang
seperti profesionalisme kinerja, tata kelola mempengaruhi ROA diantaranya CAR,
serta kematangan dalam NPF, dan FDR[6].
mengimplementasikan prinsip-prinsip
syariah[3].
Sebagai lembaga perbankan syariah
yang penting dalam perekonomian perlu
adanya pengawasan kinerja yang baik oleh
regulator perbankan. Salah satu indikator
untuk menilai kinerja keuangan suatu

135
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

Tabel 1: Data Pergerakan rasio keuangan bank profitabilitas perbankan sedangkan


umum syariah kepemilikan saham oleh perusahaan
Tahun ROA CAR FDR NPF (institusi) dan kurs Rupiah pada Dollar
2008 1,42% 12,81% 103,695% 1,42% tidak mempunyai pengaruh yang positif dan
2009 1,48% 10,77% 89,70% 4,01% signifikan terhadap profitabilitas
2010 1,67% 16,295% 89,67% 3,03% perbankan.
2011 1,79% 16,63% 88,94% 2,52% Penelitian Nahdi, Jaryono, dan
2012 2,14% 14,13% 100.00% 2,22% Najmudin (2012), hasil penelitiannya
Sumber: Statistik Perbankan Syariah menyatakan bahwa variabel CAR dan DR
BI tahun 2013 tidak berpengaruh signifikan terhadap
Dari tabel 1 terlihat jelas bahwa rasio- ROA, sedangkan variabel TATO
rasio keuangan dari tahun ke tahun berpengaruh positif terhadap ROA, BOPO
mengalami perubahan dan terdapat berpengaruh negatif terhadap TOA dan
beberapa perbedaan dengan teori yang DPK berpengaruh positif terhadap
menyatakan hubungan CAR, FDR, NPF ROA[15]. Penelitian Suryani (2011)
terhadap ROA.Pada tahun 2009 ketika tentang analisis pengaruh FDR terhadap
ROA naik 1,48%, NPF mengalami profitabilitas perbankan syariah di
kenaikan sebesar 4,01% dan berbeda halnya Indonesia hasil penelitiannya menunjukan
dengan rasio CAR dan FDR dimana pada bahwa variabel FDR tidak berpengaruh
tahun 2009 dan 2012 ketika rasio CAR signifikan terhadap ROA[4].
turun 10,77 % dan 14.13 % rasio ROA naik Dari fenomena gap tersebut dapat
menjadi 1,48% dan 2,14%. Begitu juga disimpulkan bahwa tidak setiap kejadian
halnya dengan FDR pada tahun 2009 dan empiris sesuai dengan data yang telah
2010 menunjukkan penurunan dimana rasio berkembang di perbankan syariah. Hal
turun masing-masing 89,70 %dan 89,67%, tersebut diperkuat dengan adanya research
rasio ROA justru mengalami kenaikan dari gap dalam penelitian-penelitian terdahulu.
1,48% dan 1,67%. Di mana penelitian yang dilakukan oleh
Menurut penelitian Dewi (2010) Astohar (2009) dan Stiawan (2009) bahwa
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi CAR berpengaruh positif dan signifikan
profitabilitas bank syariah di Indonesia terhadap ROA. bertentangan dengan
menunjukkan hasil bahwa capital adequacy penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi
ratio (CAR) dan financing to deposit ratio (2012) Aristya (2010), serta Nahdi, Jaryono
(FDR) tidak berpengaruh signifikan dan Najmudin (2012) bahwa CAR tidak
terhadap return on asset (ROA) sertanon berpengaruh signifikan terhadap ROA.
performing financing (NPF) dan Rasio Sama halnya dengan rasio NPF dalam
Operasional Efisiensi (ROE) berpengaruh penelitian Dewi (2010) bahwa NPF
signifikan terhadap Return on asset (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pada bank syariah di Indonesia[13]. ROA, bertentangan dengan penelitian yang
Menurut penelitian Astohar (2009) dilakukan oleh Rahardian (2004) bahwa
tentang analisis faktor-faktor yang rasio NPF tidak berpengaruh negatif dan
mempengaruhi profitabilitas perbankan di signifikan terhadap ROA.
Indonesia menyatakan bahwa faktor-faktor Penelitian ini dilakukan untuk menguji
yang mempengaruhi tingkat profitabilitas faktor-faktor yang mempengaruhi
diantaranya ukuran (size), capital adequacy profitabilitas Bank Umum Syariah di
ratio (CAR), pertumbuhan deposito, loan to Indonesia selama tahun 2011-2013. Adapun
deposit ratio (LDR) dan listed (kepemilikan variabel-variabel yang digunakan antara
bank oleh publik)[14]. Hasil yang diperoleh lain CAR, FDR, NPF, dana pihak ketiga,
adalah ukuran (size), capital adequacy ratio dan tingkat bagi hasil serta variabel
(CAR), pertumbuhan deposito, loan to Profitabilitas (ROA) untuk mengetahui
deposit ratio (LDR) dan listed (kepemilikan kinerja aset yang dimiliki bank syariah
bank oleh publik) mempunyai pengaruh dalam memperoleh laba.
yang positif dan signifikan terhadap Terkait dengan reseach gap tersebut,
penulis ingin menguji pengaruh variabel

136
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

CAR, FDR, NPF, DPK, dan Tingkat bagi 2 PT. Bank Syariah Mandiri
hasil terhadap ROA Bank Umum Syariah di 3 PT. Bank Syariah BRI
Indonesia. Adapun beberapa pertanyaan 4 PT. Bank Syariah BNI
peneliti dalam penelitian ini yaitu apakah 5 PT. Bank Syariah Mega
terdapat pengaruh variabel CAR, FDR, Indonesia
6 PT. Bank Panin Syariah
NPF, DPK, dan Tingkat Bagi Hasil
7 PT. Bank Syariah Bukopin
terhadap ROA Bank Umum Syariah di 8 PT. Bank Viktoria Syariah
Indonesia. 9 PT. Bank BCA Syariah
Sumber: Statistik Perbankan
2. Metode Penelitian Syariah BI 2013.
A. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam B. Definisi Operasional
penelitian ini adalah data sekunder berupa 1). Tingkat Profitabilitas
data time series untuk semua variabel yaitu Profitabilitas merupakan kemampuan
Return On Asset (ROA), Capital Adequacy suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dari aktivitas operasinya yang dihasilkan
Financing to Deposit Ratio (FDR), Dana dari kegiatan usahanya selama periode
Pihak Ketiga, dan Tingkat Bagi Hasil. Data tertentu.Variabel profitabilitas inidiukur
sekunder ini diperoleh dengan metode dengan Return On Asset (ROA). Semakin
pengamatan berupa Laporan Keuangan besar ROA suatu bank semakin besar pula
Tahunan (Annual Report) yang telah tingkat keuntungan yang dicapai bank
dipublikasikan oleh bank syariah di tersebut dan semakin baik pula posisi bank
Indonesia dari tahun 2011-2013. tersebut dari segi penggunaan aset[24].
Populasi dalam penelitian ini adalah Rasio ini menggambarkan produktivitas
bank umum syariah yang terdaftar di Bank bank dalam mengelola dana sehingga
Indonesia dalam kurun waktu penelitian menghasilkan keuntungan. Angka ROA
tahun2011-2013. Jumlah populasi sebanyak diperoleh dengan membandingkan laba
11 bank. Teknik pengambilan sampel bersih sebelum pajak dengan total aktiva.
dilakukan melalui metode purposive ROA dapat dirumuskan sebagai berikut[10].
sampling dengan tujuan untuk mendapatkan ROA = Laba sebelum pajak x 100%
sampel sesuai dengan tujuan penelitian. Total Asset
Metode purposive sampling merupakan 2). Capital Adequacy Rasio (CAR)
metode di mana pengambilan sampel Rasio Capital Adequacy Ratio
didasarkan pada beberapa pertimbangan merupakan rasio untuk mengukur
atau kriteria tertentu. Adapun kriteria yang kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
diambil dalam penelitian ini adalah: menunjang aktiva yang mengandung atau
1. Bank umum syariah di Indonesia yang menghasilkan risiko[24]. Capital Adequacy
telah dipublikasikan oleh Bank Ratio (CAR) pada bank syariah dihitung
Indonesia. dengan perbandingan antara modal sendiri
2. Tersedia data laporan keuangan tahunan terdiri dari modal inti dan modal pelengkap
selama kurun waktu penelitian tahun (maksimal 100% dari modal inti).
2011-2013. CAR = Modal sendiri x 100%
3. Bank Syariah yang memiliki data ATMR
lengkap dari tahun 2011-2013.
Berdasarkan kriteria tersebut maka 3). Non Performing Financing (NPF)
jumlah sampel yang digunakan dalam Non Performing Finance (NPF) yaitu
penelitian ini adalah 9 bank syariah. Sampel resiko akibat ketidakmampuan nasabah
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel mengembalikan jumlah pinjaman yang
2. berikut ini: diterima dari bank syariah beserta
Tabel 2 Sampel Penelitian imbalannya sesuai dengan jangka waktu
No. Nama Bank yang telah ditentukan.
1 PT. Bank Syariah
Muamalat Indonesia

137
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

Variabel tingkat resiko pembiayaan pembiayaan bagi hasil (mudharabah


diukur dengan Non Performing Financing dan musyarakah)[22]. Tingkat bagi
(NPF). Rasio ini menunjukkan pembiayaan hasil dapat dihitung dengan rumus.
bermasalah yang terdiri dari pembiayaan Tingkat Bagi Hasil = Total pendapatan bagi hasil atas pembiayaan bh x 100%
yang berklasifikasi lancar, kurang lancar, Total dana pembiayaan bagi hasil
diragukan dan macet[11]. NPF diukur
menggunakan skala pengukuran rasio yang C. Metode analisis data
ada pada laporan keuangan tahunan bank Metode analisis data dalam penelitian
syariah. ini menggunakan pengujian asumsi klasik
NPF = Pembiayaan bermasalah x 100% yang terdiri dari uji normalitas, uji
Total Pembiayaan autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji
heterokedastisitas. Serta menggunakan
4). Financing to Deposit Ratio (FDR) analisis rregresi linier berganda, pengujian
Rasio Financing to Deposit Ratio hipotesis dan uji adjusted R square dengan
(FDR yaitu jumlah pendanaan yang menggunakan program software SPSS.
dikeluarkan oleh bank syariah untuk
mendukung investasiyang telah 3. Hasil dan Pembahasan
direncanakan selama waktu tertentu dari A. Uji Asumsi Klasik
hasil penghimpunan dana pihak ketiga. Metode analisis regresi berganda
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan mensyaratkan dilakukan pengujian asumsi
indikasi semakin rendahnya kemampuan klasik. Jika asumsi klasik tidak terpenuhi
bank yang bersangkutan. Hal ini maka akan menyebabkan bias pada hasil
disebabkan karena jumlah dana yang penelitian. Uji asumsi klasik yang
diperlukan untuk pembiayaan menjadi dilakukan pada penelitian ini meliputi uji
semakin besar[18]. normalitas data, uji multikolinearitas, uji
FDR = Total Pembiayaan x 100% autokorelasi dan uji heterokedastisitas.
DPK
Tabel 3. Hasil Uji Asumsi Klasik
5). Dana Pihak Ketiga (DPK) Variabel Multikolinearitas Heteroskedastisi
Dana pihak ketiga adalah dana yang (VIF) tas (signifikan)
diperoleh dari masyarakat baik CAR 3,818 0,374
perorangan maupun badan usaha yang NPF 1,483 0,765
diperoleh bank dengan menggunakan FDR 1,738 0,264
berbagai instrument produk simpanan Ln_DPK 2,350 0,737
yang dimiliki oleh bank. Menurut TBH 1,915 0,067
Sinungan (2000) yaitu semakin Autokorelasi (DW) 1,856
meningkat pangsa pasar dana pihak Normalitas (Asyi. Sig.) 0,499
ketiga semakin meningkat kredit yang
diberikan. Total dana pihak ketiga a) Uji Normalitas Data
adalah dana yang diperoleh dari Untuk mendeteksi bahwa distribusi data
masyarakatdalam arti masyarakat dalam keadaan normal maka dilakukan uji
sebagai individu, perusahaan, kolmogorov smirnov dengan alat bantu
pemerintah, rumah tangga, koperasi, SPSS. Distribusi data dikatakan normal
yayasan dan lain-lain baik dalam mata apabila nilai asymptotic significance
uang rupiah maupun dalam valuta asing residualnya lebih besar dari 0,05[20]. Hasil
(GBPP)[28]. uji normalitas dapat dilihat pada Tabel.3.
DPK = Ln Total DPK Berdasarkan Tabel 3. diketahui nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) sebesar 0,499 lebih besar dari
6). Tingkat Bagi Hasil 0,05, berarti data telah berdistribusi normal.
Tingkat bagi hasil adalah hasil
usaha yang didapatkan oleh bank dari b) Uji Multikolinearitas Data
pembiayaan yang diberikan oleh Uji multikolinearitas dipergunakan
bank kepada nasabah melalui untuk menguji apakah pada model regresi

138
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

ditemukan adanya korelasi yang kuat dan hipotesis ketiga yang menyatakan terdapat
signifikan antara variabel bebas, suatu pengaruh signifikan antara FDR (Financing
model regresi dikatakan bebas Debt Ratio) terhadap ROA, ditolak.
multikolinearitas bila nilai VIF kurang dari c) Hipotesis 3
10[19]. Hasil uji multikolinearitas dapat Diperoleh nilai thitung variabel NPF
dilihat dalam Tabel 3. Dari hasil analisis sebesar 0,773 dan nilai signifikan sebesar
tersebut dapat di ketahui nilai VIF semua 0,448 lebih dari 0,05. Dengan demikian
variabel kurang dari 10 artinya tidak terjadi hipotesis kedua yang menyatakan terdapat
multikolinearitas. pengaruh negatif signifikan antara non
performing financing (NPF) terhadap ROA,
c) Uji Autokorelasi Data ditolak.
Uji autokorelasi dipergunakan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi d) Hipotesis 4
linier terdapat korelasi antara kesalahan Nilai thitung variabel DPK sebesar 1,345
pengganggu pada periode t dengan dan nilai signifikan sebesar 0,194 lebih dari
kesalahan pengganggu pada periode t-1 0,05. Dengan demikian hipotesis keempat
(sebelumnya). Untuk mendeteksi ada atau yang menyatakan terdapat pengaruh positif
tidaknya autokorelasi ini digunakan signifikan antara Dana Pihak Ketiga (DPK)
pendekatan uji durbin watson[29]: terhadap ROA, ditolak.
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat
dalam Tabel 3. Berdasarkan tabel tersebut e) Hipotesis 5
diketahui bahwa nilai Durbin-Watson Nilai thitung variabel tingkat bagi hasil
sebesar 1,856 pada range 1,66 sampai 2,34 sebesar 0,043 dan nilai signifikan sebesar
artinya tidak ada autokorelasi. 0,966 lebih dari 0,05. Dengan demikian
hipotesis keenam yang menyatakan terdapat
d) Uji Heteroskedastisitas pengaruh positif signifikan antara Tingkat
Uji heteroskedastisitas dipergunakan Bagi Hasil terhadap ROA, ditolak.
untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari C. Pembahasan
residual satu pengamatan ke pengamatan 1). Pengaruh CAR terhadap ROA
yang lain. Uji heteroskedastisitas Berdasarkan hasil uji regresi linear
menggunakan uji glejser.Hasil uji berganda yang telah dilakukan, diketahui
heteroskedastisitas dapat dilihat dalam bahwa CAR berpengaruh positif signifikan
Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 diketahui terhadap ROA. Hasil tersebut sesuai dengan
bahwa nilai signifikan semua variabel lebih hipotesis yang diajukan. Bahwa terdapat
dari 0,05, artinya model regresi telah pengaruh positif signifikan antara Capital
terbebas dari masalah Adequacy Ratio (CAR) terhadap ROA. Hal
heteroskedastisitas[19]. ini berarti jika Bank Umum Syariah
memiliki CAR yang tinggi dapat
B. Hasil Uji Hipotesis meningkatkan ROA, begitu pula
a) Hipotesis 1 sebaliknya. Hal ini didukung dengan data
Diperoleh nilai thitung variabel CAR penelitian di mana Bank Panin Syariah
sebesar 2,205 dan nilai signifikan sebesar memiliki CAR sebesar 61,98% pada tahun
0,039 kurang dari 0,05. Dengan demikian 2011, Bank BCA Syariah tahun 2011
hipotesis pertama yang menyatakan sebesar 45,9% dan Bank Victoria Syariah
terdapat pengaruh positif signifikan antara tahun 2011 sebesar 45,2%.
Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembentukan dan peningkatan peranan
ROA, diterima. aktiva bank sebagai penghasil keuntungan
harus memperhatikan kepentingan pihak-
b) Hipotesis 2 pihak ketiga sebagai pemasok modal bank
Di dapatkan nilai thitung variabel FDR sehingga bank harus menyediakan modal
sebesar -1,377 dan nilai signifikan sebesar minimum yang cukup[29]. Penetapan CAR
0,184 lebih dari 0,05. Dengan demikian pada titik tertentu dimaksudkan agar bank

139
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

memiliki modal yang cukup untuk investasi. Financing to Deposit Ratio


meredam kemungkinan timbulya resiko (FDR) merupakan rasio yang menyatakan
sebagai akibat berkembangnya ekspansi seberapa jauh kemampuan bank dalam
asset. Rendahnya CAR dikarenakan membayar kembali penarikan dana yang
peningkatan ekspansi asset beresiko yang dilakukan deposan dengan mengendalikan
tidak diimbangi dengan penambahan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber
modal, hal ini menyebabkan menurunnya likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini,
kesempatan bank untuk berinvestasi dan memberikan indikasi semakin rendahnya
menurunkan kepercayaan masyarakat likuiditas bank yang bersangkutan.
sehingga berpengaruh pada profitabilitas[19]. Penelitian ini konsisten dengan
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Suryani (2011), Nurkhosidah
penelitian Astohar (2009) dan Stiawan (2010), Dewi (2010) yang menemukan
(2009) yang menemukan bukti bahwa CAR bukti bahwa FDR tidak mempunyai
mempunyai pengaruh positif dan signifikan pengaruh terhadap probitabilitas (ROA).
terhadap probitabilitas (ROA). Namun tidak Namun tidak konsisten dengan penelitian
sejalan dengan penelitian Dewi (2010), Pramuka (2010), Stiawan (2009) dan
Aristya (2010) serta Nahdi, Jaryono, dan Damayanti (2013) yang menemukan bukti
Najmudin (2012) yang menemukan bukti bahwa FDR mempunyai pengaruh terhadap
bahwa CAR tidak mempunyai pengaruh probitabilitas (ROA).
terhadap probitabilitas (ROA). Manajemen
bank perlu mempertahankan nilai CAR 3). Pengaruh NPF terhadap ROA
sesuai dengan ketentuan karena dengan NPF tidak berpengaruh negatif
modal yang cukup maka bank dapat signifikan terhadap ROA. Hasil ini tidak
melakukan ekspansi usaha dengan lebih sesuai dengan hipotesis yang diajukan,
aman dalam rangka meningkatkan karena hipotesis yang diajukan adalah
profitabilitasnya[10]. terdapat pengaruh negatif signifikan antara
Non Perfoming Financing (NPF) terhadap
2). Pengaruh FDR terhadap ROA ROA.Hal ini dimungkinkan karena NPF
FDR tidak berpengaruh positif bank kecil sehingga tidak dapat
signifikan terhadap ROA.Hasil ini tidak mempengaruhi ROA. Berdasarkan data
sesuai dengan hipotesis yang diajukan, penelitian diketahui bahwa NPF bank
karena hipotesis yang diajukan adalah mengalami peningkatan walaupun tidak
terdapat pengaruh positif signifikan antara signifikan. Hal ini terlihat pada beberapa
Financing Debt Ratio (FDR) terhadap bank dari tahun 2011 sampai 2013 antara
ROA. Hal ini dimungkinkan karena FDR lain Bank Mandiri Syariah sebesar 2,42%,
rata-rata bank besar sehingga tidak dapat 2,82% dan 4,32%, Bank Bukopin Syariah
mempengaruhi ROA. Semakin tinggi rasio sebesar 1,74%, 4,59% dan 4,27% dan Bank
ini, memberikan indikasi semakin Victoria Syariah sebesar 1,94%, 2,41% dan
rendahnya likuiditas bank yang 3,31%.
bersangkutan. Hal ini dapat dilihat pada Risiko pembiayaan yang diterima bank
data penelitian, terdapat beberapa bank merupakan salah satu risiko usaha bank
yang memiliki lebih dari 100% seperti yang diakibatkan dari tidak dilunasinya
Bank BRI Syariah tahun 2012 dan 2013 kembali pinjaman yang diberikan atau
sebesar 100,96% dan 102,70%, Bank Panin investasi yang sedang dilakukan oleh pihak
Syariah tahun 2011 dan 2012 sebesar bank. Pengelolaan pembiayaan sangat
167,70% dan 105,66%, serta Bank Bukopin diperlukan oleh bank mengingat fungsi
Syariah tahun 2013 sebesar 100,29%. pembiayaan sebagai penyumbang
Pembiayaan dalam Bank Syariah, pendapatan terbesar bagi bank syariah.
menurut sifat penggunaannya dapat terbagi Tingkat kesehatan pembiayaan (NPF) ikut
atas pembiayaan produktif dan konsumtif. mempengaruhi pencapaian laba bank[11].
Sedang menurut keperluannya pembiayaan Penelitian ini konsisten dengan
dapat dibagi menjadi dua hal yaitu penelitian Nurkhosidah (2010) yang
pembiayaan modal kerja dan pembiayaan menemukan bukti bahwa NPF tidak

140
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

mempunyai pengaruh terhadap Tingkat bagi hasil tidak berpengaruh


probitabilitas (ROA). Namun tidak positif signifikan terhadap ROA.Hasil ini
konsisten dengan penelitian Pramuka tidak sesuai dengan hipotesis yang
(2010), Stiawan (2009) dan Dewi (2010) diajukan, karena hipotesis yang diajukan
yang menemukan bukti bahwa NPF adalah terdapat pengaruh positif signifikan
mempunyai pengaruh terhadap antara Tingkat Bagi Hasil terhadap
probitabilitas (ROA). ROA.Hal ini dimungkinkan karena tingkat
4). Pengaruh DPK terhadap ROA bagi hasil bank mengalami fluktuasi dan
DPK tidak berpengaruh positif cenderung mengalami penurunan. Hal ini
signifikan terhadap ROA. Hasil ini tidak dapat dilihat dalam data penelitian tingkat
sesuai dengan hipotesis yang diajukan, bagi hasil dari tahun 2011 sampai 2013
karena hipotesis yang diajukan adalah misalnya pada Bank BCA Syariah sebesar
terdapat pengaruh positif signifikan antara 45,78%, 25,19% dan 5,67%.
Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap ROA. Dalam menjalankan operasinya bank
Hal ini dimungkinkan karena tidak semua syariah tidak mengenal konsep bunga uang
DPK disalurkan dalam bentuk pembiayaan dan tidak mengenal peminjaman uang tetapi
sehingga tidak dapat mempengaruhi ROA. yang ada adalah kemitraan atau kerjasama
Hal ini dapat dilihat dalam data bawa masih (mudharabah dan musyarakah) dengan
banyak DPK yang tidak disalurkan secara prinsip bagi hasil, sementara peminjaman
maksimal dalam pembiayaan, misalnya uang hanya dimungkinkan untuk tujuan
pada Bank BCA Syariah memiliki DPK sosial tanpa adanya imbalan apapun,
dari tahun 2011 sampai 2013 sebesar sehingga dalam operasinya dikenal
864.100 juta, 1.261.800 juta dan 1.703.000 beberapa produk bank syariah antara lain
juta dengan nilai pembiayaan sebesar produk dengan prinsip mudharabah
206.713 juta, 464.426 juta dan 1.421.600 (perjanjian antara pihak pertama atau
juta. pemilik dana dan pihakkedua atau
Dana pihak ketiga adalah dana yang pengelola) dengan menyepakati nisbah bagi
diperoleh dari masyarakat baik perorangan hasil atas keuntunganyang akan diperoleh,
maupun badan usaha yang diperoleh bank sedangkan kerugian yang timbul menjadi
dengan menggunakan berbagai instrument risiko pemilikdana sepanjang tidak ada
produk simpanan yang dimiliki oleh bank. bukti bahwa pihak pengelola tidak
Semakin meningkat pangsa pasar dana melakukankecurangan. Di samping itu juga
pihak ketiga semakin meningkat kredit dikenal produk dengan musyarakah yaitu
yang diberikan (Irianti, 2013). Total dana perjanjian antar pihak untuk menyertakan
pihak ketiga adalah dana yang diperoleh modal dalam suatu kegiatanekonomi
dari masyarakat dalam arti masyarakat dengan pembagian keuntungan atau
sebagai individu, perusahaan, pemerintah, kerugian sesuai nisbah yang disepakati.
rumah tangga, koperasi, yayasan dan lain- Penelitian ini konsisten dengan
lain baik dalam mata uang rupiah maupun penelitian Kusumah (2013) yang
dalam valuta asing (GBPP)[18]. menemukan bukti bahwa bahwatingkat
Penelitian ini konsisten dengan bagihasil mengalami fluktuasi dengan
penelitian Sukma (2013) yang menemukan kecenderungan menurun setiap
bukti bahwa DPK tidak berpengaruh tahun.Namun tidak konsisten dengan
terhadap profitabilitas. Namun penelitian penelitian Avriani (2002) yang menemukan
ini tidak konsisten dengan penelitian Nahdi, bukti bahwa tingkat bagi hasil mempunyai
Jaryono, dan Najmudin (2012), Sudiyatno pengaruh terhadap probitabilitas (ROA).
dan Suroso (2010), Irianti (2013) serta
penelitian Damayanti (2013) yang 4. Kesimpulan
menemukan bukti bahwa DPK mempunyai Berdasarkan analisis yang telah
pengaruh terhadap probitabilitas (ROA). dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwaCapital Adequacy Ratio (CAR)
5). Pengaruh Tingkat Bagi Hasil terhadap berpengaruh terhadap ROA, hal ini berarti
ROA jika Bank Umum Syariah memiliki CAR

141
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

yang tinggi dapat meningkatkan ROA, [7] Barkah, Nurul. 2014. Analisis
begitu pula sebaliknya. FDR (Financing Penerapan Syariah Enterprie
Debt Ratio) tidak berpengaruh terhadap Theory pada Laporan Keuangan
ROA, hal ini karena FDR rata-rata bank menurut PSAK 101. Universitas
besar sehingga tidak dapat mempengaruhi Pendidikan Indonesia.
ROA. Semakin tinggi rasio ini, [8] Muhammad. 2005. Manajemen
memberikan indikasi semakin rendahnya Bank Syariah. UPP AMP YKPN.
likuiditas bank yang bersangkutan. Non Yogyakarta.
performing financing (NPF) tidak [9] Muhammad. 2009. Modul SH0rt
berpengaruh terhadap ROA, hal ini karena Course Bank Syariah. STEI.
NPF bank kecil sehingga tidak dapat Yogyakarta.
mempengaruhi ROA. [10] Aristya, Diah. 2010. Analisis
Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak Pengaruh Ukuran Perusahaan,
berpengaruh terhadap ROA, hal ini karena Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva
tidak semua DPK disalurkan dalam bentuk Produktif (KAP), dan Likuiditas
pembiayaan sehingga tidak dapat terhadap Kinerja Keuangan (Studi
mempengaruhi ROA. Tingkat Bagi Hasil pada Bank Umum Syariah di
tidak berpengaruh terhadap ROA, hal ini Indonesia Periode 2005-2009).
karena tingkat bagi hasil bank mengalami Universitas Diponegoro. Semarang.
fluktuasi dan cenderung mengalami [11] Dewi, Dhika Rahma. 2010. Faktor-
penurunan. faktor yang mempengaruhi
profitabilitas bank syariah di
5. Daftar Pustaka Indonesia. Universitas Diponegoro.
[1] Damayanti, Decy. 2013. Faktor- Semarang.
faktor yang mempengaruhi [12]Astohar. 2009. Analisis Faktor-
Profitabilitas bank Umum Syariah faktor yang mempengaruhi
periode 2008-2012. UIN Sunan profitabilitas perbankan di
Kalijaga. Yogyakarta Indonesia. Tesis. Universitas
[2] Statistik Perbankan Syariah Bank Diponegoro. Semarang
Indonesia. Oktober 2013. [13]Stiawan, Adi. 2009. Analisis
[3] Akmal, Huriyatul. 2008. Good Pengaruh Faktor Makro Ekonomi,
Corporate Governance dan Pangsa Pasar, dan Karakteristik
Manajemen Resiko di Bank Bank Terhadap Profitabilitas Bank
Syariah. Tesis. UIN Sunan Syariah. Thesis UNDIP.Semarang.
Kalijaga. Yogyakarta. [14] Werdaningtyas, Hesti. 2002. Faktor
[4] Suryani. 2010. Analisis Pengaruh yang Mempengaruhi Profitabilitas
Financing To Deposit Ratio (FDR) Bank Take Over Pramerger di
Terhadap Profitabilitas Perbankan Indonesia. Jurnal Manajemen
Syariah di Indonesia. Jurnal Indonesia. Vol. I, No. 2.
Walisongo. Vol.19. No.1. [15]Kusumah, Reza Prawira. 2013.
[5] Nasser, Etty dan Titik, Aryati. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil
2000. Model Analisis CAMEL terhadap Profitabilitas Bank
Untuk Memprediksi Financial Syariah. Repository UPI.EDU
Distress Pada Sektor Perbankan Universitas Pendidikan Indonesia.
Yang Go Publik. Jurnal JAAI, Vol, Bandung.
4, No.2. [16]Avriani, Afni. 2002. Pengaruh
[6] Usman, Bahtiar. 2003. Analisis Tingkat Bagi Hasil Terhadap
Rasio Keuangan Dalam Profitabilitas Pada Bank Syariah.
Memprediksi Perubahan Laba Pada Pustaka Ilmiah. Universitas
Bank-Bank di Indonesia.Media Padjajaran. Bandung.
Riset Bisnis dan Manajemen, Vol.3, [17] Dendawijaya, Lukman. 2005.
No.1. Manajemen Perbankan. Ghalia
Indonesia. Jakarta.

142
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

[18] Sinungan, Muchdarsyah. 2000.


Manajemen Dana Bank.
Intermedia.Jakarta
[19]Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi
Analisis Multivariate dengan
Program SPSS. Badan Penerbit
UNDIP. Semarang.
[20]Baraba, Achmad. 1999. Prinsip
Dasar Operasional Perbankan
SyariahProduk-produk dan
Tantangannya. Majalah Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan
(BankIndonesia), Vol.2 No.3.

143

Anda mungkin juga menyukai