Anda di halaman 1dari 4

salam

Perkenalan

Jelaakan topik dan tujuan

Kontrak waktu

Sebelimnya apakah bu dan bapak dan bapaak mengetauhui ap iti ska ?

Defenisi

Sindrom koroner akut merupakan suatu kondisi gawat darurat yang terjadi akibat
berkurangnya atau berhentinya aliran darah yang menuju ke jantung secara tiba-tiba.
Kondisi ini ditandai dengan suatu nyeri dada yang khas, yang dirasakan seperti tertindih
benda berat. Oleh masyarakat awam, gejala ini sering disebut sebagai angin duduk.
Arteri koroner berfungsi untuk membawa darah yang kaya oksigen ke otot jantung. Jika
terjadi penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner, maka angina atau yang
umum disebut sebagai serangan jantung, akan terjadi.

Etiologi

Sindrom koroner akut biasanya disebabkan oleh aterosklerosis, yaitu terbentuknya plak atau
tumpukan kolestrol pada dinding arteri koroner yang mengakibatkan penyumbatan aliran
darah ke jantung.

Rilantono (1996) mengatakan masalah yang sesungguhnya pada SKA terletak pada
penyempitan pembuluh darah jantung. Penyempitan ini diakibatkan oleh 4 hal yaitu :

1. Adanya timbunan lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat konsumsi


kolesterol yang tinggi.

2. Sumbatan (trombosit) oleh sel bekuan darah (thrombus)

3. Vasokontriksi (penyempitan pembuluh darah akibat kejang terus menerus.

4. Infeksi pada pembuluh darah

Selain itu, sindrom koroner akut juga dapat terjadi akibat penggunaan zat
tertentu, seperti kokain dan nikotin, yang bisa memicu spasme atau penyempitan
arteri koroner secara tiba-tiba.
Faktor resiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami


sindrom koroner akut, antara lain:
1. Memasuki usia tua

2. Menderita tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi

3. Memiliki berat badan berlebih atau menderita obesitas

4. Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung atau stroke

5. Kurang olahraga atau aktivitas fisik

6. Menderita diabetes

7. Merokok atau menyalahgunakan obat-obatan terlarang

Gejala paling umum dari sindrom koroner akut adalah nyeri dada yang sangat mengganggu.
Nyeri bisa terasa seperti tertindih benda berat atau rasa tidak nyaman yang tidak bisa
dijelaskan lokasinya. Terkadang, rasa nyeri bisa menjalar hingga ke rahang dan lengan. Nyeri
dada pada sindrom koroner akut biasanya berlangsung lebih dari 15 menit dan tidak
membaik dengan istirahat.

Beberapa gejala lain yang dapat muncul saat mengalami sindrom koroner akut adalah:

1. Keringat dingin

2. Sesak napas

3. Sakit kepala dan pusing seperti ingin pingsan

4. Mual atau muntah

5. Gelisah

6. Denyut jantung tidak teratur(aritmia)

Penanganan
Sindrom koroner akut adalah kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan
segera agar tidak menimbulkan kematian. Biasanya, setelah ditangani di IGD, pasien
juga akan dirawat di unit perawatan jantung intensif (ICCU) selama beberapa hari.
Sindrom koroner akut merupakan suatu kondisi gawat darurat yang harus segera
mendapatkan pertolongan serta perawatan intensif. Dokter harus segera memberikan
penanganan begitu pengidap sampai di rumah sakit. Penanganan awal yang diberikan
berupa pemberian oksigen. Selanjutnya, setelah diagnosis ditegakkan, dokter dapat
melakukan penanganan, seperti:

1. Pemberian obat-obatan
a. Obat vasodilator, seperti Nitrogliserin untuk melebarkan pembuluh darah
jantung, memperbaiki aliran darah ke jantung, serta meredakan nyeri dada.
b. Obat antikoagulan, seperti Aspirin, Clopidogrel, dan antikoagulan lainnya
untuk mencegah pembekuan darah.
c. Obat golongan opioid, seperti Morfin atau Fentanil untuk meredakan nyeri
dada yang parah.
d. Obat golongan beta blocker untuk mengurangi beban kerja jantung.
e. Obat antihipertensi untuk mengendalikan tekanan darah.
f. Obat penurun kolesterol untuk mencegah robeknya plak aterosklerosis, yang
dapat menyumbat pembuluh darah.
2. Prosedur operasi:
a. Operasi angioplasti koroner untuk memasang cincin (stenting) jantung.
b. Operasi bypass jantung  untuk memperbaiki aliran darah ke jantung.

Pencegahaan
1. Olahraga teratur 3-5 kali seminggu, durasi 30 menit
2. Kontrol tekanan darah
3. Kontrol gula darah
4. Hindari minum minuman beralkhohol.

Anda mungkin juga menyukai