Berdasarkan dari berbagai macam penelusuran sejarah oleh sejarawan masih belum dapat
dipastikan siapa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Berdasarkan beberapa prasasti menyebutkan seperti,
Prasasti Kedukan Bukit (682 Masehi) menyebutkan nama Dapunta Hyang, dan prasasti Talang
Tuo (684 Masehi) memperjelasnya menjadi Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Pada prasasti tersebut
menyebutkan bahwa Dapunta Hyang dianggao sebagai raja Kerajaan Sriwijaya. Tidak ada
penjelasan yang menyatakan bahwa Dapunta Hyang adalah pendiri kerajaan Sriwijaya.
(Pemerintahan Berbentuk Kerajaan)
Raja-raja Sriwijaya
Berikut adalah nama raja-raja Sriwijaya yang sedikit banyak disepakati oleh para ahli
setelah Dapunta Hyang Sri Jayanasa:
1. Sri Indrawarman
2. Raja Dharanindra
3. Raja Samaratungga
4. Rakai Pikatan
5. Balaputradewa
6. Sri Udayadityawarman
7. Sri Culamaniwarman/Cudamaniwarmadewa
8. Sri Marawijayatunggawarman
9. Sri Sanggramawijayatunggawarman
Berdasarkan data sejarah menyebutkan bahwa Raja Balaputradewa dianggap sebagai raja
yang membawa Sriwijaya ke puncak kegemilangan Kerjaan Sriwijaya. Masa kegemilangan
tersebut terus berlanjut hingga Raja Sri Marawijaya. Masa gemilang Kerajaan Sriwijaya terus
berlanjut dengan dasar Kerjaan Sriwijaya banyak memperoleh kemenangan dengan Kerajaan
Jawa pada 922 M dan 1016 M. Dilanjutkan berperang dengan Kerajaan Cola pada tahun 1017
dan 1025 serta berhasil menawan raja Sri Sanggramawijaya.
Sumber-Sumber dari sejarah Arab dan Persia menyatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya
dikuasai oleh Maharaja yang kaya-raya. Kegiatan ekonomi utama menghasilkan barus, gajah,
cengkih, cendana, dan pala. Sri Culamani menguasai Sumatra Timur dan Semenanjung Melayu.
Memasuki abad ke-XI kekuasaan Sriwijaya meliputi Jawa, bahkan beberapa sumber menyatakan
Ceylon, Madagaskar, dan Thailand bagian selatan. Sriwijaya terkenal dengan kapal-kapal
pengawal pedagang, dan membunuh siapa saja yang singgah tanpa izin ke dermaga kerajaan
Sriwijaya.