Nama penyusun:
Matthew Roberto Mandey
NIM:
21031062
Kelas:
1D D4 TMPP
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia dewasa ini sudah mulai berkembang tingkat perindustriannya. Alat perindustrian yang
biasanya dilakukan secara manual, sudah mulai ditinggalkan dengan beralih ke teknik yang lebih
cepat dan efisien. Akan tetapi, di samping cepat dan efisien, masih ada efek pengikut lainnya yang
tidak bisa diabaikan begitu saja, seperti misalnya peluang kecelakaan kerja yang meningkat dan juga
penyakit yang bisa ditimbulkan baik pada pekerja maupun lingkungan sekitarnya.
Kecelakaan kerja merupakan salah satu masalah bagi sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita
tidak hanya berupa kerugian materi namun timbulnya korban jiwa pekerja. Kehilangan sumber daya
manusia ini merupakan kerugian bagi perusahaan karena diperlukan waktu untuk mencari atau
mendidik sumber daya manusia yang sesuai perusahaan. Kerugian yang langsung yang tampak dari
timbulnya kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan. Sedangkan biaya
tak langsung yang tidak tampak ialah kerusakan alat-alat produksi, penataan manajemen
keselamatan yang lebih baik, penghentian alat produksi, dan hilangnya waktu kerja.
Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi risiko kecelakaan dalam
pekerjaan terutama di industri. Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan
oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi
tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan
baik.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian APD
Alat pelindung diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap bahaya-bahaya
kecelakaan (Suma’mur, 1991). Atau bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila
usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun
pemakaian APD bukanlah pengganti dari usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
Alat pelindung diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya kecelakaan yang
mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa
ketentuan yang diperlukan. Menurut ketentuan Balai Himpunan Pekerja Kesehatan, syarat-syarat alat
pelindung diri adalah:
1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik atau
bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
4. Bentuknya harus cukup menarik.
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan
bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam menggunakannya.
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.
Pasal 3 ayat (1) butir f: memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
Pasal 9 ayat (1) butir c: pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap
tenaga kerja baru tentang APD bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
Pasal 12 butir b: dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga
kerja untuk memakai APD yang diwajibkan.
Pasal 14 butir c: pengurus diwajibkan menyediakan secara cuma-cuma alat perlindungan
diri yang diwajibkan pada pekerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja.
Pasal 2 ayat (1) menyebutkan pengusaha wajib menyediakan alat perlindungan diri bagi
pekerja/buruh di tempat kerja.
Pasal 5 menyebutkan pengusaha atau pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan
memasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan alat perlindungan diri di
tempat kerja.
Pasal 6 ayat (1) menyebutkan pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja
wajib memakai atau menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko.
Pasal 7 ayat (1) menyebutkan pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen
alat perlindungan diri di tempat kerja.
Kelebihan :
1. Mengurangi resiko akibat kecelakan kerja yang terjadi baik sengaja maupun tidak
sengaja
3. Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan administrasi tidak
berfungsi dengan baik.
4. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja agar terlindungi dari bahaya
kerja.
Kekurangan :
1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepat
dan perawatannya yang tidak baik
2. Fungsi dari ADP ini hanya untuk mengura gi akibat dari kondisi yang berpotensi
menimbulkan bahaya bukan untuk menyelamatkan nyawa.
6. APD tak memenuhi persyaratan standar karena perawatannya tidak baik dan kualitasnya
buruk.
8. APD yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter (digunakan untuk
menahan frekuensi tertentu pada tahanan yang berubah- ubah dan lain-lain) dan
penyerap (cartridge).
5. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat
atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk
sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
6. Tali Pengaman (Safety Harness)
Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan
menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter. Berguna untuk
melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada
pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler.
Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg.
Jenis :
Penggantung unifilar
Penggantung berbentuk U
Gabungan penggantung unifilar dan bentuk U
Penunjang dada (chest harness)
Penunjang dada dan punggung (chest waist harness)
Penunjang seluruh tubuh (full body harness)
9. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di
tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
10. Pelindung wajah (Face Shield)
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja
(misal pekerjaan menggerinda).
B. SARAN
1) Setiap pekerja sebaiknya menggunakan APD.
2) Penyuluhan tentang APD kepada semua masyarakat agar dapat mengurangi angka
kecelakaan.
3) Penggunaan APD sebaiknya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja.
4) Pemantauan terhadap APD harus rutin dilakukan, agar dalam
penggunaan lebih optimal.