Anda di halaman 1dari 5

BAB SHALAT

1. Ani melakukan sholat maghrib ,ketika selesai sholat ,ani mengetahui kalau di tangannya masih
terdapat cat. Bagaimana hukum sholatnya ani ?
Jawab : tidak syah.karena wudlunya ani tidak syah ,di karenakan ada mani’ yang menghalangi
sampainya air pada kulit.

2. Tanya: Bagaimana hukumnya adzan sebelum khotib di atas mimbar (adzan pertama), dan
bagaimana hukumnya Muraqqi membaca: Ma’asyiral muslimin dan seterusnya, dan bagaimana
hukumnya mengucapkan “amin” sewaktu khotib berdoa?
Jawab: Adapun adzan pertama, hukumnya sunnah, tentang bacaannya Muraqqi di dalam soal itu
adalah bid’ah hasanah. Adapun ucapan “amin” sewaktu khotib membaca do’a tidak dengan suara
keras, maka hukumnya tidak jauh dari sunnah

3. Antara sholat fardu dan sholat ba’diyah apabila di selani dengan sholat lain apakah boleh ?
apabila boleh afdhol atau tidak ?
Jawab : Boleh, akan tetapi sholat ba’diyah magrib yg afdhol di temukan / Tidak di sela – selani .

4. Dimana tempat yang betul untuk seorang istri berjama’ah dengan Suaminya ?
Jawab : Tepat di belakang Imam agak mundur sedikit.

5. Seseorang (A) terlambat berangkat sholat jum'at kemudian tertinggal satu rekaat dari imam. Dia
melakukan sholat jumat bersama imam dan mengganti satu rekaat yang tertinggal. Tiba-tiba ada
orang lain (B) yang niat sholat jum'at dan bermakmum pada orang tersebut (A). Bagaimana hukum
sholat jum'at si B?
Jawab: Shalat jum'atnya sah. Makmum masbuq pada sholat jum'at (si A), jika dia masih bisa
menemui rukuk rokaat kedua dari imam dan terus bersama imam sampai salam maka dia cukup
menambah satu rokaat setelah salamnya imam dengan syarat sholat jum'ah tersebut sah. Makmum
masbuq yang datang setelah rukuk rokaat kedua imam maka dia (si A) wajib niat sholat jum'at
walaupun sholat dhuhur yang lazim baginya, -waqila boleh niat sholat dhuhur-. Ketika masbuq
menyempurnakan sholatnya setelah salamnya imam, kemudian ada orang lain yang baru datang (si
B) dan bermakmum kepada masbuq tersebut maka orang yang ikut masbuq (si B) tesebut juga sah
sholat jum'atnya asalkan sholat jum'atnya masbuq (si A) sah.

6. Ada sholat jama’ah Imam nya ketika akan berdiri dari tahiyat awal Duduk Istirahat dulu dg
membacatakbir,sehinggama’mumnyalang sung berdiri mendahului imam karena punya anggapan
bahwa imam nya sudah berdiri, ma’mum tersebut sholatnya batal atau tidak?

1
Jawab : Tidak, karena hanya mendahului setengah rukun.

7. Ada 10 orang masuk masjid, mereka melihat orang orang shalat berjamaah sedang dalam tasyahud
akhir. Apakah 10 orang yang baru datang itu langsung ikut berjamaah jadi makmum masbuk semûa
atau melaksanakan shalat berjamaah baru lagi ?
Jawab: Dalam hal ini ada perbedaan pendapat :
1. Menurut qoul Imam Al-Qodli Husain sunnah mengikuti imam yang pertama dan tidak membuat
jama'ah baru.
2. Menurut qoul Imam Al-Mutawalli demikian juga qoul dari Al-Qodli Husain di tempat lain
menyatakan sunnah membuat jama'ah baru, ini yang mu’tamad.
Namun yang lebih utama bagi seseorang makmum masbuq (atau makmum yang ketinggalan
sebagian sholat dalam berjama'ah) dan ia masih berharap ada (atau membuat) jama'ah baru, maka
baginya yang lebih utama menunggu atau membuat jama'ah baru agar ia mendapat semua bagian
sholat jama'ahnya dari awal hingga selesai selama waktunya masih luas, namun jika waktunya
sempit maka yang lebih utama adalah langsung bergabung dengan jama'ah yang pertama.

8. Bagaimana rekaat makmum masbuq dalam sholat jum'at, apakah cukup menamba rekaat sehingga
jumlahnya menjadi 2 rekaat atau menambah rekaat sehingga menjadi seperti sholat dhuhur (4
rekaat)?
Jawab: Jika dia masih bisa menemui rukuk rokaat kedua dari imam dan terus bersama imam sampai
salam maka dia cukup menambah satu rokaat setelah salamnya imam dengan syarat sholat jum'at
nya sah. Makmum masbuq yang datang setelah rukuk rokaat kedua imam, maka dia wajib niat
sholat jum'at walaupun sholat dhuhurlah yang lazim baginya, waqila boleh niat sholat dhuhur.
Ketika masbuq menyempurnakan sholatnya setelah salamnya imam, kemudian ada orang lain yang
baru datang dan bermakmum kepada masbuq tersebut, maka orang yang ikut masbuq tesebut juga
sah sholat jum'atnya asalkan sholat jum'atnya masbuq yang menjadi imamnya sah.

9. Sholat jum’ah jama’ahnya lebih dari 40 orang, lalu lain hari kurang Dari 40 orang. Hal tersebut
apakah wajib I’adah sholat dhuhri ?
Jawab : Tidak wajib. Tapi sunah menurut qoul yang membolehkan sholat Jum’ah kurang dari 40
orang.

10. Bagaimana hukumnya seorang ma’mum masbuq yang berma’mum pada ma’mum masbuq lainnya
setelah imam mereka salam ?
Jawab : Hukumnya makruh dalam sholat selain jumat, untuk sholat jumat hukumnya tidak sah.

BAB ZAKAT

2
1. Apa pengertian jakat secara bahasa dan syara’ adalah
Jawab : Zakat menurut Lughat, berarti membersihkan dan berkembang; sedang menurut istilah
syara’, adalah nama sesuatu yang dikeluarkan dari harta atau badan, dengan kctentuan.

2. Hukum mengeluarkan zakat mal adalah bagi yang sudah memenuhi syarat wajib adalah
Jawab : Wajib, karena oang tersebut sudah memenuhi sarat untuk mengeluarkan zakat mal

3. Apa hukum orang yang menentang kewajiban zakat ?


Jawab : Bagi orang yang menentang hukum wajib zakat, adalah kafir, yang enggan
menunaikannya, hams diperangi dan diambil zakat darinya secara paksa, sekalipun ia tidak
memerangi.

4. Berapa jumlah zakat emas dan perak yang terdapat di kitab Fathul Mu’in sesuai timbangan mekah ?
Jawab : maka zakat dari emas adalah 20 mitsqal, dan zakat perak yang mencapai 200 dirham

5. Apakah membayar zakat wajib bagi orang muslim walaupun orang tersebut tidak mukallaf ?
Jawab : Wajib zakat bagisetiap orang Islam, sekalipun tidakmukalaf. Maka bagi walinya yang
berkewajiban mengeluarkan zakat dari harta orang yang tidakmukalaf. Dikecualikan dari ketentuan
"muslim", jika pemilik harta itu seorang yang kafir asli. Karena itu, baginya tidak berkewajiban
mengeluarkan zakat, sekalipun setelah Islam.

6. Ketika seseorang menghilangkan status kemilikannya dengan cara menjual atau menukar atas harta
yang terkena zakat dengan tujuan khilaf. Bagaimana hukum perbuatannya tersebut ?
Jawab : Makruh, karena perbuatan itu berarti menyingkirkan ibadah

7. Berapa besar zakat makanan pokok yang harus di keluarkan jika mendapatkan pengairan tanpa
biaya ?
Jawab : Zakat yang hams dikeluarkan dari barang-barang tersebut di atas adalah 10%,jika
pengairannya tanpa biaya, misalnya dengan air hujan.

8. Berapa Besar Zakat Fitrah yang dikeluarkan ?


Jawab : Besar zakat yang dikeluarkan menurut para ulama adalah sesuai penafsiran terhadap hadits
adalah sebesar satu sha' (1 sha'=4 mud, 1 mud=675 gr) atau kira-kira setara dengan 3,5 liter atau
2.7 kg makanan pokok (tepung, kurma, gandum, aqith) atau yang biasa dikonsumsi di daerah
bersangkutan (Mazhab syafi'i dan Maliki)

9. Kapan Waktu Pengeluaran Zakat Fitrah ?


Jawab : Kewajiban zakat fitrah tersebut mulai terbenam matahari akhir Ramadhan, yaitu dengan
mendapatkan akhir bulan Ramadhan dan awal Syawal.

3
10. Apakah seseorang budak yang mukatab wajib membayar zakat ?
Jawab : Zakat Fitri juga tidak wajib atas seorang budak Mukatab, sebab pemilikannya dianggap
lemah. Karena itu, ia tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah, juga dalam masaiah nafkah terhadap
kerabatkerabatnya. Juga karena kebebasan dirinya, maka zakat fitrah tidak dibebankan atas
sayidnya.

BAB PUASA

1. Apa pengertian puasa menurut bahasa dan syara’ ?


Jawab Puasa menurut bahasa artinya "menahan". Sedang menurut istilah syara’ adalah menahan
diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa dengan syarat-syarat yang dituturkan.

2. Kapan turun perintah kefarduan untuk melaksanakan ibadah puasa ?


Jawab : Perintah-perintah mengerjakan puasa difardukan pada buianSya'ban tahun ke-2 Hijriah.
Puasa itu sendiri termasuk kekhususan umat Islam.

3. Apakah orang yang fasik dan budak wajib melaksanakan puasa ?


Jawab : Orang yang fasik, budak dan wanita wajib mengerjakan puasa sebab mereka sendiri
meiihat hilal.

4. Apa saja kesunahan didalam ibadah puasa


Jawab : 1. Menyegerakan berbuka, 2. Mengakhirkan Sahur, dan 3. Meninggalkan berbicara kotor

5. Ketika sesorang sudah mengi’tiqodkan kebenaran pemberitaan orang fasik, Apak wajib bagi orang
tersebut melaksanakan puasa ?
Jawab : Begitu juga wajib puasa bagi orang yang mengiktikadkan kebenaran pembentaan orang
fasik atau murahiq (orang yang mendekati akil balig), bahwa mereka telah meiihat hilal dengan
mata kepala sendiri, atau bahwa hilal telah tampak di daerah lain, yang sama mathla'-nya (yang
sama garis bujurnya. Yaitu terbenam matahari, bintang-bintang serta terbitnya di dua daerah
tersebut, terjadi dalarn satu waktupun). Kewajiban yang berpangkal dari pemberitaan orang fasik
dan seterusnya, adalah meliputi hubungannya dengan awal ataupun akhir, demikianlah menurut
pendapat Al-Ashah

6. Apa saja perkara yang membatalkan puasa ?


Jawab : 1. Semacam jimak atau makan, bukan yang sedang lupa, bahwa ia sedang berpuasa,
sekalipun jimak, makan dan sesamanya yang dilakukan adalah banyak. 2. Melakukan Onani, 3.
Sengaja bermuntah-muntah, 4. Kemasukan benda yang tampak (bukan udara), sekalipun hanya
4
sedikit -ke dalam bagian yang disebut jauf (rongga dalam) orang yang tersebutkan di alas (sengaja,
tahu hnkumnya dan tidak terpaksa).

7. Apakah puasa orang yang menelan ludahnya yang suci bisa membatalkan puasa ?
Jawab : Puasa tidak batal sebab menelan ludah yang masih murni kesuciannya, yang ditelan dari
sumbemya yaitu seluruh daerah mulut-, sekalipun setelah terlebih dahulu dikumpulkan
didammulut-demikian menurut pendapat Al-Ashah-, dan sekalipun pengumpulannya itu dilakukan
setelah dirangsang dengan mengunyah semacam kemenyan mustaka. Jika menelan air ludah yang
terkumpul sendiri, maka secara pasti tidak membatalkan puasa.

8. Jika seseorang dalam keadaan puasa ingin mandi dengan caa menyelam ke dalam air, lalu terlanjur
ada air yang masuk kedalam jauf(lubang) telinga atau hidung. Apakah perkara tersebut bisa
membatalkan Puasa ?
Jawab : jika mandinya dilakukan dengan menyelam ke air, lalu terlanjur ada air yang masuk ke jauf
telinga atau hidung,sekalipun dalam mandi wajib, maka puasanya batal, sebab menyelam itu adaiah
hukumnya makruh.

9. apa saja sebab seseoang diperbolehkan berbuka pada puasa wajib ?


jawab : 1. Sebab terkena sakit yang berbahaya, 2. Sebab dalam perjalanan yang diperbolehkan
qashar shalat 3. Sebab khawatir kerusakan(sakit atau binasa) jika berpuasa.

10. Apa hukuman orang yang merusak puasa dengan cara bersetubuh dengan istrinya ?
Jawab : Orang yang merusak puasanya dengan persetubuhan yang dianggap dosa sebab sedang
berpuasa, adalah wajib mengqadha puasanya dan membayar kafarat (memerdekakan seorang budak
mukmin; kalau tidak mampu, maka harus berpuasa dua bulan berturut-turut; kalau tidak mampu
berpuasa, sebab sakit atau lanjut usia, maka wajib memberi makan 60 orangKm' fakir atau miskin
sebesar 1 mud makanan pokok yang lumrah bagisetiaporang. Kewajiban tersebut harus diniati
membayar kafarat) dengan berlipat ganda, berapa hari puasa yang dirusaknya, sekalipun yang
dirusak kemarin belum dipenuhi kafaratnya. Kewajiban ini tidak terbebankan alas orang yang
merusak puasanya dengan onani atau makan (ia hanya wajib mengqadha puasa saja).

Anda mungkin juga menyukai