OLEH
KELOMPOK 6:
1. ERLI JALFRIANA HANAS (1810020055)
2. NURHAKIKI (1810020050)
3. STEVANUS WILLA (1810020053)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
perlindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul“GREENING
CORPORATIO DAN KEBIJAKAN LINGKUNGAN ” ini dengan baik.Terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang menjadi masukan bagi kami, agar makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang Pembelanjaan Lingkungan Tahunan Perusahaan dan Batas Sistem.
Penulis
3
DAFTER ISI
COVER.............................................................................................................................1
KATA PENGATAR.........................................................................................................2
DAFTER ISI.....................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1...........................Latar Belakang....................................................................................
................................................4
1.2..................... Rumusan Masalah....................................................................................
................................................4
1.3...................................... Tujuan ....................................................................................
................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................5
1. Greening Corporation...........................................................................................5
1.1......Kekuatan perubahan....................................................................................
....................................5
1.2. Eksternal Mempengaruhi Perubahan Lingkungan.........................................5
1.3. Internal Mempengaruhi Perubahan Lingkungan...........................................6
1.4. Pengukuran Performance dan Penilaian Sistem............................................7
2. Kebijakan Lingkungan.........................................................................................7
2.1. Elemen Untuk Memenuhi persyaratan ISO 14001........................................7
2.2.. Persyaratan Tambahan....................................................................................
....................................9
2.3. Defenisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan................................................9
2.4. Perkembangan Dan Motif Tanggung Jawab Sosial....................................12
2.5. Model Tanggung Jawab Sosial perusahaan.................................................15
2.6. Peraturan Perundangan CSR........................................................................16
BAB III PENUTUP........................................................................................................18
3.1. KESIMPULAN.......................................................................................................18
3.2. SARAN....................................................................................................................18
DAFTER PUSTAKA.....................................................................................................19
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LAT
AR BELAKANG
Memasuki era yang modern atau lebih dikenal dengan globalisasi, masalah demi
masalah muncul sebagai akibat yang ditimbulkan oleh era tersebut. Tidak dapat dipungkiri
bahwa setiap makhluk hidup utamanya manusia tidak dapat lepas dari dampak globalisasi
tersebut, karena makhluk hiduplah pelaku utama dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu,
setiap manusia harus senantiasa waspada terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan
oleh kegiatan yang dilakukannya terutama dalam melakukan hal-hal yang berkaitan
dengan lingkungan.
Aspek yang paling sensitif terhadap dampak era yang serba industri seperti sekarang
ini adalah lingkungan. Besar kecilnya kegiatan manusia pasti akan berdampak pada
kualitas lingkungan. Dengan demikian, manusia sebagai pelaku utama lingkungan harus
senantiasa mengendalikan dan menjaga lingkungan agar tidak mengalami kerusakan.
Di Indonesia, masalah lingkungan merupakan masalah yang cukup serius yang harus
segera diatasi. Lingkungan hidup Indonesia yang dulu dikenal sangat ramah dan hijau kini
seakan berubah menjadi ancaaman bagi masyarakatnya. Betapa tidak, tingkat kerusakan
lingkungan di indonesia sangat besar. Pencemaran lingkungan dan aktifitas penebangan
hutan secara illegal merupakan penyebab utamanya.
1.2. RU
MUSAN MASALAH
1. Apa itu Greening Corporation ?
2. Apa itu Kebijakan lingkungan ?
1.3. TUJ
UAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. GREENING CORPORATION
1.3.
INTERNAL MEMPENGARUHI PERUBAHAN LINGKUNGAN
(KARYAWAN)
Kemampuan karyawan telah ditingkatkan dalam pembelajaran manajemen senior dan
dapat melanjutkannya. Hal ini mungkin menjadi langkah awal yang paling sukses dalam
perubahan awal organisasi dan kebudayaannya jika masalah lingkungan menjadi serius.
MANAJEMEN SENIOR
Tingkatan dalam Pengembangan Sistem Manajemen Lingkungan
7
1.4.
PENGUKURAN PERFORMANCE DAN PENILAIAN SISTEM
Ini adalah point dimana “lingkungan” harus ada di setiap prosedur dan kebijakan
perusahaan. Yang paling penting, isu lingkungan harus menjadi faktor inti dalam perancangan
dan pengoperasian system keuangan dan sistem penilaian performance, perangsang dan
reward.
Tiga indikator performance lingkungan :
1. Indikator Operasional : mengukur potensi tekanan dalam lingkungan, seperti
membakar bahan bakar fosil atau mengubah sumber hutan menjadi pabrik kertas.
2. Indikator manajemen : mengukur usaha untuk mengurangi efek lingkungan, seperti
penggunaan efisiensi energi oleh perusahaan atau program pelatihan lingkungan.
3. Indikator Kondisi lingkungan : mengukur kualitas lingkungan seperti konsentrasi
polusi udara atau perubahan iklim global.
2. KEBIJAKAN LINGKUNGAN
ISO 14001 mensyaratkan bahwa manajemen puncak organisasi menetapkan
kebijakan lingkungan bagi organisasi. Apa maksud dari kebijakan lingkungan
8
Kebijakan lingkungan ISO 14001 adalah kebijakan yang menguraikan maksud dan
arahan bagaimana perusahaan akan berhubungan dengan efeknya pada lingkungan secara
keseluruhan. Pernyataan ini perlu datang dari manajemen puncak, karena itu adalah panduan
bagaimana setiap individu dalam perusahaan akan melakukan pekerjaan mereka dalam
kaitannya dengan dampak lingkungan. Ha ini adalah di mana Anda menampilkan apa
komitmen perusahaan Anda dalam mengendalikan dan meningkatkan dampak lingkungan
yang Anda buat.
2.1. ELE
MEN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN ISO 14001
1. Kesesuaian organisasi – Poin yang tidak benar-benar perlu ditulis dalam kebijakan;
melainkan adalah sesuatu yang perlu diingat sepanjang penulisan kebijakan.
Kebijakan lingkungan harus sesuai dengan dampak lingkungan dari kegiatan Anda.
Jika Anda adalah perusahaan yang sangat bergantung pada penggunaan dan
pembuangan bahan kimia, maka memiliki kebijakan lingkungan yang difokuskan pada
limbah yang dibuat oleh kantin Anda adalah salah.
praktisnya dalam Kebijakan, tapi hal ini harus menjadi sesuatu yang dapat dengan
mudah Anda delegasikan pada seseorang pada audit.
5. Kerangka tujuan dan sasaran – Di sinilah Anda masuk ke informasi rinci yang
berlaku untuk perusahaan Anda. Anda akan perlu menyiapkan rencana untuk
mencapai beberapa tujuan dan sasaran yang terkait dengan meningkatkan pengaruh
Anda pada lingkungan, dan ini harus konsisten dengan kebijakan lingkungan Anda.
Jika Anda menetapkan kebijakan untuk memantau dan mengurangi dampak
lingkungan Anda yang berhubungan dengan menghilangkan bahan kimia berbahaya
yang digunakan dalam penciptaan produk Anda, maka tujuan dan target akan akhirnya
harus berhubungan dengan ini. Jangan meletakkan sesuatu ke dalam kebijakan Anda
yang tidak dapat ditindaklanjuti dengan rencana perbaikan Anda.
2.2. PER
SYARATAN TAMBAHAN
Seiring dengan persyaratan di atas pada apa yang perlu dalam kebijakan, ada persyaratan
tambahan tentang cara membuat kebijakan dan apa yang perlu dilakukan dengan kebijakan.
tetapi karyawan harus bisa memahami apa yang dimaksud dan bagaimana mereka
terlibat dalam mencapai tujuan.
2.3. DEF
INISI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Schermerhorn (1993) memberi definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai
suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam
melayanai kepentingan organisasi dan kepentingan public eksternal.
Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan mengintegarasikan
kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku
kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. ( Nuryana,
2005 ). Meskipun sesungguhnya memiliki pendekatan yang relative berbeda, beberapa nama
lain yang memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan TSP antara lain, Investasi Sosial
Perusahaan( corporate social Investment/investing), pemberian perusahaan ( Corporate
Giving), kedermawanan Perusahaan ( Corporate Philantropy ).
Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh
perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni tanggung jawab dalam
makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna
liability atau tanggung jawab yuridis atau hukum.
1. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility
Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian bahwa
responsibility is having the character of a free moral agent; capable of determining one’s acts;
capable deterred by consideration of sanction or consequences. (Tanggung jawab itu memiliki
karakter agen yang bebas moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan
oleh sanki/hukuman atau konsekuensi).
Setidaknya dari pengertian tersebut, dapat kita ambil 2 kesimpulan :
a). Harus ada kesanggupan untuk menetapkan suatu perbuatan; dan
b). Harus ada kesanggupan untuk memikul resiko atas suatu perbuatan.
11
2. Equalisasi hak-hak publik. Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk
meminta pertanggungjawaban perusahaaan atas berbagai masalah sosial yang sering
kali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakin menuntut
akuntabilitas (accountability) perusahaan bukan saja dalam proses produksi,
melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap berbagai
dampak sosial yang ditimbulkannya.
3. Aquariumisasi dunia industri. Dunia kerja ini semakin transparan dan terbuka
laksana sebuah akuarium .Perusahaan yang hanya memburu rente ekonomi dan
cenderung mengabaikan hokum, prinsip, etis,dan, filantropis tidak akan mendapat
dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar
perusahaan seperti ini di tutup.
4. Feminisasi dunia kerja. Semakin banyaknya wanita yang bekerja semakin menuntut
dunia perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan internal organisasi, seperti
pemberian cuti hamil dan melahirkan, kesehatan dan keselamatan kerja, melainkan
13
2.4. PER
KEMBANGAN DAN MOTIF TANGGUNGJAWAB SOSIAL
Sebagaimana dinyatakan Porter dan Kramer (2002) diatas, Pendapat yang
menyatakan bahwa tujuan ekonomi dan sosial adalah terpisah dan bertentangan adalah
pandangan yang keliru. Perusahaan tidak berfungsi secara terpisah dari masyarakat
sekitarnya. Oleh karena itu Piramida Tanggungjawab Sosial Perusahaan yang dikemukakan
oleh Archie B. Carrol harus dipahami sebagai satu kesatuan. Karenanya secara konseptual,
TSP merupakan Keedulian perusahaan yang didasari 3 prinsip dasar yang dikenal dengan
istilah Triple Bottom Lines yaiu, 3P :
1. Profit, perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi
yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
2. People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia.
Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian
beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan
kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang
merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat
3. Plannet, Perusahaan peduli terhadap lingkunga hidup dan berkelanjutan
keragaman hayati. Beberapa program TSP yan berpijak pada prinsip ini biasanay
berupa penghijaunan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan
permukiman, pengembangan pariwisata (ekoturisme ) dll.
Secara Tradisional, para teoritisi maupun pelaku bisnis memiliki interprestasi yang
keliru mengenai keuntungan ekonomi perusahaan. Pada umumnya mereka berpendapat
mencari laba adalah hal yang harus diutamakan dalam perusahaan. Diluar mencari laba hanya
akan menggangu efisiensi dan efektifitas perusahaan. Karena seperti yang dinyatakan Milton
Friedman, Tanggungjawab Sosial Perusahaan tiada lain dan harus merupakan usaha mencari
laba itu sendiri ( Saidi dan Abidan (2004:60)
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability development) dapat juga berarti menjaga
pertumbuhan jumlah penduduk yang tetap sepadan dengan kapasitas produksi sesuai dengan
14
Tahapan/Paradigma
Motivasi
Karitatif Filantropis Kewargaan
Semangat/Prinsip Agama, Tradisi, Norma, etika, dan Pencerahan diri dan
Adat hukum universal: rekonsiliasi dengan
redistribusi kekayaan ketertiban sosial
Misi Mengatasi masalah Menolong sesame Mencari dan
sesaat/saat itu mengatai akar
masalah :
memberikan
kotribusi kepada
masyarakat
Pengelolaan Jangka Pendek dan Terencana,terorganisasi, Terinternalisasi
Parsial dan terprogram dalam kebijakan
perusahaan
Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/ dana abadi Professional :
keterlibatan tenaga-
16
tenaga ahli
didalamnya
Penerima Manfaat Orang Miskin Masyarakat Luas Masyarakat luas dan
perusahaan
Kontibusi Hibah social Hibah pembangunan Hibah sosial maupun
pembangunan dan
keterlibatan sosial
Inspirasi Kewajiban Kemanusiaan Kepntingan bersama
Sumber : Dikembangkan dari Saidi dan Abidin (2004:69)
2.5. MO
DEL TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Menurut Saidi dan Abidin ( 2004:64-65) ada empat model pola TSP di Indonesia :
1. Keterlibatan langsung, Perusahaan menjalankan program TSP secara
langsung dengan menyelengarakan sendiri kegaiatn social atau menyerahkan
sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, Perusahaan mendirikan
yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupaka adopsi
dari model yang lazm diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju.
3. Bermitra dengan pihak lain, Perusahaan menyelenggarakan TSP melalui
kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi pemerintah (Ornop), Instansi
Pemerintah, Universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun
dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium, perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang
didirikan untuk tujuan social tertentu.
2.6. PER
ATURAN PERUNDANGAN CSR
Pada bulan September 2004, ISO (International Organization for Standardization)
sebagai induk organisasi standarisasi internasional, berinisiatif mengundang berbagai
pihak untuk membentuk tim (working group) yang membidani lahirnya panduan dan
standarisasi untuk tanggung jawab sosial yang diberi nama ISO 26000: Guidance
Standard on Social Responsibility. ISO 26000 menyediakan standar pedoman yang
bersifat sukarela mengenai tanggung tanggung jawab sosial suatu institusi yang
mencakup semua sektor badan publik ataupun badan privat baik di negara berkembang
17
maupun negara maju. Dengan Iso 26000 ini akan memberikan tambahan nilai terhadap
aktivitas tanggung jawab sosial yang berkembang saat ini dengan cara:
1). Mengembangkan suatu konsensus terhadap pengertian tanggung jawab sosial dan
isunya;
2). Menyediakan pedoman tentang penterjemahan prinsip-prinsip menjadi kegiatan-
kegiatan yang efektif; dan
3). Memilah praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang dan disebarluaskan untuk
kebaikan komunitas atau masyarakat internasional.
Apabila hendak menganut pemahaman yang digunakan oleh para ahli yang
menggodok ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility yang secara konsisten
mengembangkan tanggung jawab sosial maka masalah SR akan mencakup 7 isu pokok
yaitu:
1. Pengembangan Masyarakat
2. Konsumen
3. Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat
4. Lingkungan
5. Ketenagakerjaan
6. Hak asasi manusia
7. Organizational Governance (governance organisasi)
ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu
organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan
lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yang:
Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat;
Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder; Sesuai hukum yang berlaku dan
konsisten dengan norma-norma internasional; Terintegrasi di seluruh aktivitas
organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa.
Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan sosial responsibility hendaknya
terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi yang mencakup 7 isu pokok diatas. Dengan
demikian jika suatu perusahaan hanya memperhatikan isu tertentu saja, misalnya suatu
perusahaan sangat peduli terhadap isu lingkungan, namun perusahaan tersebut masih
mengiklankan penerimaan pegawai dengan menyebutkan secara khusus kebutuhan
pegawai sesuai dengan gender tertentu, maka sesuai dengan konsep ISO 26000
perusahaan tersebut sesungguhnya belum melaksanakan tanggung jawab sosialnya
secara utuh.
18
19
BAB III
PENUTUP
3.1. KESI
MPULAN
Sepuluh langkah mencapai lingkungan yang unggul :
1. Membentuk dan mengembangkan kebijakan lingkungan
2. Menyiapkan program-program
3. Menyusun organisasi dan pegawai
4. Mengalokasikan sumber yang cukup
5. Investasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai lingkungan
6. Mendidik dan berlatih
7. Mengawasi, memeriksa, dan melaporkan
8. Mengikuti perkembangan aegenda penghijauan
9. Mendukung program lingkungan
10. Membantu membangun jembatan diantara bermcam-macam ketertarikan.
Kebijakan lingkungan ISO 14001 adalah kebijakan yang menguraikan maksud dan
arahan bagaimana perusahaan akan berhubungan dengan efeknya pada lingkungan secara
keseluruhan. Pernyataan ini perlu datang dari manajemen puncak, karena itu adalah
panduan bagaimana setiap individu dalam perusahaan akan melakukan pekerjaan mereka
dalam kaitannya dengan dampak lingkungan. Ha ini adalah di mana Anda menampilkan
apa komitmen perusahaan Anda dalam mengendalikan dan meningkatkan dampak
lingkungan yang Anda buat.
3.2. SARA
N
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca dari berbagai kalangan
pada umumnya, dan bagi masyarakat ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Jurusan Akuntansi Universitas Nusa Cendana Kupang. Penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=makalah%20tanggung%20jawab%20sosial
%20perusahaan&source=web&cd=1&ved=0CB4QFjAA&url=http%3A%2F
%2Fbocahbancar.files.wordpress.com%2F2009%2F01%2Fmakalah-tanggungjawab-sosial-
perusahaan.doc&ei=0W0_UNy1B5CJrAeH34GYCA&usg=AFQjCNGIL2RX7J0W99MIlVB2B
58cBQctvA
http://www.scribd.com/doc/95830265/Greening-Corporation-Kebijakan-Lingkungan
https://isoindonesiacenter.com/panduan-kebijakan-lingkungan-iso-140012015/#:~:text=Apa
%20itu%20Kebijakan%20Lingkungan%3F,efeknya%20pada%20lingkungan%20secara
%20keseluruhan.