Anda di halaman 1dari 10

MAZHAB PERENCANAAN DARI ATAS:

KARAKTERISTIK DAN IMPLEMENTASI TEORI PERENCANAAN


RASIONAL KOMPREHENSIF
Disusu guna memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Perencanaan (PTPW6704)

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Hadi Wahyono, M.A (HW).

Ir. Agung Sugiri M.P.St (AS).


Dr. –Ing. Prihadi Nugroho, S.T, M.T, M.P.P (PN).

Disusun Oleh:

Putri Rahmah As Sari


21040118120054

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPENOGORO
SEMARANG
2021

1
LATAR BELAKANG
Perencanaan adalah suatu tahapan yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
melibatkan pengambilan keputusan didalamnya untuk mencapai tujuan tertentu dengan sasaran
yang tepat di masa depan menggunakan sumber daya yang ada saat ini (Conyers & Hills, 1984
dalam Nursini, 2010). Perencanaan adalah sebuah upaya dalam rangka menemukan paradigma
yang lebih baik dalam menghadapi permasalahan baik dalam skala kota maupun regional,
berangkat dari permasalahan tersebut mulai berkembang teori-teori perencanaan sebagai
panduan dalam melaksanakan perencanaan (Wijaatmaja, 2015). Menurut Djunaedi (2012),
Perencanaan adalah gabungan antara teori dan praktek. Karena bertujuan untuk masa depan,
maka perencanaan dilakukan dengan berpegangan pada teori perencaan yang tepat. Teori
memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman pada pelaku perencanaan mengenai
permasalahan yang akan diselesaikan, bagaimana menentukan prioritas pelaksanaan, menjadi
strategi dalam pemecahan masalah, sebagai alat untuk mengetahui tahapan dalam pembuatan
keputusan dan sebagai alat evaluasi terhadap perencanaan yang dilakukan (Nursini, 2010)
Pada dasarnya, teori terkait perencanaan memiliki banyak ragam menyesuaikan cakupan
perencanaan yang begitu luas dan kompleks. Teori perencanaan memiliki banyak komponen,
maka dari itu tidak ada suatu perencanaan yang ideal karena tidak ada satu teori perencanaan
yang ideal juga (Friedman, 1995). Dalam praktiknya, perencanaan tidak dikembangkan
berdasarkan teori, akan tetapi teori perencaaan berkembang dari usaha yang dilakukan manusia
untuk menyelesaikan permasalahan pada lingkungan hidupnya (Nazaruddin, 2015).
Perencanaan rasional komprehensif adalah salah satu dari banyak ragam teori
perencanaan yang diterapkan dalam perencanaan di Indonesia. Menurut Ichsan (2020),
pendekatan rasionalitas dalam proses perencanaan adalah sebuah siklus yang sistematis dan
menggunakan pendekatan ilmiah dalam mengambil keputusan yang logis. Maka dari itu,
perencanaan dengan pendekatan rasional dianggap sebagai dasar dalam perencanaan
komprehensif. Perencanaan komprehensif memiliki karakteristik utama yaitu pemerintah
merupakan karakter utama dalam merancang perencanaan dan merumuskan kebijakan (Setyono
& Yunus, 2017).
Dengan kondisi keberagaman karakteristik di Indonesia, maka dalam perencanaannya
penggunaan pendekatan rasional-komprehensif dipertimbangkan sebagai salah satu pendekatan
yang tepat untuk mencakup perbedaan karakteristik tersebut menjadi satu kesatuan. Perencanaan

1
rasional komprehensif masih diterapkan hingga saat ini dalam perencanan tata ruang. Sesuai
dengan karakteristiknya, dalam perencanaan menggunakan pendekatan rasional komprehensif,
pemerintah memiliki peran yang sangat sentral dalam pelaksanaannya. Walaupun perencanaan
dilakukan secara rasional dan komprehensif, dalam keberjalanannya masih terdapat beberapa
kendala yang menghambat proses perencanaan karena banyak aspek yang terbatas dan sulit
untuk dipenuhi. Artikel ini membahas lebih lanjut mengenai bagaimana karakteristik dari teori
perencanaan rasional komprehensif serta bentuk pengimplementasiannya di Indonesia.

TUJUAN
Tujuan penulisan artikel secara umum adalah sebagai media pembelajaran bagi
mahasiswa untuk memahami perencanaan rasional komprehensif sebagai salah satu teori
perencanaan dalam mazhab perencanaan dari atas. Adapun tujuan khusus dari penulisan artikel
adalah sebagai berikut;
1. Menjelaskan secara ringkas bagaimana latar belakang munculnya teori perencanaan
rasional komprehensif
2. Menjelaskan lebih lanjut karakteristik perencanaan rasional komprehensif
3. Memberi contoh implementasi teori perencanaan rasional komprehensif di Indonesia

KAJIAN KARAKTERISTIK TEORI PERENCANAAN RASIONAL KOMPREHENSIF


Rasionalitas memiliki definisi sebagai cara berfikir dengan pendekatan ilmiah dalam
analisisnya untuk memecahkan suatu permasalahan serta memikirkan solusi sebagai pemecah
permasalahan tersebut (Alexander, 1986 dalam Djunaedi, 2012). Rasionalitas merupakan dasar
dari aliran perencanaan rasional komprehensif. Teori perencanaan komprehensif sendiri adalah
suatu model perencanaan yang cakupan pelaksanaanya secara menyeluruh dalam artian memiliki
skala yang besar dan proses pengembilan keputusan yang kompleks (Nursini, 2010).
Model perencanaan rasional komprehensif mulai dikembangkan pada tahun 1920-an,
dimana pada tahun tersebut perencanaan guna tanah yang komprehensif dalam lingkup
perencanaan kota adalah model perencanaan yang banyaj diterapkan di berbagai kota Amerika
dan Eropa. Model perencanaan rasional komprehensif sangat dipengaruhi oleh pandangan
positivisme dan Cartesian-Newtonian. Perencanaan rasional komprehensif dikembangkan
dengan asumsi yang relevan pada masanya. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut
(Nursini, 2010):

2
a. Rasional adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dan cara berprilaku manusia
b. Informasi sempurna sehingga pemecahan masalah tidak mengalami hambatan karena
kekurangan data, kemampuan dan biaya
c. Diasumsikan bahwa fakta itu benar tanpa mempertimbangkan kemungkinan sistem
kepercayaan subyektif
d. Suatu peristiwa selalu memiliki urutan rasional-deduktif, sehingga kejadian tidak terduga
tidak dipertinbangkan dalam model perencanaan ini
Menurut Ichsan (2021), perencanaan komprehensif dilakukan pada banyak aspek
kehidupan seperti kependudukan, fisik, sosial, ekonomi, infrastruktur dan lain sebagainya.
Output yang dihasilkan dari banyak aspek tersebut dituangkan dalam suatu produk rencana fisik
dan tata ruang. Beberapa komponen utama dalam proses perencanaan komprehensif yakni
sebagai berikut.
a. Identifikasi Masalah: dalam melakukan identifikasi terhadap masalah terlebih dahulu
dilakukan pengumpulan data kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi
b. Artikulasi Tujuan: dalam melakukan perencanaan dirumuskan tujuan yang berorientasi
pada pengembangan kondisi saat ini untuk menuju kondisi yang diinginkan di masa
depan
c. Merumuskan prediksi dan proyeksi: melakukan perkiraan terhadap suatu aspek di masa
depan menggunakan data-data masa sekarang. Melakukan prediksi dan proyeksi
bertujuan untuk menemukan solusi terhadap perkiraan kebutuhan dan hambatan
d. Desain alternatif sebagai respon alternatif terhadap kebutuhan dan permasalahan
e. Uji perencanaan: bertujuan untuk menguji suatu perencanaan untuk mengetahui
hambatan dan potensi yang telah diperhitungkan
f. Evaluasi dan monitoring terhadap salah satu aspek perencanaan
g. Implementasi, merupakan kondisi apakah perencanaan dapat dilaksanakan atau tidak

Model perencanaan rasional komprehensif memiliki 5 tahapan dalam memecahkan


permasalahan yang dihadapi masyarakat. Langkah pertama adalah merumuskan dan
mengelaborasikan tujuan perencanaan, selanjutnya menyusun program terkait perencanaan dan
menetapkan tindakan aksi, kemudian membandingkan hasil evaluasi terhadap konsekuensi,
setelahnya meemilih alternatif perencanaan dan penerapan terhadap alternatif yang terpilih. Hasil

3
dari pelaksanaan 5 tahapan tersebut adalah rancangan pengembangan bersifat fisik dan disusun
secara jelas, rinci dan sistematis (Banfield, 1955 dalam Nursini, 2010).
Perencanaan rasional dalam pelaksanaannya membutuhkan keandalan, ketersediaan dan
validitas data yang tinggi karena dilakukan dalam cakupan faktor internal dan faktor eksternal
sebanyak-banyaknya. Sehingga ukuran kuantitatif merupakan persyaratan dalam berlangsungnya
suatu sistem yang akan direncanakan dalam pendekatan rasional-komprehensif (Saraswati,
2010). Maka dari itu, model perencanaan rasional komprehensif adalah model perencanaan yang
memperjuangkan kesempurnaan dalam pengambilan keputusan kebijakan dengan harapan
menghasilkan produk perencanaan yang baik. Dengan karakteristik tersebut, model perencanaan
ini dipertimbangkan untuk merencanakan suatu perencanaan untuk jangka panjang.
Sebagai generasi pertama teori perencanaan, corak perencanaan rasional komprehensif
masih menjadi pegangan dalam pelaksanaan perencanaan di Indonesia. Praktik rencana tata
ruang misalnya, baik rencana tata ruang pada tataran Kabupaten/Kota bercorak rasionalitas
(mengedepankan logika dan asumsi deduktif), sentralistik (peran legislatif yang tinggi),
determinisik (menyeragamkan model perencanaan dengan tujuan efisiensi), dualisme
(memisahkan ranah teori dan praktik), elitis dan prosedural (Nazaruddin, 2015).

CONTOH IMPLEMENTASI
Penataan ruang di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2007. Penataan ruang adalah satu kesatuan dari sistem perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian terhadap ruang. Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana
umum dan rencana rinci tata ruang yang terbabagi menurut hierarkinya. Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten/Kota adalah salah satu dari 3 hierarki rencana umum tata ruang.
Kota Denpasar merupakan salah satu kota di Provinsi Bali. Provinsi Bali sendiri
merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang pertama kali merencanakan tata ruang
wilayahnya. Pada tahun 2007, Pemerintah Kota Denpasar melakukan revisi terhadap Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berlaku saat itu karena banyak perubahan yang terjadi di
lapangan akibat perkembangan pesat kota, revisi ini disahkan pada tahun 2011 dalam Peraturan
Daerah Kota Denpasar Noor 27 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Denpasar Tahun 2011-2031.
Dalam penyusunan RTRW terdapat banyak pihak yang terlibat didalamnya, para pihak
dan kepentingan berpengaruh tersebut adalah sebagai berikut:

4
Tabel 1. Pihak Berkepentingan dalam Penyusunan RTRW Kota Denpasar
Institusi yang Terlibat Peran
Bappeda Kota Denpasar Merumuskan kebijakan teknis meliputi bidang sosial budya,
perekonomian, sarana dan prasarana, pemerintahan dan aparatur,
pendataan dan pelaporan, serta bidang penelitian dan
pengembangan. Bappeda terlibat dalam proses penyusunan
RTRW mulai dari tahap evaluasi hingga pembahasan substansi
Kepala Desa dan Lurah se- Berperan dalam menyampaikan permasalahan pada desa dan
Kota Denpasar lurahnya masing-masing
DPRD Kota Denpasar Dalm penyusunan RTRW terlibat dalam pembahasan laporan
penyusunan database, pembahasan materi ranperda, sinkronisasi
substansi RTRW Kabupaten Gadung dan Gianyar serta
memberikan persetujuan dan pengesahak Ranperda menjadi
Perda RTRW
Asosiasi Profesi Sebagai pihak yang ikut membahas dan mempertanyakan
substansi yang disusun
Bappeda Kabupaten Badung Sebagai pihak yang terlibat dalam tahap Sinkronisasi dan
dan Kabupaten Gianyar Harmonisasi Substansi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Denpasar dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Badung dan Kabupaten Gianyar
Bappeda Provinsi Bali Berperan dalam tahapan pembahasan laporan penyusunan
database; serta rapat koordinasi kelompok kerja perencanaan tata
ruang bkprd provinsi bali
Dinas Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali terlibat dalam tahap rapat
Provinsi Bali koordinasi kelompok kerja perencanaan tata ruang BKPRD
Provinsi Bali dalam pembahasan Ranperda Kota Denpasar
tentang RTRW Kota Denpasar.
Badan Lingkungan Hidup Terlibat dan ikut dalam rapat pembahasan RTRW untuk
Provinsi Bali membahas aspek RTH yang dimuat dalam RTRW
Dinas Kelautan dan Terlibat dalam pembahasan aspek kelautan yang dimuat dalam
Perikanan Provinsi Bali RTRW Kota Denpasar

5
Gubermur Bali Berperan dalam pemberian persetujuan substansi Ranperda
tentang RTRW Kota Denpasar kepada Menteri Pekerjaan Umum
Menteri Pekerjaan Umum Berperan dalam pemberian persetujuan substansi Ranperda
tentang RTRW Kota Denpasar untuk diproses dengan ketentuan
perundang-undangan
Sumber: Wijaatmaja, 2015
Proses dalam melakukan penyusunan RTRW Kota Denpasar adalah sebagai berikut:
1. Rapat evaluasi RTRW
2. Pembahasan laporan penyusunan database terstruktur dan evaluasi RTRW Kota Denpasar
3. Penyusunan materi teknis RTRW Kota Denpasar
4. Pembahasan materi ranperda RTRW Kota Denpasar dalam sidang pansus I DPRD Kota
Denpasar
5. Sinkronisasi dan harmonisasi substansi teknis RTRW Kota Denpasar dengan RTRW
Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar
6. Rapat koordinasi kelompok kerja perencanaan tata ruang BKPRD Provinsi Bali dalam
pembahasan Ranperda Kota Denpasar tentang RTRW Kota Denpasar
7. Rekomendasi Gubernur Bali tentang pemberian persetjuan substansi Ranperda Kota
Denpasar tentang RTRW Kota Denpasar kepada Menteri Pekerjaan Umum
8. Persetujuan substansi Ranperda Kota Denpasar tentang RTRW Kota Denpasar tahun
2010-2030 oleh Menteri Pekerjaan Umum
9. Persetujuan penetapan Ranperda menjadi Perda Kota Denpasar tentang RTRW Kota
Denpasar
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar adalah salah satu bentuk
pengimplementasian perencanaan dengan pendekatan rasional komprehensif. Berikut merupakan
beberapa faktor yang menjadi identifikasi penyusunan RTRW sebagai perencanaan rasional
komprehensif:
1. Penyusunan dilakukan secara sistemats, dimana setiap tahapan baru dapat dilakukan
setelah tahapan sebelumnya terlaksana
2. Substansi yang disusun dalam RTRW dianalisis secara ilmiah dengan data yang
terstruktur untuk kemudian dianalisis. Analisis dilakukan pada banyak cakupan berupa
analisis pengembangan wilayah, penyusunan kebijakan dan strategi pengembangan

6
wilayah, penyusunan rencana tata ruang wilayah kota, menyusun arahan pemanfaatan
ruang dan menyusun ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
3. Aktivitas perencanaan dalam penyusunan RTRW Kota Denpasar bersifat teknis dan
berpusat pada lembaga negara seperti yang terlihat pada Tabel 1., dalam hal ini
khususnya aktivitas berpusat pada Bappeda Kota Denpasar

KESIMPULAN
Pendekatan rasional komprehensif dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
Kota bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada kota/wilayah tersebut
menggunakan analisis yang rasional dan pada segala cakupan yang berkaitan dengan kehidupan
manusia. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dengan model perencanaan rasional
komprehensif memiliki keunggulan karena produk yang dihasilkan dengan pendekatan keilmuan
dan menggunakan data yang valid sebagai dasar analisisnya (Ichsan, 2020). Perencanaan
dilakukan dalam cakupan luas sehingga memungkinkan untuk pemberian beragam alternatif
pada aspek-aspek yang mengalami hambatan. Perencanaan dengan model pendekatan rasional-
komprehensif juga memiliki gambaran menyeluruh terhadap kemungkinan-kemungkinan yang
mungkin terjadi.
Meskipun begitu, sejarah mencatat bahwa pendekatan rasionalistik dalam perencanaan
baik pada skala kota maupun regional banyak menuai kritik bahkan dinyatakan gagal, terutama
dalam hal kurangnya akomodasi terhadap kepentingan masyarakat dan nilai pluralisme dalam
prosesnya (Nazaruddin, 2015). Beberapa kritik oleh pakar kebijakan publik terhadap model
perencanaan rasional komprehensif adalah sebagai berikut (Ichsan, 2020):
1. Dalam model ini, masalah-masalah yang mungkin terjadi di lapangan tidak
dipertimbangkan sehingga keputusan yang dirumuskan tidak maksimal dan kurang tepat
sasaran
2. Pelaksanaan model perencanaan ini dianggap tidak realistis karena menganggap data
yang tersedia sangat memadai
3. Membutuhkan waktu yang lama dan biaya besar karena banyak alternatif yang muncul
dalam prosesnya
4. Keputusan dengan rasionalitas yang tinggi dinilai mustahil untuk dilakukan karena
banyak hambatan dan tantangan yang besar

7
Dalam praktik penyusunan RTRW dengan pendekatan rasional-komprehensif seringkali
tidak memiliki dampak signifikan terhadap daerah karena pedoman yang digunakan dalam
penyusunan rencana adalah pedoman umum tanpa menyesuaikan terhadap karakteristik daerah
yang dikaji. Permasalahan ini disebut sebagai “Master Plan Syndrome”, dimana proses
perencanaan hanya berhenti sampai pembuatan dokumen perencanaan tanpa bisa
mengimplementasikannya di lapangan karena realita yang berbeda ataupun penolakan
masyarakat (Ratih, 2013). Oleh karena itu, dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
Kota sebaiknya ditinjau kembali apakah sudah mempertimbangkan karakteristik daerah yang
dikaji. Selain itu sebagai respon dalam menyikapi kritik terhadap perencanaan rasional
komprehensif, banyak teori perencaan yang mulai berkembang dengan mengacu kepada model
perencanaan rasional komprehensif sebagai respon solutif terhadap kekurangan dari model
perencanaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Djunaedi, Achmad. 2012. Proses Perencanaan Komprehensif (Teoritik). Perencanaan Wilayah
dan Kota : Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Friedman, John. 1995. Teaching Planning Theory. Journal of Planning Education and Research
14(3):156–162.
Ichsan. 2021 . Model Perencanaan Pembangunan Berbasis Elektronik Di Kota
Makassar (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Nazarudin, T. 2015. Perencanaan Kota Secara Komprehensif Berbasis Hukum Integratif
Menuju Pembangunan Kota Berkelanjutan (Comprehensive Urban Planning Based On
Integrative Law Towards Sustainable Urban Development). Jurnal Cita Hukum, 3(2),
213-224.
Nursini. 2010. Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Daerah “Teori dan Aplikasi”.
Diakses melalui: https://core.ac.uk/download/pdf/77629914.pdf
Ratih. 2013. Rational Planning (Aplikasi dan Studi Kasus). Diakses dari:
http://ratihresearch.blogspot.com/2013/07/rational-planning-aplikasi-dan-studi.html?m=1
Saraswati, S. (2010). Kearifan Budaya Lokal dalam Persfektif Teori Perencanaan. Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA, 6(2)
Setyono, Jawoto Sih, and Hadi Sabari Yunus. 2017. “PENGELOLAAN KOTA-KOTA KECIL
DI JAWA TENGAH : STUDI KASUS PADA EMPAT KOTA KECIL DI WILAYAH

8
Governance and Planning of Small Towns in Central Java :” : 142–62.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Perencanaan Tata Ruang
Wijaatmaja, A. B. M. 2015. Pendekatan Perencanaan Tata Ruang Wilayah di Kota
Denpasar. SPACE, 2(2).

Anda mungkin juga menyukai