Anda di halaman 1dari 61

Presented by

Drs. Achmad Tjahjono, MM,Ak


Materi 3
PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN (PBB)
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

DASAR
HUKUM

UU NOMOR 12 TAHUN 1994→ PBB P3


UU NOMOR 28 TAHUN 2009→ PBB P2

PBB DIKENAKAN ATAS PEMILIKAN


HAK/PENGUASAAN ATAU PEMANFAATAN
ATAS BUMI DAN BANGUNAN.

3
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)

PBB

SEKTOR PERKEBUNAN,
SEKTOR PEDESAAN DAN
PERHUTANAN DAN
PERKOTAAN (PBB P2)
PERTAMBANGAN (PBB P3)

UU NOMOR 12 TAHUN 1994 UU NOMOR 28 TAHUN 2009

4
DASAR HUKUM

UU No. 12 Tahun 1985


UU No. 28 Tahun 2009 sebagaiman telah diubah dengan

UU No. 12 Tahun 1994


Tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah
Peraturan Pemerintah

Peraturan Daerah Keputusan Presiden

Peratuan & Keputusan Menkeu


Peraturan
Bupati/walikota
Peratuan & Keputusan Dirjen Pajak
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN ( PBB )

ADALAH

PAJAK KEBENDAAN ATAS


BUMI DAN/ATAU BANGUNAN

DIKENAKAN TERHADAP SUBJEK PAJAK

ORANG PRIBADI ATAU BADAN SECARA NYATA:


▪ MEMPUNYAI HAK DAN/ATAU MEMPEROLEH MANFAAT ATAS
BUMI, DAN/ATAU
▪ MEMILIKI, MENGUASAI, DAN/ATAU MEMPEROLEH MANFAAT ATAS
BANGUNAN
DASAR PEMIKIRAN PEMUNGUTAN PBB

BUMI & BANGUNAN

Memberikan
Keuntungan Kedudukan Sosial
yang Lebih baik

Memiliki Memanfaatkan
Bumi/Bangunan Orang / Badan
Bumi/Bangunan
WAJAR

Diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat atau


kenikmatan yang diperolehnya kepada negara
Melalui

Pembayaran PBB
OBJEK PAJAK (P2)
Pasal 77 ayat (1)

BUMI BANGUNAN

ADALAH : ADALAH :
PERMUKAAN BUMI YANG KONSTRUKSI TEHNIK YANG
MELIPUTI TANAH DAN PERAIRAN DITANAM ATAU DILEKATKAN
PEDALAMAN SERTA LAUT SECARA TETAP PADA
WILAYAH KABUPATEN/KOTA TANAH DAN/ATAU PERAIRAN
Pasal 1 angka 38 PEDALAMAN DAN/ATAU
LAUT
Pasal 1 angka 39

kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,


perhutanan, dan pertambangan.
OBJEK PAJAK (P3)
Pasal 2 ayat (1)

BUMI BANGUNAN

ADALAH : ADALAH :
PERMUKAAN BUMI YG MELIPUTI KONSTRUKSI TEHNIK YANG
TANAH DAN PERAIRAN DITANAM ATAU DILEKATKAN
PEDALAMAN SERTA LAUT SECARA TETAP PADA
WILAYAH INDONESIA, DAN TUBUH TANAH DAN/ATAU PERAIRAN
BUMI YANG ADA DIBAWAHNYA Pasal 1 angka 2
Pasal 1 angka 1
OBJEK PAJAK
Pasal 77 ayat (2)

Jalan Fasilitas
Lingk. Lain

JaLan Kilang,
Tol Pipa

BANGUNAN
Kolam Gal.Kapal,
Renang Dermaga

Pagar Taman Tempat


Mewah Mewah Olahraga
10
Ps.77 ayat (3) a. Kepentingan umum
dibid.ibadah, sosial
kesehatan, dikbudnas

b. Kuburan, pening-
Objek yg tdk galan purbakala
Dikenakan PBB

c. Hutan lindung/suaka alam/


wisata, tmn nasional, tnh
penggembalaan desa

d. Perwkl.diplo/ kon
sulat berdsr azas
timbal balik
e. Badan/Organ.
Internasional
11
Subjek Pajak
Ini sudah
Gue beli !
Ps.78 / 4(1)

Orang atau Badan yang secara nyata


mempunyai suatu hak atas BUMI, dan/atau
memperoleh manfaat atas BUMI, dan/atau
memiliki, menguasai, dan/atau
memperoleh manfaat atas BANGUNAN.

12
Subjek Pajak yg dikenakan kewajiban membayar pajak
menjadi Wajib Pajak.
(Ps.4 a(2))

Wajib Pajak tidak diketahui


Yg mana?
dng jelas, DirJen Pajak dapat
menetapkan Subjek Pajak.
(Ps.4 a(3))
SUBJEK PAJAK
( SP )
SP yg ditetapkan dpt memberikan
Keterangan tertulis bahwa Ia bukan WP
yg dimaksud.(Ps.4 a(4))

Apabila setelah jangka waktu 1 bulan sejak diterimanya keterangan tersebut,


DirJen Pajak tidak memberikan keputusan, maka keterangan yg diajukan dianggap
disetujui.
(Ps.4 a(7))
13
PENETAPAN

PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN
DASAR PENGENAAN
Pasal 79 ayat (1), (2)

NJOP
(Nilai Jual Objek Pajak)

Adalah : Bilamana tidak terdapat transaksi jual beli,


harga rata-rata yang Nilai Jual Objek Pajak ditentukan melalui :
diperoleh dari - perbandingan harga dg OP lain yang sejenis; atau
transaksi jual beli yang
- nilai perolehan baru; atau
terjadi secara wajar
- Nilai Jual Objek Pajak pengganti.

NJOP ditetapkan setiap tiga tahun, kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan
setiap tahun sesuai perkembangan daerahnya
1. OP Perkebunan, Perhutanan, dan NJKP: 20% / 40 %
Pertambangan, NJKP = 40%
dari NJOP

2. OP Lainnya :
a. OP dengan nilai 1 Milyar /
lebih NJKP = 40% dari
NJOP
b. OP dengan nilai < 1 Milyar
NJKP = 20%
16
Tapi hrs diingat bahwa utk perhitungan PBB
nilai yg diperoleh hrs di Konversi ke klas utk mendpt NJOP
dengan melihat Tabel Klasifikasi T dan B

Contoh :
Luas tanah : 1.000 M2 ; Nilainya Rp1 milyar
Nilai tanah / M2 = Rp1 M : 1.000 = Rp1 juta
Nilai tanah Rp1 jt di Konversi ke Klas = Klas A.15
Utk perhitungan PBB Klas A.15 = Rp1.032.000 / M2

Luas bangunan : 400 M2 ; Nilainya = Rp800 juta


Nilai bangunan / M2 = Rp800 jt : 400 = Rp2 juta
Nilai bangunan Rp2 jt di Konversi ke Klas = Klas B.19
Utk perhtungan PBB Klas B.19 = Rp1.833.000 / M2

17
TABEL KLASIFIKA
KLASIFIKASI OBJEK PAJAK
( Ps. 2 a (2))

Yang dimaksud dengan klasifikasi Bumi dan Bangunan adalah


pengelompokan Bumi dan Bangunan menurut Nilai Jualnya dan
digunakan sebagai pedoman serta untuk memudahkan penghitung
an pajak yang terutang.
Dalam menentukan Klasifikasi diperhatikan
Faktor-faktor :
Bangunan :
Bumi / Tanah :

1.Letak ;
1. Bahan yg digunakan
2.Peruntukan ; 2. Rekayasa
3.Pemanfaatan ; 3. Letak
4.Kondisi Lingkungan dan 4. Kondisi Lingkungan dll
lain- lain. 18
Klasifikasi Nilai Jual Tanah
(Kelompok A)

Klas Penggolongan Nilai Jual Tanah Nilai Jual Tanah


(Rp/M2) (Rp/M2)
1 > 3.000.000 s/d 3.200.000 3.100.000
2 > 2.850.000 s/d 3.000.000 2.925.000
3 > 2.708.000 s/d 2.850.000 2.779.000
4 > 2.573.000 s/d 2.708.000 2.640.000
5 > 2.444.000 s/d 2.573.000 2.508.000
6 > 2.261.000 s/d 2.444.000 2.352.000
7 > 2.091.000 s/d 2.261.000 2.176.000
8 > 1.934.000 s/d 2.091.000 2.013.000
9 > 1.789.000 s/d 1.934.000 1.862.000
10 > 1.655.000 s/d 1.789.000 1.722.000
……
dst
BACK
Klasifikasi Nilai Jual Tanah
(Kelompok B)

Klas Penggolongan Nilai Jual Tanah Nilai Jual Tanah


(Rp/M2) (Rp/M2)
1 > 67.390.000 s/d 68.760.000 68.545.000
2 > 65.120.000 s/d 67.390.000 66.255.000
3 > 62.890.000 s/d 65.120.000 64.005.000
4 > 60.700.000 s/d 62.890.000 61.795.000
5 > 58.550.000 s/d 60.700.000 59.625.000
6 > 56.440.000 s/d 58.550.000 57.495.000
7 > 54.370.000 s/d 56.440.000 55.405.000
8 > 52.340.000 s/d 54.370.000 53.355.000
9 > 50.350.000 s/d 52.340.000 51.345.000
10 > 48.400.000 s/d 50.350.000 49.375.000
…….
dst
BACK
Klasifikasi Nilai Jual Bangunan
(Kelompok A)
Klas Penggolongan Nilai Jual BGN Nilai Jual BGN
(Rp/M2) (Rp/M2)
1 >1.034.000 s/d 1.366.000 1,200,000
2 >902.000 s/d 1.034.000 968,000
3 >744.000 s/d 902.000 823,000
4 >656.000 s/d 744.000 700,000
5 >534.000 s/d 656.000 595,000
6 >476.000 s/d 534.000 505,000
7 >382.000 s/d 476.000 429,000
8 >348.000 s/d 382.000 365,000
9 >272.000 s/d 348.000 310,000
10 >256.000 s/d 272.000 264,000
11 >194.000 s/d 256.000 225,000
12 >188.000 s/d 194.000 191,000
13 >136.000 s/d 188.000 162,000
14 >128.000 s/d 136.000 132,000
15 >104.000 s/d 128.000 116,000
16 >92.000 s/d 104.000 98,000
17 > 74.000 s/d 92.000 83,000
18 >68.000 s/d 74.000 71,000 BACK
19 >52.000 s/d 68.000 60,000
20 <=52.000 50,000
Klasifikasi Nilai Jual Bangunan
(Kelompok B)
Klas Penggolongan Nilai Jual BGN Nilai Jual BGN
(Rp/M2) (Rp/M2)
1 > 14.700.000 s/d 15.800.000 15.250.000
2 > 13.600.000 s/d 14.700.000 14.150.000
3 > 12.550.000 s/d 13.600.000 13.075.000
4 > 11.550.000 s/d 12.550.000 12.050.000
5 > 10.600.000 s/d 11.550.000 11.075.000
6 > 9.700.000 s/d 10.600.000 10.150.000
7 > 8.850.000 s/d 9.700.000 9.275.000
8 > 8.050.000 s/d 8.850.000 8.450.000
9 > 7.300.000 s/d 8.050.000 7.675.000
10 > 6.600.000 s/d 7.300.000 6.950.000
11 > 5.850.000 s/d 6.600.000 6.225.000
12 > 5.150.000 s/d 5.850.000 5.500.000
13 > 4.500.000 s/d 5.150.000 4.825.000
14 > 3.900.000 s/d 4.500.000 4.200.000
15 > 3.350.000 s/d 3.900.000 3.625.000
16 > 2.850.000 s/d 3.350.000 3.100.000
17 > 2.400.000 s/d 2.850.000 2.625.000
18 > 2.000.000 s/d 2.400.000 2.200.000 BACK
19 > 1.666.000 s/d 2.000.000 1.833.000
20 > 1.366.000 s/d 1.666.000 1.516.000
NILAI JUAL OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK
( NJOPTKP ) SEKTOR P2
Pasal 77 ayat (4)

NJOPTKP

Batas NJOP di mana WP tidak terutang pajak

Ditetapkan paling rendah Rp


10.000.000,00 untuk setiap Wajib Pajak

Per Wajib Pajak;


Diberikan untuk bumi dan/atau bangunan;
Apabila seorang Wajib Pajak mempunyai beberapa
objek pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya salah
satu objek pajak yang nilainya terbesar.
NILAI JUAL OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK
( NJOPTKP ) SEKTOR P3
Pasal 3 ayat (3)

NJOPTKP

Batas NJOP di mana WP tidak terutang pajak

Ditetapkan Secara regional, maksimal


Rp 12.000.000,00 untuk setiap Wajib Pajak
PMK 23/PMK.03/2014 mulai 1 Januari 2014 = Rp. 12 Juta

Per Wajib Pajak;


Diberikan untuk bumi dan/atau bangunan;
Apabila seorang Wajib Pajak mempunyai beberapa
objek pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya salah
satu objek pajak yang nilainya terbesar.
Proses Penetapan
NJOPTKP Rekomendasi dari
Perda Bupati/Walikota tentang
Kabupaten/Kotamadya NJOPTKP

Perda Yogyakarta No 2 Kepala Kantor Pelayanan


Tahun 2011 Pajak Pratama

Pasal 4 besarnya Kepala Kantor Wilayah


NJOPTKP Direktorat Jenderal Pajak

Surat Keputusan
Menteri Keuangan
Rp. 12.000.000,- untuk tentang NJOPTKP
setiap Wajib Pajak (ditandatangani oleh
Kakanwil DJP)
TARIF TARIF
Pasal 80 Pasal 5

TARIF DEGRESIF TARIF TUNGGAL

0,3 % 0,5 %
T A R I F ps 7 Perda Kota
Yogyakarta No. 2 Th 2011

0,1 % NJOP s.d Rp. 500 jt

0,125 % NJOP >Rp.500 jt s.d Rp.1 M

0,160 % NJOP > Rp.1 M s.d Rp. 2 M

0,220 % NJOP > Rp.2 M s.d Rp. 5 M

0,3% NJOP > Rp.5 M


CARA MENGHITUNG
Pasal 81

PBB = TARIF x ( NJOP – NJOPTKP )

PBB = TARIF x NJKP

= 0,5% x 40% x NJOP

NJOP = ( NJOP BUMI + NJOP BANGUNAN ) - NJOPTKP


Contoh Perhitungan
WP A. NJOP s.d Rp. 500 jt
• Luas Tanah = 250m2 (NJOP = Rp 300.000/m2)
• Luas Bangunan = 200 m2 (NJOP = Rp 350.000/m2)
• Perhitungan :
– NJOP Bumi = 250m2 X Rp 300.000 = Rp 75.000.000
– NJOP Bangunan = 200m2 X Rp 350.000 = Rp 70.000.000
+
– Jumlah NJOP Bumi dan Bangunan = Rp 145.000.000
– NJOPTKP (NJOP Tidak Kena Pajak) = Rp 12.000.000
-
– NJOPKP = Rp 133.000.000
– Tarif PBB = 0,1% X NJOPKP = Rp 133.000

• PBB Terhutang sebesar Rp 133.000,-


Contoh Perhitungan
WP B. NJOP > Rp. 500 jt s.d Rp1 M
• Perhitungan :
– NJOP Bumi = 500m2 X Rp 600.000 = Rp 300.000.000
– NJOP Bangunan , terdiri dari :
a. Hunian = 300m2 X Rp 500.000 = Rp 150.000.000
b. Taman = 100m2 X Rp 150.000 = Rp 15.000.000
c. Pagar = 200m X1,5mX Rp 200.000 = Rp 60.000.000 +
Total NJOP Bangunan = Rp 225.000.000
Jmlh NJOP Bumi & Bangunan = Rp 525.000.000
– NJOPTKP (NJOP Tidak Kena Pajak) = Rp 12.000.000 –
– NJOPKP = Rp 513.000.000
– Tarif PBB = 0,125% X NJOPKP = Rp 641.250

• PBB Terhutang sebesar Rp 641.250,-


Contoh Perhitungan
WP C. NJOP > Rp. 1M s.d Rp2 M
• Perhitungan :
– NJOP Bumi = 750m2 X Rp 1.000.000 = Rp 750.000.000
– NJOP Bangunan , terdiri dari :
a. Hunian = 500m2 X Rp 750.000 = Rp 375.000.000
b. Taman = 100m2 X Rp 200.000 = Rp 20.000.000
c. Pagar = 200m X1,5mX Rp 250.000 = Rp 93.750.000 +
Total NJOP Bangunan = Rp 448.750.000
Jmlh NJOP Bumi & Bangunan = Rp 1.238.750.000
– NJOPTKP (NJOP Tidak Kena Pajak) = Rp 12.000.000 –
– NJOPKP = Rp 1.226.750.000
– Tarif PBB = 0,160% X NJOPKP = Rp 1.962.800

• PBB Terhutang sebesar Rp 1.962.800,-


Contoh Perhitungan
WP D. NJOP > Rp. 2M s.d Rp. 5 M
• Perhitungan :
– NJOP Bumi = 1000m2 X Rp 1.250.000 = Rp 1.250.000.000
– NJOP Bangunan , terdiri dari :
a. Hunian = 750m2 X Rp 750.000 = Rp 562.500.000
b. Taman = 200m2 X Rp 500.000 = Rp 125.000.000
c. Pagar = 500m X1,5mX Rp 250.000 = Rp 187.500.000 +
Total NJOP Bangunan = Rp 875.000.000
Jmlh NJOP Bumi & Bangunan = Rp 2.125.000.000
– NJOPTKP (NJOP Tidak Kena Pajak) = Rp 12.000.000 –
– NJOPKP = Rp 2.113.000.000
– Tarif PBB = 0,220% X NJOPKP = Rp 4.648.600

• PBB Terhutang sebesar Rp 4.648.600,-


Contoh Perhitungan
WP E. NJOP > Rp. 5M
• Perhitungan :
– NJOP Bumi = 1000m2 X Rp 2.500.000 = Rp 2.500.000.000
– NJOP Bangunan , terdiri dari :
a. Hunian = 800m2 X Rp 2.500.000 = Rp 2.000.000.000
b. Taman = 300m2 X Rp 750.000 = Rp 225.000.000
c. Pagar = 500m X1,5mX Rp 500.000 = Rp 375.000.000 +
Total NJOP Bangunan = Rp 2.600.000.000
Jmlh NJOP Bumi & Bangunan = Rp 5.100.000.000
– NJOPTKP (NJOP Tidak Kena Pajak) = Rp 12.000.000 –
– NJOPKP = Rp 5.088.000.000
– Tarif PBB = 0,3% X NJOPKP = Rp 15.264.000

• PBB Terhutang sebesar Rp 15.264.000


Contoh Perhitungan PBB 18
Nih, gue punye
due2nye

OP - 1 OP - 2
Jl. Melati Jl. Mawar
NJOP tanah = Rp300 juta NJOP tanah = Rp900 juta
NJOP bng = Rp200 juta NJOP bng = Rp500 juta
NJOP t+b = Rp500 juta NJOP t + b = Rp1,4 M
NJOPTKP = 0 NJOPTKP = Rp 12 juta
NJOP utk NJOP utk
perht.PBB = Rp500 juta perht. PBB = Rp1,388 M
PBB = 0,1% x Rp500 juta PBB = 0,16% x Rp1,388 M
= Rp500.000,- = Rp2.220.800,- 34
Rp500 rb / M2
19
Perhitungan PBB atas satu objek
2 yang NJOPnya beragam
1
Misal :
Luas tanah 1 : 900 M2 ; Nilai: 900 jt
Luas tanah 2 : 900 M2 ; Nilai: 450 jt
Rp1 juta / M2
Luas tanah 1 & 2 = 1.800 M2 ; Nilai :1.350 jt
Nilai tanah / M2 = 1.350 jt : 1.800 = Rp750 rb
Nilai tanah Rp750 rb/M2 masuk Klas A.17
Utk perhitungan PBB Klas A.17= Rp802.000 / M2

NJOP tanah = 1.800 x Rp802.000 = Rp1.443.600.000,-


NJOP TKP ( asumsi ) = Rp 12.000.000,-
NJOP utk perhitungan PBB = Rp1.431.600.000,-
PBB = 0,160 % x Rp1.431.600.000 = Rp 2.290.560,-

35
Perhitungan PBB atas Rumah Susun / Apartemen 20
Contoh :
Luas Tanah : 5.000 M2 ; NJOP = Rp3.100.000,-/ M2
Bangunan hunian : 100 unit , tipe 120 ; NJOP = Rp1.200.000 / M2
Bang. sarana : Jl. lingkungan : 300 M2 ; NJOP = Rp700.000,- / M2
Parkir : 2.000 M2 ; NJOP = Rp823.000,- / M2
K. renang : 600 M2 ; NJOP = Rp968.000,- / M2
Lift : 1.500 M2 ; NJOP = Rp968.000,- / M2
Hitung PBB untuk 1 unit hunian
Jawab :NJOP tanah seluruhnya = Rp15.500.000.000,-
NJOP bangunan: hunian = Rp14.400.000.000,-
jalan lingkungan = Rp 210.000.000,-
tempat parkir = Rp 1.646.000.000,-
kolam renang = Rp 580.800.000,-
lift = Rp 1.452.000.000,-
NJOP bangunan seluruhnya = Rp18.288.800.000,-
NJOP tanah/unit = 120:12.000 x Rp15.500.000.000 = Rp155 juta
NJOP bang/unit = 120:12.000 x Rp18.288.800.000 = Rp182,888 jt
NJOP tanah & bangunan = Rp337.888.000,-
NJOP TKP ( asumsi ) = Rp 10.000.000,-
NJOP utk perhitungan PBB = Rp327.888.000,-
36
PBB = 0,1 % x Rp327.888.000,- = Rp327.888,-
➢Dituangkan dalam bentuk SPPT
(Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang)

37
S
P
P
T
38
S
P
P
T
39
TAHUN PAJAK, SAAT, DAN
TEMPAT YANG MENENTUKAN
PAJAK TERUTANG
Pasal 82 ayat (1), (2), (3)

Tahun Pajak
Adalah jangka waktu satu tahun kalender, yaitu
dari tanggal 1 Januari s/d 31 Desember

Saat yang menentukan pajak terutang


Adalah menurut keadaan objek pajak pada
tanggal 1 Januari

Tempat Pajak Terutang


•di wilayah Daerah (Kabupaten atau Kotamadya)
yang meliputi objek pajak.
PENERBITAN KETETAPAN
Pasal 84

SPOP

Tidak disampaikan dalam Disampaikan


waktu 30 hari dalam waktu 30 hari

Setelah ditegor secara SPPT


tertulis

BERDASARKAN
SKP PEMERIKSAAN/DATA LAIN
SPOP TIDAK BENAR
PENDAFTARAN & PENDATAAN
(Ps. 9 & 10 )

• PENDAFTARAN :
WP AKTIF mengambil,mengisi dan mengembalikan SPOP.
SPOP hrs diisi : Jelas, Benar, Lengkap
Tanda Tangan
SPOP dikirim ke KPP Pratama dlm waktu 30 hari, lewat 30
hr terbit Surat Tegoran, SPOP kembali, terbit:
SPPT,STTS,DHKP.
• PENDATAAN : FISKUS AKTIF

VIDEO 3
42
PENDATAAN
Pasal 9 ayat (1), (2), (3)
SPOP

WAJIB PAJAK
MENGISI SPOP

• JELAS
• BENAR
• LENGKAP
• DITANDATANGANI

43
NOMOR OBJEK PAJAK (NOP)

STRUKTUR NOP
• Misalnya NOP : 31.73.050.001.004-0056.0
• Kode 31.73.050.001 adalah kode wilayah kelurahan Rawasari, kecamatan Cempaka Putih,
Jakarta Pusat
• Kode 004 adalah kode blok 004 di kelurahan tersebut
• Kode 0056 adalah nomor urut 0056 di blok tersebut
Tanda khusus : 0 adalah kode

44
NOP: 31.74.010.005.009.0043.0
Prop. Kab. Kec. Kel. Blok No Urut Kode

CM 45
PEMBAYARAN DAN PEMBAGIAN
HASIL PENERIMAAN

PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN
TATA CARA PEMBAYARAN
DAN PENAGIHAN
Pasal 101

DASAR PENAGIHAN

SEJAK
SPPT 6 bulan
D TEMPAT
I PEMBAYARAN
T ▪Bank
SKPD 1 bulan ▪Tempat lain yg
E
R ditunjuk
I
M
STPD 1 bulan A

Kepala Daerah atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi


persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada
Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak,
dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan
Pembayaran PBB
Online Nasional

✓ ATM BCA;
✓ ATM BII;
✓ counter teller Bank BP;
✓ counter teller Bank BNP;
✓ counter teller Bank Bukopin;
✓ ATM Bank Mandiri, Internet Banking, SMS
Banking dan Call Mandiri (Phone Banking)
PENDAFTARAN, PENAGIHAN, DAN SANKSI
ADMINISTRASI

DIKEM- SKPD
30 Hari BALIKAN TIDAK +Denda 25%
SPOP
Dari pokok
pajak

YA

SPPT SKPD
Ternyata SPOP tdk + denda 25 %
benar (ketetapan dari selisih pajak
kurang) terutang
6 bulan

JATUH
1 bulan
TEMPO
7 hr
STPD 1
bln TEGORAN 21 SURAT
+ bunga 2 % JATUH hr PAKSA
sebulan TEMPO
(maks 24 bln)
Paling 2X24 JAM
cepat
PERMINTAAN 10 hari
KLN SURAT PERINTAH
JADWAL & WAKTU MELAKUKAN
PELELANGAN PENYITAAN
SKPDKB Pemotongan atau
SKPDSKPDKBTpemungutan oleh
SPPT pihak ketiga
SKPDN
SKPDLB
KEPUTUSAN:
Menerima
z..z..z Menolak
Maks 3 Maks. Menambah
bln sejak KEPALA 12 bln [Pasal 104 (2)]
diterima DAERAH
SKPD
SK
KEBERATAN
PASAL 105
Maks. 3 bln sejak SK
Keberatan diterima

BANDING

Wajib Pajak Pengadilan Pajak

(Menolak)

Wajib Pajak
(Menerima) PEMBAYARAN
Dasar Hukum Pasal 107 UU No 28 Tahun 2009
Atas permohonan Wajib Pajak atau
karena jabatannya, Kepala Daerah
dapat membetulkan SPPT, SKPD,
SKPDKB, SKPDKBT atau STPD,
SKPDN atau SKPDLB yang dalam
penerbitannya terdapat kesalahan tulis
dan/atau kesalahan hitung dan/atau
kekeliruan penerapan ketentuan tertentu
dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan daerah.
a.mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif
berupa bunga, denda, dan kenaikan pajak yang terutang
menurut peraturan perundang-undangan perpajakan
daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena
kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya;
b.mengurangkan atau membatalkan SPPT, SKPD, SKPDKB,
SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang tidak
benar;
c.mengurangkan atau membatalkan STPD;
d.membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang
dilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara
yang ditentukan; dan
e.mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkan
pertimbangan kemampuan membayar Wajib Pajak atau
kondisi tertentu objek pajak.
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
(Pasal 165)
Karena permohonan WP
Antara lain dalam hal :
Karena pengajuan •Kelebihan pembayaran
Pengurangan yang •Terlanjur bayar ttp
diterima Perolehan haknya batal
Karena keberatan/
Banding yang dikabul Dilakukan pemeriksaan
Kan sebagian atau
seluruhnya
SKPDLB
SKPDLB + bunga SKPDN
SKPDLB + bunga
2%/bln, 2%/bln apabila
Maks 24 bulan Pengembalian lewat
KEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 166
Hak untuk melakukan penagihan Pajak
menjadi kedaluwarsa setelah melampaui
waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat
terutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib
Pajak melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan daerah.
SANKSI

PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN
KETENTUAN PIDANA
Pasal 174 Ayat 1

KARENA ALPA

SPOP TIDAK BENAR/


TIDAK MENYAMPAIAKAN SPTD TIDAK LENGKAP
(SPOP) KEPADA PEMDA DAN/ATAU MELAMPIRKAN
KETERANGAN YANG TIDAK BENAR

MENIMBULKAN KERUGIAN PADA NEGARA

▪PIDANA PENJARA PALING LAMA 1 (SATU) TAHUN DAN/ATAU


▪DENDA PALING BANYAK 2 (DUA) KALI JUMLAH PAJAK TERUTANG
KETENTUAN PIDANA
Pasal 174 ayat (2)

DENGAN SENGAJA

TIDAK MENGISI DENGAN


TDK BENAR/ TDK
MENYAMPAIK LENGKAP DAN / ATAU
MELAMPIRKAN
AN SPTD KETERANGAN YG
(SPOP) TDK BENAR

MENIMBULKAN KERUGIAN PADA NEGARA

▪ PIDANA PENJARA PALING LAMA 2 (DUA) TAHUN, DAN/ATAU


▪ DENDA PALING BANYAK 4 (EMPAT) KALI PAJAK YANG
TERUTANG
KETENTUAN PIDANA
Pasal 177

1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang karena
kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 172 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
4.000.000,00 (empat juta rupiah).
2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang dengan sengaja
tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak
dipenuhinya kewajiban pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 172 ayat (1)
dan ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) hanya dilakukan atas pengaduan orang yang kerahasiaannya dilanggar.
4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan
sifatnya adalah menyangkut kepentingan pribadi seseorang atau Badan selaku
Wajib Pajak atau Wajib Retribusi, karena itu dijadikan tindak pidana pengaduan.

Anda mungkin juga menyukai