INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Oleh:
1.3 Tujuan
Tujuan pada praktikum kali ini yaitu:
a. Menunjukkan fenomena induksi elektromagnetik.
b. Menentukan hubungan kecepatan gerak magnet (mendekati/menjauhi kumparan)
dengan besar ggl induksi yang ditimbulkan pada kumparan.
c. Menentukan hubungan jumlah lilitan kumparan dengan besar ggl induksi yang
ditimbulkan pada kumparan.
1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum kali ini yaitu:
a. Mengetahui fenomena induksi elektromagnetik.
b. Memahami hubungan antara kecepatan gerak magnet (mendekati/menjauhi
kumparan) dengan besar ggl induksi yang ditimbulkan pada kumparan.
c. Memahami hubungan jumlah lilitan kumparan dengan besar ggl induksi yang
ditimbulkan pada kumparan.
BAB 2. DASAR TEORI
2.1 Induksi
Sebuah percobaan yang dilakukan Faraday-Henry menemukan bahwa ketika
batang magnet dimasukkan ke dalam lilitan kawat, terjadi arus yang terukur oleh
galvanometer, namun arus tersebut setelah beberapa saat kemudian hilang. Hal yang
sama terjadi ketika batang magnet dikeluarkan dari lilitan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perubahan medan magnet yang konstan menimbulkan listrik yang
disebut dengan induksi elektromagnetik atau induksi magnetik. Menurut Hukum
Biot-Savart, sebuah kawat berarus dapat menimbulkan medan magnet di sekitarnya
sesuai dengan aturan tangan kanan. Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet
atau ruang yang masih memungkinkan adanya interaksi magnet. Medan magnet
merupakan daerah di sekitar magnet yang terdapat gaya-gaya magnet. Medan magnet
merupakan besaran vektor disebut dengan vektor induksi magnet B. Medan magnet
dilukiskan dengan garis-garis yang arah garis singgungnya pada setiap titik garis-
garis induksi magnet menunjukkan arah vektor induksi magnet. Banyaknya garis
magnet dinamakan dengan fluks magnet (𝜙), sedangkan banyaknya garis induksi
magnet per satuan luas dinamakan rapat fluks magnet (Dosen-dosen Fisika, 2012).
Penemuan Oersted mengenai hubungan listrik dan magnet, yaitu bahwa suatu
muatan listrik dapat berinteraksi dengan magnet ketika muatan itu bergerak.
Penemuan itu membuktikan teori tentang “muatan” magnet, yaitu bahwa magnet
terdiri dari muatan listrik. Selanjutnya, dari hasil percobaan menggunakan kompas
dapat diketahui bahwa medan magnet melingkar di sekitar kawat berarus dengan arah
yang dapat kita tentukan dengan aturan tangan kanan. Hal ini dapat dilakukan seperti
menggenggam kawat dengan tangan kanan sehingga ibu jari menunjuk arah arus.
Arah putaran genggamna keempat jari menunjukkan arah medan magnet. Secara
matematis, kuat medan magnet di suatu titik di sekitar kawat berarus listrik dapat
dihitung dengan persamaan:
𝑖
B=k (2.1)
𝑎
dimana
B = Induksi magnetik (T)
k = Konstanta
i = Kuat arus (A)
a = Jarak (m)
(Zemansky, 2012).
𝜀 = ∮ E.dl (2.8)
Ggl induksi sama dengan integral tertutup medan listrik di sekeliling rangkaian
tertutup dan juga sama dengan laju perubahan fluks magnetik yang diinduksikan
dalam rangkaian. Sehingga dapat dituliskan menjadi:
𝑑𝜙𝑚
𝜀 = ∮ E.dl = − (2.9)
𝑑𝑡
Persamaan 2.5 inilah merupakan Hukum Faraday, dimana Hukum Faraday
menyatakan bahwa tegangan gerak elektrik induksi dalam sebuah simpal tertutup
sama dengan negatif dari kecepatan perubahan fluks magnetik terhadap waktu yang
melalui simpal tersebut. Tanda negatif dalam Hukum Faraday berkenaan dengan arah
ggl induksinya yang kemudian dinyatakan dalam Hukum Lenz (Tipler, 2008).
Hukum Lenz digunakan untuk menentukan arah suatu arus induksi atau
ggl induksi (tegangan gerak elektrik induksi). Hukum ini dikemukakan oleh H.F.E.
Lenz (1804-1865) yang merupakan ilmuwan Jerman. Hukum Lenz menyatakan
bahwa arah sebaran efek induksi adalah sedemikian rupa sehingga menentang
penyebab efek itu. Dalam hukum ini, penyebab efek adalah fluks yang berubah-ubah
dimana fluks tersebut melalui sebuah rangkaian stasioner yang ditimbulkan oleh
sebuah medan magnetik yang berubah-ubah. Selain itu juga dapat dikarenakan gerak
konduktor yang membentuk rangkaian. Dan penyebab efek dalam Hukum Lenz dapat
berupa penggabungan dari kedua alasan fluks berubah-ubah. Pengubahan fluks dalam
sebuah rangkaian stasioner menyebabkan arus induksi menimbulkan medan
magnetiknya sendiri. Medan yang ditimbulkan ini berlawanan dengan medan semula.
Dan jika perubahan fluks disebabkan karena gerak konduktor maka arah gaya medan
magnetik pada konduktor berlawanan dengan gerak konduktor tersebut. Sehingga
gerak konduktor yang menyebabkan arus induksi akan ditentang (Young, 2002).
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain:
Mulai
Mulai
Hasil
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil menentukan hubungan antara kecepatan perubahan fluks magnet
dengan ggl induksi yang dihasilkan.
Tabel 4.2 Hasil menentukan hubungan antara jumlah lilitan kumparan dengan ggl
induksi yang dihasilkan.
4.2 Pembahasan
setiap variasi pegasnya. Percobaan ini menggunakan 3 variasi jumlah pegas yang
berbeda yaitu 1, 2, dan 3. Jumlah pegas yang berbeda ini menyebabkan kecepatan
maksimum magnet berbeda-beda. Pada percobaan ini kecepatan yang paling tinggi
yaitu ada variasi jumlah pegas 1 yaitu 21,6032 sedangkan yang paling rendah yaitu
variasi jumlah magnet 3 yaitu 12,56. Percobaan ini dapat disimpulkan bahwa semakin
banyak jumlah pegas maka kecepatan magnetnya menurun. Percobaan kedua yaitu
dengan menggunakan 3 variasi jumlah lilitan yang berbeda yaitu 250, 500 dan 1000.
Percobaan ini jumlah lilitan 250 memiliki kecepatan maksimum magnet yang lebih
tinggi daripada yang lainnya yaitu 21,6032, sedangkan 2 variasi yang lain
kecepatannya sama yaitu 21,5195. Hal ini dapat diketahui bahwa jumlah lilitan yang
lebih sedikit berpotensi kecepatan maksimum magnetnya lebih besar.
Percobaan kedua adalah menentukan hubungan antara jumlah lilitan
kumparan dengan ggl induksi yang dihasilkan. Dalam percobaan ini hanya
menggunakan 1 variasi jumlah pegas saja, namun menggunakan 3 variasi jumlah
kumparan yakni 250 lilitan, 500 lilitan, dan 1000 lilitan. Percobaan ini diulangi 5 kali
untuk setiap variasi, dan waktu 30 sekon untuk setiap pengulangan. Hasil 13
percobaan ini dapat dilihat pada tabel 4.2. Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa
jumlah lilitan kumparan berpengaruh terhadap hasil ggl induksi, dimana semakin
banyak jumlah lilitan maka semakin besar pula nilai ggl induksi. Hal ini disebabkan
karena semakin banyak jumlah lilitan maka tegangan yang dihasilkan akan semakin
besar pula. Sehingga antara jumlah lilitan berbanding lurus dengan tegangan yang
dihasilkan, dan tegangan yang besar akan menghasilkan ggl induksi yang besar pula.
Berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat diketahui jika kecepatan fluks
magnet berpengaruh terhadap hasil ggl induksi, dimana semakin besar kecepatan
fluks magnet semakin besar nilai ggl induksi. Hal ini disebabkan karena dengan fluks
magnet semakin cepat maka tegangan yang dihasilkan semakin besar, bila tegangan
semakin besar maka nilai ggl induksi semakin besar pula. Dalam kondisi apapun,
GGL akan diinduksi dalam rangkaian tersebut yang sama dengan besar laju
perubahan fluks magnetiknya.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Jumlah pegas berpengaruh terhadap banyaknya jumlah gerak osilasi. Jika jumlah
pegas semakin sedikit, maka jumlah gerak osilasi akan semakin banyak.
b. Jumlah pegas berpengaruh terhadap ggl induksi, dimana semakin sedikit jumlah
pegas maka semakin besar nilai gglinduksi.
c. Jumlah lilitan kumparan berpengaruh terhadap hasil ggl induksi, dimana semakin
banyak jumlah lilitan maka semakin besar pula nilai ggl induksi.
d. Semakin cepat perubahan laju fluks magnetik , makin besar GGL induksi yang
timbul.
e. Timbulnya GGL induksi disebabkan oleh garis gaya magnet yang berubah yang
dilingkupi oleh kumparan.
f. Besar simpangan jarum pada galvanometer disebabkan oleh cepat atau lambatnya
kutub magnet digerakkan ke kumparan.
5.2 Saran
Adapun saran yang mungkin berguna untuk Praktikum Induksi
Elektromagnetik ini adalah praktikan sebaiknya memperhatikan rangkaian praktikum
agar tidak ada hal yang tidak diinginkan terjadi diakibatkan kesalahan rangkaian. Alat
dan komponen yang digunakan usahakan berfungsi dengan akurat agar pengambilan
data tidak terganggu dan tingkat keakuratan tinggi. Praktikan sebaiknya
memperhatikan kesehatan diri sendiri, semua data yang didapat dan praktikum akan
berjalan lancar jika praktikan dalam keadaan sehat sehingga bisa berkonsentrasi serta
fokus pada praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ishaq, M. 2007. Fisika Dasar Elektisitas dan Magnetisme. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tipler, P. 2008. Physics for Scientist volume 2. New York: WH Freeman and
Company.
TABEL PENGAMATAN
No Banyak Pegas A t n N V- V+
.
1 3 buah 2 cm 30 30 250 50 50
2 3 buah 2 cm 30 29 250 40 40
3 3 buah 2 cm 30 30 250 50 50
4 3 buah 2 cm 30 31 250 50 50
5 3 buah 2 cm 30 30 250 50 50
6 2 buah 2 cm 30 37 250 50 50
7 2 buah 2 cm 30 38 250 50 50
8 2 buah 2 cm 30 37 250 60 60
9 2 buah 2 cm 30 38 250 50 50
10 2 buah 2 cm 30 36 250 50 50
11 1 buah 2 cm 30 52 250 50 50
12 1 buah 2 cm 30 51 250 50 50
13 1 buah 2 cm 30 51 250 40 40
14 1 buah 2 cm 30 52 250 50 50
15 1 buah 2 cm 30 52 250 50 50
b. Menentukan hubungan antara jumlah lilitan kumparan dengan ggl
induksi yang dihasilkan.
No. N A t n V- V+
1 250 2 cm 30 52 50 50
2 250 2 cm 30 52 50 50
3 250 2 cm 30 51 60 60
4 250 2 cm 30 52 50 50
5 250 2 cm 30 51 50 50
Banyak
No. A(cm) t n N V T
Pegas
1 3 buah 2 30 30 250 50 1 6,28 12,56 3140
2 3 buah 2 30 29 250 40 1,034482759 6,070666667 12,14133333 3035,333333
3 3 buah 2 30 30 250 50 1 6,28 12,56 3140 3140 74,01050976 3140 ± 74,01050976
4 3 buah 2 30 31 250 50 0,967741935 6,489333333 12,97866667 3244,666667
5 3 buah 2 30 30 250 50 1 6,28 12,56 3140
6 2 buah 2 30 37 250 50 0,810810811 7,745333333 15,49066667 3872,666667
7 2 buah 2 30 38 250 50 0,789473684 7,954666667 15,90933333 3977,333333
8 2 buah 2 30 37 250 60 0,810810811 7,745333333 15,49066667 3872,666667 3893,6 87,57041611 3893,6 ± 87,57041611
9 2 buah 2 30 38 250 50 0,789473684 7,954666667 15,90933333 3977,333333
10 2 buah 2 30 36 250 50 0,833333333 7,536 15,072 3768
11 1 buah 2 30 52 250 50 0,576923077 10,88533333 21,77066667 5442,666667
12 1 buah 2 30 51 250 50 0,588235294 10,676 21,352 5338
13 1 buah 2 30 51 250 40 0,588235294 10,676 21,352 5338 5400,8 57,32829435 5400,8 ± 57,32829435
14 1 buah 2 30 52 250 50 0,576923077 10,88533333 21,77066667 5442,666667
15 1 buah 2 30 52 250 50 0,576923077 10,88533333 21,77066667 5442,666667