Anda di halaman 1dari 19

STASE KOMPLEMENTER KEHAMILAN

REFLEKTIF LEARNING IV

AKUPRESURE

Oleh:

FRANSISKA SUNARTI

161211012

PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI BIDAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2021/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Stase Keterampilan
Dasar Praktik Kebidanan Reflektif Learning Akupresure”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas reflektif learning akupresure Di Universitas Ngudi Waluyo. Penyusun
menyadari terwujudnya makalah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan dan pengarahan
dari semua pihak yang telah membimbing. Dengan segala kerendahan hati, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk mengevaluasi makalah
ini sehingga kedepannya akan menjadi lebih baik. Harapan penyusun semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Pringapus, November 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual dan muntah merupakan masalah yang terjadi pada trimester I dengan
frekuensi muntah kurang dari 5 kali sehari selama kehamilan (Irianti, dkk, 2014:
56). Mual dan muntah terjadi pada 60-80% ibu hamil pertama (primigravida) dan
40-60% pada ibu multigravida (Solikhah, 2011). WHO (World Health
Organization) menyatakan bahwa mual muntah sedikitnya mencapai 14% dari
seluruh kehamilan di dunia (HWO, 2010). Angka kejadian Mual muntah di
Indonesia dari 2.203 kehamilan, 24,6% diantaranya mengalami mual muntah
(Kemenkes RI, 2010).
Mual dan muntah dapat disebabkan oleh faktor fisiopatologis dan faktor
predisposisi. Faktor fisiopatologis meliputi hormon hCG (human chorionic
gonadotrophin), estrogen dan progesteron, serotonin, dampak pada kemampuan
mencium atau melihat, dan perubahan hormon tiroid, adaptasi saluran
gastrointestinal sedangkan faktor predisposisi mual muntah meliputi
keletihan,
psikososial, riwayat kehamilan sebelumnya, penggunaan pil kontrasepsi
saat prakonsepsi, sosio-ekonomi dan merokok (Tiran, 2008: 13).
Mual muntah yang tidak ditangani akan menyebabkan frekuensi
mual dan muntah lebih dari 5 kali sehari disertai dengan penurunan berat
badan (>5%) dari berat badan sebelum hamil. Menurut Munch dalam
Tiran 2008: 2 mual muntah dapat berdampak hebat bila diabaikan karena
dianggap normal pada trimester I yang mengakibatkan ketegangan
emosional, stress psikologis, gangguan metabolisme gizi kurang dan
dehidrasi. Selain itu, ibu yang mengalami mual muntah dapat berisiko
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Irianti., dkk, 2014: 64).
Penanganan mual muntah tidak hanya menggunakan terapi
farmakologi tetapi dapat menggunakan terapi komplementer yang telah
berkembang dimasyarakat, dengan sekitar sepertiga populasi
menggunakan beberapa jenis terapi atau penanganan komplementer. Hal
ini disebabkan oleh perubahan pada harapan dan pilihan masyarakat
untuk memperkecil penggunaan obat-obatan yang dapat menimbulkan
efek samping merugikan (Medforth., dkk, 2011: 86). Terapi
komplementer yang dapat digunakan yaitu akupresur atau akupuntur,
peppermint dan herbal jahe (Tiran, 2008: 159). Akupresur pengobatan
yang diterima dengan baik, dengan insiden efek merugikan yang relatif
rendah. Penggunaan akupresur dalam kehamilan banyak hasil positif,
mudah dilakukan, bebas bahaya, dan dapat dilakukan sendiri pada wanita
yang mengalami mual muntah (Tiran, 2008 : 149).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui tentang mual muntah dalam kehamilan serta
penanganannya
2. Tujuan khusus
a. Mampu menjelaskan pengertian mual muntah dalam kehamilan
b. Mengetahui penyebab mual muntah dalam kehamilan
c. Mengetahui penanganan mual muntah dengan akupresure
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mual Muntah Pada Kehamilan


1. Definisi Mual Muntah Pada Kehamilan
Mual muntah merupakan keluhan umum yang disampaikan saat
hamil muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal
pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron
dan dikeluarkan hCG (human chorionic gonnadotropine) plasenta.
Hormon-hormon inilah yang di duga menyebabkan mual muntah
(Manuaba et.al,2010). Mual muntah merupakan suatu keadaan mual yang
terkadang disertai muntah (frekuensi kurang dari 5 kali) (Irianti,dkk,
2014).
Mual dan muntah merupakan gejala yang sering terjadi pada
kehamilan trimester pertama. Mual dan muntah yang terjadi pada pagi hari
disebut morning sickness. Mual muntah merupakan akibat dari perubahan
sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan terutama meningkatnya
hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang terjadi hampir 50-80%
wanita hamil (Setyowati, 2018).
2. Faktor-Faktor Mual muntah pada Kehamilan
Faktor-faktor yang mempengaruhi mual muntah menurut Tiran (2009)
a) Faktor fisiopatologis yang menyebabkan mual muntah
1) Human chorionic gonadotropin
Mual muntah terjadi karenatingginya fluktuasi kadar hCG (human
chorionic gonadotropin) yang mencapai kadar tertingginya pada
saat usia kehamilan 12-16 minggu.

2) Dampak pada kemampuan mencium

Ibu hamil sering terpapar dengan bau atau aroma, zat kimia di
lingkungan sekitar mereka, sehingga dapat menambah rasa mual dan
menyebabkan muntah.
3) Estrogen dan progesterone
Estrogen dan progesteron juga terlibat dalam mual dan muntah,
pada sebagian ibu hamil kadar hormon ini terus meningkat setelah
melewati tiga bulan pertama.
4) Serotonin
Serotinin disekresikan oleh sistem saraf pusat terutama hipotalamus
dan modula spinalis, serta disintesis dari tiptofan dan disekresi oleh
dinding lambung sebagai respon terhadap makanan yang
menyebabkan kontraksi dinding lambung selama mencerna,
serotonin berperan dalam fisiologis pengaturan mual muntah
5) Perubahan hormon tiroid
Panesar et,al (2001) menyatakan bahwa hCG tidak secara tunggal
terlibat dalam kejadian mual muntah, secara tidak langsung
disebabkan oleh aktivitas hormon tiroid. Adanya hubungan antara
tingginya kadar hormon tiroid dan penurunan berat badan pada ibu
hamil dengan hiperemisis gravidarum, dibandingkan ibu hamil
dengan mual muntah ringan dan sedang pada saat kehamilan.
b) Faktor predisposisi peningkatan keparahan mual muntah
1) Keletihan
Van der lier et,al (1993) mengatakan bahwa keletihan pada ibu
hamil sudah menjadi hal yang fisiologis, jam kerja yang panjang
dapat memperburuk keletihan mengakibatkan ibu mengalami mual
muntah.

2) Mual dan muntah dikehamilan sebelumnya

Terdapat peningkatan kejadian mual muntah pada ibu hamil yang


telah mengalami beberapa kehamilan, karena kedua hormon tersebut
memiliki kadar yang lebih besar disbanding ibu hamil yang baru
pertama kali hamil.
3) Penggunaan pil kontrasepsi saat prakonsepsi
Vellacott et,al (1998) mengatakan ibu hamil yang sebelumnya
mengalami mual muntah saat mengkonsumsi pil kb kontrasepsi atau
lama fase pramenstruasi lebih rentang mengalami mual muntah.
4) Faktor psikososial
Masalah psikososial dapat mempredisposisi beberapa ibu hamil
untuk mengalami mual muntah dalam kehamilan, atau
memperburuk gejala yang sudah ada. Menurut Latrakis et,al (1988)
wanita yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan, rentan
terhadap masalah dan distress menambah ketidaknyamanan fisik.
Perasaan bersalah, marah, mengasihani diri sendiri atau ketakutan,
dapat menambah gejala mual muntah.
5) Masalah okuposional dan ekonomi
Masalah sosiokultural turut ambil bagian dalam mencetuskan
terjadinya mual muntah. Adanya isu finansial, okupasional dan
harapan sosial menuntut ibu hamil tetap harus bekerja. Banyak
pasangan memerlukan dua sumber penghasilan untuk memberikan
standar kehidupan yang dapat diterima. Kecemasan terhadap situasi
keuangan dapat menimbulkan kekhawatiran tambahan yang
membuat ibu hamil merasa tidak sehat. Ibu hamil yang bekerja
dipagi hari dan saat diperjalanan terburu-buru tidak ada waktu untuk
sarapan dapat mengakibatkan gejala mual muntah. Saat ini, ibu
hamil di Inggris tidak di perbolehkan izin dari tempat kerja dalam
waktu yang lama, menyebabkan mereka harus melanjutkan
pekerjaan sampai masa kehamilan berakhir, kecemasan dan stress
yang terjadi akibat memenuhi kewajiban mereka terhadap orang
yang telah mempekerjakan mereka, mengakibatkan parahnya
kejadian mual muntah.
3. Patofisiologi Mual Muntah Pada Kehamilan
Mual dan muntah pada kehamilan adalah akibat dari tingginya fluktasi
hormon hCG (human chorionic gonadotrophin). hCG (human chorionic
gonadotrophin) dihasilkan oleh plasenta yang berkembang (Irianti, dkk,
2014). hormon hCG (human chorionic gonadotrophin) melewati kontrol
ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus memproduksi
estrogen dan progesteron (Tiran, 2009). Peningkatan kadar progesteron,
esterogen, dan human chorionic gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor
pencetus mual dan muntah (Neill & Nelson, 2006).
Pada awal kehamilan peningkatan hormon estrogen yang tinggi akan
merangsang pusat muntah di medula oblongata sedangkan peningkatan
hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal
mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan pengosongan
lambung melambat. Refluks egofagus penurunan mortilitas lambung dan
peningkatan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya
mual dan muntah. Diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan
faktor psikologis, spiritual, lingkungan dan sosialkultural. Faktor psikologis
ini merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormon (Runiari,2010).
Mual muntah ini menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga terdapat
perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium
yang menyebabkan perubahan metabolisme tubuh (Neil & Nelson, 2006).
Mual muntah akan bertambah berat menjadi hiperemesis gravidarum
menyebabkan ibu muntah terus menerus tiap kali minum maupun makan,
menyebabkan ibu muntah terus menerus tiap kali minum maupun makan,
akibatnya tubuh ibu sangat lemah, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil
menurun drastis sehingga cairan tubuh semakin berkurang dan darah menjadi
kental (hemokonsentrasi) yang dapat melambatkan peredaran darah yang
berarti konsumsi oksigen dan makanan ke jaringan juga ikut berkurang
(Hidayati, 2009).
Ketidakseimbangan elektrolit disertai alkalosis hipokloremik, serta dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Oksidasi lemak yang tidak sempurna menyebabkan ketosis
dengan tertimbunnya asam asetoasetik, asam hidroksi buturik, dan aseton
dalam darah. Keadaan dehidrasi dan intake yang kurang mengakibatkan
penurunan berat badan yang terjadi bervariasi tergantung durasi dan beratnya
penyakit. Pencernaan serta absorbsi karbohidrat dan nutrisi lain yang tidak
adekuat mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk mempertahankan panas
dan energi tubuh. Jika tidak ada karbohidrat maka lemak digunakan untuk
menghasilkan energi, akibatnya beberapa hasil pembakaran dari metabolisme
lemak terdapat dalam darah dan urine (terdapat atau kelebihan keton dalam
urine) (Neil & Nelson, 2006).
Selaput lendir esophagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-
weiss), sehingga terjadi pendarahan gastrointestinal. Hipokalemia akibat
muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi
muntah dan merusak liver, terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga
menyebabkan gangguan fungsi umum alat-alat dan menimbulkan kematian
(Mitayani, 2009).
Dampak ini tidak hanya terjadi pada wanita hamil saja, namun juga dapat
menyebabkan efek samping pada janin seperti janin mengalami kekurangan
gizi tertentu, pembentukan organ yang sempurna bisa mengalami kegagalan.
selain itu janin beresiko lahir dengan berat badan lahir rendah hingga
kematian (Triyana, 2013).
4. Tingkatan Mual Muntah
Mual muntah merupakan gejala dan tanda yang disertai gangguan
gastrointestinal. Mual muntah dapat dianggap sebagai suatu fenomena yang
terjadi dalam tiga stadium yaitu:
a. Stadium pertama (mual)
Merupakan perasaan yang sangat tidak enak di belakang dan epigastrium
yang menyebabkan muntah. Keadaan ini ditandai dengan keinginan untuk
muntah yang dirasakan di tenggorokan atau perut, seringkali disertai
dengan gejala hipersalivasi, pucat, berkeringat, takikardia dan anoreks.
b. Stadium kedua (Retching)
Retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah, sering kali
menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan
pernafasan spasmodik melawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada
dan diagfragma.
c. Stadium ketiga
Pada stadium ketiga pusat muntah menerima masukan dari korteks
serebral, organ vestibular, daerah pemicu kemoreseptor (Chemoreseptor
Trigger Zone) (Price & Wilson, 2005).
5. Metode Pengendalian Mual Muntah
Dalam paragdigma baru kebidanan telah terjadi pergeseran paradigm-
paradigma dalam kebidanan, mengkombinasikan terapi konvensional dan
terapi komplementer, metode penanganan meliputi:

a. Tindakan konvensional
Intervensi mual muntah yang dialami ibu hamil melalui intervensi
konvensional.
1) Antiemetik
a) Vitamin B6
Vitamin B6 (Pyridoxine) dalam dosis sebesar 25 mg secara oral setiap
8 jam, selama 72 jam telah terbukti mempunyai efek yang signifikan
dalam mengatasi mual muntah. Dengan memberikan tablet vitamin B6
1.5 mg/hari, untuk meningkatkan metabolisme pada ibu yang
mengalami mual muntah (Irianti,dkk., 2014). Suatu uji coba control
double blind yang diacak terhadap 59 ibu hamil, menunjukkan bahwa
vitamin B6 membantu menghentikan gejala mual muntah yang
mempunyai peringkat lebih dari tujuh dari skala 0-10 (Wesson, 2002).
b) Ondansentron
Penggunaan ondansentron 10 mg pada 50 ml IV, memiliki efektivitas
yang hampir sama untuk mengurangi hiperemesis gravidarum dengan
pemberian antihistamin promrthazine 50 mg dalam 50 ml IV. Studi
Ferreira (2012) menunjukan bahwa tidak terjadi efek tetagonik akibat
penggunaan ondansentron (Irianti, dkk., 2014).
2) Antihistamin
a) Promrthazine hydrochloride
Pemberian dengan dosis 20-50 mg per oral
b) Metochlopromide
Diberikan dengan dosis 10 mg tiga kali sehari. British Medical Journal
(1986) mengatakan bahwa antihistamin umumnya direkomendasikan
untuk meredakan mual muntah saat hamil (Wesson, 2002). Mual
muntah di trimester pertama kehamilan tidak memerlukan terapi obat,
akan tetapi jika muntah bersifat berat antihistamin prometazin atau
fenotiazin akan dibutuhkan. Jika gejala tidak teratasi dalam 2x24 jam
maka lakukan rujukan ke dokter spesialis (Tiran, 2009).
3) Hospotalisasi
Perawatan dirumah sakit perlu dilakukan jika keadaan mual muntah,
menjadi hiperemesis gravidarum yang mengakibatkan dehidrasi,
gangguan metabolisme dan penurunan berat badan.

b. Tindakan komplementer

Intervensi komplementer yang sudah banyak dilakukan sebagai


pendamping terapi konvensional menurut Tiran (2009) yaitu meliputi:
1) Akupresur
Akupresur adalah salah satu metode pengobatan atau penyehatan
dengan melakukan pemijatan atau penekanan jari dipermukaan kulit,
pemijat akan mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi darah
dan merangsang kekuatan energi tubuh untuk menyehatkan atau
menyembuhkan (Dewi, dkk, 2017).
Akupresur merupakan salah satu metode pengobatan atau
penyehatan dengan melakukan pemijatan atau penekanan pada titik-titik
tertentu menggunakan jari dipermukaan kulit, dimana pemijat atau
penekanan tersebut akan mengurangi ketegangan, meningkatkan
sirkulasi darah dan merangsang kekuatan energi tubuh untuk
menyembuhkan atau menyehatkan, titik untuk mengurangi mual
muntah yaitu pericardium 6 (PC6) dan stomach 36 (ST36).
2) Indikasi dan Kontraindikasi Akupresur
a) Titik akupresur yang boleh dilakukan saat kehamilan
Titik akupresur yang boleh dilakukan titik PC6 dan ST36 lebih besar
manfaatnya, dibandingkan resikonya titik ini aman digunakan untuk
ibu hamil dengan keluhan mual muntah.
b) Titik akupresur yang harus di hindari saat kehamilan
Titik akupresur yang harus di hindari selama kehamilan yaitu titik
GB21, LI4, SP6 karena titik-titik tersebut dapat menstimulasi
kontraksi uterus. West (2001) mengatakan untuk menghindari titik-
titik yang dapat memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan,
perkembangan dan kesehatan janin pada usia gestasi tertentu
misalnya pada titik abdomen dari usia 24 minggu sampai 32 minggu
(Tiran, 2009)
c) Sumber faktor keamanan prosedur akupresur
Menurut Tiran (2009) faktor keamanan terapi akupresur dalam
asuhan kebidanan yang diberikan untuk ibu hamil dengan mual
muntah adalah sebagai berikut:

 Catat data-data ibu hamil yang mengalami mual muntah

 Pengetahuan tentang terapi akupresure yang di kontra indikasi


selama kehamilan

 Persetujuan tindakan dari ibu mengenai kemungkinan reaksi


normal akibat terapi

 Tegakan diagnosa dengan 4 cara, melihat, mendengar, meraba


dan bertanya

 Diagnosa tertentu harus dibuat sebelum memulai pemijatan agar


tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan

 Saat akan melakukan terapi akupresur, pasien dan pemijat harus


menemukan dahulu posisi yang terbaik

 Ibu dianjurkan melaporkan apabila setelah diterapi terjadi


penambahan mual muntah

 Evaluasi hasil tindakan, saran


3) Titik Akupresure Mual Muntah
Akupresur merupakan suatu cara pengobatan dengan memberikan
rangsangan penekanan (pemijatan) pada titik tertentu pada tubuh
(Fengge, 2011). Stimulasi yang diberikan dengan pemijatan
menghasilkan efek terapeutik karena
a. Konduksi dari sinyal elektromagnetik yang mampu mendorong
aliran zat-zat biokimia pencegah nyeri seperti endorpin dan sel
imun ke tempat khusus di tubuh yang mengalami cedera atau rusak
karenapenyakit.
b. Mengaktivasi sistem opioid sehingga dapat menurunkannyeri
c. Perubahan pada zat kimia otak, sensasi dan respon involunter
dengan pengeluaran berbagai neurotransmiter danneurohormon.
Titik-titik yang sering dipijat untuk menurunkan mual muntah adalah
titik PC6 dan St36. Titik PC6 adalah titik yang terletak di jalur
meridian selaput jantung. Meridian selaput jantung memiliki dua
cabang, sebuah cabangnya masuk ke selaput jantung dan jantung,
kemudian terus ke bawah menembus diafragma, ke ruang tengah dan
ruang bawah perut. Meridian ini juga melintasi lambung dan usus
besar. Titik St36 adalah titik akupresur yang berada di kaki dan di alur
meridian lambung. Meridian lambung dimulai dari ujung meridian
usus besar yang memiliki beberapa cabang, salah satu cabangnya
akan memasuki limpa dan lambung (Fengge,2011).

Gambar 5
Lokasi Titik Akupresur Pc6
Gambar 6
Lokasi Titik Akupresur St36
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : Selasa, 02 November 2021

Jam : 17.00 WIB

Pengkajian :

Pasien
Usia : Ny. N
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Pringapus
A. Subyektif
1. Alasan datang :
Ny. N mengatakan ingin memeriksakan kandungannya
2. Keluhan utama :
Ny. N mengatakan mual muntah
3. Riwayat pernikahan:
Ny. N mengatakan sudah menikah
4. Riwayat KB :
Ny. N mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
5. Riwayat kesehatan :
Ny. N mengatakan tidak memiliki penyakit menular, menurun, menahun
6. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :
a. Nutrisi
1) Makan : 3x/ sehari, porsi sedang, dengan jenis : nasi, sayur, lauk, dan buah
2) Minum : 7 – 8 gelas air putih
b. Eliminasi
1) BAK : 7 – 8 x sehari, jernih
2) BAB : 1x sehari dengan konsistensi lunak, warna coklat kehitaman
c. Aktivitas
Ny. N melakukan aktivitas bekerja di rumah setiap harinya
d. Istirahat
Tidur malam 6 – 7 jam sehari, tidur siang 1 jam
e. Hygiene
Mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2 kali sehari, mengganti pakaian dalam
setelah mandi atau jika lembab
7. Riwayat psikososial :
a. Ny. N mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar
b. Bagaimana tanggapan terhadap mual muntah
c. Ny. N menganggapi kehamilannya dengan senang dan bahagia
Data Subyektif:

S : 1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

2. Ibu mengatakan pusing dan mual muntah pada pagi hari, dan ibu tidak
memiliki riwayat penyakit maag

3. Ibu mengatakan HPHT 25-09-2021

4. Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran

5. Ibu mengatakan bernama Ny. N usia 21 tahun

Data Obyektif:

O : Berat Badan : 46 Kg

Tinggi Badan : 155 cm

Tekanan Darah: 100/70mmHg

Suhu : 36 C

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 22 x/menit

A : Ny. N usia 21 tahun G1P0A0 umur kehamilan 5 minggu dengan emesis


gravidarum

P :

1. Perencanaan
Beritahu ibu hasil pemeriksaan

Berikan KIE tentang ketidaknyamanan pada kehamilan trimester I

Anjurkan ibu kontrol 4 minggu lagi untuk memastikan tanda pasti hamil

2. Pelaksanaan

 Memberitahu kepada Ny. N hasil pemeriksaan bahwa Ny. N mengalami


ketidaknyamanan pada kehamilan trimester I yaitu mual muntah. Mual dan
muntah merupakan keluhan umum yang disampaikan saat hamil muda.
Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita
karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron dan dikeluarkan
hCG (human chorionic gonnadotropine) plasenta. Hormon-hormon inilah
yang di duga menyebabkan mual muntah.

 Menganjurkan klien untuk makan makanan bernutrisi, banyak mengonsumsi


sayuran dan buah, makan dalam porsi sedikit tapi sering, hindari makanan
pedas dan berlemak serta tidak banyak pikiran/stress, istirahat yang cukup
7-8 jam perhari.

 Menjelaskan kepada ibu tentang akupresure untuk menangani mual dan


muntah pada ibu dengan melakukan penekanan atau pemijatan pada titik
PC6 pada tangan dan titik St36 pada kaki dan lakukan penekanan dan
pemijatan searah jarum jam dilakukan penekanan sebanyak 30 kali selama
30 detik sampai 1 menit. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan
akupresure di rumah untuk membantu mengurangi mual dan muntah

 Memberikan terapi obat asam folat diminum 1x1 dengan menggunakan air
putih dan vitamin B6 2x1 atau jika ibu mengalami mual dan muntah.

 Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 4 minggu lagi untuk memastikan


tanda pasti hamil
3. Evaluasi

 Klien sudah mengetahui apa yang dialaminya

 Klien mengerti apa yang dijelaskan bidan dan bersedia melakukan


akupresure di rumah

 Klien bersedia mengikuti anjuran bidan dan meminum obat

 Klien bersedia melakukan kunjungan ulang 4 minggu lagi.


BAB IV
PEMBAHASAN

Ny. N umur 21 tahun datang ke PMB Minarti pada hari Selasa 2 November 2021 Pukul
17.00 WIB. Ny. N umur 21 tahun, Ny. N datang ingin memeriksakan keadaan dirinya. Klien
mengatakan dirinya sedang hamil anak pertama tidsk pernah keguguran, klien mengeluh pusing
dan setiap pagi mual sampai muntah, klien mengatakan HPHT 25 September 2021. Hasil
pemeriksaan berat badan 46 kg, tinggi badan 155cm, tekanan darah 100/70mmhg, nadi
80x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36 C. Berdasarkan hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan
Ny. N umur 21 tahun G1P0A0 umur kehamilan dengan morning sickness.
Mual dan muntah pada kehamilan adalah akibat dari tingginya fluktasi hormon hCG
(human chorionic gonadotrophin). hCG (human chorionic gonadotrophin) dihasilkan oleh
plasenta yang berkembang (Irianti, dkk, 2014). hormon hCG (human chorionic gonadotrophin)
melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus memproduksi
estrogen dan progesteron (Tiran, 2009). Peningkatan kadar progesteron, esterogen, dan human
chorionic gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah (Neill & Nelson,
2006).
Asuhan yang diberikan pada Ny. N yaitu memberikan KIE tentang ketidaknyamanan
kehamilan pada trimester I yaitu mual muntah dan menjelaskan teknik penekanan atau pemijatan
akupresure pada klien untuk mengurangi mual dan muntah, serta memberikan terapi obat asam
folat dan B6 kepada klien. Hal ini sejalan dengan Tiran 2017, seperti anjuran klien untuk
istirahat cukup, makanan bernutrisi, tidak stress, akupresure untuk membantu mengurangi mual
muntah.
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Mual dan muntah pada kehamilan adalah akibat dari tingginya fluktasi hormon hCG (human
chorionic gonadotrophin). hCG (human chorionic gonadotrophin) dihasilkan oleh plasenta
yang berkembang. Hormon hCG (human chorionic gonadotrophin) melewati kontrol
ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus memproduksi estrogen dan
progesteron. Peningkatan kadar progesteron, esterogen, dan human chorionic gonadotropin
(hCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah.
2. Pada Ny. N usia 21 tahun mengalami ketidaknyamanan kehamilan trimester I yaitu mual
muntah diberikan asuhan dengan menganjurkan klien untuk istirahat cukup, makanan
bernutrisi, tidak stress, terapi obat serta akupresure untuk mengurangi mula muntah.
3. Asuhan yang diberikan pada klien sudah sesuai dengan teori

B. Saran
1. Bagi Lahan Praktik Klinik
Diharapkan lahan praktik klinik dapat mempertahankan pelayanan asuhan kebidanan yang
sudah baik dan dapat memberikan / melaksanakan sesuai standar asuhan kebidanan
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan asuhan kebidanan sesuai standar dapat dilakukan pada semua pelayanan
kebidanan dan diharapkan laporan ini sebagai bahan masukan, sebagai contoh asuhan
manajemen bagi penulis selanjutnya.
3. Bagi Pelaksana Selanjutnya
Diharapkan dapat tetap meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan
asuhan kebidanan secara baik dan benar kepada klien, Sehingga asuhan yang diberikan
berkualitas dan memenuhi standar yang telah ditetapkan

Anda mungkin juga menyukai