Prasat Akurpresur Fransiska
Prasat Akurpresur Fransiska
REFLEKTIF LEARNING IV
AKUPRESURE
Oleh:
FRANSISKA SUNARTI
161211012
2021/2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Stase Keterampilan
Dasar Praktik Kebidanan Reflektif Learning Akupresure”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas reflektif learning akupresure Di Universitas Ngudi Waluyo. Penyusun
menyadari terwujudnya makalah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan dan pengarahan
dari semua pihak yang telah membimbing. Dengan segala kerendahan hati, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk mengevaluasi makalah
ini sehingga kedepannya akan menjadi lebih baik. Harapan penyusun semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual dan muntah merupakan masalah yang terjadi pada trimester I dengan
frekuensi muntah kurang dari 5 kali sehari selama kehamilan (Irianti, dkk, 2014:
56). Mual dan muntah terjadi pada 60-80% ibu hamil pertama (primigravida) dan
40-60% pada ibu multigravida (Solikhah, 2011). WHO (World Health
Organization) menyatakan bahwa mual muntah sedikitnya mencapai 14% dari
seluruh kehamilan di dunia (HWO, 2010). Angka kejadian Mual muntah di
Indonesia dari 2.203 kehamilan, 24,6% diantaranya mengalami mual muntah
(Kemenkes RI, 2010).
Mual dan muntah dapat disebabkan oleh faktor fisiopatologis dan faktor
predisposisi. Faktor fisiopatologis meliputi hormon hCG (human chorionic
gonadotrophin), estrogen dan progesteron, serotonin, dampak pada kemampuan
mencium atau melihat, dan perubahan hormon tiroid, adaptasi saluran
gastrointestinal sedangkan faktor predisposisi mual muntah meliputi
keletihan,
psikososial, riwayat kehamilan sebelumnya, penggunaan pil kontrasepsi
saat prakonsepsi, sosio-ekonomi dan merokok (Tiran, 2008: 13).
Mual muntah yang tidak ditangani akan menyebabkan frekuensi
mual dan muntah lebih dari 5 kali sehari disertai dengan penurunan berat
badan (>5%) dari berat badan sebelum hamil. Menurut Munch dalam
Tiran 2008: 2 mual muntah dapat berdampak hebat bila diabaikan karena
dianggap normal pada trimester I yang mengakibatkan ketegangan
emosional, stress psikologis, gangguan metabolisme gizi kurang dan
dehidrasi. Selain itu, ibu yang mengalami mual muntah dapat berisiko
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Irianti., dkk, 2014: 64).
Penanganan mual muntah tidak hanya menggunakan terapi
farmakologi tetapi dapat menggunakan terapi komplementer yang telah
berkembang dimasyarakat, dengan sekitar sepertiga populasi
menggunakan beberapa jenis terapi atau penanganan komplementer. Hal
ini disebabkan oleh perubahan pada harapan dan pilihan masyarakat
untuk memperkecil penggunaan obat-obatan yang dapat menimbulkan
efek samping merugikan (Medforth., dkk, 2011: 86). Terapi
komplementer yang dapat digunakan yaitu akupresur atau akupuntur,
peppermint dan herbal jahe (Tiran, 2008: 159). Akupresur pengobatan
yang diterima dengan baik, dengan insiden efek merugikan yang relatif
rendah. Penggunaan akupresur dalam kehamilan banyak hasil positif,
mudah dilakukan, bebas bahaya, dan dapat dilakukan sendiri pada wanita
yang mengalami mual muntah (Tiran, 2008 : 149).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui tentang mual muntah dalam kehamilan serta
penanganannya
2. Tujuan khusus
a. Mampu menjelaskan pengertian mual muntah dalam kehamilan
b. Mengetahui penyebab mual muntah dalam kehamilan
c. Mengetahui penanganan mual muntah dengan akupresure
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ibu hamil sering terpapar dengan bau atau aroma, zat kimia di
lingkungan sekitar mereka, sehingga dapat menambah rasa mual dan
menyebabkan muntah.
3) Estrogen dan progesterone
Estrogen dan progesteron juga terlibat dalam mual dan muntah,
pada sebagian ibu hamil kadar hormon ini terus meningkat setelah
melewati tiga bulan pertama.
4) Serotonin
Serotinin disekresikan oleh sistem saraf pusat terutama hipotalamus
dan modula spinalis, serta disintesis dari tiptofan dan disekresi oleh
dinding lambung sebagai respon terhadap makanan yang
menyebabkan kontraksi dinding lambung selama mencerna,
serotonin berperan dalam fisiologis pengaturan mual muntah
5) Perubahan hormon tiroid
Panesar et,al (2001) menyatakan bahwa hCG tidak secara tunggal
terlibat dalam kejadian mual muntah, secara tidak langsung
disebabkan oleh aktivitas hormon tiroid. Adanya hubungan antara
tingginya kadar hormon tiroid dan penurunan berat badan pada ibu
hamil dengan hiperemisis gravidarum, dibandingkan ibu hamil
dengan mual muntah ringan dan sedang pada saat kehamilan.
b) Faktor predisposisi peningkatan keparahan mual muntah
1) Keletihan
Van der lier et,al (1993) mengatakan bahwa keletihan pada ibu
hamil sudah menjadi hal yang fisiologis, jam kerja yang panjang
dapat memperburuk keletihan mengakibatkan ibu mengalami mual
muntah.
a. Tindakan konvensional
Intervensi mual muntah yang dialami ibu hamil melalui intervensi
konvensional.
1) Antiemetik
a) Vitamin B6
Vitamin B6 (Pyridoxine) dalam dosis sebesar 25 mg secara oral setiap
8 jam, selama 72 jam telah terbukti mempunyai efek yang signifikan
dalam mengatasi mual muntah. Dengan memberikan tablet vitamin B6
1.5 mg/hari, untuk meningkatkan metabolisme pada ibu yang
mengalami mual muntah (Irianti,dkk., 2014). Suatu uji coba control
double blind yang diacak terhadap 59 ibu hamil, menunjukkan bahwa
vitamin B6 membantu menghentikan gejala mual muntah yang
mempunyai peringkat lebih dari tujuh dari skala 0-10 (Wesson, 2002).
b) Ondansentron
Penggunaan ondansentron 10 mg pada 50 ml IV, memiliki efektivitas
yang hampir sama untuk mengurangi hiperemesis gravidarum dengan
pemberian antihistamin promrthazine 50 mg dalam 50 ml IV. Studi
Ferreira (2012) menunjukan bahwa tidak terjadi efek tetagonik akibat
penggunaan ondansentron (Irianti, dkk., 2014).
2) Antihistamin
a) Promrthazine hydrochloride
Pemberian dengan dosis 20-50 mg per oral
b) Metochlopromide
Diberikan dengan dosis 10 mg tiga kali sehari. British Medical Journal
(1986) mengatakan bahwa antihistamin umumnya direkomendasikan
untuk meredakan mual muntah saat hamil (Wesson, 2002). Mual
muntah di trimester pertama kehamilan tidak memerlukan terapi obat,
akan tetapi jika muntah bersifat berat antihistamin prometazin atau
fenotiazin akan dibutuhkan. Jika gejala tidak teratasi dalam 2x24 jam
maka lakukan rujukan ke dokter spesialis (Tiran, 2009).
3) Hospotalisasi
Perawatan dirumah sakit perlu dilakukan jika keadaan mual muntah,
menjadi hiperemesis gravidarum yang mengakibatkan dehidrasi,
gangguan metabolisme dan penurunan berat badan.
b. Tindakan komplementer
Gambar 5
Lokasi Titik Akupresur Pc6
Gambar 6
Lokasi Titik Akupresur St36
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian :
Pasien
Usia : Ny. N
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Pringapus
A. Subyektif
1. Alasan datang :
Ny. N mengatakan ingin memeriksakan kandungannya
2. Keluhan utama :
Ny. N mengatakan mual muntah
3. Riwayat pernikahan:
Ny. N mengatakan sudah menikah
4. Riwayat KB :
Ny. N mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
5. Riwayat kesehatan :
Ny. N mengatakan tidak memiliki penyakit menular, menurun, menahun
6. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :
a. Nutrisi
1) Makan : 3x/ sehari, porsi sedang, dengan jenis : nasi, sayur, lauk, dan buah
2) Minum : 7 – 8 gelas air putih
b. Eliminasi
1) BAK : 7 – 8 x sehari, jernih
2) BAB : 1x sehari dengan konsistensi lunak, warna coklat kehitaman
c. Aktivitas
Ny. N melakukan aktivitas bekerja di rumah setiap harinya
d. Istirahat
Tidur malam 6 – 7 jam sehari, tidur siang 1 jam
e. Hygiene
Mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2 kali sehari, mengganti pakaian dalam
setelah mandi atau jika lembab
7. Riwayat psikososial :
a. Ny. N mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar
b. Bagaimana tanggapan terhadap mual muntah
c. Ny. N menganggapi kehamilannya dengan senang dan bahagia
Data Subyektif:
2. Ibu mengatakan pusing dan mual muntah pada pagi hari, dan ibu tidak
memiliki riwayat penyakit maag
Data Obyektif:
O : Berat Badan : 46 Kg
Suhu : 36 C
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
P :
1. Perencanaan
Beritahu ibu hasil pemeriksaan
Anjurkan ibu kontrol 4 minggu lagi untuk memastikan tanda pasti hamil
2. Pelaksanaan
Memberikan terapi obat asam folat diminum 1x1 dengan menggunakan air
putih dan vitamin B6 2x1 atau jika ibu mengalami mual dan muntah.
Ny. N umur 21 tahun datang ke PMB Minarti pada hari Selasa 2 November 2021 Pukul
17.00 WIB. Ny. N umur 21 tahun, Ny. N datang ingin memeriksakan keadaan dirinya. Klien
mengatakan dirinya sedang hamil anak pertama tidsk pernah keguguran, klien mengeluh pusing
dan setiap pagi mual sampai muntah, klien mengatakan HPHT 25 September 2021. Hasil
pemeriksaan berat badan 46 kg, tinggi badan 155cm, tekanan darah 100/70mmhg, nadi
80x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36 C. Berdasarkan hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan
Ny. N umur 21 tahun G1P0A0 umur kehamilan dengan morning sickness.
Mual dan muntah pada kehamilan adalah akibat dari tingginya fluktasi hormon hCG
(human chorionic gonadotrophin). hCG (human chorionic gonadotrophin) dihasilkan oleh
plasenta yang berkembang (Irianti, dkk, 2014). hormon hCG (human chorionic gonadotrophin)
melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus memproduksi
estrogen dan progesteron (Tiran, 2009). Peningkatan kadar progesteron, esterogen, dan human
chorionic gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah (Neill & Nelson,
2006).
Asuhan yang diberikan pada Ny. N yaitu memberikan KIE tentang ketidaknyamanan
kehamilan pada trimester I yaitu mual muntah dan menjelaskan teknik penekanan atau pemijatan
akupresure pada klien untuk mengurangi mual dan muntah, serta memberikan terapi obat asam
folat dan B6 kepada klien. Hal ini sejalan dengan Tiran 2017, seperti anjuran klien untuk
istirahat cukup, makanan bernutrisi, tidak stress, akupresure untuk membantu mengurangi mual
muntah.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Mual dan muntah pada kehamilan adalah akibat dari tingginya fluktasi hormon hCG (human
chorionic gonadotrophin). hCG (human chorionic gonadotrophin) dihasilkan oleh plasenta
yang berkembang. Hormon hCG (human chorionic gonadotrophin) melewati kontrol
ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus memproduksi estrogen dan
progesteron. Peningkatan kadar progesteron, esterogen, dan human chorionic gonadotropin
(hCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah.
2. Pada Ny. N usia 21 tahun mengalami ketidaknyamanan kehamilan trimester I yaitu mual
muntah diberikan asuhan dengan menganjurkan klien untuk istirahat cukup, makanan
bernutrisi, tidak stress, terapi obat serta akupresure untuk mengurangi mula muntah.
3. Asuhan yang diberikan pada klien sudah sesuai dengan teori
B. Saran
1. Bagi Lahan Praktik Klinik
Diharapkan lahan praktik klinik dapat mempertahankan pelayanan asuhan kebidanan yang
sudah baik dan dapat memberikan / melaksanakan sesuai standar asuhan kebidanan
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan asuhan kebidanan sesuai standar dapat dilakukan pada semua pelayanan
kebidanan dan diharapkan laporan ini sebagai bahan masukan, sebagai contoh asuhan
manajemen bagi penulis selanjutnya.
3. Bagi Pelaksana Selanjutnya
Diharapkan dapat tetap meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan
asuhan kebidanan secara baik dan benar kepada klien, Sehingga asuhan yang diberikan
berkualitas dan memenuhi standar yang telah ditetapkan