SKRIPSI
Oleh
FIDYAWATI HIYALI
NIM: 921417134
utama. Pajak memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,
daerah. Semakin tinggi PAD yang dimiliki, maka semakin tinggi pula
semakin rendah Pendapatan Asli Daerah yang dimiliki, maka semakin rendah
ini berarti pemerintah daerah harus lebih berusaha untuk menggali potensi
dari: pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang bertujuan
pendapatan lain daerah. Hal ini dikarenakan Pendapatan Asli Daerah dapat
merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dapat
(Marinda, 2017). Selain itu Salah satu cara Badan Keuangan Kota Gorontalo
sistem pembayaran pajak seperti melalui sistem online, menerapkan sanki pajak
dan sejenisnya.
Tabel 1:
Realisasi Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Gorontalo Tahun 2016-2020
1,883,991,905
2,597,021,062
2020 20,596,438,929
53,234,174,896
1,391,649,258
3,968,492,689
2019 23,835,910,489
67,475,359,049
Lain-Lain PAD Yang Sah
1,091,232,685 Pengelolaan Kekayaan Daerah
2,486,911,214 Yang Dipisahkan
2018 12,969,509,810
Retribusi Daerah
61,771,957,483
Pajak Daerah
1,237,661,479
1,585,636,510
2017 13,655,177,324
60,657,343,915
780,404,501
1,401,966,083
2016 15,187,824,984
45,676,661,215
yang berasal dari dana pajak daerah yang fungsinya agar dapat lebih
sebagai sumber penerimaan PAD. Pajak daerah memiliki peran yang penting
sumbangan tertinggi kepada PAD, tanpa adanya pajak daerah kebutuhan akan
dana yang diperlukan untuk pembangunan daerah akan sulit terpenuhi. Untuk itu,
(2014:153).
dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Dalam tabel diketahui dalam kurun waktu
4 Tahun pajak daerah terus mengalami peningkatan yang baik yaitu sebesar
45.676.661.215 pada tahun 2016 serta tahun 2019 pencapaian tertinggi sebesar
67.475.359.049. hanya saja pada 1 tahun terakhir yaitu 2020 pajak daerah
beberapa komponen pajak daerah yang masih terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya seperti pajak restoran, pajak hotel dan masih banyak potensi pajak
Asli Daerah.
Daerah dan Retribusi Daerah, salah satu pajak daerah yang dapat diandalkan
dari sector perpajak adalah pajak daerah. Pemerintahan daerah akan berusaha
Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang
pelaksanaannya. 3. Tanpa rasa timbal dari negara yang secara langsung dapat
Kota Gorontalo, terdiri dari Pajak Hotel,Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Parkir, Pajak Reklame, Pajak Air Tanah, Pajak Penerangan Jalan (PPJ), Pajak
Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan
oleh banyaknya jenis pajak daerah yang diterapkan serta disesuaikan terkait
kontribusi yang salah satunya adalah dari pajak dimana sektor pajak sangat
melibatkan diri atau sumbangan. Maka dapat diartikan bahwa kontribusi adalah
berupa materi atau tindakan dimana hal yang bersifat materi misalnya seorang
Sedangkan sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu
yang kemudian memberikan positif maupun negatif terhadap pihak lain (Nur
Fatin, 2018). Adapun pengertian lainnya yaitu Kontribusi pajak daerah merupakan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam satu tahun anggaran (Afni & afif, 2018).
2020 0.00%
2019
31.01%
2018
31.90%
2017
29.21%
2016
26.51%
0.00% 5.00% 10.00% 15.00%
20.00% 25.00%
30.00% 35.00%
terus mengalami peningkatan setiap tahunnya kecuali pada tahun 2020 mengalami
penurunan, Namun hal ini dapat dimaklumi karena disebakan adanya pademi
covid 19 yang terjadi tahun 2020 sehingga kontribusi pajak daerah yang diperoleh
lebih kecil daripada pendapatan pajak daerah tahun sebelumnya. Dilihat pada 3
tahun terakhir yaitu 2016-2018 pajak daerah terus memberikan kontribusi yang
tinggi yaitu sebesar 26,51 % tahun 2016, 29,21 % tahun 2017 dan 31,90% tahun
2017, Namun pada tahun 2019 kontribusi pajak daerah juga mengalami
penurunan yaitu sebesar 30,01% Dan penurunan yang paling dibawah terjadi
pada tahun 2020 hanya memperoleh 22,40% kontibusi dengan hasil rata-rata
Kota Gorontalo, telah mengupayakan layanan ofline melalui kantor kasnya bank
sulut maupun online system pelaporan dan pembayaran daerah melalui e-Tax. Ini
wajib pajak. Sistem ini juga memperkuat pengendalian dan pengawasan atas
97.49% 99.90%
100.00%
87.42% 88.24% 92.96% 96.24%
90.00% 87.90% 89.97%
80.00%
70.00%
60.00% 64.60%
50.00%
90.11% Pajak Daerah
40.00%
30.00% PAD
20.00%
10.00%
0.00%
2016
2017
2018
2019
2020
Sumber : Badan Keuangan Kota Gorontalo
mencapai target yang seharusnya dicapai atau target yang diharapkan pada suatu
presentase pajak daerah mengalami peningkatan yaitu sebesar 97,50% dan tahun
88,25% dengan selisih penurunan 11,75% dari tahun sebelumnya 2017. Tahun
menurun kembali tahun 2020 sebesar 64,60% dengan rata-rata pendapatan yang
didapatkan sebesar 88,04%. Hal ini menunjukan keadaan sisi pendapatan kota
gorontalo masih naik turun terutama setelah adanya pademi covid 19 yang
namun dalam hal ini efektivitas pajak daerah yang didapatkan sudah
87,43% dengan selisih 11,33% dari tahun 2016. Dan mengalami peningkatan
kembali pada tahun 2018-2020 sebesar 87,90% tahun 2018, tahun 2019 sebesar
92,95% dan tahun 2020 sebesar 96,25%. dengan hasil rata-rata pendapatannya
oleh (Endra Gunawan 2018) yang telah meneliti tentang Pengaruh Efektivitas
Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Aceh Timur dinilai sangat baik, karena target pajak daerah yang ingin
dicapai terealisasikan.
Beda halnnya Penelitian yang dilakukan oleh (Amelia Putri & Khozin,
Asli Daerah Kabupaten Bandung. Hal ini dikatakan bahwa tingkat efektivitas
penerimaan pajak daerah Kabupaten Bandung tahun 2015 sampai tahun 2019
sudah tergolong dalam kategori efektif karena rata-rata realisasi penerimaan pajak
pajak daerah di Kabupaten Bandung tahun 2015 sampai tahun 2019 tergolong
penelitian ini menunjukkan tingkat Efektivitas dan Kontribusi Pajak Daerah tahun
2016 dan terendah tahun 2014. Secara keseluruhan Kontribusi Pajak Daerah tahun
permasalahan dan penelitian terdahulu dari latar belakang diatas, penulis tertarik
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka tujuan dari penelitian ini
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka manfaat dari penelitian ini
lapangan.
pajak.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Teori
a. Teori Stewardship
dimotivasi oleh tujuan pribadi, tetapi untuk tujuan utama organisasi. Menurut
(Jefri, 2018) “teori stewardship adalah teori alternatif yang muncul dari
keberadaan teori agensi yang telah terlebih dahulu hadir dalam hubungan
principal dan agen dalam suatu perusahaan ataupun oraganisasi. Sifat dasar
dari : pajak daerah, restribusi daerah , hasil pengelolaan kekayaan daerah dan
ekonomi diukur dari besarnya kontribusi yang dapat diberikan oleh PAD
terhadap APBD, semakin besar kontribusi yang dapat diberikan oleh PAD
besar tetapi digali oleh instansi yang lebih tinggi; b) BadanUsaha Milik Daerah
penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar daerah, dan kegiatan impor/ekspor.
a) Pajak Daerah
penghargaan, tetapi ada pilihan lain untuk membayar atau tidak. Biaya-
perizinan tertentu.
atau badan.
daerah/BUMD.
Negara/ BUMN.
yang sah
daerah.
2.1.3 Perpajakan
a. Pengertian Pajak
Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 berbunyi Pajak adalah pembayaran wajib
oleh individu atau badan kepada Negara sesuai dengan hukum, tanpa
dalam pelaksanaannya, dan pajak dapat dipungut oleh negara baik pemerintah
maupun daerah.
b. Fungsi Pajak
pengeluarannnya.
kepada rah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
kemakmuran rakyat.
Daerah dan Retribusi Daerah maka pajak daerah harus ditetapkan dengan
kepada daerah.
dikenakan pajak.
Pajak daerah dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Pajak Provinsi Dan Pajak
Kabupaten/Kota:
Pajak hotel
Pajak restoran
Pajak hiburan
Pajak reklame
Pajak parkir
surat ketetapan pajak daerah atau dokumen lain yang dipersamakan berupa
melibatkan diri atau sumbangan. Maka dapat diartikan bahwa kontribusi adalah
berupa materi atau tindakan dimana hal yang bersifat materi misalnya seorang
Sedangkan sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu
yang kemudian memberikan positif maupun negat if terhadap pihak lain. selain itu
terhadap Pendapatan Asli Daerah . Besar kontribusi ini dapat dicari dengan
daerah.
yaitu:
Presentase Kriteria
0% - 10% Sangat Kurang
10% - 20% Kurang
20% - 30% Sedang
30% - 40% Cukup Baik
40% - 50% Baik
Diatas 50% Sangat Baik
Sumber : Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 2006
maka dikatakan organisasi tersebut telah beroperasi secara efektif. Hal yang
berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ini. Biayanya bisa melebihi
anggaran, dan bisa dua kali atau bahkan tiga kali lipat dari anggaran. Efektivitas
hanya dapat memeriksa apakah rencana atau aktivitas tertentu telah mencapai
tujuan yang ditetapkan (Ngantung, 2016). Adapun rumus cara untuk mengukur
143):
Tabel 2.1.
Kriteria Efektivitas Pajak Daerah
Presentase Kriteria
90%-100% Efektif
100%, maka pajak daerah semakin efektif atau dengan kata lain kinerja
pemungutan daerah Kota Gorontalo semakin baik. Dalam penelitian ini yang
retribusi daerah yang selanjutnya disebut kontribusi wajib pajak kepada daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
Di Kota Gorontalo target dan realisasi pajak daerah belum berjalan secara
jumlah target yang ditetapkan lebih besar setiap tahunnya dan realisasinya
melihat dari fenomena tersebut bahwa pentinya pajak bagi suatu daerah,
pemasukan dana yang sangat potensial karena besarnya penerimaan pajak akan
berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta empires yang
Asli Daerah.
BAB III
METEDEOLOGI PENELITIAN
Jl. Nani Wartabone No.03, Ipilo, Kota Timur, Kota Gorontalo 96133. Alasan
memilih lokasi penelitian ini karena, Badan Keuangan Kota Gorontalo merupakan
salah satu instansi yang berada didalam naungan pemerintah Kota Gorontalo yang
data berdasarkan jumlah atau banyaknya yang dilakukan secara objektif untuk
prinsip-prinsip umum Nikolaus Duli (2019: 3). Menurut (Sugiyono, 2015: 23)
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji
penelitian Creswell (2016: 22). Desain dalam penelitian ini dapat dilihat pada
(X1)
merupakan karakteristik, sifat, dan atribut yang diukur melalui simbol yang diberi
moderating. Adapun variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas
Variabel bebas atau menurut Sugiyono (2015: 63) merupakan variabel yang
terikat. Tidak jauh berbeda dengan pendapat sebelumnya Cooper dan Schindler
variabel dependen. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini yaitu kontribusi
akibat karena adanya variabel bebas Sugiyono (2015: 64). Akan tetapi Cooper dan
Schindler (2003: 21) menyatakan bahwa variabel dependen sebagai variabel yang
diukur, diramalkan, atau dikontrol oleh peneliti. Adapun variabel terikat pada
atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh data berupa laporan target dan realisasi
penerimaan pajak daerah dan PAD dari tahun 2016 sampai dengan 2020.
penuh (total sampling) dimana semua jumlah populasi dijadikan sampel. Sampel
dalam penelitian ini adalah berupa keseluruhan laporan tahunan target dan
realisasi pajak daerah dan PAD di Kota Gorontalo dari tahun 2016 sampai dengan
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data
yang telah dikumpulkan sebelumnya dan telah menjadi dokumentasi pihak Badan
Keuangan Kota Gorontalo. Data sekunder ini diperoleh melalui berbagai sumber
resmi baik yang dipublikasikan maupun tidak. Adapun jangka waktu pengamatan
1. Dokumentasi
penelitian.
2. Study Kepustakaan
Asli Daerah.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
peneliti lakukan.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan
Presentase Kriteria
0% - 10% Sangat Kurang
10% - 20% Kurang
20% - 30% Sedang
30% - 40% Cukup Baik
40% - 50% Baik
Diatas 50% Sangat Baik
Sumber : Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 2006
Hal ini mengukur bagian dari hasil pajak yang digunakan untuk
target yang akan dicapainya. Adapun rumus cara untuk mengukur efektivitas
Tabel
Kriteria Efektivitas Pajak Daerah
Presentase Kriteria
90%-100% Efektif
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
yang akan digunakan, dilihat dari nilai rata – rata (mean), median,
maximum,dan minimum.
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi pada
analisis regresi berganda. setidaknya ada empat uji asumsi klasik yaitu uji
asusmsi klasik dilakukan untuk menghasilkan estimator yang tidak biasa dengan
regresi tidak mengandung masalah. berikut ini uji asumsi klasik yang harus
residual memiliki distribusi normal Ghozali (2018 : 27-31). Demikian juga Basuki
dan Prawoto (2016: 108) menyatakan bahwa uji normalitas berguna untuk
menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari
populasi normal.Salah satu cara menguji normalitas data yaitu dengan melakukan
(2018:103).
3.7.2. Uji Multikoleniaritas
hubuingan linear antara peubah bebas X dalam Model Regresi Ganda Basuki dan
Prawoto (2016: 104). Tidak jauh berbeda dengan pendapat sebelumnya Ghozali
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Jika Hubungan linear antar peubah bebas X dalam Model Regresi
variable independent.
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta
yang empires. Untuk mengetahui sebrapa besar pengaruh variable bebas terhadap
Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu Analisis regresi linear
berganda atau Multiple Regression dengan SPSS. Teknik analisis ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh variabel terikat (Y) yaitu Pendapatan Asli Daerah,
sedangkan variabel bebasnya terdiri dari : Kontribusi Pajak Daerah (X1) dan
𝑌 = 𝛽 + 𝑏₁𝑋₁ + 𝑏₂𝑋₂ + 𝑒
Keterangan :
β = Konstanta
e = Variabel pengganggu/error
Ghozali (2018: 170). Tidak jauh berbeda dengan pendapat sebelumnya Basuki
dan Prawoto (2016: 88) menyatakan bahwa uji T digunakan untuk mengetahui
bermakna atau tidak. Kriteria yang dipakai untuk membuat keputusan terhadap
hasil uji hipotesis adalah berdasarkan tingkat signifikan sebesar 0,05 yang
merupakan profitabilitas kesalahan sebesar 5%. Apabila nilai t hitung > dari t
variabel dependen Ghozali (2018: 172). Demikian juga dengan Basuki dan
keputusan terhadap hasil uji hipotesis yaitu berdasarkan tingkat signifikan sebesar
0,05 yang merupakan profitabilitas kesalahan sebesar 5%. Apabila nilai f hitung
> dari f tabel, maka variabel bebasnya memberikan pengaruh yang bermakna
jauh berbeda dari pendapat sebelumnya Basuki dan Prawoto (2016: 169)
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
No.5 Tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah dan
organissi, tugas dan fungsi serta tata kerja Badan Keuangan Kota Gorontalo.
kepada daerah Kota Gorontalo. Badan Keungan dibawah dan bertanggung jawab
dan, 5) Meaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh kepala daerah terkait dengan
Visi
Misi
tugas.
Efektivitas Pajak Daerah (X2) dan Pendapatan Asli Daerah (Y) selama kurun
waktu lima tahun berturut-turut yaitu 2016-2020 sehingga data yang digunakan
data yang ada hanya 5 tahun yang berarti kurang untuk pengujian data
menggunakan paremetrik. Setelah dilakukan interpolasi maka data yang terbentuk
deskriptif melalui pengolahan data statistik yang terdapat dalam data sekunder
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum,
minimun, sum,range, kurtosis dan skewness (Imam Ghozali, 2011: 19). Hasil
Sedangkan nilai tertinggi (maximum) 0,9625 atau 96,25%. Adapun nilai rata-
rata (Mean) pada Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar 0,9093 atau sebesar
0,2240 atau sebesar 22,40%. Sedangkan nilai tertinggi (maximum) 0,3190 atau
sebesar 31,90%. Adapun nilai rata-rata (Mean) pada Kontribusi Pajak Daerah
yaitu sebesar 0,2820 atau sebesar 28,20% dengan nilai standar deviasi
0,6460 atau sebesar 64,60%. Sedangkan nilai tertinggi (maximum) 0,9990 atau
Kemudian untuk hasil yang lebih optimal dapat disajikan hasil tiap
variabel kontribusi pajak dearah, efektivitas pajak daerah, dan pendapatan asli
Berdasarkan tabel diatas dari hasil dilihat bahwa rata-rata kontribusi pajak
daerah di Kota Gorontalo tahun 2016-2020 adalah sebesar 29,66% dan terletak
pada kriteria sedang. Hal ini menunjukan bahwa kontribusi pajak daerah dalam
dan masih dibawah dari 50%. Kontribusi pajak daerah yang paling rendah terjadi
pada tahun 2020 yaitu sebesar 22.40% disebabkan adanya pademi covid 19 yang
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, agar daerah mampu mencapai
kemandirian atas otonomi daerah yang diberikan oleh pemerintah pusat dan dapat
Presentase Kriteria
0% - 10% Sangat Kurang
10% - 20% Kurang
20% - 30% Sedang
30% - 40% Cukup Baik
40% - 50% Baik
Diatas 50% Sangat Baik
Sumber : Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 2006
daerah Kota Gorontalo. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata efektivitas
pajak daerah Kota Gorontalo tahun 2016-2020 adalah sebesar 88,04% dan terletak
pada kriteria cukup efektif, hal ini menunjukan bahwa pemungutan pajak daerah
sudah berjalan dengan cukup baik. Meskipun masih terdapat beberapa tahun
jumlah pemungutan pajak daerahnya yang masih berkategori cukup dan kurang
efektif. hal ini disebabkan terjadinya fluktuasi pendapatan daerah ditiap tahunnya
dan pendapatan tertinggi bukan berasal dari pajak daerah melainkan berasal dari
lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Berikut tingkat pengukuran kriteria
Presentase Kriteria
>100% Sangat efektif
90%-100% Efektif Sumber :
80%-90% Cukup efektif Depdagri,
<60% Tidak efektif
Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 2006
Pendapatan Asli Daerah di Kota Gorontalo dari tahun 2016-2020 yaitu sebesar
90,93% dengan kriteria efektif. Hal ini dapat disimpulkan bahwasanya realisasi
belum samapai melampaui atau melewati target 100% namun hal ini pemerintah
efektivitas yang paling kecil terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 87,43% dengan
kriteria cukup efektif, hal ini menujukan bahwa Kota Gorontalo masih perlu
melakukan peningkatan pemungutan Pendapatan Asli Daerah yang telah
dianggarkan agar realisasi PAD tersebut dapat mencapai target yang telah
Presentase Kriteria
>100% Sangat efektif
90%-100% Efektif
80%-90% Cukup efektif
<60% Tidak efektif
Sumber : Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 2006
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M. A., Arifuddin, A., & Haliah, H. (2017). Pengaruh Budgetary Slack
Akbar, D. S., Brata, Y. R., Herlina, E., Prawiranegara, B., & Prabowo, F. H. E.
http://dx.doi.org/10.25105/mraai.v19i1.3881.
Jakarta.
Basuki, A. T., & Prawoto, N. (2016). Analisis regresi dalam penelitian ekonomi
Ghozali, I. (2018). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 25.
Hadiyatno, D., Susiswo, S., Patimah, S., Nainggolan, H., & Ernayani, R. (2020).
Jefri, R. (2018). Teori Stewardship dan Good Governance. Jurnal Riset Edisi
Menaung, A., & Rumiki, D. (2018). Pengaruh Kontribusi Pajak Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jurnal Ilmiah
Ekbank, 1(1).
Mahasiswa, 5(2).
Nababan, D., & Putra, I. G. S. (2018). Contribution and effectivetes of local taxes
https://doi.org/10.14419/ijet.v7i4.34.23889
Nur Fatin. (2018). Pengertian Kontribusi. Retrieved May 25, 2021, from
https://seputarpengertian.blogspot.com/2018/07/pengertian-
kontribusi.html
Noorain, A., & Syarifuddin Yahya, A. (2018). Analisis Efektivitas dan Kontribusi
Pajak Daerah Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Batu (Studi
Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Provinsi Jawa Timur). Jurnal JE
Taras, T., & Artini, L. G. S. (2017). Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Yanti, R., & Anwar, K. (2020). Analysis Of The Effect Of Local Tax And
Daerah
Daerah.