Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MID TEST

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL


ANALISIS NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2019-2020

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Muslimin, S.E., M.M.

Disusun Oleh :

INCE ARFIANI C 202 20 033

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
REVIEW NERACA PERDAGANGAN INDONESIA
TRIWULAN IV 2020
Neraca Perdagangan atau Balance of Trade adalah rincian laba rugi pada jangka
waktu tertentu yang menunjukkan selisih antara nilai transaksi ekspor dan impor
suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Neraca perdagangan suatu negara
dikatakan positif jika nilai moneter dari ekspor melebihi nilai moneter dari impor,
atau terjadi Surplus Perdagangan. Sementara itu, neraca perdagangan suatu negara
yang negatif menunjukkan nilai moneter impornya melebihi nilai moneter ekspor,
atau terjadi defisit perdagangan. Perhitungan neraca perdagangan memerlukan nilai
tukar mata uang yang sama dalam proses perdagangan ekspor dan impor, berikut
adalah ringkasan Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2019 dan 2020:
Ringkasan Neraca Pembayaran Indonesia
(Dalam USD Juta)
Uraian 2019 2020 Perubahan (YoY)
Transaksi Berjalan -30.297 -4.739 -84,36%
A. Barang 3508 28.201 703,91%
B. Jasa-Jasa -7.641 -9.843 28,82%
C. Pendapatan Primer -33.775 -29.028 -14,05%
D. Pendapatan Sekunder 7629 5932 -22,24%
Transaksi Modal 39 37 -5,13%
Transaksi Finansial 36.564 7.829 -78,59%
1. Investasi Langsung 20.531 14.114 -31,26%
2. Investasi Portofolio 21.990 3.932 -82,12%
3. Derivatif Finansial 186 18 -90,32%
4. Investasi Lainnya -6.144 -10.235 66,59%
Total (I+II+III) 6.324 3.127 -50,55%
Selisih Perhitungan Bersih -1.648 -530 -67,84%
Neraca Keseluruhan (IV+V) 4.676 2.597 -44,46%
Cadangan Devisa dan yang terkait -4.676 -2.597 -44,46%
Sumber: Bank Indonesia, 2020
Neraca Perdagangan Indonesia utamanya terdiri dari Transaksi Berjalan,
Transaksi Modal dan Transaksi Finansial. Untuk memperoleh Nilai Neraca
Keseluruhan 3 Transaksi Tersebut di jumlahkan kembali dengan Selisih Perhitungan
Bersih. Transaksi Berjalan terdiri dari Nilai Transaksi Ekspor dan Impor dari
Barang-Barang dan Jasa-Jasa selain itu juga terdiri dari Nilai Transaksi Pembiayaan
dan Pembayaran dari Pendapatan Primer dan Sekunder. Transaksi Modal terdiri dari
Nilai Transaksi Penerimaan dan Pembiayaan. Transaksi Finansial terdiri dari Nilai
Transaksi Aset dan Kewajiban dari Investasi Langsung, Investasi Portofolio dan
Investasi Lainnya.
Penjabaran dari Neraca Perdagangan Indonesia tahun 2019 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Rincian Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2019
2019 Perubahan
Uraian
TW1 TW2 TW3 TW4 TOTAL QoQ1 QoQ2 QoQ3

Transaksi Berjalan -6550 -8199 -7481 -8048 -30279 -25,18% 8,76% -7,58%

A. Barang 1269 571 1362 306 3508 55,00% -138,53% 77,53%

B. Jasa-Jasa -1522 -1869 -2246 -2004 -7641 -22,80% -20,17% 10,77%

C. Pendapatan Primer -8128 -8899 -8423 -8324 -33775 -9,49% 5,35% 1,18%

D. Pendapatan Sekunder 1831 1998 1826 1974 7629 -9,12% 8,61% -8,11%

Transaksi Modal 1 5 13 20 39 -400,00% -160,00% -53,85%

Transaksi Finansial 9875 6739 7421 12529 36564 31,76% -10,12% -68,83%
1. Investasi Langsung 5907 5766 5246 3613 20531 2,39% 9,02% 31,13%

2. Investasi Portofolio 5525 4587 4600 7278 21990 16,98% -0,28% -58,22%

3. Derivatif Finansial 81 10 86 9 186 87,65% -760,00% 89,53%

4. Investasi Lainnya -1638 -3624 -2511 1628 -6144 -121,25% 30,71% 164,83%

Total (I+II+III) 3326 -1455 -47 4500 6324 143,75% 96,77% 9674,47%

Selisih Perhitungan Bersih -906 -521 1 -221 -1648 42,49% 100,19% 22200,00%

Neraca Keseluruhan (IV+V) 2419 -1977 -46 -4279 -4676 181,73% 97,67% -9202,17%

Cadangan Devisa dan yang terkait -2419 1977 46 4279 4676 181,73% 97,67% -9202,17%

Berdasarkan data diatas diketahui Transaksi berjalan pada Triwulan (TW) I


tahun 2019 terjadi surplus sebesar USD 2.419 Juta hal ini karena nilai defisit yang di
bagian transaksi berjalan sebesar USD 6,550 Juta dapat ditutupi oleh nilai Transaksi
Modal dan Transaksi Finansial yang masing-masing surplus sebesar USD 1 Juta dan
USD 9.875 juta, dimana hasil Selisih perhitungan bersih juga mengalami defisit
sebesar USD 883 Juta, pada bagian transaksi berjalan bagian barang mengalami
surplus sebesar USD 1,269 Juta menandakan pada TW ini nilai ekspor barang lebih
banyak dari nilai impor barang, pendapatan sekunder juga mengalami surplus dimana
penerimaan lebih besar dari pembiayaan.
Pada TW II tahun 2019 terjadi defisit dengan nilai defisit sebesar USD 1.977
Juta atau menurun 181,73% dari TW sebelumnya yang mengalami surplus. Defisit
pada TW ini diakibatkan karena tingginya defisit Transaksi Berjalan yang mengalami
peningkatan sebesar USD 8.199 Juta pada TW ini atau meningkat 25,18% dari TW
sebelumnya. Transaksi Modal mengalami peningkatan surplus menjadi USD 5 Juta
atau meningkat 400% dari TW sebelumnya, Transaksi Finansial walaupun surplus
tetapi mengalami penurunan menjadi USD 6.779 Juta atau turun 31,76% dari surplus
TW sebelumnya.
Pada TW III tahun 2019 defisit kembali terjadi namun mengalami penurunan
defisit dari TW II sebesar USD 1.977 Juta menjadi USD 46 Juta atau penurunan
defisit sebesar 2226%. Pada TW III 2019 defisit terjadi pada Transaksi Berjalan dan
Selisih Perhitungan Bersih, Nilai Transaksi Berjalan mengalami penurunan defisit
dari TW II sebesar 8,74% menjadi USD 7.491 Juta. Pada TW III Transaksi Modal
dan Transaksi Finansial mengalami peningkatan surplus dari TW sebelumnya masing
masing sebesar USD 13 juta dan USD 7.438 juta, peningkatan surplus paling besar
terjadi pada Transaksi Finansial menjadi USD 7.438 atau meningkat sebesar 9,72%
dari TW sebelumnya.
Pada TW IV 2019 terjadi surplus sebesar USD 4.279. Surplus di TW IV
kebanyakan didukung oleh peningkatan surplus pada Transaksi Finansial menjadi
USD 12.529 atau meningkat 68,83% dari TW sebelumnya, Transaksi Modal juga
mengalami peningkatan surplus menjadi USD 20 Juta atau meningkat 160% dari TW
sebelumnya. Walaupun TW IV mengalami surplus namun Transaksi berjalan tetap
mengalami defisit yang meningkat dari TW III menjadi USD 8.048 Juta atau
meningkat sebesar 7,58%. Peningkatan defisit pada TW IV 2019 terjadi karena
penurunan nilai surplus dari Barang, dan peningkatan nilai defisit dari Pendapatan
Primer.
Perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2019 menunjukkan ketahanan
sektor eksternal yang tetap kuat. NPI tahun 2019 mencatat surplus USD4,6 miliar,
membaik dari tahun sebelumnya yang mengalami defisit sebesar USD7,1 miliar.
Perkembangan tersebut didorong oleh defisit neraca transaksi berjalan yang membaik
serta surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat signifikan. Defisit neraca
transaksi berjalan pada 2019 tercatat sebesar USD30,3 miliar atau 2,72% dari PDB,
membaik dibandingkan dengan defisit pada tahun sebelumnya sebesar 2,94% dari
PDB. Perkembangan tersebut terutama ditopang oleh neraca perdagangan barang
yang mencatat surplus, berbeda dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami
defisit. Neraca perdagangan barang yang mencatat surplus dipengaruhi oleh surplus
neraca perdagangan nonmigas yang meningkat serta defisit neraca perdagangan
migas yang menurun. Hal tersebut dipengaruhi oleh turunnya impor minyak sejalan
dengan kebijakan pengendalian impor seperti program B20. Kinerja NPI yang
membaik juga ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat
signifikan menjadi sebesar USD36,3 miliar dari USD25,2 miliar pada 2018, ditopang
oleh aliran masuk modal berjangka panjang di tengah berlanjutnya ketidakpastian
pasar keuangan global.
Secara keseluruhan NPI tahun 2019 mengalami peningkatan Year on Year
dari tahun 2018 sebesar 165,57%, dimana tahun 2018 NPI mengalami defisit USD
7,131 Juta dan tahun 2019 NPI mengalami surplus sebesar USD 4,676 Juta.
Penjabaran dari Neraca Perdagangan Indonesia tahun 2020 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Rincian Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2020
2020 Perubahan
Uraian
TW1 TW2 TW3 TW4 TOTAL QoQ1 QoQ2 QoQ3

Transaksi Berjalan -3605 -2938 1008 795 -4739 18,50% 134,31% 21,13%

A. Barang 4507 3962 9791 9951 28201 12,09% -147,12% -1,63%

B. Jasa-Jasa -1867 -2145 -2726 -3105 -9843 -14,89% -27,09% -13,90%

C. Pendapatan Primer -7936 -6186 -7427 -7479 -29028 22,05% -20,06% -0,70%

D. Pendapatan Sekunder 1692 1440 1371 1428 5932 14,89% 4,79% -4,16%

Transaksi Modal 1 6 7 24 37 -500,00% -16,67% -242,86%

Transaksi Finansial -3078 10982 946 -931 7829 456,79% 91,39% 198,41%

1. Investasi Langsung 4281 4227 1369 4236 14114 1,26% 67,61% -209,42%

2. Investasi Portofolio -6101 9775 -1895 2154 3932 260,22% 119,39% 213,67%

3. Derivatif Finansial -326 125 18 201 18 138,34% 85,60% -1016,67%

4. Investasi Lainnya -932 -3235 1454 -7522 -10235 -247,10% 144,95% 617,33%

Total (I+II+III) -6682 7960 1961 -112 3127 219,13% 75,36% 105,71%

Selisih Perhitungan Bersih -1863 1286 92 -45 -530 169,03% 92,85% 148,91%

Neraca Keseluruhan (IV+V) -8545 9245 2053 -156 2597 208,19% 77,79% 107,60%

Cadangan Devisa dan yang terkait 8545 -9245 -2053 156 -2597 208,19% 77,79% 107,60%

Berdasarkan data diatas diketahui Transaksi berjalan pada Triwulan (TW) I


tahun 2020 terjadi defisiti sebesar USD 8.545 Juta hal ini karena nilai defisit yang
terjadi di bagian transaksi berjalan sebesar USD 3.605 Juta dapat tidak dapat ditutupi
oleh nilai Transaksi Modal dan Transaksi Finansial yang pada bagian Transaksi
Finansial juga terjadi deficit sebesar USD 3.078, dimana hasil Selisih perhitungan
bersih juga mengalami defisit sebesar USD 1863 Juta, pada bagian transaksi berjalan
bagian barang mengalami surplus sebesar USD 4.507 Juta menandakan pada TW ini
nilai ekspor barang lebih banyak dari nilai impor barang, pendapatan sekunder juga
mengalami surplus dimana penerimaan lebih besar dari pembiayaan.
Pada TW II tahun 2020 terjadi defisit dengan nilai surplus sebesar USD 9.245
Juta atau meningkat 208,19% dari TW sebelumnya yang mengalami Defisit. Surplus
pada TW ini diakibatkan karena tingginya surplus Transaksi Finansial yang
mengalami peningkatan sebesar USD 10.928 Juta pada TW ini atau meningkat
456,79% dari TW sebelumnya. Transaksi Modal mengalami peningkatan surplus
menjadi USD 6 Juta atau meningkat 500% dari TW sebelumnya, Transaksi Berjalan
tetap mengalami defisit namun mengalami penurunan menjadi USD 2.938 juta atau
meningkat menjadi 18,50% dari TW sebelumnya.
Pada TW III tahun 2020 surplus kembali terjadi namun mengalami penurunan
nilai dari TW II sebesar USD 9245 Juta menjadi USD 2.053 Juta atau penurunan
surplus sebesar 77,76%. Pada TW III 2020 surplus terjadi pada semua transaksi dan
Selisih Perhitungan Bersih. Nilai Transaksi berjalan mengalami surplus sebesar USD
1.008 dari sebelumnya mengalami defisit sebesar USD 2.938 atau meningkat
134,31% dari TW sebelumnya. Pada Transaksi Modal juga terjadi peningkatan nilai
surplus dari USD 6 Juta di TW II menjadi USD 7 Juta di TW III atau meningkat
16,67% . Nilai Transaksi pembiayaan juga mengalami surplus namun mengalami
penurunan nilai dari USD 10.928 Juta di TW II menjadi USD 946 Juta di TW III atau
mengalami penurunan sebesar 91,39%. Perhitungan nilai selisih bersih pun
mengalami surplus sebesar USD 92 Juta, penurunan nilai dari surplus TW
sebelumnya sebesar USD 1.286 Juta atau turun sebesar 92,85%.
Pada TW IV 2020 terjadi defisit sebesar USD 156 Juta. Defisit di TW IV
terjadi karena menurunnya nilai surplus dari Transaksi berjalan dari USD 1.008 Juta
di TW III menjadi USD 795 Juta di TW IV atau turun sebesar 21,13%. Hal ini terjadi
karena defisit pada sektor jasa dan pendapatan primer terus meningkat dari TW
sebelumnya. Nilai Transaksi modal mengalami peningkatan dari USD 7 Juta di TW
sebelumnya menjadi USD 24 Juta di TW IV atau meningkat 242,86%, Transaksi
finansial mengalami defisit dari surplus sebesar USD 946 Juta di TW III menjadi
defisit USD 931 Juta di TW IV atau turun sebesar 198,41%.
Neraca Pembayaran Indonesia secara keseluruhan tahun 2020 mencatat
surplus USD 2,6 Miliar. Posisi Cadangan Devisa pada akhir desember 2020
meningkat menjadi sebesar USD 135,9 Miliar atau setara dengan pembiayaan 9,8
bulan Impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan
internasional. Perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2020 mencatat surplus,
sehingga ketahanan sektor eksternal tetap terjaga ditengah tekanan pandemi Covid-
19. Surplus NPI tahun 2020 melanjutkan capaian surplus pada tahun sebelumnya
sebesar USD 4,7 Miliar. Perkembangan tersebut di dorong oleh penurunan defisit
transaksi berjalan serta surplus transaksi modal dan finansial.

Anda mungkin juga menyukai