UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
KATA PENGATAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
“Penyakit yang Disebabkan oleh Serangga” ini disusun guna memenuhi tugas yang
diberikan oleh Bapak Irma, AMK., S.KM., M.Ked. Trop. Pada mata kuliah
Biodemik di Universitas Halu Oleo. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini
S.KM., M.Ked. Trop. selaku dosen mata kuliah Biodemik. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang saya
tekuni. Saya juga menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sayaterima demi kesempurnaan
makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
Serangga ada dimana-mana, ini adalah suatu pernyataan yang benar karena
dengan cara perhtitungan apapun, baik dari segi jenis maupun dari segi jumlah.
Sampai saat ini, lebih dari satu juta species serangga sudah dikenal tetapi tidak
seorang pun tahu ada berapa jumlah sebenarnya yang ada dibumi, masih jutaan jenis
tanah, udara, maupun di air tawar, atau dapat ditemukan sebagai parasit pada
makhluk hidup lain (Aziz, 2008). Serangga menjadi kelompok hewan yang
dominan di muka bumi dengan prosentase jumlah spesies hampir 80 persen dari
jumlah total hewan di bumi. Dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar
bahkan di tempat yang semula diperkirakan tidak ada serangga yaitu salju di benua
antartika, mata air panas di Amerika ternyata serangga juga masih dapat ditemukan,
dan hanya satu tempat dimana serangga tidak dapat ditemukan yaitu
air laut.
khususnya nyamuk, lalat, lipas, dan semut. Berbagai penyakit disebarluaskan oleh
vektor seperti malaria, demam berdarah dengue, filariasis, dan chikungunya adalah
1
penyakit-penyakit yang membahayakan kesehatan manusia, karena dapat berakibat
fatal bila tidak segera diatasi. Kendala yang ada terutama dihadapi di bidang
tifoid), disentri, diare, kolera, difteri, infeksi mata, seperti konjungtivitis, dan pes.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui serangga apa saja yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia
1.4. Manfaat
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1. Lalat
Lalat merupakan jenis serangga berordo Diptera. Lalat berordo Diptera yang
antena aristaform, memiliki 3 segmen dan terdapat arista dengan palpus 1 segmen.
Dalam satu kali siklus hidup, dari telur hingga dewasa membutuhkan waktu 8
sampai 10 hari pada suhu 300C. Hal ini perlu diperhatikan untuk daerah tropis,
karena lalat berkembangbiak secara cepat dan Indonesia merupakan negara dengan
iklim tropis yang sangat mendukung bagi perkembangan lalat (Sukmawati et al,
2019).
makanan, sehingga makanan menjadi tercemar oleh telur atau larva lalat. Saat
makanan yang sudah terkontaminasi tersebut termakan oleh manusia, dari situlah
penularan penyakit terjadi. Penyakit yang disebakan oleh lalat diantaranya; disentri
akibat peradangan usus, dan diare yang tercatat sebagai penyebab utama kematian
balita, dan juga membunuh lebih dari 1.5 juta orang per tahun (Anonim,
2020).
2.1.2. Nyamuk
3
Cliseta, dan Haemagoggus. Pada jenis-jenis tersebut seringkali ditemukannya virus
virus yang tersebar terutama di pemukiman yang kumuh dan jauh dari kata bersih.
Pada umumnya nyamuk betina lebih sering menghisap darah daripada nyamuk
jantan karena nyamuk betina memerlukan protein dari darah untuk berkembangbiak
dan dari situlah penyebaran virus penyakit yang di bawa oleh nyamuk. Sebagian
parah dan Oleh sebab itu penting bagi kita untuk mengenal lebih dini gejala-gejala
yang timbul sehingga kita dapat mencegah dan dapat penanganan lebih dini sebelum
Nyamuk memang paling umum dikenal suka menggigit manusia. Namun hal
yang perlu Anda ketahui saat nyamuk menggigit dan mengisap darah, serangga ini
juga ikut menularkan penyakit yang kemudian disebarkan lewat aliran darah
4
2.1.3. Kecoa
vektor penyakit yang paling umum ditemukan di tempat tinggal di seluruh dunia.
manusia dan umumnya berkembang biak mencari makan di daerah yang kotor,
seperti tempat sampah, saluran pembuangan dan septitank. Makanan kecoa dari
makanan yang masih dimakan manusia sampai dengan kotoran manusia. Kecoa
keluarga Anda. Hal ini dikarenakan kecoa pembawa jutaan bakteri dan agen infeksi
yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, dari diare hingga keracunan makanan.
Kecoa diketahui dapat menyebabkan alergi, pada daerah tropis seperti Asia
Tenggara kejadian alergi terhadap kecoa lebih tinggi daripada kejadian alergi
tehadap pollens (serbuk sari) dan house dust (debu rumah). Jenis alergen yang
paling banyak menimbulkan hasil positif adalah kecoa (32,9%) (Dewi, 2016).
Kecoa merupakan salah satu indikator dalam baik atau buruknya sanitasi di
5
kriteria indeks kecoa maksimal 2 ekor/plate (20x20m) dalam pengukuran 24 jam
lingkungan kerja industri kriteria angka rata-rata indeks populasi kecoa (Periplaneta
2.1.4. Kutu
hewan parasit yang dikenali sebagai ektoparasit.Kutu kepala ini sering ditemukan
pada rambut dan kulit kepala. Kutu kepala ini juga mudah dijangkiti dan ditularkan
dengan hanya melalui kontak secara fisikal.Di Indonesia, diperkirakan ramai anak
yang mengalami masalah kutu kepala ini.Kutu kepala yang tidak memillik sayap ini
darah manusia melalui kulit kepala ini bisa mengganggu dan menyababkan iritasi
Siklus hidup kutu kepala dimulai dengan adanya peletakan telur yang
ditempelkan pada rambut kepala. Telur akan menetas menjadi nimfa setelah sekitar
3 hingga 4 hari, kemudiaan nimfa akan mengalami tiga kali pengupasan kulit
sehingga menjadi kutu dewasa. Apabila terjadi perkawinan diantara kutu jantan dan
betina, serangga betina akan meletakkan telurnya sebanyak 7–10 telur (nits) setiap
hari setelah 24 jam perkawinan. Kutu kepaladapat hidup mencapai 30 hari dengan
6
mengisap darah manusia. Jika tanpa darah kutu hanya bisa bertahan dalam waktu
ini adalah proses nimfa dan kutu dewasa mengisap darah di kepala mereka.
Kebiasaanya, kutu hanya bisa hidup sekitar 1–2 hari diluar kepala sedangkan
Kutu parasit pada manusia mempunyai tiga macam jenis, yang pertama adalah
humanus(kutu badan) dan ketiga adalah kutu kemaluan yaitu Pthirus pubis(Borror
et al,2016).
capitis menggigit kulit sehingga menimbulkan rasa gatal, infeksi, dan tidak percaya
sering pada anak perempuan dibanding dengan anak laki-laki dan paling sering
ditemukan pada anak usia 9-16 tahun.Hal ini karena anak-anak sering melakukan
kontak kepala dengan temannya saat bermain.3Penyakit ini sering menyerang anak
7
Keluhan utama yang ditimbulkan oleh Pediculosis capitis berupa rasa gatal
yang hebat, terutama pada daerah oksiputdan temporal serta dapat meluas ke
seluruh kepala. Pada keadaan tersebut kepala memberikan bau yang busuk
dapat menimbulkan berbagai dampak pada penderitanya, antara lain yaitu anemia.
Anak-anak yang terinfestasi juga mengalami gangguan tidur di malam hari karena
8
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu seragga yang menyebabkan penyakit yaitu
lalat, penyakit yang disebakan oleh lalat diantaranya disentri akibat peradangan
usus, dan diare nyamuk, Penyakit yang disebabkan seperti demam dengue (DD),
dan demam berdarah dengue (DBD), malaria, chikungunya, serta filariasis. Kecoa
dapat menyebabkan alergi, dan kutu penyakit yang disebabkan yaitu anemia. dan
mengalami gangguan tidur di malam hari karena rasa gatal dan sering menggaruk.
3.2. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10
11