Anda di halaman 1dari 99

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

UNTUK MENINGKATAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL


BELAJAR IPA KELAS VII C DI SMP N 12 YOGYAKARTA
TAHUN 2017/2018

SKRIPSI

AYU DARMAWATI

2013016025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2017
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Ayu Darmawati
NIM : 2013016025
Jurusan : Pendidikan IPA
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses
nutuk
Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar
IPA Kelas VII C di SMP N Yogyakarta
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya
buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Semua kutipan dan
bahan rujukan yang digunakan dalam skripsi ini telak disantumkan dalam daftar
pustaka. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil
plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan
tata tertib akademik di UST. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar
dan tidak dipaksakan.

Peneliti

Ayu Darmawati

i
HALAMAN PENGAJUAN
SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES


UTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR
IPA KELAS VII C DI SMP N YOGYAKARTA

Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan IPA

AYU DARMAWATI
2013016025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA

ii
2020

HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES


UTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR
IPA KELAS VII C DI SMP N YOGYAKARTA

Telah disetujui untuk Dipertahankan


di Hadapan Tim Penguji
pada Tanggal 15 Bulan Juli Tahun 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Widodo Budhi, M.Si. Astuti Wijayanti, M.Pd.Si.


NIY. 19571004 1987031 002 NIY. 8510404

iii
iv
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES


UTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR
IPA KELAS VII C DI SMP N YOGYAKARTA

Telah dipertahankan di Depan Tim Penguji dan Diterima


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan IPA

Hari :
Tanggal :

Susunan Tim Penguji


Ketua :. (..........................)
Sekretaris : (..........................)
Penguji I : (..........................)
Penguji II : (..........................)

Mengesahkan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Dekan,

Nanang Bagus Subekti, S.Pd., M.Ed.

v
NIY/NIDN. 7700207/0508067702

MOTTO

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan
bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan.
(Andrew Jackson)

Jangan biarkan kesulitan membuat dirimu gelisah, karena bagaimanapun


juga hanya dimalam yang paling gelap bintang-bintang tampak besinar
lebih terang.
(Ali Bin Abi Thalib)

Selesaikan apa yang sudah menjadi pilihan.


(Ayu Darmawati)

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini penulis
persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya, Bapak Darmadi dan Ibu Fatmawati yang senantiasa
dengan ikhlas dan tulus memberikan motivasi, semangat, dan do’a yang
tiada hentinya. Adik saya Tri Darma Wulandari dan Imam Santoso yang
selalu memberikan semangat.
2. Keluarga besar yang selalu memotivasi, memberikan dukungan, dan
membantu selama ini.
3. Dosen pebimbing yang selalu sabar membimbing saya dalam penyelesaian
tugas akhir saya.
4. Teman-teman tercinta yang selalu memberikan semangat kepada saya
teruma umtuk sahabat saya.
5. Almamater tercinta Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

vii
ABSTRAK
Ayu Darmawati. 2013016025. Implementasi Pendekatan Keterampilan
Proses untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA Kelas
VII C di SMP N 12 Yogyakarta. Skripsi. Jurusan/Program Studi
Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, 2013.

Kata kunci : Keterampilan proses, Sikap ilmiah, Hasil belajar, IPA

Penelitian tindakan kelas secara umum bertujuan untuk


meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik kelas VIIC di SMP N 12
Yogyakarta. Secara khusus bertujuan untuk bagaimanakah implementasi
pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil
belajar IPA siswa kelas VIIC SMP Negeri 12 Yogyakarta.
Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan
Kelas), yaitu penelitian yang bertujuan menyelesaikan permasalahan yang ada
di kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing
siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Siklus I terdiri dari tiga pertemuam (tiga kaliu tatap muka), demikian pula
halnya dengan siklus II. Analisis pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran keterampilan proses. Data pelaksanaan pembelajaran
yang berupa aktivitas guru dan aktivitas siswa, serta sikap ilmiah dianalisis
secara deskriptif setiap siklus. Data yang digunakan untuk mengukur
ketercapaian hasil belajar siswa yaitu dari hasil evaluasi pada tiap akhir siklus.
Hasil evaluasi dianalisis untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa
setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan keterampilan
proses dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar IPA.
Keterampilan- keterampilan mendasar siswa yang dapat dikembangkan
melalui kegiatan laboratorium berbasis inkuiri dengan pendekatan
keterampilan proses yaitu keterampilan menyiapkan alat dan bahan
percobaan, menyusun dan melaksanakan percobaan, mengamati dan
mengukur, membaca hasil pengukuran dan membuat tabel, menuliskan
data, menarik kesimpulan, mengkomunikasikan data dan diskusi, dan
mengembalikan alat ke tempat semula. Selain itu muncul sikap ilmiah
siswa dalam pembelajaran. Keterampilan proses mengalami peningkatan
dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 54 menjadi 76. Sikap ilmiah siswa
mengalami peningkatan yaitu 55 pada siklus I menjadi 67 ada siklus II.
Persentase hasil belajar IPA siswa dengan penerapan pendekatan
keterampilan proses siklus I 80% dan siklus II 87,5%.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam semoga
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya. Hanya dengan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses
untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA kelas VII”. Penyusunan
tugas akhir skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bidang studi Pendidikan IPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan banyak pihak yang
senantiasa membimbing, membantu, mendo’akan, dan memberi dukungan. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Drs. H. Pardimin, M.Pd., Ph.D., Rektor Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian ini.
2. Nanang Bagus Subekti, S.Pd., M.Ed., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta yang telah
memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
3. Sigit Sujatmika, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan IPA yang telah
memberikan motivasi kepada peneliti dalam melaksanakan dan menyelesaikan
penelitian ini.
4. Drs. Widodo Budhi, M.Si., Dosen Pembimbing I yang yang telah memberikan
bimbingan, saran, arahan, dan motivasi kepada peneliti dalam melaksanakan dan
menyelesaikan penelitian ini.
5. Astuti Wijayanti, M.Pd.Si., Dosen Pembimbing II yang yang telah memberikan
bimbingan, saran, arahan, dan motivasi kepada peneliti dalam melaksanakan dan
menyelesaikan penelitian ini.

ix
6. Keluarga besar, saudara-saudariku, sahabat sekolah yang senantiasa memberikan
dukungan, do’a, dan semangat kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
7. Teman-teman Program Studi Pendidikan IPA 2016 yang saling memberikan
semangat dan kenangan kebersamaan yang tidak akan terlupakan.
8. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penyusunan skripsi ini.
Semoga segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan dari
berbagai pihak tersebut menjadi amal shaleh dan kebaikannya dibalas oleh Allah
SWT. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Namun, peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan
pembaca. Aamiin.

Yogyakarta, 19 Februari 2021

Peneliti

x
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
MOTTO v
HALAMAN PERSEMBAHAN vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Rumusan Masalah 5
D. Tujuan Penelitian 5
E. Manfaat Penelitian 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Belajar IPA 6
B. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Proses 8
C. Hasil Belajar Siswa 14
D. Sikap Ilmiah 16
E. Materi Suhu dan Pemuaian 16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu, Lokasi dan Subyek Penelitian 23
B. Desain Penelitian 23
C. Instrumen Penelitian 24
D. Teknik Pengumpulan Data 27
E. Teknik Analisis Data 27
F. Indikator Keberhasilan 28

xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 29
B. Pembahasan 38
BAB V PENUTUP
A. Simpulan 42
B. Saran 42
LAMPIRAN
RPP 47
LKS 59
TES SIKLUS 66
ANGKET SIKAP ILMIAH 68
LEMBAR OBSERVASI 70
LEMBAR OBSERVASI GURU 72
DOKUMENTASI 81

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

IPA merupakan kumpulan pengetahuan tentang objek atau gejala-gejala tentang alam.

IPA sebagai proses yang dikenal dengan metode ilmiah. Di samping itu, IPA juga memiliki

nilai-nilai ilmiah atau value of science yang melekat pada pengetahuan ilmiah (Paramata,

2001). IPA merupakan proses ilmiah yang bersifat empiris, sistematis, dan logis serta sikap

ilmiah seperti sikap ingin tahu, menghargai pembuktian, sabar, kritis, tidak putus asa, kreatif

dan berdaya cipta (Lukum 2013). IPA juga memiliki karakteristik dalam cara

mempelajarinya yang berbeda dengan cara-cara mempelajari ilmu pengetahuan lainnya

(Rustaman, 2010). Hal ini memberikan pengertian bahwa IPA merupakan pengetahuan yang

dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data yang melibatkan aplikasi penalaran

matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam

Perkembangan IPA saat ini telah melaju dengan pesat dan erat

hubungannya dengan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi

memberikan wahana yang memungkinkan IPA berkembang dengan pesat. Hal

ini menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan

pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep IPA, yang dapat

bermanfaat dalam kegiatan sehari-hari di masyarakat. Untuk dapat menyesuaikan

perkembangan IPA, kreatifitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

untuk ditingkatkan.

Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan

1
manusia. Kegiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa

sejak lahir. Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan belajar di antaranya

adalah guru dan siswa. Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang profesional dalam membelajarkan siswa-siswanya.

Jalur yang tepat dan sesuai untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah

melalui jalur pendidikan.

Kurikulum yang dikembangkan dalam pendidikan saat ini, menuntut siswa

untuk aktif dalam pembelajaran dan mempersyaratkan kompetensi sebagai hasil

belajar yang meliputi tiga ranah yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Sesuai pusat kurikulum, di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan

pembelajaran Salingtemas (IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara

terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat

suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara

bijaksana (http://www.puskur.net/inc/si/smp/PengetahuanAlam.pdf). Peran serta

guru dalam pembelajaran sebagai pembimbing dan siswa menemukan sendiri

konsep atau fakta yang akan dipelajarinya sehingga muncul sikap ilmiah siswa.

Proses penemuan sendiri akan lebih bermanfaat bagi siswa sehingga pengetahuan

yang dimiliki sulit untuk dilupakan.

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran IPA di kelas VII C SMP Negeri

12 Yogyakarta ditemukan permasalahan sebagai berikut: siswa cenderung hanya

menghafal konsep materi yang diajarkan. Pada saat pelaksanaan praktikum, guru

masih jarang mengamati sikap ilmiah siswa sehingga belum terukur sikap ilmiah

2
siswa selama proses pembelajaran. Beberapa siswa masih pasif dalam

melaksanakan pembelajaran IPA terutama kegiatan praktikum. Hasil belajar

siswa kelas VII C masih belum mencapai KKM. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep karena

kurangaktifnya siswa dalam proses pembelajaran dan sikap ilmiah yang belum

berkembang.

Hakikat belajar IPA tentu saja tidak cukup sekadar mengingat dan

memahami konsep yang ditemukan oleh ilmuwan. Akan tetapi, yang sangat

penting adalah pembiasaan perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang

dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah. Proses penemuan konsep

yang melibatkan keterampilan-keterampilan yang mendasar melalui percobaan

ilmiah dapat dilaksanakan dan ditingkatkan melalui kegiatan laboratorium. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian Yaqin (2015) yang menyatakan bahwa

keterampilan melaksanakan percobaan dapat ditingkatkan dengan

menyelenggarakan kegiatan laboratorium. Demikian juga hasil penelitian

Suskandani (2011) yang menyatakan bahwa kegiatan laboratorium dapat

meningkatkan pemahaman siswa.

Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) adalah wawasan atau anutan

pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang

bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah

ada dalam diri pebelajar (Dimyati & Mudjiono, 2009: 157). Kemampuan-

kemampuan atau keterampilan-keterampilan mendasar itu antara lain adalah

3
kemampuan atau keterampilan: mengobservasi atau mengamati, termasuk di

dalamnya; menghitung, mengukur, mengklasifikasikan, dan mencari hubungan

ruang/ waktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian, mengendalikan

variabel, menginterpretasikan data, menyusun kesimpulan sementara (inferensi),

meramalkan (memprediksi), menerapkan (mengaplikasi), dan

mengkomunikasikan (Semiawan, 2012: 18). Syofyan, dkk (2020) menambahkan

bahwa pendekatan keterampilan proses dapat mengembangkan kreatifitas dan

melibatkan seluruh panca indra siswa dalam setiap segmen pembelajaran IPA. Oleh

karena itu, pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses perlu

dilaksanakan yang melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran

IPA.

Menurut Yampap and Bay (2020) dengan menerapkan pendekatan

keterampilan proses, siswa diberikan kebebasan dalam mencari solusi dari

permasalahan. Pembelajaran tersebut juga memungkinkan siswa dapat

menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan

yang mendasar, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat memahami

konsep yang dipelajarinya. Dengan demikian hasil belajar yang meliputi

pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai tuntutan kompetensi dalam

kurikulum yang dikembangkan saat ini akan tercapai. Oleh karena itu, perlu

dilaksanakan penelitian dengan judul “Implementasi Pendekatan Keterampilan

Proses Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C

SMP Negeri 12 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2017/2018”.

4
Penelitian ini juga diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Nurhakima Ritonga pada tahun 2016 yang berjudul:

“Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Keterampilan Proses untuk

Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pangkatan ”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa adanya peningkatan kemampuan hasil belajar IPA dengan pendekan keterampilan

proses dari 64,8 meningkat menjadi 81, 7. Dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan

hasil belajar IPA melalui pendekatan keterampilan proses.

Persamaan penelitian yang dilakukan Nurhikma Ritonga dengan penelitian yang

peneliti laksanakan adalah sama-sama menggunakan pendekatan keterampilan proses untuik

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Sedangkan perbedaannya adalah

penelitian yang sudah peneliti laksanakan tidak hanya melihat peningkatan hasil belajar tapi

peneliti juga melihat sikap ilmiah siswa dengan menggunakan pendekatan keterampilan

proses.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Siswa masih cenderung hanya menghafal konsep materi yang diajarkan.

2. Pada saat pelaksanaan praktikum, guru masih jarang mengamati sikap ilmiah

siswa sehingga belum terukur sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran.

3. Beberapa siswa masih pasif dalam melaksanakan pembelajaran IPA terutama

kegiatan praktikum.

4. Hasil belajar siswa kelas VII C masih belum mencapai KKM.

5. Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep karena

5
kurangaktifnya siswa dalam proses pembelajaran dan sikap ilmiah yang belum

berkembang.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimanakah implementasi

pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil

belajar IPA siswa kelas VIIC SMP Negeri 12 Yogyakarta?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi

pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil

belajar IPA siswa kelas VIIC SMP Negeri 12 Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi guru: menambah wawasan implementasi pendekatan pembelajaran

IPA yang dapat melibatkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan

menumbuhkankembangkan keterampilan proses, dan sikap ilmiah siswa.

2. Bagi Siswa: memberikan pengalaman langsung pada siswa dalam

menemukan konsep- konsep IPA, merangsang mereka aktif, kreatif serta

menumbuhkan sikap positif mereka terhadap bidang studi IPA fisika yang

terkesan sulit.

3. Bagi sekolah: meningkatkan kualitas sekolah dan profesionalisme guru.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Belajar IPA yang Melandasi Pendekatan Keterampilan Proses

Belajar menurut pandangan konstruktivistik adalah lebih dari sekedar

mengingat. Seseorang yang memahami dan mampu menerapkan pengetahuan

yang telah dipelajari, mereka harus mampu memecahkan masalah sendiri,

menemukan (discovery) sesuatu untuk dirinya sendiri, dan berkutat dengan

berbagai gagasan. Inti sari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus

menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya

sendiri. Teori ini memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa

informasi baru yang berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan

merevisi prinsip-prinsip tersebut apabila sudah dianggap tidak dapat digunakan

lagi (Anni dkk., 2004: 50). Dalam penemuan diperlukan langkah-langkah atau

metode dan hasilnya akan sulit terlupakan karena siswa mengalaminya sendiri.

Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah

model dari Jerome Bruner yang dikenal dengan nama belajar penemuan

(discovery learning). Bruner menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai

dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya

memberikan hasil yang paling baik (Dahar, 2008: 125). Pembelajaran dengan

penemuan (inquiry) merupakan satu komponen penting dalam melakukan

7
pendekatan konstruktivistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi

dan pembinaan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan/ inquiry,

siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka

sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan mendorong siswa untuk

memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka

menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri (Nurhadi, 2013: 71). Sistem

belajar inquiry dan dicovery mendorong siswa untuk terlibat aktif terhadap

konsep dan prinsip-prinsip sedangkan guru mendorong siswa agar memiliki

pengalaman dan melaksanakan eksperimen yang memungkinkan siswa

menemukan konsep untuk dirinya sendiri.

Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar

berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan,

sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari, a) stimulasi yang

berasal dari lingkungan, dan b) proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar

(Dimyati & Mudjiono, 2009: 10). Dengan demikian, belajar merupakan

seperangkat kognitif seseorang yang mengubah sifat stimulasi lingkungan

melewati pengolahan informasi sehingga timbul kapabilitas baru.

Menurut Ausubel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi.

Dimensi yang pertama, berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran

disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua,

menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi pada struktur

kognitif yang telah ada (Dahar, 2008: 134). Pengetahuan awal yang dimiliki

8
siswa memiliki peran yang sangat penting dalam proses penemuan konsep baru

yang dibentuk dari suatu kegiatan untuk memperoleh informasi baru.

David Ausubel mengemukakan teori belajar bermakna (meaningful

learning). Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru

pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang

(Dahar, 2008:137). Selanjutnya dikatakan bahwa pembelajaran dapat

menimbulkan belajar bermakna jika memenuhi prasyarat yaitu; (1) materi yang

akan dipelajari harus bermakna secara potensial, dan (2) anak yang akan belajar

atau siswa bertujuan untuk melaksanakan belajar bermakna, jadi mempunyai

kesiapan dan niat untuk belajar bermakna (meaningful learning set) (Dahar,

2008: 142). Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu.

Sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan.

Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan

lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang (Dimyati & Mudjiono,

2009: 13). Belajar bukan merupakan sesuatu yang bisa dilakukan dengan cepat

tetapi lebih banyak pada proses. Belajar bukan hanya sekedar untuk mendapatkan

sebuah hasil saja tetapi, proses belajar merupakan sebuah langkah untuk

mendapatkan pengetahuan.

B. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Proses

Ada banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses

belajar mengajar. Pada dasarnya metode pembelajaran dapat dilihat melalui dua

sudut pandang yaitu, pertama siswa dipandang sebagai objek belajar,dalam hal

9
ini pembelajaran menuntut keaktifan guru atau yang biasa disebut tutur dan

kapur. Kedua, siswa sebagai subyek dan obyek belajar, siswa dituntut

keaktifannya dalam proses belajar. Pembelajaran akan baik jika metode yang

digunakan disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Ada beberapa metode

yang cenderung untuk mengaktifkan siswa antara lain ceramah yang disertai

tanya jawab, demonstrasi, diskusi, dan eksperimen.

Metode belajar akan lebih efektif jika disertai dengan pendekatan

pembelajaran karena metode dan pendekatan pembelajaran memiliki peran yang

penting dalam proses belajar mengajar. Memes (2010: 39) mengemukakan

beberapa pendekatan yang biasa dan cocok untuk IPA adalah pendekatan konsep,

keterampilan proses, pendekatan discovery/ inkuiri serta pendekatan induktif dan

deduktif. Pada penelitian ini akan menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan dalam

pembelajaran IPA yang beranggapan bahwa IPA itu terbentuk dan berkembang

melalui suatu proses ilmiah yang juga harus dikembangkan pada peserta didik

sebagai pengalaman yang bermakna yang dapat digunakan sebagai bekal

perkembangan diri selanjutnya (Memes, 2010: 40). Pemahaman konsep materi

IPA tidak hanya hasilnya saja yang diutamakan tetapi proses mendapatkan

konsep sangat penting untuk membangun pengetahuan siswa. Keterampilan dan

sikap ilmiah memiliki peran yang penting dalam menemukan konsep IPA itu

sendiri.

Biasanya anak membangun gagasan baru sewaktu mereka berinteraksi

10
dengan suatu objek/suatu peristiwa. Pembentukan gagasan dan pengetahuan anak

ini tidak hanya bergantung pada karakteristik objek, tetapi juga bergantung pada

cara dan teknik anak memahami objek atau cara anak memproses informasi

sehingga diperoleh dan dibangun suatu gagasan baru (Karhami, 2008: 11).

Keterampilan proses merupakan proses ilmiah sehingga sesuai untuk pelajaran

IPA

Hakikat belajar dan mengajar memiliki dua pola yaitu pola progresif dan

pola tradisional. Pada pola tradisional kegiatan mengajar lebih sering diarahkan

pada aliran informasi yang dikenal dengan istilah tutur dan kapur. Pola ini guru

sebagai pusat pembelajaran, guru menyampaikan informasi dan siswa

menuliskan apa yang disampaikan oleh guru. Pada pola progresif makna belajar

diartikan sebagai pembangunan gagasan/ pengetahuan oleh siswa sendiri selain

peningkatan keterampilan dan pengembangan sikap positif.

Dalam pembelajaran, pendekatan keterampilan proses merupakan anutan

pengembangan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan

mendasar yang telah ada pada diri siswa. Ada beberapa sebab yang melandasi

penerapan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar

(Semiawan, 2012).

a. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak

mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa.

Karena terdesak waktu untuk mengejar ketercapaian kurikulum, maka guru

akan memilih jalan yang termudah yakni menginformasikan fakta dan konsep

11
melalui metode ceramah. Akibatnya para siswa memiliki banyak pengetahuan

tetapi tidak dilatih untuk menemukan konsep, tidak dilatih untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan.

b. Anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika

disertai dengan contoh-contoh konkrit, contoh-contoh yang wajar sesuai

dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan menyerahkan sendiri upaya

penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui

penanganan benda-benda yang benar-benar nyata.

c. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen,

penemuannya bersifat relativ tetapi masih terbuka untuk diperbaiki.

d. Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak dilepaskan dari

pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

Dimyati & Mudjiono (2009:139) mengemukakan tentang pendekatan

keterampilan proses adalah sebagai berikut.

a. Pendekatan keterampilan proses sebagai wahana penemuan dan

pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa.

b. Fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan

dikembangkan siswa berperan pula menunjang pengembangan keterampilan

proses pada diri siswa.

c. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep,

serta ilmu pengetahuan, pada akhirnya akan mengembangkan sikap dan nilai

ilmuwan pada diri siswa.

12
Pendekatan keterampilan proses menekankan bagaimana siswa belajar,

bagaimana mengelola perolehannya, sehingga mudah dipahami dan digunakan

dalam kehidupan di masyarakat. Dalam proses pembelajaran diusahakan agar

siswa memperoleh pengalaman dan pengetahuan sendiri, melakukan

penyelidikan ilmiah, melatih kemampuan-kemampuan intelektualnya, dan

merangsang keingintahuan serta dapat memotivasi kemampuannya untuk

meningkatkan pengetahuan yang baru diperolehnya. Dengan mengembangkan

keterampilan–keterampilan memproseskan perolehan anak akan mampu

menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan

dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian,

keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan

pengembangan fakta dan konsep, serta penumbuhan dan pengembangan sikap

dan nilai (Semiawan, 2012: 18).

IPA erat kaitannya dengan kegiatan laboratorium. IPA sangat erat kaitannya

dengan energi dan alam serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari perlu diuji

kebenarannya melalui kegiatan laboratorium. Dalam proses pengajaran IPA perlu

adanya kegiatan-kegiatan laboratorium yang di dalamnya tidak lepas dari

kelengkapan alat-alat percobaan IPA. Dengan kegiatan laboratorium siswa akan

melaksanakan proses belajar yang aktif, penyerapan pada materi pelajaran akan

lebih tinggi. Pembelajaran dengan kegiatan laboratorium sesuai dengan teori

belajar konstruktivisme. Dalam kegiatan laboratorium siswa dapat membangun

13
pengetahuan atau pemahaman konsep sesuai data dan fakta yang diperoleh

melalui kegiatan percobaan. Kegiatan laboratorium memiliki peran penting

dalam pendidikan IPA, karena dapat memberikan metode ilmiah siswa. Siswa

dilatih untuk membaca data secara objektif dan dari data yang diperoleh yang

berupa fakta-fakta maka dapat diambil suatu kesimpulan.

Kegiatan laboratorium memungkinkan siswa untuk dapat menumbuhkan

metode dan sikap ilmiah. Melalui percobaan-percobaan dalam kegiatan

laboratorium siswa akan melaksanakan proses belajar aktif memperoleh

pengalaman langsung sehingga siswa dapat mengembangkan berbagai

keterampilan psikomotorik yang sebenarmya sudah ada dalam diri siswa tersebut.

C. Hasil Belajar Siswa

Kegiatan belajar dan mengajar sasarannya adalah hasil belajar, jika cara dan

motivasi belajar baik, maka diharapkan hasil belajarnya juga baik. Adapun pengertian

hasil belajar yang dikemukakan oleh Sudjana (1992: 34) bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Istilah

hasil belajar tersusun atas dua kata, yakni: “hasil” dan “belajar”. Menurut Hasan Alwi

(2003) “hasil” berarti sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) oleh suatu usaha,

sedangkan “belajar” mempunyai banyak pengertian diantaranya adalah belajar

merupakan perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melalui proses.

Menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian belajar

adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam

competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills),

14
dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari

masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

Sedangkan menurut Slameto (2003:2) “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Menurut Mulyasa (2006), hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik

secara keseluruhan, yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan

perilaku yang bersangkutan. Keller (Mulyono, 2003), mengatakan bahwa hasil belajar

adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Hasil belajar

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1) Besarnya usaha yang dicurahkan oleh anak untuk mencapai hasil belajar, artinya

bahwa besarnya usaha adalah indikator dari adanya motivasi.

2) Intelegensi dan penguasaan awal anak tentang materi yang akan dipelajari, artinya

guru perlu menetapkan tujuan belajar sesuai dengan kapasitas intelegensi anak

dan pencapaian tujuan belajar perlu menggunakan bahan apersepsi, yaitu apa

yang telah dikuasai anak sebagai batu loncatan untuk menguasai materi pelajaran

baru.

3) Adanya kesempatan yang diberikan kepada anak didik, artinya guru perlu

membuat rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak

bebas untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya.

Jadi, yang dimaksud hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki baik

15
bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun keterampilan (psikomotorik)

yang semuanya ini diperoleh melalui proses belajar mengajar.

D. Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah yang diteliti pada penelitian ini adalah sikap ingin tahu dan

terbuka. Sikap ingin tahu merupakan rasa keingintahuan lebih banyak mempelajari

ilmu pengetahuan (Nur & Muslimin, 2007.p.29). Lebih lanjut, (Bundu, 2006, p.41)

mengatakan sikap ingin tahu (curiosity) ditunjukkan pada perhatian siswa terhadap

apa yang ada disekitarnya. Beswick & Tallmadge (Harty & Beall, 1984, p. 426)

menyatakan bahwa rasa ingin tahu dapat ditafsirkan sebagai dorongan dan kesiapan

individu untuk mencari dan memecahkan konflik konseptual. Rasa ingin tahu adalah

stimulus untuk penyelidikan. Seseorang yang penasaran/ingin tahu akan bertanya,

membaca untuk menemukan informasi dan mudah untuk memulai penyelidikan.

Harlen (Fatonah & Prasetyo, 2014, p. 33) menyebutkan bahwa, seseorang yang

memiliki sikap berfikir terbuka akan bisa menghargai pendapat/temuan orang lain,

mau merubah pendapat jika terdapat kekurangan data, menerima saran orang lain,

tidak merasa selalu benar.

E. Materi Suhu dan Pemuaian

Suhu adalah derajat panas suatu benda. Suhu diukur dalam derajat.

Pengukuran suhu dengan menggunakan perasaan kita akan benda tergantung

pada energi memberikan hasil yang kurang teliti. Jika suhu berubah, maka benda

tersebut akan mengalami berbagai perubahan yaitu perubahan wujud, perubahan

volume, perubahan warna, dan perubahan daya hantar listrik. Oleh karena itu

16
perasaan tidak dapat dipercaya untuk menentukan suhu benda dan kita tidak

dapat menyentuh benda yang terlalu panas atau terlalu dingin, karena akan

merusak jaringan tubuh kita sehingga diperlukan alat untuk mengukur suhu. Di

antara berbagai perubahan yang menyertai perubahan suhu maka perubahan

volumelah yang paling banyak dipakai untuk mengukur suhu.

Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer pertama dibuat

oleh Galileo Galilei (1564-1642) ialah termometer udara. Pada termometer yang

digunakan sebagai petunjuk perubahan suhu ialah prinsip pemuaian volume.

Makin tinggi suhunya makin besar volumenya. Faktor-faktor yang mempengaruhi

suhu di permukaan bumi  adalah : lama penyinaran matahari, sudut datang sinar

matahari, relief permukaan bumi, banyak sedikitnya awan, dan perbedaan letak

lintang ( Murtianto, 2008).

Skala Termometer
o
Satuan suhu yang ditetapkan berdasarkan cara celsius disebut C

berdasarkan cara Fahrenheit disebut oF. Di bawah ini rentang skala yang di

tunjukan dalam termometer dan perbandingannya:


100 80 212

0 032
Celcius Reamur Fahrenheit

Pada skala di atas untuk celcius dibagi 100, Reamur dibagi 80,

dan Fahrenheit 180. Dengan demikian perbandingannya adalah sebagai

17
berikut:

C : R : F = 100 : 80 : 180

=5:4:9

Dengan melihat perbandingan skala di atas serta batas bawah dari

termometer itu maka dapatlah dicari kesetaran masing-masing

termometer .Jika termometer Fahrenheit diketahui dan untuk mencari C

atau R temperatur harus dikurangi dahulu 32 baru dikalikan dengan

standar parbandingannya. Untuk hubungan termometer yang lain dapat

digunakan dengan cara di atas.

18
Pemuaian Berbagai Zat

Pada umumnya hampir semua zat akan memuai bila dipanaskan, baik zat padat, zat

cair, dan gas. Hal ini disebabkan suatu zat tersusun atas partikel-partikel yang tersusun

demikian rupa. Masing-masing partikel penyusun zat memiliki gaya tarik berbeda-beda.

Apabila zat tersebut dipanaskan maka gerak partikel penyusunnya semakin cepat. Dan

jarak antar partikelnya berubah. Hal ini akan mempengaruhi panjang, lebar, dan tinggi

benda.

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda yang terjadi karena kenaikan

suhu zat.Ketika sebuah bahan mengalami pemanasan, volumenya selalu meningkat

dan setiap dimensi meningkat bersamaan (De Chiara, 2010). Pemuaian tersebut dapat

terjadi pada zat-zat yang padat, cair, dan juga gas. Besarnya pemuaian zat tersebut

sangat tergantung pada ukuran benda pertamanya, kenaikan suhu dan juga jenis zat.

Efek pemuaian zat tersebut sangat bermanfaat didalam suatu pengembangan berbagai

teknologi.

Pengertian pemuaian panas ialah perubahan suatu benda yang dapat menjadi

bertambah panjang, lebar, luas, atau juga berubah suatu volumenya

dikarenakan terkena panas (kalor). Pemuaian tiap-tiap benda tersebut akan berbeda,

tergantung dari suhu di sekitar dan juga koefisien muai atau juga daya muai dari

benda itu. Sebagian besar zat akan mengalami pembesaran jika dipanaskan atau

pengecilan ketika didinginkan.Ketika suatu zat dipanaskan, molekul-molekul yang

terdapat pada zat tersebut akan bergetar lebih cepat dan amplitudo getaran akan

semakin bertambah besar, akibatnya jarak antara molekul benda akan menjadi lebih

19
besar dan terjadilah pemuaian. Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, cair, dan gas.

Besarnya pemuaian zat sangat tergantung pada ukuran awal benda, kenaikan suhu,

dan jenis zat. Efek pemuaian zat sangat bermanfaat dalam pengembangan berbagai

jenis teknologi.

Pemuaian terbagi menjadi tiga jenis yaitu pemuaian zat padat, cair, dan gas.

Ketiga jenis ini akan dijelaskan. Pemuaian zat padat adalah jenis pemuaian yang

terjadi pada suatu benda,contohnnya seperti bingkai jendela, rel kereta api, dan kabel

listrik. Bingkai jendela pada siang hari tampak melengkung, hal ini terjadi karena

benda tersebut mengalami pemuaian. Pemuaian pada suatu benda terjadi pada seluruh

bagian benda tersebut. Pemuaian pada suatu zat padat dibedakan menjadi tiga yaitu

pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume.

1. Pemuaian panjang

Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda

karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat

kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan

tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian

panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.

Koefisien muai panjang (α=alfa) adalah bilangan yang menyatakan

pertambahan panjang untuk tiap 1 cm zat bila suhu dinaikkan 1 oC. Koefisien

muai panjang dapat dituliskan dengan persamaan:

20
Keterangan:

Lt = Panjang benda pada suhu toC

(m) Lo = Panjang benda pada

suhu 0oC (m) α= Koefisien muai

panjang (/oC)

Δt = Kenaikan suhu (oC) (tawal-takhir)

Pemuaian panjang benda padat tergantung pada; (1) panjang benda

mula- mula, (2) macam atau jenis benda, (3) besarnya kenaikan temperatur

(suhu). Benda padat selain mengalami pemuaian panjang juga mengalami

pemuaian volume.

2. Pemuaian luas

Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena

menerima kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran

panjang dan lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada.

Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas adalah jendela kaca rumah.

Pada saatu udara dingin kaca munyyusut karena koefisien muai kaca lebih

besar dari pada koefisien muai kayu. Jika suhu meningkat maka kaca akan

memuai lebih besar daripada kayu kusen sehingga kaca akan terlihat terpasang

dengan rapat pada kusen kayu tersebut.

3. Pemuaian Volume

Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena

menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran

21
panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume

adalah kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang

dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama

dengan 3 kali koefisien muai panjang.

Pemuaian Volume terjadi pada benda cair dan benda padat. Pada

benda padat berlaku hubungan antara koefisien muai panjang (α) dengan

koefisien muai ruang (γ) dan hubungan tersebut dapat ditulis dengan

persamaan: γ=3α, atau α=1/3 γ. Koefisien muai ruang (γ=gamma) adalah

bilangan yang menyatakan pertambahan volume untuk tiap 1 cm3 zat bila

suhu dinaikkan 1o C. Koefisien muai ruang dapat dituliskan dengan

persamaan:

Keterangan:

Vt = Volume benda pada suhu toC

(m3) Vo= Volume benda pada

suhu 0oC (m3) γ= Koefisien muai

ruang (/oC)

Δt = Kenaikan suhu (oC) (tawal-takhir)

Pada zat cair hanya dapat terjadi pemuaian volume dan untuk

menyelidikinya dapat digunakan labu gelas dan pipa atau dilatometer.

22
Pada pemuaian zat cair tergantung pada; (1) volume zat cair mula-mula,

(2) kenaikan temperature, dan (3) macam atau jenis zat cair.

Pemuaian Gas

Gas (misalnya: udara), apabila suhunya dinaikkan maka peristiwa

yang terjadi adalah terjadi pemuaian volume pada tekanan tetap. Untuk

menyelidiki adanya pemuaian tersebut digunakan dilatometer. Menurut

Joseph Gay-Lussac koefisien muai berbagai jenis gas besarnya sama,

yaitu: γ=1/273 (oC), atau γ=0,00366 (oC). Pemuaian gas pada suhu tetap

berlaku persamaan muai volume.

Pemuaian suatu gas tergantung pada; (1) volume gas mula-mula,

(2) kenaikkan temperatur dari gas tersebut.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu, Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi atau tempat penelitian adalah SMP Negeri 12 Yogyakarta. Alamat

sekolah tersebut adalah Jl. Tentara Pelajar No.9, Bumijo, Kec. Jetis, Kota

Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55272 Waktu penelitian ini dilaksanakan

selama semester gasal tahun pelajaran 2017/2018 Subyek dalam penelitian ini

adalah siswa sekolah menengah pertama kelas VII C tahun pelajaran 2017/2018

dengan jumlah siswa sejumlah 40 siswa.

B. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas),

yaitu penelitian yang bertujuan menyelesaikan permasalahan yang ada di kelas.

Model yang digunakan adalah model spiral Kemmis dan Taggart. Model spiral ini

terdapat tahap kegiatan dalam satu siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi (Yampap & Bay, 2020).

Secara lebih rinci desain penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan

sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan meliputi :

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan keterampilan proses.

24
b. Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa dalam

mengimplementasikan pendekatan keterampilan proses, serta sikap ilmiah

dan keterampilan proses siswa.

c. Mempersiapkan tes di akhir setiap siklus

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini guru melaksanakan rencana

pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran keterampilan proses yang telah

disusun dalam tahap perencanaan. Pembelajaran dengan pendekatan ini

dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat meemukan fakta-fakta,

membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan siswa terlibat langsung

dalam kegiatan dan pengalaman belajarnya

3. Observasi

Tahap observasi ini guru dibantu oleh kolaborator dalam melaksanakan

pengamatan pembelajaran dengan mengimplementasikan pendekatan

keterampilan proses. Hal-hal yang diamati antara lain kegiatan aktivitas guru

dan aktivitas siswa serta sikap ilmiah siswa dalam mengimplementasikan

pendekatan keterampilan proses.

4. Refleksi

Setelah melaksanakan observasi, guru bersama kolaborator mendiskusikan hasil

pengamatan. Hasil refleksi menjadi acuan untuk menentukan rekomendasi

tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Siklus II merupakan

upaya perbaikan-perbaikan tindakan sesuai dengan rekomendasi refleksi siklus

25
I. Kebutuhan siklus tersebut menyesuaikan kondisi kelas. Apabila masalah di

kelas sudah teratasi, maka siklus PTK dapat diakhiri.

C. Instrumen Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian, dibuat perangkat atau instrumen

penelitian diantaranya, rencana pembelajaran (RP), lembar kerja siswa (LKS),

tes tertulis obyektif, lembar pengamatan keterampilan dan sikap. Tes tertulis

obyektif digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa sedangkan

lembar pengamatan keterampilan dan sikap ilmiah digunakan untuk

mengamati aktivitas siswa selama kegiatan laboratorium.

Soal tes obyektif diujicobakan pada siswa kelas VIII. Pengumpulan data

pada penelitian ini menggunakan dua instrumen, yaitu instrumen tes dan nontes. Pada

instrumen tes, peneliti menggunakan tes formatif yang dilaksanakan setiap akhir

siklus. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan peserta

didik. Sedangkan untuk non tes, peneliti menggunakan beberapa instrumen

diantaranya:

1. Lembar Observasi

Observasi aktivitas siswa dilakukan untuk memperoleh data mengenai

aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran dengan implementasi

pendekatakan keterampilan proses. Instrumen yang digunakan berupa lembar

observasi aktivitas belajar siswa yang berisi tentang kegiatan pembelajaran dengan

mengimplementasikan pendekatan keterampilan proses. Pengisian lembar observasi

aktivitas belajar siswa dilakukan oleh observer . Pengamat mengamati aktivitas siswa

26
selama kegiatan pembelajaran sesuai dengan kriteria yang ada dalam lembar

observasi.

Observasi aktivitas guru dilakukan untuk memperoleh data mengenai aktivitas

mengajar guru selama kegiatan pembelajaran dengan pengimplementasikan

pendekatan keterampilan proses. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi

aktivitas mengajar guru yang juga berisi tentang kegiatan pembelajaran menggunakan

pendekatan keterampilan proses. Pengisian lembar observasi aktivitas mengajar guru

dilakukan oleh observer.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data dan masukan tentang

penggunaan pendekatan keterampilan proses pada saat pembelajaran. Wawancara ini

dilakukan di setiap akhir siklus, diajukan kepada guru kelas dan beberapa siswa

(sampel).

3. Soal Tes

Tes dilakukan pada setiap siklus. Tes yang digunakan untuk mengukur sikap

ilmiah dan hasil belajar siswa adalah tes unjuk kerja. Teknik tes digunakan untuk

memperoleh data tentang sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Aspek-aspek yang

dinilai meliputi aspek sikap ilmiah siswa pada mata pelajaran IPA dan hasil belajar

siswa.

4. Catatan Lapang

Catatan lapang digunakan untuk mendampingi lembar observasi.

27
D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan menggunakan:

1. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan daftar nama dan jumlah

siswa.

2. Observasi Lapangan

Metode ini digunakan untuk mengambil data pada saat subyek

melakukan percobaan, yaitu berupa pengamatan keterampilan dan sikap ilmiah

yang muncul yang dilakukan melalui lembar pengamatan.

3. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa setelah

melaksanakan percobaan dengan pendekatan keterampilan proses. Data

penelitian dikumpulkan untuk melihat peningkatannya.

E. Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian akan dianalisis secara deskriptif untuk tiap siklus. Hal ini

bermanfaat untuk rencana perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.

1. Analisis pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran

keterampilan proses. Data pelaksanaan pembelajaran yang berupa aktivitas guru

dan aktivitas siswa, serta sikap ilmiah dianalisis secara deskriptif setiap siklus.

2. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa

28
Data yang digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar siswa yaitu dari

hasil evaluasi pada tiap akhir siklus. Hasil evaluasi dianalisis untuk menentukan

peningkatan hasil belajar siswa setelah melakukan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah :

1. Terlaksananya pendekatan pembelajaran keterampilan proses selama penelitian

2. Adanya peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar setelah melaksanakan

pendekatan keterampilan proses yaitu minimal 60% memenuhi KKM.

29
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

Siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan dengan rincian 2 kali pertemuan

untuk materi, 1 kali pertemuan untuk tes evaluasi siklus I. Pada siklus I

dilaksanakan untuk materi suhu dan pengukurannya

a. Perencanaan

Tahap kegiatan perencanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan keterampilan proses.

2) Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa dalam

mengimplementasikan pendekatan keterampilan proses, serta sikap ilmiah

dan keterampilan proses siswa.

3) Mempersiapkan tes di akhir setiap siklus.

4) Membagi kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa

secara heterogen dengan kemampuan yang berbeda-beda.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I, dilaksanakan tindakan

sesuai dengan RPP yang telah disusun dan dikonsultasikan dengan guru

kelas VIIC SMP Negeri 12 Yogyakarta. Pada siklus I, kegiatan

30
pembelajaran dilakukan dalam 3 kali pertemuan. Selama proses

pembelajaran juga terdapat kolaborator teman sejawat dalam melakukan

pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Deskripsi

pelaksanaan pembelajaran IPA siklus 1 adalah sebagai berikut:

Kegiatan pendahuluan pertama-tama guru mengondisikan siswa,

guru memberi salam, guru memerintahkan ketua kelas memimpin do’a

untuk memulai pembelajaran, dan guru menanyakan kabar siswa dan

memeriksa kehadiran siswa. Selanjutnya apersepsi, guru mengarahkan

siswa pada pokok permasalahan agar siswa siap mengikuti kegiatan

belajar mengajar dan guru melakukan pengulasan bahan atau materi yang

pernah dialami peserta didik yang ada keterkaitan atau hubungan dengan

materi atau bahan yang akan diajarkan. Selanjutkan kegiatan motivasi,

guru menggugah dan mengarahkan perhatian siswa dengan mengajukan

pertanyaan, pendapat dan saran, menunjukkan gambar yang berhubungan

dengan materi, dan guru menyampaikan tujuan dan manfaat suhu dan

perubahannya.

Kegiatan inti pertama guru membagi siswa ke dalam kelompok 4-5

secara heterogen, guru membagikan LKS dan menjelaskan tentang tugas,

guru mengajak siswa untuk prediksi yang akan diamati, guru mengajak

siswa untuk merumuskan masalah, guru meemberikan kesempatan kepada

siswa untuk mencari informasi mengenai suhu, guru mengajak siswa

untuk menarik hipotesis dari permasalahan yang terdapat, siswa

31
mengembangkan pengetahuan yang didapat, siswa dibantu guru untuk

menyiapkan praktikum, guru memberikan kesempatan kepada setiap

kelompok untuk melakukan percobaan, guru membimbing jalannya

percobaan, guru meminta siswa mencatat hasil percobaan dalam LKS

yang tersedia, guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil percobaan,

guru menginformasikan jalannya diskusi dan mengingatkan batasan

waktu, guru meminta siswa untuk mengkomunikasikan hasil diskusinya,

guru meminta kelompok lainnya untuk menanggapi dan bertanya.

Kegiatan akhir, siswa dan guru menyimpulkan hasil kegiatan

pembelajaran yang dilakukan, guru memberikan penghargaan/reward

(misalkan pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada

kelompok terbaik, guru memberikan evaluasi berupa tes formatif, dan

guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang

berikutnya

c. Pengamatan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dengan berpedoman

pada lembar observasi yang telah disusun. Lembar observasi digunakan

untuk mengevaluasi guru dan siswa selama proses belajar mengajar

berlangsung dan sikap ilmiah siswa. Hasil pengamatan tersebut sebagai

berikut: Hasil belajar psikomotorik yaitu berupa keterampilan proses

yang dikembangkan selama siswa melakukan kegiatan laboratorium.

Data hasil pengamatan keterampilan proses yang dikembangkan saat

32
implementasi pendekatan keterampilan proses dan lembar pengamatan

pada siklus I diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Hasil pengamatan keterampilan proses yang


Dikembangkan pada siklus I.
No. Aspek keterampilan yang dikembangkan Skor (%)
1. Menyiapkan alat dan bahan percobaan 78
2. Menyusun dan melaksanakan percobaan 53
3. Melakukan pengamatan dan pengukuran 59
4. Membaca hasil pengukuran/ pengamatan dan 56
Tabel
membuat
5. Menuliskan data hasil pengukuran/ pengamatan. 72
6. Menyimpulkan hasil percobaan 41
7. Mengkomunikasikan hasil percobaan dan diskusi 16
8. Mengembalikan alat/ bahan percobaan 59
Persentase rata-rata 54

Hasil Belajar Siklus I pada aspek kognitif sebagai berikut:

Tabel 4.2. Hasil Belajar IPA pada Aspek Kognitif Siklus I.

Rentang Nilai Frekuensi Persentase Nilai Nilai Nilai


(%) Belum Tuntas Rata-
Tuntas KKM rata
KKM Kelas
45-54 2 5
55-64 6 15
65-74 15 37,5
75-84 14 35 8 32 70
85-94 3 7,5
95-100 0 0
Jumlah Siswa 40

Hasil belajar kognitif siswa berhubungan dengan hasil belajar

intelektual yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah

33
menempuh tes. Ringkasan hasil belajar kognitif siswa sebelum dan sesudah

diterapkan keterampilan proses. Hasil pengamatan sikap ilmiah siswa kelas VIIC

pada siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.3. Perbandingan hasil pengamatan sikap ilmiah

No. Sikap Ilmiah Skor


Siklus I
1. Bekerja sama dalam kelompok 66
2. Peduli terhadap alat dan tempat percobaan. 68
3. Menghargai pendapat orang lain 65
4. Berpendapat secara ilmiah dan kritis 19
5. Jujur 59

Persentase rata-rata 55

d. Refleksi

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses

sudah berjalan sesuai prosedur yang telah direncanakan. Meskipun demikian

masih terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan pada pembelajaran

siklus I, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Siswa masih kesulitan dalam berpendapat secara ilmiah dan kritis

2. Siswa masih perlu pendampingan dalam melaksanakan percobaan,

melakukan pengamatan dan pengukuran dalam percobaan.

3. Beberapa siswa masih kurang teliti dalam membaca dan menunliskan hasil

pengukuran dan pengamatan

34
4. Siswa masih kurang rapi dan cekatan dalam mengembalikan alat dan

bahan setelah melaksanakan praktikum.

5. Masih terdapat 8 orang yang belum tuntas dalam belajar.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I, maka akan

dilanjutkan pada siklus II dengan menyikapi kenyataan di atas maka

mengambil langkah-langkah perbaikan yaitu sebagai berikut:

1. Memberikan contoh dan petunjuk secara jelas tentang penggunaan

alat dan langkah yang akan dikerjakan.

2. Mengingatkan siswa untuk dapat meningkatkan kekompakan

dalam melaksanakan pembelajaran IPA.

3. Memberikan pendampingan dalam melaksanakan percobaan, melakukan

pengamatan dan pengukuran dalam percobaan.

4. Guru mengecek dan mengkonfirmasi pada setiap kelompok pada saat

pengambilan data dan juga menuliskan data percobaan.

5. Guru mengingatkan kembali jika dalam pengembalian alat dan bahan praktikum

pembelajaran IPA masih kurang rapi dan cekatan.

6. Melakukan pendampingan kepada siswa yang belum tuntas belajar terutama

dalam kegiatan praktikum.

2. Siklus II

Siklus II terdiri dari 3 kali pertemuan dengan rincian 2 kali pertemuan

untuk materi, 1 kali pertemuan untuk tes evaluasi siklus I. Pada siklus I

dilaksanakan untuk materi pemuaian berbagai jenis zat.

35
a. Perencanaan

Tahap kegiatan perencanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan keterampilan proses.

2) Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa dalam

mengimplementasikan pendekatan keterampilan proses, serta sikap ilmiah

dan keterampilan proses siswa.

3) Mempersiapkan tes di akhir setiap siklus.

4) Membagi kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa

secara heterogen dengan kemampuan yang berbeda-beda.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan hasil perbaikan

sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I sebagai berikut:

1. Memberikan contoh dan petunjuk secara jelas tentang penggunaan

alat dan langkah yang akan dikerjakan.

2. Mengingatkan siswa untuk dapat meningkatkan kekompakan

dalam melaksanakan pembelajaran IPA.

3. Memberikan pendampingan dalam melaksanakan percobaan, melakukan

pengamatan dan pengukuran dalam percobaan.

4. Guru mengecek dan mengkonfirmasi pada setiap kelompok pada saat

pengambilan data dan juga menuliskan data percobaan.

5. Guru mengingatkan kembali jika dalam pengembalian alat dan bahan

36
praktikum pembelajaran IPA masih kurang rapi dan cekatan.

6. Melakukan pendampingan kepada siswa yang belum tuntas belajar terutama

dalam kegiatan praktikum.

c. Pengamatan/Observasi

Hasil pengamatan ketrampilan proses yang dikembangkan pada

siklus II diperoleh hasil seperti pada Tabel berikut:

Tabel 4.4. Hasil pengamatan keterampilan proses


yang dikembangkan pada siklus II
No. Aspek keterampilan yang Skor (%)
1. Menyiapkan alat dan bahan percobaan 87,5
2. dikembangkan
Menyusun dan melaksanakan percobaan 75
3. Melakukan pengamatan dan pengukuran 84
4. Membaca hasil pengukuran/ pengamatan dan 78
membuat tabel
5. Menuliskan data hasil pengukuran/ 91
6. Menyimpulkan hasil percobaan 66
pengamatan.
7. Mengkomunikasikan hasil percobaan dan 47
8. Mengembalikan alat/ bahan percobaan 78
diskusi
Persentase rata-rata 76

Hasil pengamatan sikap ilmiah pada siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.5. Perbandingan hasil pengamatan sikap ilmiah siklus II

No. Sikap Ilmiah Skor (%)


Siklus II

1. Bekerja sama dalam kelompok 76


2. Peduli terhadap alat dan tempat percobaan. 90
3. Menghargai pendapat orang lain 74
4. Berpendapat secara ilmiah dan kritis 25

37
5. Jujur 69

Persentase rata-rata 67

Hasil Belajar Siklus II pada aspek kognitif sebagai berikut:

Tabel 4.6. Hasil Belajar IPA pada Aspek Kognitif Siklus II.

Rentang Nilai Frekuensi Persentase Nilai Nilai Nilai


(%) Belum Tuntas Rata-
Tuntas KKM rata
KKM Kelas
45-54 1 2,5
55-64 6 15
65-74 15 37,5
75-84 14 35 5 35 73
85-94 3 7,5
95-100 1 2,5
Jumlah Siswa 40

d. Refleksi

Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh bahwa perbaikan telah

dilaksanakan sesuai dengan rekomendasi pada siklus I. Siswa telah dapat

melaksanakan keterampilan proses yang dikembangkan dalam RPP.

Keterampilan proses dan sikap ilmiah serta hasil belajar siswa telah mengalami

peningkatan dan mencapai indikator penelitian yang ditentukan.

B. Pembahasan

38
IPA berkaitan dengan cara mencaritahu tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA berbasis inkuiri dengan

pendekatan keterampilan proses melibatkan siswa aktif dalam kegiatan

laboratorium sehingga siswa memperoleh pemahaman yang mendalam

mengenai fakta dan konsep tentang materi yang dipelajarinya.

Secara umum terjadi peningkatan hasil belajar kognitif, psikomotorik,

dan sikap pada pembelajaran IPA dengan pendekatan keterampilan proses.

Pada aspek pemahaman konsep untuk siklus I diperoleh hasil rata-rata sebesar

51% dan untuk post test diperoleh hasil rata-rata sebesar 61,73%. Aspek

psikomotorik yang diamati yaitu keterampilan-keterampilan mendasar yang

dikembangkan dalam pembelajaran IPA. Secara umum terjadi peningkatan

antara siklus I dan siklus II. Pada saat siklus II siswa semakin terbiasa dalam

kegiatan laboratorium dengan pendekatan pembelajaran yang diterapkan.

Keterampilan proses yang dikembangkan dan diamati dengan menggunakan

lembar pengamatan secara rata-rata mengalami peningkatan. Pada siklus I

diperoleh hasil rata-rata sebesar 54% dan siklus II sebesar 76%.

Hasil pengamatan, keterampilan untuk mengkomunikasikan hasil

percobaan dan diskusi sangat rendah yaitu pada siklus I sebesar 16% dan

meningkat pada siklus II secara rata-rata menjadi 47%. Hal ini terjadi karena

pada siklus II peneliti memberikan bimbingan pada siswa untuk menuliskan

39
hasilnya di papan tulis kemudian membacakannya. Aktivitas diskusi sangat

rendah kemungkinan disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan selama

ini berpusat pada guru dan semua informasi berasal dari guru. Pembelajaran

IPA dengan implementasi LKS inkuiri dan pendekatan keterampilan proses

membantu siswa untuk menumbuhkan kemampuan mengkomunikasikan hasil

percobaan dan aktivitas diskusi yang merupakan aspek penting dalam

kecakapan hidup. Peningkatan ini sesuai dengan hasil penelitian Aryanti

(2006) yang menyatakan adanya peningkatan pada keterampilan

mengkomunikasikan, keterampilan menyiapkan alat dan bahan percobaan dan

keterampilan menuliskan data hasil pengukuran/ pengamatan.

Lembar pengamatan hasil belajar afektif (sikap ilmiah) mencakup

bekerja sama dalam kelompok, peduli terhadap alat dan tempat percobaan,

menghargai pendapat orang lain, berpendapat secara ilmiah dan kritis, dan

jujur. Pada siklus I diperoleh hasil sebesar 55% sedangkan untuk siklus II

diperoleh hasil 67%. Setelah dianalisis dengan rata-rata hasil belajar siswa

juga mengalami peningkatan dari siklus 1 sebesar 70 menjadi sevbesar 73 di

siklus II.

Pada pengamatan sikap ilmiah untuk berpendapat secara ilmiah dan

kritis sangat rendah sekali yaitu secara rata-rata mencapai 19% pada siklus I

dan meningkat menjadi 25% pada siklus II. Hal ini karena pembelajaran yang

digunakan selama ini masih berpusat pada guru dan bersifat ”tutur dan

kapur”, sehingga siswa cenderung belum terbiasa untuk menyampaikan

40
pendapat dalam pembelajaran dan berdiskusi. Persentase terbesar aspek sikap

ilmiah adalah peduli terhadap alat dan tempat percobaan sebesar 68% pada

siklus I dan 90% pada siklus II.

Hasil perbandingan sikap ilmiah pada siklus I dan II yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4.6. Perbandingan hasil pengamatan sikap Ilmiah


pada Siklus I dan Siklus II

No. Sikap Ilmiah Skor (%)


I I
1. Bekerja sama dalam kelompok 66 7
2. Peduli terhadap alat dan tempat percobaan. 68 I9
3. Menghargai pendapat orang lain 65 67
0
4. Berpendapat secara ilmiah dan kritis 19 2
4
5. Jujur 59 6
5
Persentase rata-rata 55 69

7
Hasil dapat ditampilkan dalam grafik berikut:

100

Keterangan:
90
1. Bekerjasama dalam
80
kelompok
Sikap Ilmiah I Sikap Ilmiah II 2. Peduli terhadap alat dan
70
tempat percobaan
60 3. Menghargai pendapat
orang lain
50
4. Berpendapat secara ilmiah
40 1 2 3 4 5 dan kritis
Sikap Ilmiah
5. Jujur
30

Gambar 4.2. Grafik perbandingan hasil pengamatan


20
sikap ilmiah pada siklus I dan siklus II.
10

41
Pembelajaran IPA dengan pendekatan keterampilan proses penting

sekali untuk diterapkan karena melibatkan siswa untuk aktif dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum yang

dikembangkan. Implementasi LKS inkuiri membantu siswa dalam

mempelajari konsep dan memberikan kesempatan pada siswa untuk berlaku

seperti ilmuwan sehingga memberikan pengalaman yang lebih mendalam

tentang konsep IPA terutama dalam mengembangkan keterampilan proses.

Siswa dalam pembelajaran juga memiliki kesempatan untuk

mengkomunikasikan hasil percobaan yang telah dilakukan dalam kegiatan

laboratorium.

42
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah hasil

belajar IPA dapat ditingkatkan dengan pendekatan keterampilan proses.

Keterampilan-keterampilan mendasar siswa yang dapat dikembangkan

melalui kegiatan laboratorium berbasis inkuiri dengan pendekatan

keterampilan proses yaitu keterampilan menyiapkan alat dan bahan

percobaan, menyusun dan melaksanakan percobaan, mengamati dan

mengukur, membaca hasil pengukuran dan membuat tabel, menuliskan

data, menarik kesimpulan, mengkomunikasikan data dan diskusi, dan

mengembalikan alat ke tempat semula. Selain itu muncul sikap ilmiah

siswa dalam pembelajaran. Keterampilan proses mengalami peningkatan

dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 54 menjadi 76. Sikap ilmiah siswa

mengalami peningkatan yaitu 55 pada siklus I menjadi 67 ada siklus II.

Persentase hasil belajar kognitif siswa dengan penerapan pendekatan

keterampilan proses siklus I 80% dan siklus II 87,5%.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah pembelajaran

dengan pendekatan keterampilan proses dapat dijadikan alternatif untuk

diterapkan karena dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa.

43
Selain itu, juga dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung

pada siswa melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses

dan sikap ilmiah.

44
DAFTAR PUSTAKA

Amien, M. 2007. Mengajarkan Ilmu pengetahuan (IPA) dengan


Menggunakan Metode ”Discovery dan Inkuiri ”. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Anni, C.T, A. Rifa’i, E. Purwanto, dan D. Purnomo. 2004. Psikologi


Belajar.Semarang: Universitas Negeri Semarang Perss.

Aryanti, I. 2006. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam


Rangka KBK Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Pada
Pembelajaran Optika Geometri Pada Siswa Kelas X SMA Negeri
I Cepu Tahun Ajaran 2015/2006. Skripsi. Semarang: FMIPA
UNNES
Arikunto, S. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

Dahar, R. W. 2008. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kanginan, M. 2004. IPA Fisika SMP. Jakarta: Erlangga.

Karhami, A. K. 2008. Panduan Pembelajaran Fisika SLTP. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Memes, W. 2010. Model Pembelajaran Fisika di SMP. Jakarta: Proyek


Pengembangan Guru Sekolah Menengah (PGSM) IBRD.

Nurhadi dan G. Agus. 2013. Pembelajaran Kontekstual (Contextual


Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya Pada KBK.
Malang: Universitas Negeri Malang.

Pusat Kurikulum, Departemen Pendidikan Nasional, 2015. Mata


Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah

45
Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah(MTs).
Terdapat di
http://www.puskur.net/inc/si/smp/PengetahuanAlam.pdf .
(16/11/2006)

Semiawan, C. 2012. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT.


Gramedia Widiasarana Indonesia.

Suskandani, E. 2011. Upaya Meningkatkan Pemahaman Hukum Lenz


Melalui Kegiatan Laboratorium di SMUN 2 Semarang Kelas III
IPA Cawu I Tahun 2010/2011. Skripsi. Semarang: FMIPA
UNNES.

Savinainen, A. and P. Scott. 2012. The Force Concept Inventory: a tool


for mentoring student learning. Phys. Educ. 37(1), 45-52.

Syofyan, Harlinda; Vebryanti; Yeni, R. (2020). Pendekatan Keterampilan


Proses Dalam Pembelajaran IPA Mahasiswa PGSD. Jurnal
Pendidikan Dasar, 11(1), 1–9.Winataputra, U. 2012. Strategi
Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Yaqin, A. E. 2015. Meningkatkan Kompetensi Dasar “Melaksanakan


Penelitian Ilmiah Melalui Kegiatan Laboratorium Berbasis
Inkuiri “ Bagi Siswa Kelas II SMA. Skripsi. Semarang: FMIPA
UNNES.
XYampap, U., & Bay, R. R. (2020). Penerapan Pendekatan Keterampilan
Proses untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Sekolah Dasar. Musamus Journal of Primary Education, 3(1), 57–64.
https://doi.org/10.35724/musjpe.v3i1.3201

46
L
A
M
P
I
R
A
N

47
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS 1
Satuan Pendidikan : SMP N 12 Yogyakarta
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas/Semester : VII (Tujuh) / 2 (Satu)
Materi Pokok : Suhu dan Perubahannya
Sub Topik : Pengertian Suhu ,Thermometer dan skala suhu
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (3 JP)
Pertemuan : 1, 2 dan 3

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dengan jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkrit (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

48
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menganalisis konsep suhu, 3.4.1 Menjelaskan definisi suhu.
pemuaian, kalor, perpindahan 3.4.2 Menjelaskan berbagai jenis
kalor, dan penerapannya thermometer.
dalam kehidupan sehari-hari 3.4.3 Menentukan skala suhu dengan
termasuk mekanisme menjaga melakukan pengukuran suhu
kestabilan suhu tubuh pada dengan menggunakan
manusia dan hewan. thermometer

C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan percobaan siswa mampu menjelaskan definisi suhu.
2. Setelah melakukan percobaan siswa mampu menjelaskan berbagai jenis
thermometer dan fungsinya.
3. Setelah melakukan percobaan siswa mampu menyajikan hasil pengamatan
tentang fungsi perasa sebagai pengukur suhu.
4. Setelah melakukan percobaan siswa mampu mengkomunikasikan hasil
pengamatan pengamatan tentang fungsi perasa sebagai pengukur suhu.
5. Setelah melakukan percobaan siswa mampu menentukan skala suhu dengan
melakukan pengukuran suhu dengan menggunakan thermometer.
D. Materi Pembelajaran
Pengertian Suhu dan Thermometer
Suhu sebuah benda adalah tingkat (derajat) panas suatu benda. Benda yang
panas mempunyai derajat panas lebih tinggi daripada benda yang dingin Suhu
harus diukur secara kuantitatif dengan alat ukur suhu yang disebut termometer.
Termometer digital merupakan alat ukur suhu yang dibuat khusus dalam
bentuk digital, dimana ia mampu memberikan tingkat akurasi yang tinggi dalam
menyatakan besaran suhu pada suatu benda, ruang, maupun zat. Fungsinya :
digunakan untuk mengetahui suhu objek benda atau tubuh.
Termometer Six-Bellani disebut pula termometer maksimum-minimum.

49
Termometer ini dapat mencatat suhu tertinggi dan suhu terendah dalam jangka
waktu tertentu. Termometer ini mempunya 2 cairan, yaitu alkohol dan raksa
dalam satu termometer. Fungsinya : digunakan untuk mengukur suhu
maksimum dan minimum suatu tempat
Termometer ruang biasanya dipasang pada tembok rumah atau kantor.
Termometer ruang mengukur suhu udara pada suatu saat. Skala termometer ini
adalah dari -50 C sampai 50 C. Fungsinya : digunakan untuk mengukur suhu
suatu ruangan
Termometer klinis disebut juga termometer demam. Termometer ini
digunakan oleh dokter untuk mengukur suhu tubuh pasien. Pada keadaan sehat,
suhu tubuh manusia sekitar 37 C. Tetapi pada saat demam, suhu tubuh dapat
melebihi angka tersebut, bahkan bisa mencapai angka 40.
Fungsinya : Termometer Klinis biasanya digunakan untuk mengukur suhu tubuh
manusia.
Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau air yang
sedang dipanaskan. Termometer laboratorium menggunakan raksa atau alkohol
sebagai penunjuk suhu. Raksa dimasukkan ke dalam pipa yang sangat kecil (pipa
kapiler), kemudian pipa dibungkus dengan kaca yang tipis. Tujuannya agar panas
dapat diserap dengan cepat oleh termometer. Fungsinya : Termometer
Laboratorium digunakan untuk perlengkapan praktikum di laboratorium.
Termometer bimetal memanfaatkan logam untuk menunjukkan adanya
perubahan suhu dengan prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan
menyusut jika didinginkan. Kepala bimetal dibentuk spiral dan tipis, sedangkan
ujung spiral  bimetal ditahan sehingga tidak bergerak dan ujung lainnya
menempel pada pinggir penunjuk. Fungsinya : untuk menunjukkan adanya
perubahan suhu dengan prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan
menyusut jika didinginkan

50
E. Pendekatan, Model Dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Ketrampilan Proses
2. Model pembelajaran : Discovery Learning
3. Metode : Diskusi Kelompok, Eksperimen
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 1
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Kegiatan Awal Waktu
Pendahuluan 1. Mengkondisikan peserta didik
a. Guru memberi salam.
b. Guru meminta ketua kelas memimpin do’a
untuk memulai pelajaran.
c. Guru menanyakan kabar peserta didik dan
memeriksa kehadiran peserta didik.
2. Pemusatan perhatian:
 Apersepsi :
a. mengarahkan peserta didik pada pokok
permasalahan agar peserta didik siap
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b. Guru melakukan pengulasan bahan atau
materi yang pernah dialami peserta didik
yang ada keterkaitan atau hubungan 10
dengan materi atau bahan yang akan Menit
diajarkan. 
 Motivasi :
a. Guru menggugah dan mengarahkan
perhatian peserta didik dengan mengajukan
pertanyaan, pendapat dan saran,
menunjukkan gambar yang berhubungan
dengan materi.
b. Guru menyampaikan tujuan
c. Guru menyampaikan cakupan materi yang
akan disajikan.
Kegiatan Inti
Mengamati, 1. Guru membagikan siswa kedalam kelompok 4-5 60 Menit
mengumpulk orang secara heterogen.
an data atau 2. Guru membagikan LKS kepada masing-masing

51
informasi kelompok
melalui panca 3. Siswa diminta untuk mngerjakan LKS yang sudah
indra diberikan
Menafsirkan 1. Siswa dibantu guru untuk merumuskan
benda, permasalahan yang terdapat dalam LKS
konsep dan 2. Siswa prediksi benda yang akan diamati
kenyataan
yang telah di
kumpulkan
melalui
pengamatan
Menyimpulk 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
an suatu akan untuk mencari informasi mengenai suhu
terjadi pada 2. Guru mengajak siswa untuk menarik hipotesis dari
waktu yang permasalahan yang terdapat dalam LKS
akan datang

3. Siswa mengembangkan pengetahuan yang didapat


4. Siswa dibantu guru untuk menyiapkan praktikum
Menerapkan 1. Guru memberikan kesempatan setiap kelompok
untuk melakukan percobaan
2. Guru mengonfirmasi jalannya percobaan
3. Guru meminta siswa mencatat hasil percobaan
dalam LKS yang sudah tersedia.
4. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil
percobaan
Merencanaka 1. Guru mengkonfirmasi jalannya diskusi dan
n penelitian mengingatkan batasan waktu
mengkomuni 1. Guru meminta siswa untuk mengkomunikasikan
kasikan hasil diskusinya
2. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi
dan bertanya.
Kegiatan Akhir 10 Menit
1. Peserta didik dan guru menyimpulkan hasil
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Guru memberikan penghargaan/reward (misalnya
pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan)
kepada kelompok terbaik.
3. Guru memberikan evaluasi berupa tes formatif.
4. Guru memberikan tugas kepada peserta didik

52
untuk mempelajari materi yang berikutnya .

Pertemuan ke 2
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan Awal
Pendahuluan 1. Mengkondisikan peserta didik
a. Guru memberi salam.
b. Guru memerintahkan ketua kelas memimpin
do’a untuk memulai pelajaran.
c. Guru menanyakan kabar peserta didik dan
memeriksa kehadiran peserta didik.
2. Pemusatan perhatian:
 Apersepsi :
a. mengarahkan peserta didik pada pokok
permasalahan agar peserta didik siap
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b. Guru melakukan pengulasan bahan atau
materi yang pernah dialami peserta didik
10
yang ada keterkaitan atau hubungan dengan
Menit
materi atau bahan yang akan diajarkan. 
 Motivasi :
a. Guru menggugah dan mengarahkan
perhatian peserta didik dengan mengajukan
pertanyaan, pendapat dan saran,
menunjukkan gambar yang berhubungan
dengan materi.
b. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
suhu dan perubahannya.
c. Guru memerintahkan peserta didik duduk
berdasarkan kelompok yang sudah dibagi
minggu sebelumnya.
Kegiatan Inti 60 menit
Mengamati, 1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok 4 - 5
mengumpulk secara heterogen
an data atau 2. Guru membagikan LKS dan menjelaskan
informasi tentang tugas
melalui

53
panca indra
Menafsirkan 1. Guru mengajak siswa untuk memprediksi yang
benda, akan diamati
konsep dan 2. Guru Mengajak siswa untuk merumuskan
kenyataan masalah
yang telah di
kumpulkan
melalui
pengamatan
Menyimpulk 1. Guru mengajak siswa untuk menarik hipotesis
an suatu akan 2. Guru memberi kesempatan kepada siwa
terjadi pada
waktu yang
akan datang
Menerapkan 1. Guru mengonfirmasi siswa untuk melakukan
percobaan

Merencanaka 1. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil


n penelitian percobaan
mengkomuni 1. Guru meminta siswa untuk menyampaikan
kasikan hasil diskusi dengan presentasi
2. Guru member kesempatan siswa lain untuk
menanggapi
3. Guru mengkonfirmasi jawaban yang
sebenarnya.
Kegiatan Akhir
1. Siswa dan guru merangkum hasil kegiatan pem-
belajaran yang telah dilakukan.
2. Guru memberikan penghargaan /reward
(misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain 10 menit
yang relevan) kepada kelompok terbaik.
3. Guru memberikan evaluasi berupa tes formatif.
4. Guru memberikan tugas kepada peserta didik
untuk mempelajari materi yang berikutnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP) SIKLUS II

54
Satuan Pendidikan : SMP N 12 Yogyakarta
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas/Semester : VII (Tujuh) / 2 (Satu)
Materi Pokok : Suhu dan Perubahannya
Sub Topik : Pengertian Suhu ,Thermometer dan skala suhu
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (3 JP)
Pertemuan : 1, 2 dan 3

G. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dengan jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkrit (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

H. Kompetensi Dasar dan Indikator

55
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menganalisis konsep suhu, 3.4.1 Menjelaskan definisi suhu.
pemuaian, kalor, perpindahan 3.4.2 Menjelaskan berbagai jenis
kalor, dan penerapannya thermometer.
dalam kehidupan sehari-hari 3.4.3 Menentukan skala suhu dengan
termasuk mekanisme menjaga melakukan pengukuran suhu
kestabilan suhu tubuh pada dengan menggunakan
manusia dan hewan. thermometer

I. Tujuan Pembelajaran
6. Setelah melakukan percobaan siswa mampu menjelaskan definisi suhu.
7. Setelah melakukan percobaan siswa mampu menjelaskan berbagai jenis
thermometer dan fungsinya.
8. Setelah melakukan percobaan siswa mampu menyajikan hasil pengamatan
tentang fungsi perasa sebagai pengukur suhu.
9. Setelah melakukan percobaan siswa mampu mengkomunikasikan hasil
pengamatan pengamatan tentang fungsi perasa sebagai pengukur suhu.
10. Setelah melakukan percobaan siswa mampu menentukan skala suhu dengan
melakukan pengukuran suhu dengan menggunakan thermometer.
J. Materi Pembelajaran
Pengertian Suhu dan Thermometer
Suhu sebuah benda adalah tingkat (derajat) panas suatu benda. Benda yang
panas mempunyai derajat panas lebih tinggi daripada benda yang dingin Suhu
harus diukur secara kuantitatif dengan alat ukur suhu yang disebut termometer.
Termometer digital merupakan alat ukur suhu yang dibuat khusus dalam
bentuk digital, dimana ia mampu memberikan tingkat akurasi yang tinggi dalam
menyatakan besaran suhu pada suatu benda, ruang, maupun zat. Fungsinya :
digunakan untuk mengetahui suhu objek benda atau tubuh.
Termometer Six-Bellani disebut pula termometer maksimum-minimum.
Termometer ini dapat mencatat suhu tertinggi dan suhu terendah dalam jangka

56
waktu tertentu. Termometer ini mempunya 2 cairan, yaitu alkohol dan raksa
dalam satu termometer. Fungsinya : digunakan untuk mengukur suhu
maksimum dan minimum suatu tempat
Termometer ruang biasanya dipasang pada tembok rumah atau kantor.
Termometer ruang mengukur suhu udara pada suatu saat. Skala termometer ini
adalah dari -50 C sampai 50 C. Fungsinya : digunakan untuk mengukur suhu
suatu ruangan
Termometer klinis disebut juga termometer demam. Termometer ini
digunakan oleh dokter untuk mengukur suhu tubuh pasien. Pada keadaan sehat,
suhu tubuh manusia sekitar 37 C. Tetapi pada saat demam, suhu tubuh dapat
melebihi angka tersebut, bahkan bisa mencapai angka 40.
Fungsinya : Termometer Klinis biasanya digunakan untuk mengukur suhu tubuh
manusia.
Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau air yang
sedang dipanaskan. Termometer laboratorium menggunakan raksa atau alkohol
sebagai penunjuk suhu. Raksa dimasukkan ke dalam pipa yang sangat kecil (pipa
kapiler), kemudian pipa dibungkus dengan kaca yang tipis. Tujuannya agar panas
dapat diserap dengan cepat oleh termometer. Fungsinya : Termometer
Laboratorium digunakan untuk perlengkapan praktikum di laboratorium.
Termometer bimetal memanfaatkan logam untuk menunjukkan adanya
perubahan suhu dengan prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan
menyusut jika didinginkan. Kepala bimetal dibentuk spiral dan tipis, sedangkan
ujung spiral  bimetal ditahan sehingga tidak bergerak dan ujung lainnya
menempel pada pinggir penunjuk. Fungsinya : untuk menunjukkan adanya
perubahan suhu dengan prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan
menyusut jika didinginkan

57
K. Pendekatan, Model Dan Metode Pembelajaran
4. Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Ketrampilan Proses
5. Model pembelajaran : Discovery Learning
6. Metode : Diskusi Kelompok, Eksperimen
L. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan awal
Pendahuluan Mengkondisikan peserta didik
1. Guru memberi salam.
2. Guru memerintahkan ketua kelas memimpin 10
do’a untuk memulai pelajaran. Menit
a. Guru menanyakan kabar peserta didik dan
memeriksa kehadiran peserta didik.

Kegiatan Inti
1. Guru membagikan soal tes kepada masing-
masing siswa
2. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal
60 menit
tes sesuai kemampuannya
3. Setelah siswa selesai mengerjakan tes, siswa
diminta untuk mengumpulkan hasil
pekerjaannya.
Kegiatan Akhir
1. Guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran.
10 Menit
2. Guru meminta siswa mengerjakan soal-soal
posttes
3. Guru menutup pelajaran dengan salam.

M. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Penilaian
a. Aspek Penilaian dan Bentuk Instrumen
Aspek Penilaian Bentuk Instrumen
Keterampilan Lembar pengamatan keterampilan terhadap

58
peserta didik pada waktu praktikum dan
presentasi
Pengetahuan Tes Pilihan ganda

b. Bentuk Instrumen
1) Lembar Penilaian Keterampilan
Aspek
Aspek Keterampilan Jumlah
Keterampila
Praktikum Skor
n Presentasi

Melakukan
Percobaan
Menyiapkan Alat

Mengambil data
dengan benar
No. Nama
dan Bahan

Presentasi
dengan benar

Keterangan :
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 4.
Skor maksimal = 16

Nilai =

59
Rubrik penilaian keterampilan
No. Aspek Yang Dinilai Rubrik
1. Tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan
2. Kadang-kadang, apabila kadang-kadang
melakukan dan sering tidak melakukan
Aspek Keterampilan
1. 3. Sering, apabila sering melakukan sesuai
Praktikum
pernyataan dan kada-kadang tidak
melakukan
4. Selalu, apabila selalu melakukan sesuai
pernyataan
1. Tidak aktif dalam tanya jawab, tidak ikut
mengemukakan gagasan atau ide, kurang
menghargai pendapat peserta didik lain
2. Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut
mengemukakan gagasan atau ide, kurang
Aspek Keterampilan menghargai pendapat peserta didik lain
2.
Presentasi 3. Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut
mengemukakan gagasan atau ide,
menghargai pendapat peserta didik lain
4. Aktif dalam tanya jawab, mengemukakan
gagasan atau ide, menghargai pendapat
peserta didik lain

2) Lembar Penilaian Pengetahuan


a) Teknik penilaian : Tes tulis
b) Bentuk Instrument : Pilihan Ganda
c) Kisi-kisi :
Nomor
No Jumlah
Indikator Butir
. Butir Soal
Soal
1. Menjelaskan pengertian suhu 1 1
Menjelaskan tentang indera peraba
2. 1 2
sebagai alat pengukur suhu
3. Menjelaskan alat pengukur suhu 1 3
4. Menjelaskan cairan pengisi thermometer 2 4, 5
5. Menjelaskan satuan suhu 1 6

60
Menjelaskan kelebihan dari cairan pengisi
6. 2 7,9
thermometer
7. Menyebutkan suhu tubuh manusia 1 8
8. Menganalisis peristiwa dari suhu 1 8

2. Kegiatan Remedial
Peserta didik melakukan kegiatan remedial di bawah bimbingan
guru disesuaikan dengan materi yang belum dipahami dari hasil evaluasi
atas analisis butir soal ulangan harian.
3. Pengayaan
Peserta didik dapat menentukan skala termometer tak berskala dengan
membandingkan dengan termometer berskala.
Contoh soal pengayaan :
Termometer X mempunyai titik tetap bawah 00 X dan titik tetap atas 1200X.
Putri mengukur suhu air hangat dalam ember dengan termometer X
menghasilkan suhu 600X. Berapakah hasil pengukuran suhu jika dikonversi
dalam skala Celsius, Reamur, Fahrenheit.
Jawaban soal pengayaan
400X = 500C = 400R = 1220F
N. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media
1. PPT tentang Macam-macam termometer
2. PPT cara kerja termometer
3. Notebook dan Proyektor.
2. Alat dan Bahan
1. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Beaker Glass Ukuran 250 ml 3 buah

2. Bahan

61
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Air Air biasa Secukupnya
2. Air Air es Secukupnya
3. Air Air hangat Secukupnya

3. Sumber Belajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Buku Guru Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VII. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Buku Peserta didik Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VII. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

62
Pertemuan 2
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan awal
Pendahuluan Mengkondisikan peserta didik
3. Guru memberi salam.
4. Guru memerintahkan ketua kelas memimpin 10
do’a untuk memulai pelajaran. Menit
b. Guru menanyakan kabar peserta didik dan
memeriksa kehadiran peserta didik.

Kegiatan Inti
4. Guru membagikan soal tes kepada masing-
masing siswa
5. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal
60 menit
tes sesuai kemampuannya
6. Setelah siswa selesai mengerjakan tes, siswa
diminta untuk mengumpulkan hasil
pekerjaannya.
Kegiatan Akhir
4. Guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran.
10 Menit
5. Guru meminta siswa mengerjakan soal-soal
posttes
6. Guru menutup pelajaran dengan salam.

O. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Penilaian
a. Aspek Penilaian dan Bentuk Instrumen
Aspek Penilaian Bentuk Instrumen
Keterampilan Lembar pengamatan keterampilan terhadap
peserta didik pada waktu praktikum dan
presentasi
Pengetahuan Tes Pilihan ganda

63
b. Bentuk Instrumen
3) Lembar Penilaian Keterampilan
Aspek
Aspek Keterampilan Jumlah
Keterampila
Praktikum Skor
n Presentasi

Melakukan
Percobaan
Menyiapkan Alat

Mengambil data
dengan benar
No. Nama

dan Bahan

Presentasi
dengan benar

Keterangan :
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 4.
Skor maksimal = 16

Nilai =

64
Rubrik penilaian keterampilan
No. Aspek Yang Dinilai Rubrik
5. Tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan
6. Kadang-kadang, apabila kadang-kadang
melakukan dan sering tidak melakukan
Aspek Keterampilan
3. 7. Sering, apabila sering melakukan sesuai
Praktikum
pernyataan dan kada-kadang tidak
melakukan
8. Selalu, apabila selalu melakukan sesuai
pernyataan
5. Tidak aktif dalam tanya jawab, tidak ikut
mengemukakan gagasan atau ide, kurang
menghargai pendapat peserta didik lain
6. Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut
mengemukakan gagasan atau ide, kurang
Aspek Keterampilan menghargai pendapat peserta didik lain
4.
Presentasi 7. Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut
mengemukakan gagasan atau ide,
menghargai pendapat peserta didik lain
8. Aktif dalam tanya jawab, mengemukakan
gagasan atau ide, menghargai pendapat
peserta didik lain

4) Lembar Penilaian Pengetahuan


d) Teknik penilaian : Tes tulis
e) Bentuk Instrument : Pilihan Ganda
f) Kisi-kisi :

65
Nomor
No Jumlah
Indikator Butir
. Butir Soal
Soal
1. Menjelaskan pengertian suhu 1 1
Menjelaskan tentang indera peraba
2. 1 2
sebagai alat pengukur suhu
3. Menjelaskan alat pengukur suhu 1 3
4. Menjelaskan cairan pengisi thermometer 2 4, 5
5. Menjelaskan satuan suhu 1 6
Menjelaskan kelebihan dari cairan pengisi
6. 2 7,9
thermometer
7. Menyebutkan suhu tubuh manusia 1 8
8. Menganalisis peristiwa dari suhu 1 8

2. Kegiatan Remedial
Peserta didik melakukan kegiatan remedial di bawah bimbingan
guru disesuaikan dengan materi yang belum dipahami dari hasil evaluasi
atas analisis butir soal ulangan harian.
3. Pengayaan
Peserta didik dapat menentukan skala termometer tak berskala dengan
membandingkan dengan termometer berskala.
Contoh soal pengayaan :
Termometer X mempunyai titik tetap bawah 00 X dan titik tetap atas 1200X.
Putri mengukur suhu air hangat dalam ember dengan termometer X
menghasilkan suhu 600X. Berapakah hasil pengukuran suhu jika dikonversi
dalam skala Celsius, Reamur, Fahrenheit.
Jawaban soal pengayaan
400X = 500C = 400R = 1220F

66
P. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media
1. PPT tentang Macam-macam termometer
2. PPT cara kerja termometer
3. Notebook dan Proyektor.
2. Alat dan Bahan
1. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Beaker Glass Ukuran 250 ml 3 buah

2. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Air Air biasa Secukupnya
2. Air Air es Secukupnya
3. Air Air hangat Secukupnya

3. Sumber Belajar
c. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Buku Guru Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VII. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
d. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Buku Peserta didik Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VII. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Lembar Kerja Siswa (LKS) SIKLUS 1


Pertemuan ke 1

67
Apakah Indera Peraba dapat mengukur suhu yang handal?
A. beberapa konsep yang harus ditemukan siswa
1. Suhu adalah besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu zat. Alat
untuk mengukur suhu disebut termometer.
2. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur),
ataupun perubahan suhu.
B. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan diharapkan ini siswa dapat
1. Menemukan atau mendefinisikan tentang suhu dan thermometer
2. Mengamati dan mencatat data secara efektif
C. Alat dan bahan
1. Termometer 3 buah
2. Air es
3. Air hangat
4. Air biasa (air keran)
5. Beaker Glass
D. Diskusi Pengarahan
1. Apakah Indera peraba dapat mengukur suhu yang handal
2. Bagaimana alasannya?
E. Kegiatan Siswa
1. Ambillah air keran, air es, dan air hangat sekitar 300 mL kemudian masukan
kedalam beker glass
2. Beri label A,B dan C
3. Celupkan tangan kananmu di Beaker Glass berisi air hangat dan tangan
kirimu di Beaker Glass yang berisi air es!
4. Rasakan tingkat panas air itu pada tanganmu! (Mengamati)
F. Prediksi
Apa yang terjadi apabila tangan dimasukan kedalam gelas A,B dan C.
A. Air Hangat
B. Air Es
C. Air Keran

No Benda Apa yang terjadi


1. A . . .. . . ……………………..
2. B ……………………………

68
3. C ……………………………
G. Hipotesis
Alat pengukur suhu manakah yang handal untuk mengukur suhu? Di antara
indera dan thermometer
Jawaban :
………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………
………......................................................................................................
H. Catatlah hasilnya (Mengkomunikasikan)
ke dalam tabel di bawah ini!
No Thermometer 0C
Benda Indera kulit
.
1. A

2. B

3 C

I. Observasi
1. Mengamati apa yang terjadi pada thermometer di gelas A,B dan C.
2. Merasakan apa yang terjadi ditanganmu
J. Evaluasi
1. Apakah kamu merasa Beaker Glass yang berisi air es, air biasa, dan air
hangat memiliki suhu yang berbeda?
............................................................................................................................
............................................................................................................................
.............................................................................................................
2. Apakah kamu bisa menentukan dengan pasti suhu suatu benda tanpa
menggunakan alat ukur suhu? Mengapa?
............................................................................................................................
..................................................................................................................
.....................................................................................................................
3. Ketika mengukur suhu dengan menggunakan termometer, apakah
menggunakan hasil pengukuran yang pasti? Mengapa?
.......................................................................................................................

69
............................................................................................................................
..................................................................................................................
K. Kesimpulan
Dari percobaan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................

70
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
.........................................................................................................

71
Lembar Kerja Siswa (LKS) SIKLUS 1
pertemuan ke 2

Apakah Indera Peraba dapat mengukur suhu yang handal ?


A. latar Belakang
beberapa konsep yang harus ditemukan siswa
1. Suhu tubuh adalah ukuran dari kemampuan tubuh dalam menghasilkan
dan meyingkirkan hawa panas.
2. Skala thermometer Celsius adalah suatu skala suhu yang didesain supaya
titik beku air berada 0 derajat dan titik didih pada 100 derajat di tekanan
atmosferik standar.
3. Skala Kelvin adalah skala suhu di mana nol absolut didefinisikan sebagai
0 K.
4. Skala reamur adalah titik beku 0 derajat reamur, titik didih air 80 derajat.
Jadi, satu derajat reamur sama dengan 1,25 derajat celcius atau kelvin.
B. Tujuan
Menemukan atau mendefinisikan tentang suhu tubuh Mengamati dan
mencatat data secara efektif

C. Alat dan Bahan


1. Termometer klinis
2. Handuk
3. Kapas
4. Alkohol 70%
5. Air Es

D. Diskusi Pengarahan
1. Bagaimana cara mengukur suhu badan?
2. Apakah suhu tubuh jika diukur dengan jenis skala termometer yang
berbeda akan berpengaruh terhadap hasil pengukurannya?

E. Kegiatan Siswa
1. Membaringkan badan
2. Menurunkan Suhu thermometer sampai 350C
3. Masukan thermometer ke dalam mulut dibawah lidah dengan mulut
tertutup
4. Membaca Suhu setelah 10 menit

72
5. Masukan thermometer ke dalam mulut bawah lidah sambil bernapas
6. Membaca suhu setelah 5 menit dan 10 menit.
7. Masukan thermometer kedalam mulut dibawah lidah, setelahsebelumnya
berkumur dengan air es selama 1 menit
8. Mengeringkan ketiak dari keringat dengan lengan dirapatkan kebadan.
9. menyelipkan ujung thermometer di ketiak dengan lengan dirapatkan
kebadan.
10. membaca suhu setelah 10 menit.

F. Prediksi
Apa yang terjadi paada saat melakukan pengamatan suhu badandengan
thermometer skala F,C, dan K?
…………………………………………………………................…………

G. Hipotesis
Apakah suhu badan yang diamati dengan skala termometer C,F, dan K
mengahsilkan hasil pengukuran yang berbeda?
........................................................................................................................

Catat hasilnya(Mengkomunikasikan)
Kelompok Nama Umur F R K

H. Observasi
1. Mengamati suhu badan
2. Berapa suhu Tubuh yang diamati dengan thermometer Kelvin,Reamur dan
Farenhait

I. Evaluasi
6. Suhu badan Aditya 350C. Bila suhu tersebut diukur menggunakan
termometer skala:
a. Reamur
b. Fahrenheit
c. Kelvin

73
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
7. Suhu ruang Laboratorium IPA adalah 770F. Bila suhu tersebut diukur
menggunakan termometer skala :
a. Celcius
b. Reamur
c. Kelvin
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................

J. Kesimpulan.
Dari hasil pengamatan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………….....................................................
...........................................................................................................

74
TES SIKLUS 1

Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang dianggap paling tepat dengan
memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d !
1. Keadaan hangat atau esnya sebuah benda disebut ...
a. kalor b. Suhu c. derajat d. celcius
2. Pernyataan Tentang Indera Peraba Berikut Ini Benar, Kecuali ...
a. Tangan dapat digunakan untuk mengukur suhu karena dapat merasakan
hangat dan es
b. Pengukuran suhu dengan tangan sangat tepat karena berdasarkan perasaan
c. Tangan dapat merasakan suhu sangat es dan suhu sangat hangat
d. Indera peraba kurang cepat menyesuaikan dengan suhu lingkungan
3. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu ….

a. Barometer b. Termometer c. Alkhohol d. Air Raksa

4. Raksa digunakan untuk mengisi termometer, karena ….


a. Titik didihnya teratur c. Pemuaiannya Teratur
b. Titik Bekunya Tinggi d. Pemuaiannya Tidak Teratur
5. Jenis cairan yang biasa digunakan sebagai pengisi termometer adalah ....
a. Minyak atau air c. Air atau raksa
b. Raksa atau alkohol d. Air atau alkohol
6. Satuan suhu dalam Sistem Internasional (SI) adalah ...
a. Kelvin b. Celcius c. Reamur d. Fahrenheit
7. Kelebihan air raksa dibandingkan dengan alkohol jika digunakan untuk
termometer adalah sebagai berikut, kecuali ...
a. Harganya murah c. Warnanya mengkilap
b. Tidak membasahi dinding kaca d. Pemuaiannya teratur

75
8. Orang yang sehat akan mempunyai suhu tubuh rata-rata ...
a. 27° C b. 35° C c. 37° C d. 40° C
9. Salah satu keuntungan alkohol sebagai pengisi termometer adalah ..
a. Dapat mengukur suhu yang sangat tinggi
b. Dapat mengukur suhu yang sangat rendah
c. Tidak berwarna
d. Tidak membasahi dinding tabung
10. Jika air es dicampur dengan air hangat maka akan terjadi peristiwa ...
a. Air es dan air hangat sama-sama melepas kalor
b. Air es dan air hangat menerima kalor
c. Air es melepas kalor dan air hangat menerima kalor
d. Air es menerima kalor dan air hangat melepas kalor

76
Angket Sikap Ilmiah dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan
Menggunakan Ketrampilan Proses Siklus 1

Nama :
No.Absen :
Petunjuk Pengisian Angket :
 Bacalah pertanyaan –pertanyaan dibawah ini, kemudian pilih jawaban yang
telah disediakan sesuai dengan pendapat, situasi, keadaan yang sebenarnya.
 Berilah tanda (X) seseuai dengan pendapatmu
Kategori pilihan : SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju TST : Tidak Sangat Setuju
No Alternatif Jawaban
Pernyataan
SS S TS TST
1 Saya berusaha mencari jawaban dengan
sungguh-sungguh
2 Saya senantiasa bertanya apabila saya
menemukan kesulitan dalam belajar
3 Saya berusaha mencari tahu
4 Saya selalu memperhatikan guru ketika
menjelaskan materi pelajaran
5 Jika saya kesulitan dalam memecahkan soal
IPA, saya berusaha berdiskusi dengan satu
kelompok atau mencari pemecahannya dari
sumber lain
6 Saya merasa rugi jika tidak mengikuti
pelajaran IPA
7. Jika ada pelajaran IPA saya selalu membawa
semua buku baik buku tulis maupun buku
paket
8 Saya senang ketika saya ditunjuk guru untuk
menjawab pertanyaan mengenai pelajaran
9 Saya berusaha untuk melengkapi catatan
pelajaran IPA saya
10 Saya selalu mengerjakan soal-soal yang ada
dibuku paket sebelum guru menugasi untuk
mengerjakan
11 Ketika mengerjakan tugas saya berusaha
mengerjakan sendiri dan tidak mencontek
teman

77
No Alternatif Jawaban
Pernyataan
SS S TS TST
12
Saya selalu mengerjakan PR dirumah

13 Saya tidak mudah putus asa ketika saya tidak


menemukan jawaban dari tugas yang
diberikan guru
14 Sebelum mengikuti mata pelajaran IPA saya
selalu mengulang pelajaran sebelumnya agar
lebih paham
15
Saya selalu membuat ringkasan pelajaran
mudah dalam memahami materi pelajaran

16
Saya selalu meneliti pekerjaan/tugas dari guru
sebelum dikumpulkan

17 Saya selalu mendengarkan dan mengajukan


pendapat ketika teman mempresentasikan
tugas/ hasil diskusi
18
Saya tidak senang ketika mata pelajaran IPA
kosong

19
Saya tidak senang ketika mata pelajaran IPA
kosong

20
Saya selalu mengulang pelajaran IPA dirumah
agar lebih paham

78
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN SIKAP ILMIAH
SIKLUS 2

No Nama Peserta Didik Sikap Ju Nilai


Individu mla
(1) (2) (3) (4) h
Sko
r

Rubrik penilaian
Aspek Penilaian Kriteria Skor
Teliti dalam hal melakukan pengamatan, mencatat
5
data, dan mendeskripsikan hasil pengamatan
Teliti dalam hal melakukan pengamatan dan
mencatat data tetapi masih kurang pada 4
pendeskripsian hasil pengamatan
Teliti dalam hal melakukan pengamatan tetapi masih
kurang pada pencatatan data, dan pendeskripsian 3
1. Ketelitian
hasil pengamatan
Kurang teliti dalam hal melakukan pengamatan,
mencatat data, dan mendeskripsikan hasil 2
pengamatan
Tidak teliti dalam hal melakukan pengamatan,
mencatat data, dan mendeskripsikan hasil 1
pengamatan
2. Kejujuran Jujur dalam hal melakukan pengamatan, mencatat
data, mendeskripsikan hasil pengamatan,
5
menyimpulkan hasil pengamatan dan menyusun
laporan
Jujur dalam hal melakukan pengamatan, mencatat
data, mendeskripsikan hasil pengamatan,
4
menyimpulkan hasil pengamatan tetapi masih kurang
dalam menyusun laporan
Jujur dalam hal melakukan pengamatan, mencatat 3
data, mendeskripsikan hasil pengamatan, tetapi masih

79
Aspek Penilaian Kriteria Skor
kurang dalam menyimpulkan hasil pengamatan dan
menyusun laporan
Kurang jujur dalam hal melakukan pengamatan,
mencatat data, mendeskripsikan hasil pengamatan,
2
menyimpulkan hasil pengamatan dan menyusun
laporan
Tidak jujur dalam hal melakukan pengamatan,
mencatat data, mendeskripsikan hasil pengamatan,
1
menyimpulkan hasil pengamatan dan menyusun
laporan
Bertanggung jawab dalam hal melakukan
pengamatan, mencatat data, mendeskripsikan hasil
5
pengamatan, menyimpulkan hasil pengamatan dan
menyusun laporan
Bertanggung jawab dalam hal melakukan
pengamatan, mencatat data, mendeskripsikan hasil
pengamatan, tetapi masih kurang dalam 4
menyimpulkan hasil pengamatan dan menyusun
laporan
Bertanggung jawab dalam hal melakukan
4. Tanggung pengamatan, mencatat data, tetapi masih kurang
jawab dalam mendeskripsikan hasil pengamatan, 3
menyimpulkan hasil pengamatan dan menyusun
laporan
Kurang bertanggung jawab dalam hal melakukan
pengamatan, mencatat data, mendeskripsikan hasil
2
pengamatan, menyimpulkan hasil pengamatan dan
menyusun laporan
Tidak bertanggung jawab dalam hal melakukan
pengamatan, mencatat data, mendeskripsikan hasil
1
pengamatan, menyimpulkan hasil pengamatan dan
menyusun laporan
4. Kerjasama Dapat memberi dan menerima penjelasan dari teman
5
sekelompoknya.
Dapat memberi dan sebagian menerima penjelasan
4
dari teman kelompoknya
Sebagian memberi dan sebagian dapat menerima
3
penjelasan dari teman sekelompoknya.
Sebagian memberi dan tidak menerima penjelasan
2
dari teman sekolompoknya.
Tidak dapat memberi dan tidak dapat menerima 1

80
Aspek Penilaian Kriteria Skor
penjelasan dari teman sekelompoknya.

Jumlah Skor
Nilai= ×100
skor maksimal Lembar Observasi
Aktifitas Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Menggunakan
Pendekatan Proses
Siklus I

Sekolah : SMP N 12 Yogyakarta


Kelas/ Semester : VII/
Hari/Tanggal :
Pengamat :
Petunjuk : Berilah tanda centang pada kolom ya jika terlaksana dan tidak
jika kegiatan tidak terlaksana
No Aktivitas siswa Ya Tidak Keterangan
1 Siswa membentuk
kelompok secara
berpasangan dengan
heterogen 4-5 orang
2 Siswa merumuskan
masalah
3 Siswa memprediksi yang
akan diamati
4 Siswa melakukan hipitesis
5 Siswa mengerjakan LKS
dan menjelaskan tugas
6 Siswa melakukan
percobaan
7 Siswa mediskusikan hasil
percobaan
8 Siswa menyampaikan hasil
diskusi dengan presentasi
9 Siswa menanggapi
10 Siswa menyampaikan
jawaban yang sebenarnya

Peneliti Yogyakarta,

81
Observaser

Lembar Observasi
Aktifitas Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPA
dengan Menggnakan Pendekatan Ketrampilan Proses
Siklus I
Sekolah : SMP N 12 Yogyakarta
Kelas/ Semester : VII/2 (Dua ) Hari/Tanggal :
Jumlah Siswa : 28 Pengamat :
Petunjuk : Berilah tanda centang pada kolom ya jika terlaksana dan tidak
jika kegiatan tidak terlaksana
No Aktivitas Guru Ya Tidak Keterangan
1. Guru membentuk
kelompok secara
berpasangan dengan
heterogen 4-5 orang
2 Guru mengajak siswa
untuk merumuskan
masalah
3 Guru mengajak siswa
untuk prediksi yang akan
diamati
4 Guru mengajak siswa
untuk melakkan hipotesis
5 Membagi LKS dan
menjelaskan tugas
6 Guru meminta siswa untuk
melakukan percobaan
7 Guru meminta siswa untuk
meniskusikan hasil
percobaan
8 Guru meminta siswa untuk
menyampaikan hasil
diskusi dengan presentasi

82
No Aktivitas Guru Ya Tidak Keterangan
Guru memberi kesempatan
9 siswa lain untuk
menanggapi
10 Guru menyampaikan
jawaban yang sebenarnya
DOKUMENTASI PENELITIAN

Peneliti mempersiapkan proses pembelajaran

83
Peneliti melakukan pemutaran video sebelum memulai pembelajaran

Peneliti membagikan LKS kepada siswa

84
Siswa mengerjakan LKS yang sudah dibagikan oleh peneliti

Peneliti mengambil hasil kerja siswa

85
Observer mengisi lembar observasi proses pembelajaran yang sedang berjalan

86

Anda mungkin juga menyukai