Dosen Pengampu:
Mufida Istanti, M.Pd
Disusun Oleh:
Afifah Fitriah
NIM: 200101060128
Siti Qomariah
NIM: 200101060269
M. Dinda Ray Fine HR
NIM: 200101060252
Siti Maryam
NIM: 200101060346
A. Pengertian Attending (perhatian)
Dalam melakukan kontak mata hal yang harus diperhatikan yaitu, misalnya
pada saat pembicaraan berlangsung konselor dengan cara melihat klien pada
waktu dia berbicara kepada konselor dan sebaliknya. Kontak mata harus
dipertahankan atau dipelihara dengan menggunakan spontan yang
mengekspresikan minat dan keinginan mendengarkan serta merespon klien.
Adapun dalam melakukan kontak mata ini jangan sampai melakukan hal-hal
yang membuat klien merasa tidak nyaman misalnya;
1. konselor tidak melihat ke arah klien,
2. menatap klien untuk secara tetap dan tidak memberikan klien untuk
membalas tatapan,
3. mengalihkan pandangan dari klien segera sesudah klien melihat konselor,
4. menatap klien terus-menerus dengan mata melotot.
b. Nonverbal (bahasa tubuh)
Empati adalah suatu istilah umum yang dapat digunakan untuk pertemuan,
pengaruh dan interaksi di antara pribadi dengan pribadi. “Empati” berasal dari
kata Yunani “pathos”, yang berarti perasaan yang mendalam dan kuat yang
mendekati penderitaan.
Secara harfiah, empati adalah seseorang masuk ke dalam diri orang lain dan
menjadi orang lain agar merasakan dan menghayati orang lain, maka akan
timbul penilaian bahwa orang tersebut mustahil bisa melakukan hal tersebut.
Empati terjadi pada saat seorang manusia berbicara (satu sama lain). Tidak
memungkinkan untuk memahami individu lain jika tidak memungkinkan pula
untuk mengidentifikasikan diri dengan lawan bicara. Dengan demikian empati
itu adalah bagaimana seorang konselor dapat menyatukan dirinya dengan
seorang klien baik perasaaan, pengalaman maupun pemahaman.
D. Tujuan Empati
Adapun tujuan dari empati yang digunakan oleh konselor adalah agar
calon konselor mampu memasuki dunia dalam klien melalui ungkapan-
ungkapan empati baik itu empati primer maupun empati tingkat tinggi
yang menyentuh perasaan klien.
Latihan berempati melibatkan kemampuan memasuki dunia konseli
melalui ungkapan-ungkapan empati yang sekiranya dapat menyentuh
perasaan dan memperlihatkan pada konseli akan kepedulian kita pada
mereka.
Akibatnya adalah klien menjadi rasional dalam menghadapi masalah
sehingga melahirkan rencana-rencana yang realistis untuk
mengatasinya.
E. Cara Berempati