Anda di halaman 1dari 4

Tugas Sejarah Peminatan

Matthew Ebenezer S.
XI IPS 2 / 26

Revolusi Amerika
Pada tahun 1492 penjelajah asal Spanyol, Christopher Colombus dengan tidak sengaja
menemukan benua Amerika pada misi pelayaran mengitari bumi. Berita tentang
Colombus dan temuannya tersebar ke seluruh Eropa, hal ini membuat kerajaan-
kerajaan seperti Inggris, Prancis, dan Spanyol ingin segera menguasai Amerika.
Raja James I yang berkuasa atas Inggris mengirimkan warganya untuk membentuk
kolonialisasi di Amerika dengan tujuan memperluas wilayah kekuasaan Inggris. Hingga
pertengahan abad ke-18, telah terdapat 13 kolonialisasi di Amerika Utara. Pada akhir
abad ke-17 Inggris dan Prancis bersaing untuk menjadi penguasa Amerika, hal ini
mengakibatkan perang pada tahun 1702-1713 dan 1744-1748. Perang kemudian
berakhir dengan perjanjian damai Aix-la-Chapelle pada tahun 1748. Kepentingan
Inggris untuk memperluas wilayah kekuasaan membuat perjanjian damai tersebut
menjadi batal inggris menyatakan perang terhadap Prancis untuk merebut wilayah barat
Amerika yang dikuasai Prancis. Puncaknya adalah perang tujuh tahu antara Inggirss
dan Prancis pada tahun 1756-1763.
Meskipun Inggris memenangkan perang tujuh tahun, namun keuangan Inggris terkuras
sebab perang tersebut. Hal ini memicu Raja Inggris untuk membuat kebijakan-kebijakan
yang nantinya akan menindas koloni Amerika. Salah satu kebijakan yang diteraopkan
Inggris adalah kebijakan Townshend Act. Kebijakan ini mengharuskan koloni Amerika
membayar pajak pada produk-produk impor Inggris seperti cat, kertas, kaca, dan teh.
Pada 1770, karena tidak menyukai kebijakan pajak tersebut, rakyat koloni mulai
menyerukan untuk memboikot semua produk impor dari Inggris. Dampaknya, barang-
barang tidak laku, pemasukan Inggris menurun, dan Kerajaan Inggris jadi menjadi
kesal. Menanggapi hal tersebut, Raja George III yang merupakan Raja Inggris saat itu,
memutuskan untuk mengirimkan ribuan tentaranya menuju Amerika untuk “menertibkan
situasi” dan memaksa kembali rakyat koloni untuk mengikuti peraturan serta membayar
pajak.
Pada 16 Desember 1773, terjadilah peristiwa paling iconic atau terkenal dalam sejarah
revolusi Amerika yang disebut dengan The Boston Tea Party. Singkatnya, peristiwa ini
merupakan peristiwa protes dari warga koloni terhadap kesewenang-wenangan Inggris,
termasuk tentang pajak teh. Hal ini dilakukan agar mereka tidak perlu membeli dan
membayar pajak dari teh tersebut apabila telah mendarat dari pelabuhan Boston. 
Setelah melewati periode peperangan panjang pada 1775-1781, pihak Kerajaan Inggris
pun menyerah. Kemudian pada 1783, ditandatangani kesepakatan di Prancis,
bernama Treaty of Paris atau Perjanjian Paris.

Revolusi Prancis
Saat pemerintahan feodal Prancis terdapat 3 kelas rakyat, yaitu raja dan bangsawan
(golongan 1), tuan tanah dan pemuka agama (golongan 2), dan rakyat biasa (golongan
3). Pembagian kelas ini berpengaruh kepada kebijakan pajak yang dikeluarkan.
Golongan pertama dan kedua tidak diwajibkan untuk membayar pajak, sedangkan
golongan ketiga wajib. Selain membayar pajak kepada negara, warga golongan ke-3 ini
juga terkadang harus membayarkan pajak kepada tuan tanah. Hal ini menimbulkan
kesenjangan sosial dan ketidakpuasan rakyat, yang mayoritasnya adalah golongan ke-
3 (Kebijakan pajak yang tidak masuk akal ini diberlakukan karena ekonomi Prancis
hancur setelah membantu koloni Amerika melawan Inggris di benua Amerika).
Sampai pada Juli 1789, kekacauan merebak. Paris berubah menjadi lautan teror.
Penjarahan, kerusuhan, dan pembakaran terjadi di penjuru kota. Tentara kerajaan
diturunkan untuk menenangkan massa, tetapi terjadi penembakan yang melukai
beberapa orang. Rakyat yang semakin marah pun mendatangi penjara Bastille pada 14
Juli 1789. Massa mendobrak masuk untuk mengambil persenjataan dan melepaskan
mereka yang sedang ditahan.
Pembobolan penjara ini seolah adalah simbol runtuhnya kekuasaan raja dan
pengambilan kekuasaan oleh rakyat. Hal ini praktis membuat kerajaan Prancis tidak
beroperasi dan pemerintahan dibekukan. Rakyat dengan semangat Liberte, Egalite,
Fraternite (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan) merumuskan pemerintahan
baru yang berbentuk republik.

Revolus Rusia
Saat Rusia masih dipimpin oleh Tsar Nicholas II, banyak rakyat Rusia yang
memprotesnya karena dia sikapnya yang otoriter. Salah satu pemicu revolusi Rusia
adalh peristiwa Bloody Sunday 1905, singkatnya peristiwa ini diakibatkan adanya aksi
protes oleh rakyat yang meminta keadilan kepada Tsar Nicholas II sebab mereka
diperlakukan tidak adil. Aksi ini memicu tewasnya 1000 orang karena terjadi baku
tembak antara aparat keamanan dan para demonstran.
Kalahnya Rusia pada Perang Dunia I menyebabkan perekonomian Rusia memburuk.
Rusia dilanda kelaparan hebat karena minimnya persediaan bahan makanan.
Akibatnya, rakyat semakin meragukan kepemimpinan Tsar Nicholas II. Selain dilanda
kelaparan, salah satu faktor yang semakin memicu terjadinya Revolusi Rusia adalah
adanya kesenjangan sosial antara kaum bangsawan dan rakyat. Gaya hidup
bangsawan yang mewah berbanding terbalik dengan kehidupan rakyat yang serba
kekurangan.
Ada 2 proses revolusi Rusia, yaitu Revolusi Februaru 1917 dan Revolusi Oktober 1917.
 Revolusi Februari 1917
Revolusi pertama terjadi pada 23-27 Februari 1917. Revolusi ini terjadi karena
Tsar Nicholas II menindak tegas aksi protes yang dilakukan rakyat Rusia di St.
Petersburg. Akibatnya, golongan menengah dan kaum proletar Bolshevik
bersatu melawan kekejaman Tsar Nicholas II. Revolusi berhasil dengan
keputusan turunnya Tsar Nicholas II dari kursi pemerintahan. Setelah itu,
dibentuklah Pemerintahan Sementara dengan bentuk pemerintahan liberal.
Pemimpin dari Pemerintahan Sementara adalah Alexander Karensky.
 Revolusi Oktober 1917
Revolusi kedua yang terjadi pada Oktober 1917 disebut juga sebagai Revolusi
Bolshevik. Revolusi ini terjadi karena adanya protes dari kelompok sosialis
radikal. Kelompok tersebut beranggapan bahwa pemerintahan Alexander
Karensky dinilai lambat mewujudkan cita-cita rakyat Rusia.Partai Bolshevik
dibawah kepemimpinan Vladimir Ilyich Ulyanov (Lenin) berhasil meruntuhkan
kepemimpinan Alexander Karensky. Revolusi ini menjadi awal masuknya
komunis di Rusia dan pada 30 Agustus 1922, Lenin membentuk Uni Soviet yang
meliputi Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia, Republik Sosial Federasi
Soviet Transkaukasia, Republik Sosialis Soviet Ukraina, dan Republik Sosialis
Soviet Belarusia.Pemerintahan Lenin kemudian digantikan oleh Joseph
Vissarionovic (Stalin) yang melakukan kebijakan politik tirai besi. Di masa
pemerintahan Stalin banyak negara-negara di Eropa Timur bergabung dalam Uni
Soviet, yang menyebabkan Uni Soviet menjadi negara komunis terbesar di dunia
pada tahun 1922-1991.

Revolusi Cina
Pada awal abad ke- 20 Masehi, muncul organisasi-organisasi yang bercita-cita untuk
melakukan revolusi dengan menggulingkan kekuasaan Dinasti Manchu. Salah satu
tokoh revolusi yang berperan vital dalam Revolusi China adalah Sun Yat Sen
Sun Yat Sen memiliki sebuah ajaran bernama San Min Chu I (3 Asas Rakyat). Ajaran
San Min Chu I berisi Nasionalisme, Demokrasi, dan Sosialisme. Dalam ajarannya, Sun
Yat Sen mencita-citakan terbentuknya republik China yang diperintah dengan
demokratis.
Revolusi China diawali dengan pemberontakan-pemberontakan oleh kaum
revolusioner. Pada 10 Oktober 1911, Li Yuan Hung memimpin kaum revolusioner China
untuk melakukan pertempuran di kota Wuchang. Pada 12 Oktober 1911, pasukan
revolusioner mampu merebut dan menduduki 18 provinsi China.
Revolusi China mampu menggulingkan Dinasti Manchu pada Desember 1911. Pada
Januari 1912, Sun Yat Sen diangkat menjadi presiden sementara republik China di
Nanking oleh pasukan revolusioner.

Anda mungkin juga menyukai