Anda di halaman 1dari 13

FARMAKOLOGI LANSIA

“OBAT BATUK DAN SALURAN PERNAFASAN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10

Sabrina Kholifatun Nisa


(PO.71.39.1.19.067)
Septyani Putri Endira (PO.71.39.1.19.068)

Kelas : Reguler II B
Dosen Pembibing : Ferawati Suzalin, S.Far., Apt., M.Sc

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-nya kepada
kita, sehingga tugas makalah Farmakologi Lansia mengenai “obat batuk dan saluran
pernafasan” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini juga sebagai tugas yang
harus dikerjakan untuk sarana pembelajaran bagi kita. Semoga isi dari makalah ini dapat
berguna bagi kita dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai obat batuk
dan saluran pernafasan.
Selayaknya manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka dalam
pembuatan makalah ini masih banyak yang harus di koreksi dan jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat dianjurkan guna memperbaiki kesalahan dalam makalah
ini. Demikian, apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam isi makalah ini, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bernapas merupakan proses vital bagi makhluk hidup. Seluruh makhluk hidup bernapas
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk manusia. Manusia bernapas untuk
memenuhi kebutuhan kadar oksigen yang diperlukan oleh tubuhnya. Oksigen tersebut
digunakan oleh setiap sel dalam tubuh manusia untuk melakukan proses metabolisme,
sehingga karbondioksida dan air yang harus dikeluarkan. Pada proses bernafas berlangsung
secara bergantian, pertama manusia menghirup udara untuk memperoleh oksigen disebut
dengan proses inspirasi dan kedua menghembuskan nafas untuk mengeluarkan
karbondioksida dan air disebut dengan proses ekspirasi.
Saluran jalan nafas pada manusia, yaitu : hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan
bronkeolus. Proses bernapas terjadi antara sadar dan tidak sadar, karna dalam bernapas
merupakan proses yang otomatis. Pernapasan tersusun atas organ yang berbeda, tidak
menutup kemungkinan organ ini dapat mengalami masalah yang bisa mengganggu proses
pernafasan baik itu ringan ataupun berat. Gangguan ini akan menyebabkan kesulitan bernapas
pada penderitanya dan dalam jangka waktu yang panjang gangguan ini akan mempengaruhi
metabolisme tubuh si penderitanya.
Infeksi saluran pernapasan adalah infeksi yang bisa menyerang setiap bagian saluran
pernapasan. Infeksi saluran pernapasan bisa disebabkan oleh bakteri atau virus. Walaupun bisa
dialami oleh setiap orang dari golongan usia mana pun, kondisi ini rentan diderita oleh anak-anak.
Infeksi saluran pernapasan disebabkan kuman patogen, seperti bakteri, virus, jamur, atau
parasit. Penularan kuman patogen ini bisa terjadi saat seseorang menghirup percikan cairan
dari saluran napas, salah satunya droplet dari penderita infeksi saluran napas. Percikan cairan
ini bisa keluar saat seseorang batuk atau bersin.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan batuk?
2. Apa saja faktor penyebab batuk?
3. Apa saja penyakit akibat gangguan saluran pernafasan?
4. Bagaimana cara pencegahan penyakit akibat gangguan saluran pernafasan?
1.3 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun manfaat dari penulisan makalah ini :
1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Farmakologi Lansia
2. Sebagai sarana latihan dan melatih keterampilan dalam membuat makalah atau karya tulis.

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini :


1. Untuk memahami dan mengetahui penyakit yang berhubungan dengan saluran pernafasan.
2. Untuk mengetahui definisi dari batuk dan infeksi saluran pernafasan
3. Untuk mengetahui obat-obat batuk dan saluran pernafasan
4. Untuk mengetahui pencegahan penyakit saluran pernafasan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Batuk


Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap berbagai rangsangan yang ada dan
refleks fisiologis yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu. Batuk menjadi
patologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk seperti itu sering merupakan tanda suatu
penyakit di dalam dan diluar paru dan kadang berupa gejala awal dari suatu penyakit. Batuk
merupakan gejala tersering penyakit pernafasan dan masalah yang sering kali dihadapi dokter
dalam praktik sehari-hari (Tamaweol et al., 2016).
Batuk merupakan reflek yang terangsang oleh iritasi paru-paru atau saluran pernapasan.
Bila terdapat benda asing selain udara yang masuk atau merangsang saluran pernapasan,
otomatis akan batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkan benda tersebut. Batuk biasanya
merupakan gejala infeksi saluran pernapasan atas (misalnya batul-pilek, flu) dimana sekresi
hidung dan dahak merangsang saluran pernapasan. Batuk juga merupakan cara untuk
menjaga jalan pernapasan tetap bersih.
Batuk berperan sebagai pertahanan tubuh dalam menghadapi penyakit atau radang pada
saluran pernapasan yang disebabkan oleh lendir (riak). Batuk secara definisi dapat
diklasifikasikan menurut waktu dan produktifnya. batuk menurut waktu dibagi menjadi tiga
yaitu batuk akut, batuk subakut dan batuk kronis. Batuk akut adalah batuk yang berlangsung
selama kurang dari tiga minggu. Batuk subakut merupakan batuk yang berlangsung selama
tiga hingga delapan minggu, dan batuk kronis yaitu batuk yang terjadi dalam waktu lebih dari
delapan minggu (Dicpinigaitis, 2009).
Batuk menurut produktifnya dibagi menjadi dua yaitu batuk produktif dan batuk tidak
produktif. Pertama, batuk produktif adalah batuk yang menghasilkan dahak atau lendir
(sputum) sehingga lebih dikenal dengan sebutan batuk bedahak. Kedua, batuk tidak produktif
adalah batuk yang tidak menghasilkan dahak (spetum) atau lebih dikenal dengan sebutan
batuk kering (junaidi, 2010).

2.2. Faktor Penyebab Batuk


Batuk merupakan reaksi tubuh terhadap benda asing yang masuk ke dalam sistem
pernapasan. Selain sebagai respons terhadap masuknya benda asing ke saluran pernapasan,
batuk juga bisa merupakan gejala dari penyakit tertentu. Saat debu, polusi, atau alergen (zat
pemicu alergi) memasuki sistem pernapasan, otak akan mengirim sinyal melalui saraf tulang
belakang ke otot-otot di dada dan perut. Ketika otot-otot tersebut berkontraksi, udara
menyembur melalui sistem pernapasan untuk mendorong keluar benda asing. Beberapa faktor
lain yang dapat menyebabkan terjadinya batuk, yaitu virus, bakteri, dan juga asap rokok.
Pada batuk berdahak, penyebab umumnya yaitu infeksi oleh virus atau bakteri. Ketika
saluran pernapasan terinfeksi, misalnya saat sedang flu, tubuh akan memproduksi lebih
banyak lendir. Fungsinya adalah untuk menjebak dan mengeluarkan organisme penyebab
infeksi. Batuk bertujuan untuk mengeluarkan lendir tersebut. Oleh karena itu, jika seseorang
yang mengalami batuk berdahak disarankan untuk membuang dahak, bukan menelannya
dikarenakan justru akan memperlambat penyembuhan. Ada beberapa kondisi yang dapat
memunculkan gejala batuk berdahak, antara lain:
1. Pneumonia
Pneumonia merupakan peradangan pada paru-paru akibat infeksi virus, bakteri, atau jamur.
Batuk yang muncul awalnya tidak berdahak, namun setelah beberapa hari akan menjadi batuk
berdahak yang bisa bercampur darah.
2. Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan pada lapisan dalam dinding bronkus, yaitu saluran di bawah
tenggorokan yang menyambung ke paru-paru. Fungsi bronkus adalah membawa udara dari
dan ke paru-paru. Orang yang menderita bronkitis sering mengeluarkan dahak yang tebal dan
berwarna.
3. Penyakit paru obstruktif kronik
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit yang menyebabkan kesulitan
bernapas, akibat paparan zat iritan dalam jangka waktu yang lama. Iritan tersebut bisa berupa
polusi udara, asap rokok, atau asap kimia. Salah satu gejalanya adalah batuk yang disertai
banyak dahak dan sesak napas.
4. Asma
Asma adalah penyakit menahun yang juga sering menyebabkan penderitanya mengalami
batuk disertai sesak napas. Batuk pada asma biasanya muncul saat gejala asma kambuh, dan
lebih sering terjadi di malam hari.
5. Post nasal drip
Kondisi ini ditandai dengan adanya dahak pada saluran napas bagian atas, seperti hidung dan
rongga sinus yang turun ke tenggorokan, sehingga menyebabkan gangguan pernapasan yang
bisa berupa batuk berdahak. Post nasal drip bisa disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari
iritasi saluran pernapasan atas, infeksi, alergi, kelainan bawaan pada hidung, hingga efek
samping obat-obatan seperti KB hormonal dan obat tekanan darah tinggi.
Pada batuk kering seringkali berlangsung lama. Namun batuk terus-menerus justru dapat
meningkatkan iritasi di saluran napas. Batuk kering umumnya semakin parah di malam hari
sehingga mengganggu kualitas tidur. Batuk kering dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di
antaranya:

1. Alergi
Ketika tubuh bereaksi terhadap pemicu alergi (alergen) yang masuk ke saluran pernapasan,
maka akan terjadi batuk-batuk untuk mengeluarkan zat tersebut. Gejala lain pada batuk
karena alergi yaitu gatal, bersin-bersin, dan pilek.
2. Asam lambung
Penyakit asam lambung (GERD), terjadi ketika asam lambung naik ke esofagus atau
kerongkongan. Asam lambung yang naik ini kemudian mengiritasi kerongkongan dan
memicu refleks batuk.
3. Asma
Asma dapat memicu batuk berdahak, namun lebih sering menimbulkan batuk kering. Hal ini
karena saluran pernapasan membengkak dan menyempit sehingga menyulitkan bernapas.
4. Infeksi virus
Ketika terinfeksi virus flu, biasanya Anda akan mengalami batuk berdahak. Namun setelah
pilek sembuh, Anda mungkin mengalami batuk kering akibat infeksi saluran napas yang
menjadi sensitif setelah terserang virus.

2.3. Pencegahan dan Pengobatan Batuk


Biasanya batuk-batuk akan sembuh bila infeksi bakteri yang terjadi telah diatasi. Untuk
mencegah infeksi bakteri, kuman, dan debu, lakukan perubahan gaya hidup yang mendukung
kesehatan secara umum, seperti mengonsumsi makanan sehat sehingga tubuh memiliki daya
tahan untuk membantu mencegah infeksi paru-paru dan seluruh sistem saluran pernapasan,
olahraga ringan dan teratur agar berat badan stabil dan sistem pernapasan terlatih. Kelebihan
berat badan membuat tubuh menanggung beban pada sistem pernapasan yang membuat
bernapas pun lebih sulit. Olahraga akan melatih paru-paru dan jantung untuk bekerja lebih
efisien dan optimal, menghindari lingkungan berasap kabut, berhenti merokok dan hindari
sebisa mungkin menjadi perokok pasif. Terpapar asap rokok sebagai perokok pasif kini
diketahui sama berbahayanya seperti perokok aktif., menghindari alergen atau bahan-bahan
atau lingkungan yang mungkin menjadi pemicu gejala alergi di tubuh, tingkatkan daya tahan
tubuh agar tehindar dari gangguan flu.
Pengobatan atau terapi untuk mengatasi batuk terdiri dari antitusif, ekspektoran dan
mukolitik. Mukolitik adalah obat yang dapat mengencerkan secret saluran nafas dengan jalan
mencegah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum (Estuningtyas,
2008). Antitusif adalah obat batuk yang digunakan untuk batuk kering (batuk yang tidak
disertai dengan dahak). Antitusif Bekerja sentral pada susunan saraf pusat menekan pusat
batuk dan menaikan ambang rangsang batuk. sedangkan ekspektoran adalah obat batuk yang
digunakan untuk batuk berdahak yang bekerja melalui suatu reflek dari lambung yang
menstimulasi batuk. Diperkirakan bahwa sekresi dahak yang bersifat cair diperbanyak secara
reflektoris atau dengan jalan efek langsung terhadap sel-sel kelenjar (sholekhudin, 2014).
Salah satunya obat mukolitik adalah bromheksin yang sering digunakan untuk obat batuk
oleh masyarakat.
Berikut ini merupakan contoh macam-macam obat batuk dengan nama generik, dagang
beserta pabriknya :
Generik Dagang Pabrik

2.4. Definisi Saluran Pernafasan


Saluran pernapasan atau tractus respiratorius (respiratory tract) adalah bagian tubuh
manusia yang berfungsi sebagai tempat lintasan dan tempat pertukaran gas dalam proses
pernapasan. Saluran ini berpangkal pada hidung atau mulut dan berakhir pada paru-paru.
Sistem pernapasan manusia berfungsi untuk menyediakan asupan oksigen secara konsisten
agar seluruh fungsi tubuh bekerja dengan baik. Sementara proses metabolisme akan
memproduksi gas karbon dioksida sebagai produk limbah yang harus dibuang. Proses
pembuangan karbon dioksida ini juga menjadi tanggung jawab dari sistem pernapasan. Selain
itu, sistem respirasi juga bekerja untuk melindungi tubuh dari zat asing dan partikel
berbahaya melalui mekanisme pertahanan alami seperti batuk, bersin, dan kemampuan
menelan. Pernapasan yang berlangsung lancar adalah hasil dari kerja masing-masing jaringan
dan organ yang menyusun sistem pernapasan manusia.
Normalnya manusia bernapas setidaknya 12-20 kali tiap menit. Namun ada kalanya
pernapasan atau respirasi kita terganggu sehingga napas menjadi terasa sulit, tidak nyaman,
atau tidak dapat bernapas sama sekali. Berikut beberapa gangguan respirasi yang biasa terjadi
pada manusia. Pernapasan merupakan proses pertukaran udara yang dibutuhkan dan yang
tidak dibutuhkan oleh tubuh. Sistem ini bekerja dengan cara menyaring udara sehingga
memberikan oksigen bagi tubuh. Produk buangan dari sistem respirasi berupa karbondioksida
dikeluarkan saat mengembuskan napas. Saluran pernapasan terbagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama adalah saluran napas atas yang meliputi area rongga hidung, laring dan
faring. Bagian kedua adalah saluran pernapasan bawah yang meliputi trakea, bronkus (cabang
tenggorok), dan paru-paru.

2.5. Penyakit Gangguan Saluran Pernafasan


Sistem respirasi  berfungsi menyesuaikan suhu dan kelembapan tubuh dengan udara
sekitar. Fungsi lainnya yang tidak kalah penting yakni sebagai indra penciuman (hidung),
penghasil suara, serta membantu dalam mengatur keseimbangan dan pemeliharaan fungsi
berbagai sistem organ di dalam tubuh. Untuk dapat bernapas dengan baik, saluran pernapasan
yang sehat berperan sangat penting, tetapi Jika salah satu bagian dari organ respirasi
bermasalah, secara otomatis sistem respirasi pun akan terganggu. Berikut beberapa gangguan
respirasi antara lain:
 Flu (influenza)
Penyakit influenza disebabkan oleh virus dan mudah sekali menular. Penularan bisa
melalui kontak langsung ke cairan atau melalui cairan yang keluar dari penderita saat
batuk atau bersin. Saat flu, hidung dipenuhi lendir sehingga mengganggu pernapasan.
 Faringitis
Keluhan utama pada penyakit ini adalah nyeri tenggorokan. Faringitis seringkali
disebabkan oleh infeksi virus, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri, sehingga untuk
penanganannya dibutuhkan antibiotik. Beberapa kasus faringitis disebabkan oleh alergi
atau iritasi pada tenggorokan.
 Laringitis
Laringitis adalah gangguan pernapasan yang menyerang laring atau pita suara.
Peradangan yang terjadi biasanya disebabkan oleh penggunaan pita suara berlebihan,
iritasi, atau infeksi pada laring. Suara serak atau parau bahkan hilang sama sekali adalah
gejala umum yang muncul jika seseorang mengalami laringitis.
 Asma
Asma disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Sesak napas menjadi tanda umum dari
penyakit ini. Biasanya sesak napas dibarengi oleh mengi (wheezing) yang merupakan
suara khas bernada tinggi saat pasien mengeluarkan napas.
 Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan pada bronkus, yang merupakan saluran udara dari dan ke
paru-paru. Bronkitis umumnya dicirikan dengan batuk berdahak yang kadang dahaknya
bisa berubah warna.
 Emfisema
Emfisema adalah penyakit yang menyerang kantung udara atau alveoli. Seseorang yang
terkena emfisema tidak selalu menunjukkan gejala yang khas. Namun seiring perjalanan
penyakitnya, biasanya penderita kondisi ini lambat laun akan mengalami sesak saat
bernapas. Gangguan ini adalah salah satu kondisi yang digolongkan sebagai penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK).
 Pneumonia
Pneumonia, atau yang biasa disebut dengan radang paru-paru, merupakan peradangan
akibat infeksi. Batuk berdahak, demam, dan sesak napas adalah gejala umum dari
pneumonia. Ciri lain dari penyakit ini adalah dahak kental yang dapat berwarna kuning,
hijau, cokelat, atau bernoda darah.
 Kanker paru-paru
Merupakan salah satu jenis kanker paling berbahaya dengan angka kematian yang tinggi.
Terjadinya kanker paru-paru pada seseorang berkaitan erat dengan merokok baik aktif
maupun pasif, riwayat kanker paru-paru di keluarga, riwayat paparan zat kimia dan gas
beracun seperti asbestos dan radon, atau menghirup udara berpolusi dalam jangka
panjang.

2.6. Pencegahan dan Pengobatan Gangguan Saluran Pernafasan


Pencegahan untuk menurunkan risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan dapat
dilakukan dengan melakukan beberapa langkah berikut:
 Menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari asap rokok.
 Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.

 Melakukan olahraga secara teratur.


 Mengurangi dan mengelola stres dengan cara yang positif.
 Menghindari kontak langsung dengan penderita infeksi.
 Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer.
 Menutup mulut dan hidung dan menggunakan tisu setiap bersin atau batuk.
 Menjaga kebersihan diri dan barang-barang di sekitar.
Selain cara-cara di atas, melakukan vaksinasi flu juga bisa dilakukan untuk mencegah
terjadinya flu, terutama pada anak-anak. Bagi ibu yang memiliki bayi, dianjurkan untuk
menyusui bayinya dengan ASI guna memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi.
Pengobatan infeksi saluran pernapasan akan disesuaikan dengan kondisi penderitanya.
Sebagian kasus infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus terkadang tidak
membutuhkan perawatan spesifik dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, untuk
membantu meredakan keluhan dan gejalanya, penderita disarankan untuk beristirahat dengan
cukup, mandi dengan air hangat, mengonsumsi makanan atau minuman yang hangat,
berkumur dengan air garam, minum air putih dalam jumlah yang cukup, dan menghindari
paparan udara dingin. Jika penderita mengalami demam, mengonsumsi obat pereda demam,
seperti paracetamol juga bisa dilakukan. Namun, jika gejala infeksi saluran pernapasan tidak
sembuh dan bertambah parah, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang
tepat. Pemberian obat-obatan bertujuan untuk mengurangi gejala infeksi saluran pernapasan.
Ada beberapa jenis obat yang biasanya diberikan adalah:

 Obat antipiretik-analgetik, seperti paracetamol dan ibuprofen, untuk meredakan demam


dan mengurangi nyeri.
 Obat antibiotik, salah satunya amoxicillin, jika infeksi saluran pernapasan disebabkan oleh
bakteri.
 Obat antihistamin, seperti diphenhydramine, untuk mengurangi pengeluaran lendir pada
hidung jika infeksi saluran pernapasan disertai alergi.
 Obat antitusif, ekspektoran dan mukolitik untuk mengurangi batuk dan mengencerkan
dahak.
 Obat dekongestan, seperti pseudoefedrin atau phenylephrine, untuk meredakan hidung
tersumbat.
 Obat kortikosteroid, seperti dexamethason atau prednison, untuk mengurangi peradangan
pada saluran napas dan mengurangi pembengkakan.

BAB III
PENUTUP
https://hellosehat.com/pernapasan/sistem-pernapasan-manusia/#gref

https://www.alodokter.com/infeksi-saluran-pernapasan

https://www.scribd.com/document/411775664/Makalah-Obat-yang-bekerja-pada-sistem-
pernafasan

www.e-journal.unair.ac.id/index.php/JVHS

http://eprints.umm.ac.id/42561/2/jiptummpp-gdl-fathimatuz-50149-2-bab1.pdf

https://www.alodokter.com/penyebab-batuk-berdahak-dan-batuk-kering-serta-cara-
mengobatinya#:~:text=Saat%20debu%2C%20polusi%2C%20atau%20alergen,Hal%20inilah
%20yang%20dinamakan%20batuk.

http://eprints.ums.ac.id/54854/3/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai