Jurnal - Kinerja Ventilasi Pada Hunian Rumah Susun Dupak Bangunrejo Surabaya
Jurnal - Kinerja Ventilasi Pada Hunian Rumah Susun Dupak Bangunrejo Surabaya
BANGUNREJO SURABAYA
Hedy C. Indrani
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain
Universitas Kristen Petra - Surabaya
e-mail: cornelli@peter.petra.ac.id
ABSTRAK
Keberadaan ventilasi alam pada hunian lingkungan tropis lembab sangat penting bagi kesehatan. Persyaratan ventilasi
alam dinyatakan dalam bentuk air change rate (ACH) berupa ketersediaan udara segar, sirkulasi udara yang baik,
pengeluaran panas, dan gas yang tidak diinginkan di dalam ruang. Kecepatan angin bermanfaat mempercepat proses
evaporative cooling, sehingga sangat berperan dalam menciptakan kenyamanan termal ruang dalam. Kondisi angin setempat
mempengaruhi lingkungan penghawaan suatu bangunan, sehingga mungkin timbul permasalahan dalam memprediksi
kondisi ventilasi alam dan kenyamanan termal pada hunian rumah susun, utamanya luasan dan orientasi bukaan yang tidak
tegak lurus aliran angin. Parameter ventilasi yang akan diamati yaitu air flow rate dan air change (ACH) yang didapatkan
dari simulasi dengan menggunakan perangkat lunak AILOS. Hasil menunjukkan bahwa jika orientasi bukaan berada pada
wilayah wind shadow maka ruang dalam tidak menerima angin, yang terjadi justru mendapat tekanan hisapan. Desain
bukaan perlu memperhatikan luasan inlet dan outlet karena apabila ACH tidak mengalami kenaikan berarti, maka kecepatan
angin internal menjadi rendah dan kenyamanan termal tidak terpenuhi.
Kata kunci: bukaan, ventilasi alam, kenyamanan termal, rusun di lingkungan tropis lembab.
ABSTRACT
Natural ventilation for dwellings in tropical wet regions is very important for health. The requirement for natural
ventilation is measured in air change rate (ACH) constituting of the availability of fresh air, quality of air circulation, heat
losses, and unwanted gasses in the room. Wind speed is useful for accelerating evaporative cooling process and thus plays
an important role for thermal comfort in the interior room. Local wind conditions affects the ventilation of a building and
therefore might cause problems in predicting the natural ventilation and thermal comfort in a high-rise building, especially
in the area and orientation of an opening that is not perpendicular to the wind direction. Ventilation parameters that are to
be observed are the air flow rate and air change (ACH) that are gained from a simulation using the AILOS software. The
results show that if the opening orientation is at the wind shadow zone, the interior space will not receive wind, it obtains
sucking pressure instead. The design of an opening should focus on the area of inlet and outlet because when ACH does not
increase, consequently internal wind speed becomes low and thermal comfort will not be met.
Keywords: openings, natural ventilation, thermal comfort, high-rises in the tropical wet region.
9
10 DIMENSI INTERIOR, VOL.6, NO.1, JUNI 2008: 9-23
angin juga penting dalam segi kesehatan untuk zona external dan zona internal maupun antar zona
ketersediaan udara segar, sirkulasi udara yang baik, internal. Oleh karena keterbatasan kemampuan
pengeluaran panas dan gas yang tidak diinginkan. AIOLOS dalam melakukan simulasi, maka perlu
Kesehatan dan kenyamanan penghuni pada dilakukan penyederhanaan zona ruang yang ada.
bangunan di lingkungan tropis lembab utamanya Hubungan antar zona tersebut ditinjau melalui
bangunan yang dioperasikan secara pasif (tanpa building zone yang dibedakan menjadi zona-zona
sistem pengkondisian udara) sangat tergantung pada (terbatas zona 1-10), dimensi bukaan (m), area (m²),
terpenuhinya rate (debit) ventilasi yang memadai reference height (m), dan volume ruang (m³).
(Prianto dan Depecker,2001:21). Kecepatan angin Selanjutnya menghitung dimensi building zone
dalam ruangan dipengaruhi oleh Air Change Rate per tersebut untuk lantai 1 dan 3 serta memasukkannya ke
Hour (ACH). Semakin tinggi nilai ACH, maka dalam program simulasi, menghitung dimensi
semakin tinggi pula kecepatan angin di dalam ruang. external-internal bukaan existing dan memasukkan ke
Volume juga ikut mempengaruhi, semakin besar dalam program simulasi.
volume maka semakin banyak udara yang tersimpan Hasil simulasi existing pada bukaan external-
dalam ruang dan kecepatan udara akan semakin besar. internal dilakukan analisis Number of Exchange per
Luas penampang bukaan turut berperan penting untuk Hour (ACH) dan melihat hasilnya, jika belum
memanipulasi kecepatan angin internal. Arah angin memenuhi standar maka perlu membuat modifikasi
dan kecepatan angin internal akan menentukan nilai bukaan external-internal dengan menambah dan/atau
Cp dan kecepatan angin yang mengenai bukaan. memperluas bukaan serta memasukkannya lagi ke
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dalam program simulasi. Kembali melakukan analisis
angin setempat terhadap kinerja bukaan inlet-outlet Number of Exchange per Hour (ACH) pada bukaan
bangunan hunian bertingkat (rusun) yang memiliki modifikasi dalam ruang sehingga dapat menentukan
masalah orientasi bukaan bukan pada posisi arah dimensi dan orientasi bukaan bagi ruang hunian rusun
angin datang. AILOS sebagai program komputer yang di wilayah sub-urban.
dapat menghitung parameter ventilasi (air flow rate Selanjutnya, melakukan perhitungan penampang
dan air change), dipakai untuk mensimulasikan bukaan efektif (Ae) untuk memperoleh nilai
kondisi ventilasi pada bangunan rusun. kecepatan angin internal dan melakukan analisis
Analisis dilakukan melalui penilaian ACH ruang kondisi kecepatan angin internal pada bangunan
dalam sehubungan dengan jumlah pergantian udara existing maupun modifikasi dalam upaya penciptaan
(kebersihan udara) serta kondisi kecepatan angin kenyamanan termal dalam ruang hunian rusun dan
internal sehubungan dengan usaha penciptaan membuat kesimpulan.
kenyamanan termal terhadap persyaratan yang
ditetapkan. Hasil penelitian diharapkan dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
memberikan pemahaman tentang besarnya pengaruh
iklim setempat dalam perancangan lingkungan Posisi lattitude kota Surabaya berada pada 7°2’
penghawaan suatu bangunan rusun di wilayah sub- LS. Hasil rekapitulasi data iklim Surabaya 1990
urban, utamanya masalah orientasi dan luasan bukaan (hourly values for a period of 365 day-year)
terhadap aliran angin, dalam upaya peningkatan menunjukkan bahwa pada bulan Januari (cool-month)
kenyamanan bagi penghuni di dalam bangunan. Hal temperatur udara per-jam rata-rata sebesar 27,0°C
ini perlu diperhatikan mengingat kondisi kinerja suatu sedangkan bulan Oktober (hot-month) sebesar 29,1°C.
bangunan akan berhubungan dengan usaha-usaha
penghematan energi operasional, di mana konservasi Hasil Rekapitulasi Kecepatan dan Arah Angin
energi sangat diperlukan akhir-akhir ini.
a. Bulan Januari
METODE PENELITIAN
Batas-batas comfort bangunan diperoleh dari
Penelitian dan simulasi ini dilakukan dengan perhitungan temperatur rata-rata bulan Januari sebesar
terlebih dahulu mencari alternatif hunian rusun di 27°C ± 1,75°C, sehingga temperatur minimum-
wilayah sub-urban yang tidak berorientasi langsung maksimum antara 25,25°C-28,75°C. Pada grafik
terhadap aliran angin. Input data iklim setempat ke temperatur (gambar 1) terlihat bahwa kondisi comfort
dalam program simulasi dan mengalisis temperatur, bangunan berlangsung hanya selama 10 jam dalam
arah, dan kecepatan angin di sekitar bangunan. sehari yaitu antara pukul 07.00-10.00, 18.00-24.00,
AIOLOS sebagai software berprinsip ventilasi dan 01.00 dini hari.
multizone (network) menunjukkan hubungan antar
Indrani, Kinerja Ventilasi pada Hunian Rumah Susun Dupak Bangunrejo Surabaya 11
25 30,0
Temperatur Min
Derajat
Temperatur Min
20
Derajat
Gambar 1. Batas comfort pada bulan Januari Gambar 3. Batas comfort pada bulan Oktober
6
KECEPATAN ANGIN
(METER/DETIK)
4 6,0
JAN
2 4,0
OKT
0 2,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
0,0
JAN 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 4,3 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
JAM
OKT 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2,5 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 2,5 2,5 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
a JAM
300
JAN
250 300
ARAH ANGIN
(DERAJAT)
200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 200
JAN 270 270 270 270 270 270 270 270 270 270 270 293 293 315 293 293 293 293 293 270 270 270 270 270 OKT
100
JAM
b 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Sumber: Indrani dan Nurdiah, 2006.
OKT 90 248 248 203 225 225 225 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
JAM
Gambar 2. Probabilitas kecepatan angin per-jam (a) dan b
kecenderungan arah angin per-jam (b) pada bulan Januari Sumber: Indrani dan Nurdiah, 2006.
(Gambar 5), terdiri atas 3 (tiga) lantai, dan Masing-masing ruang hunian memiliki
memiliki ruang hunian sebanyak 25 unit dengan dimensi 3.0 x 6.0 m2 dan 3.6 x 5.0 m2 dengan
perincian 10 unit di lantai 1, 8 unit di lantai 2, dan karakteristik penataan ruang tiap unit diatur
7 unit di lantai 3 (Gambar 6). saling berhadapan dan dipisahkan oleh lorong
(internal-coridor). Untuk akses masuk ke
internal-coridor lantai 1, terdapat 2 (dua) buah
pintu ganda terbuat dari besi yang terletak pada
masing-masing ujung koridor. Tiap unit hunian
di lantai 1 dilengkapi KM/WC di dalam
(pribadi), sedangkan dapur bersifat komunal
(Gambar 6a dan 7a). Unit hunian di lantai 2 dan 3
dilengkapi balkon, KM/WC komunal yang
dibatasi dinding setinggi ± 2.3 m (Gambar 6b, 6c
dan 7b, 7c).
b
Sumber: Indrani dan Nurdiah, 2006.
External
opening
Internal
opening
internal
corridor
a (8a) (8b)b
Sumber: Indrani dan Nurdiah, 2006
Penambahan dan perluasan bukaan external-internal adalah 2, ACH dapur adalah 15, dan ACH tangga
dilakukan pada pintu, jendela, dan bovenlicht adalah 4 (Szokolay, 1987:57).
maksimal sebesar kondisi luasan masing-masing
bidang dinding yang tersedia (Gambar 8). Januari: Lantai 1 dan 3
Pergantian udara pada zona 2-10 (hunian, dapur, Untuk meningkatkan pola pergantian udara agar
dan tangga) lantai 1 dapat memenuhi persyaratan memenuhi persyaratan maka orientasi bukaan
karena elemen pintu dan jendela masing-masing zona external terhadap arah datangnya angin (windward)
memiliki bovenlicht yang selalu dalam keadaan memegang peranan penting.
terbuka (jadual pembukaan selama 24 jam) dan
letaknya tidak internal seperti zona 1. PEMENUHAN AIR EXCHANGE JANUARI 1990
Bangunan Asli - Lantai 3
PEMENUHAN AIR EXCHANGE BULAN JANUARI 1990
PERSENTASE
Bangunan Asli - Lantai 1
150%
100%
50%
120% 0%
Persentase
100%
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Tangga
Koridor
Dapur
80% Memenuhi Memenuhi
60%
40% Tidak memenuhi Tidak memenuhi
20%
0%
ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA
Koridor Hunian Hunian Hunian Hunian Hunian Hunian Dapur Hunian Tangga
ZONA 1 ZONA 2 ZONA 3 ZONA 4 ZONA 5 ZONA 6 ZONA 7 ZONA 8 ZONA 9 ZONA 10 RUANGAN
Ruang
a
a
PEMENUHAN AIR EXCHANGE JANUARI 1990
PEMENUHAN AIR EXCHANGE JANUARI 1990
Bangunan Modifikasi - Lantai 1
Bangunan Modifikasi - Lantai 3
PERSENTASE
PERSENTASE
120%
100% 120%
100%
80% Memenuhi 80% Memenuhi
60% 60%
40% Tidak memenuhi 40% Tidak memenuhi
20%
20% 0%
0% Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Tangga
Dapur
Koridor
Koridor Hunian Hunian Hunian Hunian Hunian Hunian Dapur Hunian Tangga
ZONA 1 ZONA 2 ZONA 3 ZONA 4 ZONA 5 ZONA 6 ZONA 7 ZONA 8 ZONA 9 ZONA
ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA
RUANGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
b RUANGAN
Sumber: Indrani dan Nurdiah, 2006. b
Sumber: Indrani dan Nurdiah, 2006.
Gambar 9. Pemenuhan ACH bulan Januari untuk lantai 1
(a) bangunan existing dan (b) bangunan modifikasi Gambar 10. Pemenuhan ACH bulan Januari untuk lantai
3 (a) bangunan existing dan (b) bangunan modifikasi
Gambar 9b menunjukkan bahwa pergantian
udara zona 1 dapat meningkat menjadi 100% setelah Oktober: Lantai 1 dan 3
diadakan penambahan bovenlicht di atas semua pintu
ganda dengan jadual pembukaan selama 24 jam. Kecepatan angin bulan Oktober cenderung
Penambahan luasan bukaan hingga 50% luasan lantai rendah yaitu 1 m/s (sebesar 61%). Pergantian udara
cukup efektif untuk merubah pola pergantian udara pada zona 1 lantai 1 sangat tergantung pada
hunian menjadi lebih baik. pembukaan pintu ganda sehingga hanya terjadi
Gambar 10a menunjukkan bahwa pergantian
sebesar 33% (gambar 11a), akibat air flow lebih sering
udara zona 1 lantai 3 hanya terpenuhi sekitar 50%
akibat out-flow cenderung 0 m³/h. Aliran angin (270°) 0 m³/h. Arah angin 90° dengan Cp+ dapat masuk
tidak dapat masuk ke dalam internal-corridor melalui melalui pintu ganda ke dalam internal-corridor hanya
bukaan posisi 225° (pukul 08.00-19.00) sehingga pada jadual pembukaan pintu pukul 07.00-19.00
mengenai dinding yang lain. Selain itu, kecepatan walau beberapa jam masih kurang memenuhi
angin V reference (Vref.) di lantai 3 tidak mencukupi persyaratan pergantian udara (ACH < 2). Selebihnya
(1,5 m/s) sehingga tidak dapat mencapai zona 1. berada pada Cp– dan kecepatan angin sangat rendah
Hanya pada pukul 19.00-08.00 zona 1 berada dalam hingga tidak dapat memenuhi persyaratan (ACH = 0).
lingkup Cp+ (windward) sehingga persyaratan Hasil modifikasi melalui penambahan bovenlicht
pergantian udara (ACH >2) masih bisa terpenuhi. pada masing-masing pintu ganda zona 1 lantai 1
Setelah dilakukan modifikasi maksimum pada belum sepenuhnya dapat meningkatkan ACH, hanya
sisi external opening (width 1,5 m menjadi 2,5 m) meningkat 50% daripada bangunan existing (gambar
kondisi pergantian udara zona 1 lantai 3 tidak
11b). Hal ini dipengaruhi keadaan kecepatan angin
mengalami perubahan karena antara pukul 08.00-
19.00 tidak terjadi out-flow (Gambar 10b). pada site yang tidak signifikan (Vref. = 0,62 m/s).
16 DIMENSI INTERIOR, VOL.6, NO.1, JUNI 2008: 9-23
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Tangga
Dapur
Koridor
120%
100%
80% Memenuhi
(Timur) dan kecepatan angin pada lantai 3 (Vref. = 1,5
60%
40%
20%
Tidak memenuhi m/s) tidak mampu mencapai internal-corridor maka
0% pergantian udara pun tidak bisa mencapai optimum.
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Tangga
Dapur
Koridor
120%
100%
80% Memenuhi
dari Timur-Barat. Untuk menghitung kecepatan angin
60%
40% Tidak memenuhi yang ada pada site dapat dilakukan dengan tahap
20%
0% berikut:
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Tangga
Dapur
Koridor
120%
100%
80% Memenuhi Vz Vg
60%
40%
20% Tidak memenuhi Zg
0%
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Tangga
Dapur
Koridor
Keterangan:
ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA ZONA Vz = mean wind speed at height z, dalam hal ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 pada ketinggian 10 m.
RUANGAN
Vg = mean wind speed pada gradient tinggi Zg,
b dalam hal ini kecepatan angin yang
Sumber: Indrani dan Nurdiah, 2006 mencapai 100%, dengan ketinggian yang
sesuai dengan terrain roughness-nya.
Gambar 12. Pemenuhan ACH bulan Oktober untuk lantai a = eksponen yang terkait dengan terrain
3 (a) bangunan existing dan (b) bangunan modifikasi roughness (tabel 5)
Indrani, Kinerja Ventilasi pada Hunian Rumah Susun Dupak Bangunrejo Surabaya 17
(gambar 14a). Kecepatan angin pada internal-corridor kecepatan walaupun tidak terlalu besar (10%) pada
menjadi sangat rendah karena seringkali tidak terjadi zona 8 (dapur).
hembusan angin (0 m/s). Selain itu, luas penampang
efektif (Ae) sangat besar yaitu 7.3528 m2 sehingga PROSENTASE KECEPATAN ANGIN UNTUK KENYAMANAN TERMAL
BANGUNAN ASLI
hasil perhitungan menunjukkan kecepatan angin LANTAI 1-JANUARI 1990
menjadi sangat kecil berkisar antara 0-1,9 m/s. Dapur
120.00%
dapat terasa nyaman selama 10 jam yaitu pada jam
PROSENTASE
100.00%
80.00%
07.00-11.00 dan 15.00-19.00 ketika kegiatan me- 60.00%
Memenuhi
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Tangga
Dapur
Koridor
GRAFIK PROFIL KECEPATAN ANGIN PADA BANGUNAN ASLI
ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE
LANTAI 1 - JANUARI 1990
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RUANGAN
1.6000
1.4000
a
WIND VELOCITY (m/s)
1.2000
PROSENTASE KECEPATAN ANGIN UNTUK KENYAMANAN
1.0000 TERMAL PADA BANGUNAN MODIFIKASI
LANTAI 1 - JANUARI 1990
0.8000
0.6000 120.00%
100.00%
0.4000
PROSENTASE
80.00%
0.2000 Memenuhi
60.00%
Tdk memenuhi
0.0000
40.00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
20.00%
TIME (HOUR)
0.00%
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Tangga
Dapur
Koridor
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9 Zona 10
a ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RUANGAN
GRAFIK PROFIL KECEPATAN ANGIN BANGUNAN MODIFIKASI
LANTAI 1 - JANUARI 1990
b
2.5000 Sumber: Indrani dan Nurdiah, 2006
WIND VELOCITY (m/s)
2.0000
Gambar 14. Prosentase kecepatan angin internal untuk
1.5000 kenyamanan termal tiap zona lantai 1 (a) bangunan existing
dan (b) bangunan modifikasi
1.0000
terpenuhi selama 10 jam namun 8 jam lebih lama nyaman selama 2 jam yaitu pada pukul 07.00-09.00,
dibandingkan lantai 1. Sedangkan dapur terasa hanya lebih lama 1 jam dibandingkan sebelum
nyaman selama 1 jam yaitu pukul 07.00, kondisi ini dimodifikasi (gambar 16b).
lebih buruk dari lantai 1 (gambar 16a).
PROSENTASE KECEPATAN ANGIN UNTUK KENYAMANAN
GRAFIK PROFIL KECEPATAN ANGIN PADA BANGUNAN ASLI TERMAL PADA BANGUNAN ASLI
LANTAI 3 - JANUARI 1990 LANTAI 3 - JANUARI 1990
2.0000 120.00%
PROSENTASE
1.8000 100.00%
WIND VELOCITY (m/s)
1.6000 80.00%
Memenuhi
1.4000 60.00%
Tidak memenuhi
1.2000 40.00%
20.00%
1.0000
0.00%
0.8000
Musholla
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Tangga
Toilet
Dapur
Koridor
0.6000
0.4000
0.2000
ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE
0.0000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
RUANGAN
TIME (HOUR)
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9 Zona 10
a
a
PROSENTASE KECEPATAN ANGIN UNTUK KENYAMANAN
GRAFIK PROFIL KECEPATAN ANGIN BANGUNAN MODIFIKASI TERMAL PADA BANGUNAN MODIFIKASI
LANTAI 3 - JANUARI 1990 LANTAI 3 - JANUARI 1990
3.0000 120.00%
PROSENTASE
100.00%
2.5000 80.00%
WIND VELOCITY (m/s)
Memenuhi
60.00%
2.0000 Tdk memenuhi
40.00%
20.00%
1.5000
0.00%
Musholla
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Tangga
Toilet
Dapur
Koridor
1.0000
0.5000
ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE
0.0000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
RUANGAN
TIME (HOUR)
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9 Zona 10 b
b Sumber: Indrani dan Nurdiah, 2006
Sumber: Indrani dan Nurdiah, 2006
Gambar 16. Prosentase kecepatan angin internal untuk
Gambar 15. Profil kecepatan angin internal (a) bangunan kenyamanan termal tiap zona lantai 3 (a) bangunan existing
existing: terbesar pada zona 8 dan terkecil pada zona 1 dan dan (b) bangunan modifikasi
(b) bangunan modifikasi: terbesar pada zona 10 dan terkecil
pada zona 1 Jika ditinjau menurut aktifitas di dalam zona 1
(internal corridor), kondisi nyaman tidak harus
Modifikasi pada bukaan lantai 3 berupa
terpenuhi, karena hanya digunakan untuk sirkulasi
penambahan jendela dan bovenlicht pada setiap zona
penghuni dalam bangunan. Berbeda dengan zona
sehingga membawa pengaruh terhadap nilai in-out
hunian (unit ruangan). Sementara zona 8 (dapur), jika
flow, ACH, dan kecepatan angin, utamanya pada
dilihat dari waktu nyaman dan tidak nyaman, maka
luasan efektif bukaan. Gambar 15b memperlihatkan
ketidaknyamanan masih dapat ditolerir karena hanya
pola yang tidak jauh berbeda dengan bangunan terjadi pukul 20.00-06.00 dan 12.00-14.00. Pada
existing sebelum dimodifikasi yaitu terjadi kenaikan waktu tersebut, dimungkinkan aktifitas dapur tidak
kecepatan walaupun tidak terlalu besar. Kecepatan berlangsung karena biasanya memasak pada pagi atau
terbesar kini berada pada zona 10 (tangga) karena sore hari. Secara keseluruhan, pada bulan Januari
diberi penambahan jendela dan bovenlicht pada kedua kondisi ruang hunian lantai 1 dan 3 sudah memenuhi
sisi sehingga prinsip cross ventilation bisa berjalan persyaratan kenyamanan termal.
dengan baik.
Pada zona hunian, persyaratan kecepatan angin Kondisi Ventilasi Lantai 1 dan 3 pada bulan
dalam upaya menciptakan kenyamanan termal telah Oktober
terpenuhi sepanjang hari (100%). Namun pada zona
non-hunian (zona 1) hanya terpenuhi selama 10 jam Gambar 17a menunjukkan bahwa untuk lantai 1
berada dalam kondisi nyaman, 8 jam lebih lama kecepatan angin internal terbesar rata-rata terdapat
dibandingkan lantai 1. Sedangkan zona 6 (dapur), pada zona 9 (hunian) dan kecepatan angin terendah
Indrani, Kinerja Ventilasi pada Hunian Rumah Susun Dupak Bangunrejo Surabaya 21
terdapat pada zona 1 (internal-coridor). Rata-rata tiap peningkatan, zona 2 sedikit lebih baik, setidaknya
zona mengalami kenaikan kecepatan angin yang bertambah 3 jam. Namun pada zona 3, kecepatan
signifikan pada saat jadual pintu dan jendela dibuka. angin cenderung menurun sehingga selama 3 jam
terasa tidak nyaman. Penambahan penampang bukaan
GRAFIK PROFIL KECEPATAN ANGIN PADA BANGUNAN ASLI membuat nilai Ae menjadi lebih besar, sementara
LANTAI 1 - OKTOBER 1990
volume tetap. Hasil penambahan nilai ACH akibat
1.6000
perluasan penampang bukaan yang tidak terlalu
1.4000
signifikan, berakibat justru menurunkan kecepatan
WIND VELOCITY (m/s)
1.2000
1.0000 angin dalam zona 3.
0.8000
0.6000
0.4000 PROSENTASE KECEPATAN ANGIN UNTUK KENYAMAN
TERMAL PADA BANGUNAN ASLI
0.2000
LANTAI 1 - OKTOBER 1990
0.0000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 120.00%
TIME (HOUR)
100.00%
PROSENTASE
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9 Zona 10
80.00%
a 60.00%
Memenuhi
Tdk memenuhi
GRAFIK PROFIL KECEPATAN ANGIN BANGUNAN MODIFIKASI 40.00%
0.00%
2.5000
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Tangga
Dapur
Koridor
WIND VELOCITY (m/s)
2.0000
ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.5000
RUANGAN
1.0000
a
0.5000
PROSENTASE KECEPATAN ANGIN UNTUK KENYAMANAN
0.0000 TERMAL PADA BANGUNAN MODIFIKASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 LANTAI 1 - OKTOBER 1990
TIME (HOUR)
120.00%
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9 Zona 10
100.00%
b
PROSENTASE
80.00%
Sumber: Indrani dan Nurdiah, 2006 60.00%
Memenuhi
Tdk memenuhi
40.00%
existing: terbesar pada zona 9 dan terkecil pada zona 1 dan 0.00%
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Tangga
Dapur
Koridor
sepanjang hari. Pengaruh suhu yang cukup tinggi dari pukul 01.00-07.00 dan sepanjang hari menjadi tidak
pagi hingga malam hari dimungkinkan turut nyaman. Dapur sedikit mengalami perubahan,
mempengaruhi kecepatan angin, terutama tekanan di kenyamanan berlangsung selama 1 jam. Perluasan
dalam ruang. Temperatur pada pukul 07.00-24.00 penampang jendela dan bovenlicht justru dapat
sebesar 26,4°C dan 27,2°C, sehingga lebih panas menurunkan kecepatan angin internal.
daripada Tn di bulan Oktober (26,62° C) yang pada
simulasi menjadi temperatur internal bangunan. PROSENTASE KECEPATAN ANGIN UNTUK KENYAMANAN
TERMAL BANGUNAN ASLI
LANTAI 3 - OKTOBER 1990
GRAFIK PROFIL KECEPATAN ANGIN PADA BANGUNAN ASLI
120.00%
LANTAI 3 - OKTOBER 1990
100.00%
PROSENTASE
2.0000 80.00%
Memenuhi
1.8000 60.00%
Tdk memenuhi
WIND VELOCITY (m/s)
1.6000 40.00%
1.4000 20.00%
1.2000 0.00%
Musholla
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Tangga
Toilet
Dapur
Koridor
1.0000
0.8000
0.6000
ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE
0.4000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.2000
RUANGAN
0.0000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
TIME (HOUR)
a
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9 Zona 10 PROSENTASE KECEPATAN ANGIN UNTUK KENYAMANAN
TERMAL PADA BANGUNAN MODIFIKASI LANTAI 3 - OKTOBER
a 1990
GRAFIK PROFIL KECEPATAN ANGIN BANGUNAN MODIFIKASI
LANTAI 3 - OKTOBER 1990 120.00%
PROSENTASE
100.00%
80.00%
Memenuhi
60.00%
3.0000 Tdk memenuhi
40.00%
WIND VELOCITY (m/s)
2.5000 20.00%
0.00%
2.0000
Musholla
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Tangga
Toilet
Dapur
Koridor
1.5000
1.0000 ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE ZONE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.5000
RUANGAN
0.0000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
TIME (HOUR)
b
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9 Zona 10
Sumber: Indrani dan Nurdiah, 2006
b
Gambar 20. Prosentase kecepatan angin internal untuk
Sumber: Indrani dan Nurdiah, 2006
kenyamanan termal tiap zona lantai 3 (a) bangunan existing
dan (b) bangunan modifikasi
Gambar 19. Profil kecepatan angin internal (a) bangunan
existing: terbesar pada zona 8 dan terkecil pada zona 1 dan
(b) bangunan modifikasi: terbesar pada zona 10 dan terkecil SIMPULAN
pada zona 1
Hasil studi menunjukkan bahwa secara kese-
Zona 2 (musholla) hanya memperoleh kecepatan luruhan kinerja rusun di wilayah sub-urban yang tidak
angin yang nyaman selama 1 jam artinya lebih buruk memiliki orientasi bukaan tegak lurus aliran angin
masih dapat memenuhi persyaratan pergantian udara
dibandingkan lantai 1 (gambar 20a) dan hampir sama
jika pintu dan jendelanya memiliki bovenlicht dengan
dengan zona 6 (dapur). Zona 1 nyaman hanya selama
jadual pembukaan selama 24 jam. Namun jika layout
3 jam saja. Kecepatan angin internal pada beberapa
bangunan memiliki ruang di dalam ruang seperti
zona mencapai nilai tertinggi ketika angin datang dari
internal corridor pada penelitian di atas, maka
arah 225° dan 247,5° saja. persyaratan pergantian udara pasti tidak terpenuhi
Hasil modifikasi menunjukkan bahwa zona 10 sehingga luasan bukaan perlu ditingkatkan minimal
(tangga) mengalami kenaikan kecepatan angin yang 50% luasan lantai. Dalam hal ini pernyataan yang
sangat besar dibandingkan zona lainnya (gambar 19b). pernah menjadi patokan (rule of thumb) bahwa luas
Gambar 20b menunjukkan bahwa kenyamanan di jendela minimal adalah 20% dari luasan lantai, untuk
zona 1 dan 2 sedikit meningkat namun zona 3 layout tiga lapis di wilayah sub-urban sudah tidak
(hunian) justru menurun, kenyamanan hanya antara memadai.
Indrani, Kinerja Ventilasi pada Hunian Rumah Susun Dupak Bangunrejo Surabaya 23
Dalam mendesain bukaan untuk peningkatan (kecepatan sangat rendah) harus dibantu dengan
ventilasi alami dan kenyamanan termal ruang dalam, desain jendela yang mampu mendorong terjadinya
tidak hanya memperhatikan luasan bukaan maksimal pergerakan yang lebih cepat atau memperbesar
yang mampu dibuat pada sebuah bidang dinding kecepatan udara.
tetapi posisi terhadap arah aliran angin (orientasi Selain itu, peningkatan dapat juga dilakukan
bukaan) juga harus diperhitungkan terhadap kondisi dengan memilih tipe jendela yang berbeda kemampu-
iklim setempat. Apabila orientasi bukaan berada di an dalam mengalirkan udara. Apabila tipe jendela
wilayah wind shadow maka nilai Cp akan negatif, yang dipilih dengan luas area efektif lebih kecil maka
sehingga ruang dalam bukannya menerima angin, diperlukan jumlah jendela yang lebih banyak.
yang terjadi justru menerima tekanan hisap. Semakin besar volume ruang maka dibutuhkan
Hasil simulasi modifikasi melalui penambahan jendela semakin banyak (besar). Semakin padat
luasan bukaan external pada beberapa zona mampu bangunan di sekitarnya, semakin banyak (besar)
menaikkan kecepatan angin internal. Zona-zona jendela yang diperlukan agar penggunaan sistem
tersebut mendapatkan aliran angin langsung dengan pengkondisian udara buatan dapat dihindarkan dan
nilai Cp positif. Sementara pada zona tertentu, justru penghematan energi operasional bangunan dapat
menurunkan kecepatan angin di dalam ruang. Untuk diwujudkan.
itu, perluasan bukaan harus memperhatikan per-
bandingan besaran outlet dan inlet. Sesuai dengan REFERENSI
prinsip ventury effect, inlet yang lebih kecil dapat
menaikkan kecepatan angin. Perluasan bukaan dapat Aynsley, R.M., 1995. Architectural Aerodynamics:
berakibat naiknya nilai air change, namun juga Handbook of Architectural Technology. Van
menaikkan luasan bukaan efektif (Ae). Apabila ACH Nostrand Reinhold, New York.
tidak mengalami perubahan kenaikan yang berarti, Aynsley, R.M. 1997. Architectural Aerodynamics.
maka dalam prosedur perhitungan nilai Ae justru akan Applied Science Publishers Ltd. London.
menjadi pembagi yang besar sehingga kecepatan Aynsley, R.M. 1999. Estimation of Airflow Inside
angin internal menjadi rendah, akibatnya kenyamanan Buildings. James Cook University of North
termal tidak terpenuhi. Queensland, Australia.
Untuk memperoleh debit ventilasi efektif pada Indrani, Hedy C. dan Nurdiah, Esti N. 2006. Penilaian
rusun di lingkungan sub-urban yang terpaksa tidak Performa Bangunan Rumah Susun dari Segi
pada posisi windward, disarankan agar layout dibuat Ventilasi, Termal, dan Daylighting. Program
satu lapis, artinya tidak ada ruang di dalam ruang Pasca Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh
seperti internal corridor yang dapat mengakibatkan Nopember Surabaya, hal. 63-94, 159-162.
ruang tersebut tidak memperoleh aliran angin Givoni, Baruch. 1976. Man, Climate, and Architec-
langsung. Pemilihan layout ruang satu lapis ture. Applied Science Publisher Ltd., London,
memastikan terjadinya cross ventilation secara lebih p. 289-306.
baik. Prianto, E, and P. Depecker. 2001. A Case Study of
Dengan kecepatan angin yang cukup dan arah Traditional Dwelling in Urban Living Quarter
yang langsung menuju pada inlet akan memung- in Tropical Humid Region, CERMA
kinkan terjadinya pertukaran udara yang lancar. Laboratory Ecole d’Architecture de Nantes
Namun keberadaan bangunan di sekitarnya seringkali Rue Massenet.
mengurangi laju udara dan dapat membelokan arah Swami, M.V. and Chandra, S. 1988. Correlations for
angin. Pada kondisi di mana bangunan berada di area Pressure Distribution on Buildings and
yang rapat, perlu dicari siasat desain jendela dan detail Calculation of Natural-Ventilation Airflow.
elemen bangunan lainnya yang dapat membantu ASHRAE Transaction, Vol. 94. No. 1, p. 243-
mengarahkan angin kepada inlet dan menambah 266.
kecepatannya yang telah berkurang akibat obyek di Szocolay, S.V. 1987. Thermal Design of Buildings,
seputar bangunan. RAIA Education Division, Canberra.
Proses pergantian udara (air change) akan lebih Szocolay, S.V. 2004. Introduction to Architectural
lancar bila didukung dengan kecepatan udara yang Science: The Basis of Sustainable Design,
memadai. Pada kondisi udara hampir tidak bergerak Architectural Press, Oxford.