Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH GIZI DAN INSTITUSI

MEMAHAMI INSTRUKTUR ORGANISASI KEPERAWATAN

OLEH

KELOMPOK I

ADILLAH PARAADISE (20190002)

MUHAMMAD HAFIZD (20190012)

NOLA MARZALINA (20190034)

ANIZA PUTRI (20190044)

KHAIRUNNISA ZAHARA (20190048)

DOSEN PENGAMPU :

SILVI NEZY AZWITA,S.KEP.,MM

PROGRAM STUDI D-III ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SUMATERA BARAT

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….2

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….4

a. Latar Belakang………………………………………………………...............4
b. Rumusan Masalah……………………………………..……………………....4
c. Tujuan…………..………………………………………………………..........4
d. Manfaat………………..……………………………………………………....5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….6

a. Institusi Organisasi Keperawatan………………………………………..........6


b. Struktur dan Fungsi Organisasi…………………………………......................9
c. Tipe Working Relationship…………………………………………………....12
d. Fungsi - fungsi dalam Organisai……………………………………………....13
e. Nursing Care Delivery System………………………………………………..14

BAB III PENUTUP…..………………………………………...................................18

a. Saran…….……………………………………………………………………18
b. Kesimpulan…………………………………………………………………...18

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, makalah yang berjudul Apenyelenggaraan makanan di rumah sakit telah
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
sebagai proses pembelajaran tetang konsep, teori dan prinsip kepemimpinan dalam
keperawatan yang dilahirkan menurut beberapa ahli keperawatan.
Dalam penyususnan makalah ini penulis menyadari bahwa banyak pihak yang
membantu baik langsung atau tidak langsung. Penulis menyadarai bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, maka dari itu penulis
mengharapkan masukan yang bersifat membangun umumnya untuk pengembangan profesi
perawat dan khususnya kepada penulis.

Bukittinggi, 28 oktober 2021

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adanya koordinasi yang kuat dan komunikasi yang lancar antar anggota dalam
suatu organisasi sangat dibutuhkan demi kemajuan bersama. Untuk memenuhi hal
tersebut diperlukan suatu pengorganisasian yang sangat teratur. Kemajuan suatu
organisasi dapat tercapai jika terbentuk pengorganisasian yang teratur mengingat
dengan pengorganisasian semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Artinya dengan pengorganisasian dapat menghemat waktu dan tenaga kita untuk
bekerja sehingga kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih penting karena
pekerjaan yang lainnya dapat dilakukan oleh orang lain. Pengorganisasian merupakan
fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi
perecanaan.
Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya yang di miliki oleh
organisasi (manusia dan bukan manusia) akan diatur penggunanya secara efektif dan
efesien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dalam
pengorganisasian menghendaki adanya pembagian kerja atau spesialisasi, sesuai
dengan teori klasik (Nadia, 2012)yaitu “ the right man in the right place“ artinya
seseorang yang memiliki keahlian tertentu harus dipekerjakan atau ditempatkan pada
keahliannya. Misalnya orang yang ahli dalam bidang administrasi harus ditempatkan
di bagian administrasi pula, begitu juga dengan orang yang ahli dalam bidang
keuangan harus ditempatkan pada bagian keuangan pula. Artinya dalam pembagian
kerja itu harus benar-benar dilakukan dengan cermat.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan institusi organisasi keperawatan!
2. Jelaskan struktur fungsi organisasi!
3. Sebutkan tipe working relationship!
4. Sebutkan fungsi - fungsi dalam organisasi!
5. Jelaskan nursing care delivery system!
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui institusi organisasi keperawatan.
2. Untuk mengetahui struktur fungsi organisasi.
3. Untuk mengetahui tipe working relationship.

4
4. Untuk mengetahui fungsi - fungsi dalam organisasi.
5. Untuk mengetahui nursing care delivery system.
D. Manfaat
Ada beberapa manfaat dibuat nya makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang
institusi organisasi keperawatan, struktur fungsi organisasi, tipe working relationship,
fungsi - fungsi dalam organisasi dan nursing care delivery system.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Institusi Organisasi Keperawatan


Institusi organisasi keperawatan terdiri dari berbagai macam diantaranya :
1. Rumah Sakit
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Perbandingan antara jumlah ranjang rumah sakit dengan jumlah penduduk
Indonesia masih sangat rendah. Untuk 10 ribu penduduk cuma tersedia 6 ranjang
rumah sakit. Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu :
1. Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis,
2. Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis
tambahan,
3. Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman,
4. Melaksanakan pelayanan medis khusus,
5. Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan,
6. Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi,
7. Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial,
8. Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan,
9. Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal
(observasi)
10. Melaksanakan pelayanan rawat inap,
11. Melaksanakan pelayanan administratif,
12. Melaksanakan pendidikan para medis,
13. Membantu pendidikan tenaga medis umum,
14. Membantu pendidikan tenaga medis spesialis,
15. Membantu penelitian dan pengembangan Kesehatan
16. Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi,

Tugas dan fungsi ini berhubungan dengan kelas dan type rumah sakit yang di
Indonesia terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, kelas a, b, c, d.
berbentuk badan dan sebagai unit pelaksana teknis daerah. perubahan kelas rumah

6
sakit dapat saja terjadii sehubungan dengan turunnya kinerja rumah sakit yang
ditetapkan oleh menteri kesehatan indonesia melalui keputusan dirjen yan medik.

Beberapa jenis rumah sakit diantaranya yaitu :


a. Rumah sakit umum
Rumah sakit yang dijalankan organisasi National Health
Service di Inggris. Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya
memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat)
untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan memberikan
pertolongan pertama.
Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di
suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan
intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan
fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya.
Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan
penyelenggaranya.
Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat
kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern. Sebagian besar
rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap
(rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa
klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.
b. Rumah sakit terspesialisasi
Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula,
atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus
seperti psychiatric (psychiatric hospital), penyakit pernapasan, dan lain-lain.
Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu bangunan.
Kebanyakan mempunyai afiliasi dengan universitas atau pusat riset medis
tertentu. Kebanyakan rumah sakit di dunia didirikan dengan tujuan nirlaba.
c. Rumah sakit penelitian/Pendidikan
Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait
dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu
universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk
pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik
pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak

7
universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian
masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi.
d. Rumah sakit lembaga/perusahaan
Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk
melayani pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut/karyawan
perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan
dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan
udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena
letak/lokasi perusahaan yang terpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya
rumah sakit lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima pasien umum
dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat umum.
e. Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu.
Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter
yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima
rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut
poliklinik.

Ada beberapa jenis tipe Rumah Sakit yaitu :


a. Rumah Sakit tipe A : tersedia pelayanan spesialistik yang luas termasuk
subspesialistik.
b. Rumah Sakit tipe B : mempunyai pelayanan minimal sebelas spesialistik
dan subspesialistik terdaftar.
c. Rumah Sakit tipe C : mempunyai minimal empat spesialistik dasar (bedah,
penyakit dalam, kebidanan, dan anak).
d. Rumah sakit tipe D : hanya terdapat pelayanan medis dasar.
2. Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu.
Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang
ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan.
Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.
3. Health management organization
4. Home health
5. Public health

8
Kesehatan masyarakat adalah "ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui upaya terorganisir
dan pilihan informasi masyarakat, organisasi, publik dan swasta, masyarakat dan
individu."
Kesehatan Masyarakat adalah "Ilmu Seni dan mencegah penyakit,
memperpanjang Hidup dan Kesehatan meningkatkan Canada Upaya terorganisir
dan pilihan Masyarakat Informasi, Organisasi, dan Swasta Publik, individu dan
Masyarakat." (1920, CEA Winslow) [1] Hal ini terkait dengan ancaman
terhadap kesehatan keseluruhan dari masyarakat berdasarkan analisis populasi
kesehatan. (1920, CEA Winslow) [1] Hal Suami Berlangganan Artikel Baru
ancaman terhadap keseluruhan Kesehatan Dari sebuah Komunitas Yang
didasarkan pada populasi Kesehatan analisis.
Populasi tersebut bisa sekecil segelintir orang atau sama besar dengan semua
penduduk beberapa benua (misalnya, dalam kasus pandemi). Kesehatan umum
biasanya dibagi menjadi epidemiologi, biostatistik dan layanan kesehatan.
Lingkungan, sosial, perilaku, dan kesehatan kerja merupakan subbidang penting
lainnya. Kesehatan Umum biasanya dibagi menjadi epidemiologi, biostatistik dan
pelayanan Kesehatan. Lingkungan, sosial, therapy terapi, Kesehatan dan kerja
jangka pendek merupakan subbidang Lainnya parts Ada 2 karakteristik yang
berbeda dari kesehatan masyarakat:
1. Ini berkaitan dengan pencegahan daripada aspek kuratif kesehatan Artikel Baru
Ini berkaitan pencegahan kuratif daripada Aspek Kesehatan
2. Ini berkaitan dengan tingkat populasi, bukan individu-tingkat kesehatan masalah
Ini berkaitan Artikel Baru tingkat populasi, daripada tingkat individu
B. Struktur dan Fungsi Organisasi
1. Struktur organisasi
Pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian organisasi.
Pada organisasi formal struktur direncanakan dan merupakan usaha sengaja untuk
menetapkan pola hubungan antara berbagai komponen, sehingga dapat mencapai
sasaran secara efektif.
Sedangkan pada organisasi informal, struktur organisasi adalah aspek sistem
yang tidak direncanakan dan timbul secara spontan akibat interaksi peserta.
Struktur organisasi-organisasi memberikan kerangka yang menghubungkan
wewenang karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi

9
para anggota organisasi. Jika seseorang memiliki suatu wewenang, maka dia harus
dapat mempertanggungjawabkan wewenangnya tersebut.
Ada 5 bagian dasar organisasi yaitu :
1. The Operating Core.
Yang termasuk disini adalah para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar
yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa.
2. The Strategic Apex.
Yang termasuk di dalam bagian ini adalah manajer tingkat puncak (top
management).
3. The Middle Line.
Yang termasuk di dalam bagian ini adalah para manajer yang menjembatani
manajer tingkat atas dengan bagian operasional.
4. The Technostructure.
Yang termasuk dalam bagian ini adalah mereka yang diserahi tugas untuk
menganalisa dan bertanggung jawab terhadap bentuk standarisasi dalam
organisasi.
5. The Support Staff.
Yang termasuk disini adalah orang-orang yang memberi jasa pendukung tidak
langsung terhadap organisasi ( orang-orang yang mengisi unit staff).
Dalam kerja berorganisasi, kita biasa mengenal adanya struktur organisasi.
Struktur organisasi ini menggambarkan hirarki tanggungjawab dan pembagian tugas
dalam organisasi tersebut. Kemahiran dan potensi setiap orang berbeda. Setiap orang
memiliki keunggulan dan kekurangannya sendiri.
Dengan adanya positioning yang tepat, keunggulan seseorang dapat menutupi
kekurangan orang lain dan demikian sebaliknya sehingga dapat terwujud suatu tim
yang solid. Tim yang solid bukan yang beranggotakan orang-orang yang serba bisa,
tetapi beranggotakan orang-orang yang memiliki keahlian-keahlian tertentu tiap
orangnya dan memiliki positioning yang tepat.
1. Jenjang organisasI
a. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPNI
b. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I) PPNI
c. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPP II) PPNI
d. Komisariat PPNI (pengurus pada institusi dengan jumlah anggota 25 orang)

10
Tugas PPNI
1. Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan kehendak sesuai
dengan posisi jabatan, profesi, dan lingkungan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Mengembangkan dan mengamalkan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
program-program pembangunan manusia secara holistic tanpa membedakan
golongan, suku, keturunan, agama atau kepercayaan terhadap Tuhan YME.
3. Menampung, memadukan, menyalurkan, dan memmperjuangkan aspirasi tenaga
keperawatan serta mengembangkan keprofesian dan kesejahteraan tenaga
keperawatn.

Struktur organisasi tingkat pusat


a. Ketua umum
Ketua-ketua :
a) Pembinaan Organisasi
b) Pembinaan pendidikan dan latihan
c) Pembinaan pelayanan
d) Pembinaan IPTEK
e) Pembinaan kesejahteraan
f) Sekretaris Jenderal
Sekretaris berjumlah 5 orang yang dibagi sesuai dengan pembidangan ketua-
ketua dan Departemen
a) Departemen organisasi, keanggotaan dan kaderisasi
b) Departemen pendidikan
c) Departemen pelatihan
d) Departemen pelayanan di RS
e) Departemen pelayanan di puskesmas
f) Departemen penelitian
g) Departemen hubungan luar negeri
h) Departemen kesejahteraan anggota
i) Departemen pembinaan yayasan
2. Fungsi organisasi
Mengusahakan hubungan secara efektif antar orang-prang yang
melahirkan kerjasama yang efisien sehingga dapat menyelesaikan
pekerjaan. Dengan kata lain, suatu tugas yang dikerjakan secara terorganisir

11
seharusnya terselesaikan dengan lebih baik dan lebih cepat daripada tugas yang
sama yang dikerjakan dengan tidak terorganisir.
Maka jika kita “berorganisasi” tetapi hasil kerja kita tidak lebih baik dan lebih
cepat dibandingkan pekerjaan orang lain; maka dapat dikatakan kita belum bisa
berorganisasi.
Fungsi-fungsi pokok management berorganisasi :
 Perencanaan (Planning)
 Pengorganisasian (Organizing)
 Melaksanakan (Actuating)
 Pengawasan (Controling)

C. Tipe Working Relationship


1. Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin
yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-
tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang
terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang
mengikuti rantai komando. Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya
menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan
kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan
konflik-konflik subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan
tujuan keseluruhan organisasi. Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus
yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi
karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang
sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang
mapan.
2. Matriks
Matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan
menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat
ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium
penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-
lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan
perusahaan hiburan.

12
Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk
departementalisasi: fungsional dan produk. Kekuatan departementalisasi
fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan
jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan
pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan produk. Kelemahan
terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang
beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran.
Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang
berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para
spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran.
Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas
semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya
dan kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari
menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.
Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia
mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur
matriks memiliki dua atasan - manajer departemen fungsional dan manajer
produk. Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda.
3. Organil Network
Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan
rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen
dengan tim yang diberdayakan.
D. Fungsi - fungsi dalam Organisasi
Fungsi Organisasi Secara Umum yaitu sebagai wadah perkumpulan yang
bertujuan dan bekerja sama, fungsi organisasi dapat dinikmati oleh para personelnya.
a. Fungsi Organisasi Khusus
Dalam bidang bisnis dan ekonomi, organisasi yang baik harus memenuhi
empat fungsi khusus, seperti dikutip dari Economics Discussion:
1. Harus memungkinkan manajemen untuk memaksimalkan keluaran,
melalui penyediaan sistem manusia dan mesin yang efisien.
2. Harus memastikan jaringan komunikasi dan informasi yang lancar dan
efektif.
3. Harus menawarkan pekerjaan yang menarik dan bermakna bagi semua
individu yang ada dalam organisasi. Hal ini akan memastikan kepuasan

13
kerja. Organisasi dikembangkan untuk kepentingan banyak orang. Karena
itu, organisasi juga harus humanistik dan bukan hanya mekanistik. Kedua
pendekatan tersebut dapat disatukan.
4. Harus menciptakan, memelihara dan mengembangkan citra atau
individualitasnya sendiri. Hal ini memastikan niat baik orang luar.
E. Nursing Care Delivery System
Nursing care delivery system disebut juga Nursing care deliveri models, yang
merupakan cara perawatan dimana tugas, tanggung jawab, dan kewenangan dilakukan
terstruktur untuk mencapai tujuan keperawatan Nursing care delivery system adalah
cara pengelolaan pasien yang terdiri dari lima model pengelolaan asuhan pasien: total,
fungsional, tim dan modular, primer , serta manajemen kasus (Marquis & Huston,
2000) Menggambarkan perawat dalam melakukan tugasnya dengan bertanggung
jawab dan memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan. Model / Metode
Pemberian Asuhan Keperawatan :
1. Case Methode (Metode Kasus)
Metode kasus kadang-kadang disebut juga sebagai perawatan pasien total.
Dalam metode ini perawat bertanggung jawab penuh terhadap perawatan pasien
selama shift bekerja. Jumlah pasien yang ditugaskan bisa lebih dari satu Metode ini
sering dipraktekkan dalam pengaturan perawatan intensif atau dalam pengaturan
perawatan kesehatan di rumah
Kelebihan :
 Metode ini dianggap sebagai metode pemberian asuhan keperawatan yang
komprehensif dan holistic.
Kekurangan :
 Metode ini memerlukan tenaga perawat yang cukup banyak dan kurangnya
kotinuitas antara shift.
2. Functional methode (Metode Fungsional)
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat
hanya melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien dibangsal.
Kelebihan :
 Manajenen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik.
14
 Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.
 Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat
pasien diserahkan kepada perawat yunior dan atau belum berpengalaman
Kekurangan :
 Tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat.
 Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
 Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan
saja.
3. Team Nursing (Keperawatan Tim)
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap
anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan
asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat
yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat. Menurut
Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut :
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila
didukung oleh kepala ruang.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan
pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya ada
kelebihan dan kelemahannya yaitu (Nursalam, 2002)
Kelebihan :
 Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
 Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.

15
 Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kekurangan :
 Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim,
yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada
waktu-waktu sibuk.
4. Primary Nursing (Keperawatan Primer)
Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat
komprehensif serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya
mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat
dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi
dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat
rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas ,
kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse)
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24
jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar
rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si
pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi keperawatan selama pasien
dirawat.
Kelebihan :
 Bersifat kontinuitas dan komprehensif.
 Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri.
 Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit.
Kekurangan :
 Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan
mengambil keputusn yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akontabel, serta
mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.

16
5. Nursing Case Management
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak
ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan
hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan 17
khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik
dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan
observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2002)
Kelebihan :
• Perawat lebih memahami kasus per kasus.
• Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
Kekurangan :
• Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab.
• Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama.
6. Patient Focus Care
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan dimana perawat
mampu memberikan asuhan keperawatan mencakup seluruh aspek keperawatan yg
dibutuhkan. Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada seorang pasien
secara menyeluruh, untuk mengetahui apa yang harus dilakukan pada pasien
dengan baik. Dalam metode ini dituntut kualitas serta kuantitas yang tinggi dari
perawat, sehingga metode ini sesuai jika digunakan untuk ruangan ICU ataupun
ICCU
Kelebihan :
 Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan dimana perawat mampu
memberikan asuhan keperawatan mencakup seluruh aspek keperawatan yg
dibutuhkan.
Kekurangan :
• Sederhana dan langsung.
• Garis pertanggung jawaban jelas.
• Kebutuhan pasien cepat terpenuhi.
• Memudahkan perencanaan tugas.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suatu organisasi suatu dinilai sebagai organisasi yang baik apabila memenuhi
prinsip pokok organisasi antara lain : mempunyai pendukung, mempunyai tujuan,
mempunyai pembagian tugas, mempunyai perangkat organisasi, mempunyai
pendelegasian pembagian wewenang dan mempunyai kesinambungan kegiatan,
kesatuan perintah dan arah. Untuk meningkatkan kinerja dibutuhkan adanya
kebijakan, visi dan misi rumah sakit yang jelas juga kemampuan yang tinggi dari
perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan melalui
jenjangpendidikan berkelanjutan, mengembangkan diri denganmengikuti penyuluhan,
seminar, lokakarya yang berhubungan dengan profesi keperawatan.
Untuk menjadi perawat yang professional diperlukan adanya organisasi keperawatan
yang dapat menampung dan mengkoordinir kegiatan keperawatan. Semua tindakan
yang dilakukan harus sesuai dengan uraian tugas, bersedia berbagi pengetahuan
dengan rekan sekerja dan membantu pelaksanaan orientasi perawat baru, berperilaku,
berpikir dan berinteraksi social dengan baik
B. Saran
Semoga makalah yang kami susun dapat dimanfaatkan secara maksima, sehingga
dapat membantu proses pembelajaran, dan dapat mengefektifkan kemandirian dan
kreatifitas mahasiswa. Selain itu diperlukan lebih banyak referensi untuk menunjang
proses pembelajaran.

18

Anda mungkin juga menyukai