Perkembangan Emosi Anak
Perkembangan Emosi Anak
EMOSI AUD
Dosen Pembimbing : Dina Amalia, S.Psi, M.Sc
Disusun Oleh :
Kelompok V
Syarifah Zakiyyah(2006104210095)
Megawati(2006104210043)
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT. Atas segala rahmat-nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami ucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran serta usulan dari berbagai pihak untuk
perbaikan makalah yang kami buat dimasa yang akan datang.
Penyusun
Mira Hidayat
DAFTAR ISI
Kata penghantar
Daftar isi
Bab I pendahuluan
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
a. Definisi emosi
b. Jenis-jenis emosi
c. Faktor yang mempengaruhi perkembangan aud
d. Tugas perkembangan emosi aud
a. Kesimpulan
b. Saran
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan hasil survei, ditemukan bahwa generasi sekarang lebih banyak mengalami
kesulitan dalam mengatur emosi daripada generasi sebelumnya, generasi sekarang cenderung
lebih kesepian, pemurung, mudah cemas, gugup, impulsif, dan agresif Dahlan (Mashar 2011).
Adapun menurut Goleman (2000) salah satu perilaku gangguan emosi dikarenakan
ketidakmampuan mengenal dan mengelola emosi yaitu bunuh diri. Menurut data Republika
(2014) bahwa tercatat 16 kasus bunuh diri pada tahun 2004-2007 di Indonesia. Adapun
contoh-contoh kasus bunuh diri yang terjadi yaitu anak usia 8 tahun meninggal gantung diri
setelah dimarahi gurunya, kemudian anak usia 11 tahun bunuh diri setelah dimarahi ibunya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan regulasi emosi perlu
distimulasi sejak masa kanak-kanak, agar anak terhindar dari perilaku gangguan emosi
(Afrinanto, 2013).
A. Rumusan masalah
A.Definisi emosi
Istilah emosi berasal dari kata emotus atau emovere atau mencerca (to stir up)
yang berarti sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu, missal emosi gembira
mendorong untuk tertawa, atau dengan perkataan lain emosi didefinisikan sebagai
suatu keadaan gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan
hamper keseluruhan diri individu (Sujiono, 2005).
B. Jenis-jenis emosi
1. Takut
Adanya rasa takut pada anak usia dini ialah hal yang wajar selama rasa takut
itu tidak terlalu kuat dan hanya adalah peringatan terhadap bahaya. Tapi,
sebagian besar anak usia dini belajar takut terhadap hal hal yang tidak
berbahaya, dan rasa takut ini menjadi penghambat terhadap tindakan yang tentu
sangat berguna ataupun menyenangkan. (Baca juga mengenai jenis terapi
bermain pada anak usia sekolah)
Lebih jelasnya lagi, beberapa anak usia dini yang mengalami berbagai
macam rasa takut yang kuat dalam dirinya, sehingga kesehatan fisik dan
mentalnya terganggu. Bila tidak ada penyaluran yang memuaskan bagi
ketegangan etegangan jenis emosi pada anak usia dini ini, maka kesehatan anak
usia dini akan terganggu, pandangan hidupnya akan tercemar, dan
penyesuaiannya terhadap sesama manusia tidak menguntungkan. (Baca juga
mengenai jenis kecerdasan pada anak)
2. Cemas
Cemas ialah suatu bentuk rasa takut yang bersifat khayalan. Jadi bukan rasa
takut yang disebabkan alasan dari lingkungan si anak usia dini. Kecemasan ini
tentu datangnya dari kondisi kondisi yang dikhayalkan atau diimajinasikan akan
terjadi. Tapi dapat pula alasannya dari buku buku, film, komik, radio, ataupun
cara rekreasi populer lain. (Baca juga mengenai jenis autisme pada anak) Sebab
rasa cemas ini disebabkan oleh imajinasi atau khayalandan bukan oleh alasan
nyata, maka ia tidak terdapat pada anak u sia dini di usia yang sangat muda.
Kecemasan dapat terjadi bila anak usia dini telah mencapai tingkat
perkembangan lanjutan yang mana ia (Baca juga mengenai jenis hiperaktif pada
anak)
bisa berimajinasi tentang hal hal yang secara langsung tidak ada di
hadapannya. Jadi, jelaslah bahwa rasa cemas biasanya hanya sesuatu yang tidak
masuk akal dan yang dibesar besarkan. Akan tetapi hai ini tentu adalah hal yang
wajar dalam perkembangan anak usia dini. (Baca juga mengenai jenis gangguan
kognitif pada anak)
3. Marah
Marah adalah reaksi jenis emosi pada anak usia dini yang lebih sering
terjadi pada masa anak usia dini disebabkan lebih beberapa alasan yang
menimbulkan kemarahan dalam kehidupan anak usia dini dari pada alasan yang
menimbulkan rasa takut, dan beberapa anak usia dini yang pada usia muda telah
menemukan bahwa marah adalah cara yang baik untuk mendapat perhatian atau
memuaskan keinginannya.
4.Cemburu
Sifat cemburu pada masa anak usia dini dapat memengaruhi sikap individu
terhadap individu lain, tidak hanya pada masa anak usia dini tapi sepanjang
hidupnya. Puncak kecemburuan datang pada umur 3 dan 4 tahun, sedangkan
puncak kecemburuan berikutnya muncul pada masa remaja dan masa dewasa.
Kasih sayang atau cinta ialah reaksi jenis emosi pada anak usia dini yang
ditujukan terhadap seseindividu atau suatu benda. Kasih sayang anak usia dini
terhadap individu lain yang terjadi secara spontan dapat ditimbulkan oleh suatu
alasan sosial yang minim sekalipun. Namun, belajar memainkan peranan yang
penting dalam menentukkan individu individu tertentu atau hal hal tertentu
terhadap siapa anak usia dini menaruh kasih sayang atau cintanya. Kasih sayang
atau cinta itu diperoleh melalui belajar, bukan dibawa dari lahir, maka cintanya
maka cintanya terhadap anggota keluarga atau terhadap individu lain yang tidak
mempunyai tali persaudaraan dengannya tergantung pada bagaimana anak anak
usia dini memperlakukan dan apakah hubungannya adalah pengalaman yang
menyenangkan.
7.Ingin Tahu
Tidak heran jika pada anak usia dini selalu memiliki banyak pertanyaan
mengenai ingkungan di sekitarnya, pertanyaan itu tentu diajukan pada orang
terdekatnya seperti apda orang tuanya atau saudara yang sering ditemuinya, anak
usia dini akan terus menerus bertanya mengenai apa saja yang ia temui dan ia
belum mengerti, hal ini adalah hal yang wajar, jika hal ini tidak terjadi, maka
kemungkinan ada kelainan pada anak tersebut pada tumbuh kembangnya.
Pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam
mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada
anak-anaknya. Orang tua mempunyaitanggung jawab yang paling besar
terhadap perkembangan anak. Orang tua harus menciptakan suasana yang
kondusif untuk mewujudkan pola asuh yang baik.
2. lingkungan
3. Secara Keturunan
b. sering kali puas, menikmati berhubungan dengan anak lain meski pada saat krisis
muncul;
A. Kesimpulan
Setiap anak akan mengalami emosi yang berbeda-beda dan akan terus berubah
seiring waktu, jadi apabila kita sebagai orangtua tidak mengarahkan dan memperbaiki
kesalahan anak dalam meluapkan emosinya maka anak akan susah di tangani atau di
arahkan.
Maka sangat wajar jika anak usia dini sering menangis,marah dan senang itu adalah
bentuk atau bisa dikatakan sebagai ungkapan perkataan mereka.
B. Saran
Orang tua harus membatasi emosi atau mengarahkan anak jika emosinya sudah
berlebihan. Juga memahami perasaan anak, dan jauhi tindak kekerasan pada anak
yang bisa merusak psikis dan fisik nya.
Sebagai guru kita harus bisa membantu anak menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, dan tidak menggunakan kekerasan saat mendidiknya,ajak anak untuk
lebih mengekspresikan sesuatu tidak hanya diam dan melihat karena jika tidak
menunjukkan emosinya maka ia kan susah menyesuaikan dirinya dengan sesame
teman temannya.
DAFTAR PUSTAKA