Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN EMOSI & POLA PERKEMBANGAN

EMOSI AUD
Dosen Pembimbing : Dina Amalia, S.Psi, M.Sc
Disusun Oleh :

Kelompok V

Mira Hidayat (2006104210065)

Syarifah Zakiyyah(2006104210095)

Megawati(2006104210043)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT. Atas segala rahmat-nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami ucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran serta usulan dari berbagai pihak untuk
perbaikan makalah yang kami buat dimasa yang akan datang.

Banda Aceh,11 Maret 2021

Penyusun

Mira Hidayat
DAFTAR ISI

Kata penghantar

Daftar isi

Bab I pendahuluan

a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan

Bab ii konsep teori

a. Definisi emosi
b. Jenis-jenis emosi
c. Faktor yang mempengaruhi perkembangan aud
d. Tugas perkembangan emosi aud

Bab iii penutup

a. Kesimpulan
b. Saran

Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan emosi pada masa kanak-kanak merupakan ujung tombak yang


menentukan sikap, nilai, dan perilaku di masa depan Papalia dkk (Mashar, 2011).
Adapun salah satu kunci yang terpenting dari perkembangan emosi adalah regulasi
emosi (Santrock, 2007). Regulasi emosi dapat pula disebut dengan istilah pengaturan
emosi. Gotman dan Katz (Wilson, 1999) menjelaskan regulasi emosi merupakan
kemampuan untuk mengatur perilaku yang disebabkan kuatnya intensitas emosi
positif maupun emosi negatif yang dirasakan. Dengan demikian, sesuai dengan
pernyataan Afrinanto (2013) yang mengutip para ahli bahwa regulasi emosi adalah
inti yang menjadi kunci utama kompetensi sosioemosional pada anak usia dini yang
meletakkan landasan bagi pengembangan masa depan dan potensi untuk pertumbuhan
psikososial dewasa mencapai kesejahteraan, dan prestasi.

Berdasarkan hasil survei, ditemukan bahwa generasi sekarang lebih banyak mengalami
kesulitan dalam mengatur emosi daripada generasi sebelumnya, generasi sekarang cenderung
lebih kesepian, pemurung, mudah cemas, gugup, impulsif, dan agresif Dahlan (Mashar 2011).
Adapun menurut Goleman (2000) salah satu perilaku gangguan emosi dikarenakan
ketidakmampuan mengenal dan mengelola emosi yaitu bunuh diri. Menurut data Republika
(2014) bahwa tercatat 16 kasus bunuh diri pada tahun 2004-2007 di Indonesia. Adapun
contoh-contoh kasus bunuh diri yang terjadi yaitu anak usia 8 tahun meninggal gantung diri
setelah dimarahi gurunya, kemudian anak usia 11 tahun bunuh diri setelah dimarahi ibunya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan regulasi emosi perlu
distimulasi sejak masa kanak-kanak, agar anak terhindar dari perilaku gangguan emosi
(Afrinanto, 2013).

A. Rumusan masalah

1. apa itu pengertian dari emosi ?

2. apa saja jenis-jenis emosi?

3. Apa saja factor yang mempengaruhi perkembangan emosi AUD ?

4. Apa saja tugas perkembangan emosi AUD?


B. Tujuan penulisan
1. Untuk mahasiswa mengetahui definisi dari emosi
2. Untuk mahasiswa mengetahui apa saja jenis-jenis emosi
3. Untuk mahasiswa mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan
emosi aud
4. Untuk mahasiswa mengetahui apa saja tugas perkembangan emosi aud
BAB II
KONSEP TEORI

A.Definisi emosi

Istilah emosi berasal dari kata emotus atau emovere atau mencerca (to stir up)
yang berarti sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu, missal emosi gembira
mendorong untuk tertawa, atau dengan perkataan lain emosi didefinisikan sebagai
suatu keadaan gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan
hamper keseluruhan diri individu (Sujiono, 2005).

Menurut Sarlito Wirawan Sartono berpendapat bahwa emosi merupakan setiap


keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afekti. Yang dimaksud warna efektif
ini adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi
(menghayati) suatu situasi tertentu contohnya: gembira, bahagia, takut dan lain-lain.
Sedangkan menurut Goleman Bahasa emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran.
Pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta rangkaian kecenderungan
untuk bertindak (Syamsu, 2008). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka
dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu keadaan yang kompleksi dapat berupa
perasaan / pikiran yang di tandai oleh perubahan biologis yang muncul dari perilaku
seseorang.

B. Jenis-jenis emosi

Jenis Jenis Emosi pada Anak Usia Dini yaitu :

1. Takut

Adanya rasa takut pada anak usia dini ialah hal yang wajar selama rasa takut
itu tidak terlalu kuat dan hanya adalah peringatan terhadap bahaya. Tapi,
sebagian besar anak usia dini belajar takut terhadap hal hal yang tidak
berbahaya, dan rasa takut ini menjadi penghambat terhadap tindakan yang tentu
sangat berguna ataupun menyenangkan. (Baca juga mengenai jenis terapi
bermain pada anak usia sekolah)

Lebih jelasnya lagi, beberapa anak usia dini yang mengalami berbagai
macam rasa takut yang kuat dalam dirinya, sehingga kesehatan fisik dan
mentalnya terganggu. Bila tidak ada penyaluran yang memuaskan bagi
ketegangan etegangan jenis emosi pada anak usia dini ini, maka kesehatan anak
usia dini akan terganggu, pandangan hidupnya akan tercemar, dan
penyesuaiannya terhadap sesama manusia tidak menguntungkan. (Baca juga
mengenai jenis kecerdasan pada anak)

2. Cemas

Cemas ialah suatu bentuk rasa takut yang bersifat khayalan. Jadi bukan rasa
takut yang disebabkan alasan dari lingkungan si anak usia dini. Kecemasan ini
tentu datangnya dari kondisi kondisi yang dikhayalkan atau diimajinasikan akan
terjadi. Tapi dapat pula alasannya dari buku buku, film, komik, radio, ataupun
cara rekreasi populer lain. (Baca juga mengenai jenis autisme pada anak) Sebab
rasa cemas ini disebabkan oleh imajinasi atau khayalandan bukan oleh alasan
nyata, maka ia tidak terdapat pada anak u sia dini di usia yang sangat muda.
Kecemasan dapat terjadi bila anak usia dini telah mencapai tingkat
perkembangan lanjutan yang mana ia (Baca juga mengenai jenis hiperaktif pada
anak)

bisa berimajinasi tentang hal hal yang secara langsung tidak ada di
hadapannya. Jadi, jelaslah bahwa rasa cemas biasanya hanya sesuatu yang tidak
masuk akal dan yang dibesar besarkan. Akan tetapi hai ini tentu adalah hal yang
wajar dalam perkembangan anak usia dini. (Baca juga mengenai jenis gangguan
kognitif pada anak)

3. Marah

Marah adalah reaksi jenis emosi pada anak usia dini yang lebih sering
terjadi pada masa anak usia dini disebabkan lebih beberapa alasan yang
menimbulkan kemarahan dalam kehidupan anak usia dini dari pada alasan yang
menimbulkan rasa takut, dan beberapa anak usia dini yang pada usia muda telah
menemukan bahwa marah adalah cara yang baik untuk mendapat perhatian atau
memuaskan keinginannya.

4.Cemburu

Cemburu adalah respon yang normal terhadap kehilangan nyata ataupun


ancaman terhadap kehilangan kasih sayang. Cemburu ialah kelanjutan dari
marah yang menimbulkan sikap benci atau dendam yang ditujukan terhadap
individu, sedangkan marah dapat ditujukan tidak hanya terhadap individu tetapi
terhadap diri sendiri, dan benda benda.Dalam cemburu sering terdapat
kombinasi antara marah dan takut. Individu yang cemburu merasa tidak yakin
atau tidak aman dalam hubungannya dengan individu yang dicintainya. Apa
yang menyebabkan individu cemburu dan bagaimana bentuk kecemburuannya
beberapa dipengaruhi oleh pendidikannya dan perlakuan yang diterimanya dari
individu lain.

Sifat cemburu pada masa anak usia dini dapat memengaruhi sikap individu
terhadap individu lain, tidak hanya pada masa anak usia dini tapi sepanjang
hidupnya. Puncak kecemburuan datang pada umur 3 dan 4 tahun, sedangkan
puncak kecemburuan berikutnya muncul pada masa remaja dan masa dewasa.

5. Kegembiraan, Kesenangan atau Kenikmatan

Kegembiraan dalam bentuknya yang lebih lunak dikenal sebagai ketenangan


atau kebahagiaan, yang adalah jenis emosi pada anak usia dini yang positif sebab
individu yang mengalaminya tidak melakukan usaha untuk menghilangkan
kondisi yang menimbulkannya. Ia menerima kondisi tersebut atau berusaha
untuk mempertahankannya sebab hasil yang menyenangkan yang diperolehnya.
Kondisi gembira ini akan berbeda pada setiap perkembangan usianya.
6. Kasih sayang

Kasih sayang atau cinta ialah reaksi jenis emosi pada anak usia dini yang
ditujukan terhadap seseindividu atau suatu benda. Kasih sayang anak usia dini
terhadap individu lain yang terjadi secara spontan dapat ditimbulkan oleh suatu
alasan sosial yang minim sekalipun. Namun, belajar memainkan peranan yang
penting dalam menentukkan individu individu tertentu atau hal hal tertentu
terhadap siapa anak usia dini menaruh kasih sayang atau cintanya. Kasih sayang
atau cinta itu diperoleh melalui belajar, bukan dibawa dari lahir, maka cintanya
maka cintanya terhadap anggota keluarga atau terhadap individu lain yang tidak
mempunyai tali persaudaraan dengannya tergantung pada bagaimana anak anak
usia dini memperlakukan dan apakah hubungannya adalah pengalaman yang
menyenangkan.

7.Ingin Tahu

Minat terhadap lingkungannya sangat terbatas selama usia 2 atau 3 bulan


pertama dari kehidupan terkecuali bila alasan yang kuat ditujukan terhadap si
anak. Setelah usia itu, apa saja yang baru atau aneh baginya, pasti akan
menimbulkan rasa ingin tahunya. Hal ini mendorongnya untuk melakukan
percobaan sampai rasa ingin tahunya terpuaskan. Minatnya tidak hanya terbatas
pada hal hal umum dalam lingkungannya.

Tidak heran jika pada anak usia dini selalu memiliki banyak pertanyaan
mengenai ingkungan di sekitarnya, pertanyaan itu tentu diajukan pada orang
terdekatnya seperti apda orang tuanya atau saudara yang sering ditemuinya, anak
usia dini akan terus menerus bertanya mengenai apa saja yang ia temui dan ia
belum mengerti, hal ini adalah hal yang wajar, jika hal ini tidak terjadi, maka
kemungkinan ada kelainan pada anak tersebut pada tumbuh kembangnya.

C. Faktor yang mempengaruhi perkembangan aud

1. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh merupakan suatu cara terbaik  yang dapat ditempuh orang tua dalam
mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung  jawab  kepada
anak-anaknya.  Orang  tua  mempunyaitanggung  jawab  yang  paling  besar
terhadap  perkembangan  anak. Orang  tua  harus  menciptakan  suasana  yang
kondusif  untuk mewujudkan pola asuh yang baik.
2. lingkungan

Lingkungan  dapat  diartikan  secara  fisiologis,  psikologis  dan sosio kultural.

a) Lingkungan Secara Fisiologis

Faktor  lingkungan  yang  mempengaruhi  secara  fisiologis mencakup


segala  kondisi  dan  material  jasmaniah  di  dalam  tubuh seperti  gizi,
vitamin,  air,  zat  asam,  suhu,  sitem  saraf,  peredaran darah, pernafasan,
pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indokrin, sel-sel pertumbuhan dan
kesehatan jasmani.

b). Lingkungan Secara Psikologis

Secara  psikologis,  lingkungan  mencakup  segenap  stimulasi yang


diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran . stimulasi itu
diantaranya berupa : sifat-sifat gen,selera, keinginan, perasaan,  tujuan-tujuan,
minat,  kebutuhan,  kemauan, emosi,  dan kapasitas intelektual.

c). Lingkungan Secara Sosio-Kultural

Secara  sosio-kultural  lingkungan  meliputi  segenap  stimulasi, interaksi


dan  kondisi  eksternal  dalam  hubungannya  dengan perlakuan ataupun karya
orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok,  pola  hidup
masyarakat, latihan,  belajar,  pendidikan pengajaran  baik  dirumah  ataupun
di sekolah, dan  bimbingan penyuluhan.

3. Secara Keturunan

Faktor  lain  yang  mempengaruhi  perkembangan  anak  adalah keturunan,


menurut  Monks  yaitu  perkembangan  anak  dilihat  sebagai pertumbuhan dan
pemasakan  organisme.  Perkembangan  bersifat endogen, artinya perkembangan
tidak hanya berlangsung spontan saja, melainkan  juga  harus dimengerti  sebagai
pemekaran   yang  telah ditentukan secara biologis dan tidak dapat berubah lagi.

D. Tugas perkembangan emosi AUD

Tugas perkembangan sosial emosional anak berusia 3-5 tahun,sebagaimana yang


diungkapkan dalam Buku Kelas yang Berpusat pada Anak(Cri: 2000) sebagai
berikut.

1. Anak usia 3 tahun diharapkan dapat:

a. memilih teman bermain;

b. memulai interaksi sosial dengan anak lain;

c. berbagi mainan, bahan ajar atau makanan;

d. meminta izin untuk memakai benda milik orang lain;


e. mengekspresikan sejumlah emosi melalui tindakan, kata-kata atau ekspresi
wajah.

2. Anak usia 3 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:

a. menunggu atau menunda keinginan selama 5 menit;

b. menikmati kedekatan sementara dengan salah satu teman bermain.

3. Anak usia 4 tahun diharapkan dapat:

a. menunjukkan kebanggaan terhadap keberhasilan;

b. membuat sesuatu karena imajinasi yang dominan;

c. memecahkan masalah dengan teman melalui proses penggantian,persuasi, dan


negosiasi.

4. Anak Usia 4 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:

a. menunjukkan rasa percaya diri dalam mengerjakan tugas;

b. menceritakan kejadian /pengalaman yang baru berlalu;

c. lebih menyukai ditemani teman sebaya dibandingkan orang dewasa;

d. menyatakan alasan untuk perasaan orang lain;

e. menggunakan barang-barang milik orang lain dengan hati-hati;

f. menghentikan perilaku yang tidak pantas karena satu kali teguran.

5. Anak usia 5 tahun diharapkan dapat:

a. memiliki beberapa kawan, mungkin satu sahabat;

b. memuji, memberi semangat atau menolong anak lain;

6. Anak usia 5 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:

a. mencari kemandirian lebih banyak;

b. sering kali puas, menikmati berhubungan dengan anak lain meski pada saat krisis
muncul;

c. menyatakan pernyataan-pernyataan positif mengenai keunikan dan keterampilan;

d. berteman secara mandiri.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap anak akan mengalami emosi yang berbeda-beda dan akan terus berubah
seiring waktu, jadi apabila kita sebagai orangtua tidak mengarahkan dan memperbaiki
kesalahan anak dalam meluapkan emosinya maka anak akan susah di tangani atau di
arahkan.

Rasa takut,marah,sedih senang,cemburu,iri dan lain-lain adalah bentuk emosi dari


anak emosi sangat penting bagi anak di saat itu kita bisa mengetahui apa yang ia
rasakan dan juga baik bagi kepribadian dan membantu anak menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitar .

Maka sangat wajar jika anak usia dini sering menangis,marah dan senang itu adalah
bentuk atau bisa dikatakan sebagai ungkapan perkataan mereka.

B. Saran

Orang tua harus membatasi emosi atau mengarahkan anak jika emosinya sudah
berlebihan. Juga memahami perasaan anak, dan jauhi tindak kekerasan pada anak
yang bisa merusak psikis dan fisik nya.

Sebagai guru kita harus bisa membantu anak menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, dan tidak menggunakan kekerasan saat mendidiknya,ajak anak untuk
lebih mengekspresikan sesuatu tidak hanya diam dan melihat karena jika tidak
menunjukkan emosinya maka ia kan susah menyesuaikan dirinya dengan sesame
teman temannya.
DAFTAR PUSTAKA

Chairunnisa,yulia.2016.faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini,


https://www.kompasiana.com/chairu/56dcfa8f6f7e61a60806baee/faktorfaktor-yang-
mempengaruhi-perkembangan-anak-usia-dini?page=all diakses pada 23 maret 2021

Suharyanto, Arby. 2019.Jenis Emosi pada Anak Usia Dini.


https://dosenpsikologi.com/jenis-jenis-emosi-pada-anak-usia-dini diakses pada 23 maret
2021

Hadis, F.A. (1995). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Depdikbud

Patmonodewo, S. (1995). Buku Ajar Pendidikan Prasekolah. Jakarta:Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai