Anda di halaman 1dari 6

RESUME 3 JURNAL ILIMIAH MENGENAI ASUHAN KEPERAWATAN

PRE-OPERATIF ANXIETAS

NAMA : WINDA PRABAWATI DAKUNDE

NIM : 18D10111

KELAS : B ANESTESI

TINGKAT/ SMSTR : II / III

JURNAL 1

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE-OPERASI


DENGAN GENERAL ANESTESI SEBELUM DAN SESUDAH DI BERIKAN
RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RS PANTI WILASA CITARUM
SEMARANG

Pembedahan adalah salah satu tindakan pengobatan dengan penyembuhan


penyakit dengan memotong, mengiris anggota tubuh yang sakit.Pembedahan
dilakukan dengan teknik anestesi general maupun regional.Anestesi general yaitu
anestesi yang bertujuan untuk menghilangkan rasa sensasi di seluruh tubuh dan
kesadaran. Pembedahan akan menimbulkan respond psikologis yaitu
kecemasan.Untuk mengurangi kecemasan dapat diatasi dengan menggunakan
relaksasi otot progresif, karena dapat menekan saraf saraf simpatis di mana dapat
menekan rasa tegang yang dialami individu secara timbal balik, sehingga timbul
counter conditioning (Penghilangan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan tingkat kecemasan pre operasi dengan general anestesi sebelum
diberikan relaksasi otot progresif di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.
Desain penelitian ini menggunakan Quasi Experimental, Dengan rancangan
penelitian “ one group pre test – post test design “ .Teknik Sampling yang
digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah 30 orang. Uji yang
digunakan dalam penelitian ini adalah paired sample test. Hasil penelitian
menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan
sebelum dan sesudah diberikan relaksasi otot progresif dengan p=0,000 atau <
0,05. Rekomendasi penelitian hasil ini dapat digunakan sebagai salah satu
alternative dalam mengontrol tingkat kecemasan pasien pre operasi.

Hasil penelitian berdasarkan :

1. karakteristik usia responden : Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia


responden yang banyak mengalami kecemasan yaitu 36-41 tahun.
2. Karakteristik jenis kelamin :Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden yang paling banyak mengalami kecemasan adalah berjenis
kelamin laki-laki 53.3%.hal ini dikarenakan pembedahan yang dilakukan
paling banyak yaitu operasi Fraktur dan Trans Uretra Resection (TUR)
dimana operasi TUR hanya dilakukan oleh Laki-laki.
3. Karakteristikpendidikan :Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden
terbanyak berpendidikan SMA 40,0%.
4. Karakteristik pekerjan :Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan
responden yang paling banyak adalah swasta 70,0%.
5. Karakteristik kecemasan sebelum dan sesudah diberikan relaksasi otot
prognesif :Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan pre 30% :
post 70%.
6. Karakteristik perbedaan kecemasan pre dan post relaksasi otot
prognesif :Hasil penelitian menunjukkan bahwan ada perbedaan .
JURNAL 2

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMED CONSENT DENGAN TINGKAT


KECEMASAN PASIEN PREOPERASI KATEGORI STATUS FISIK I-II
EMERGENCY AMERICAN SOCIETY OF ANESTHESIOLOGISTS (ASA) DI
INSTALASI GAWAT DARURATRSUP PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO

Tindakan pembedahan akan memberikan suatu reaksi emosional bagi pasien,


seperti kecemasan preoperasi. Kecemasan dapat diakibatkan karena ketidaktahuan
akan prosedur pembedahan. Pemberian Informed consent sebagai salah satu
tindakan preoperatif bertujuan untuk memberi pemahaman bagi pasien tentang
pembedahan yang akan dilkakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pemberian informed consent dengan tingkat kecemasan
pasien preoperasi kategori status fisik ASA I-II. Sampel berjumlah 30 responden
yang di dapat dengan menggunakan teknik purposive sampling.Desain penelitian
survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional dan data dikumpulkan dari
responden dengan menggunakan kuesioner tingkat kecemasan STAI dan lembar
observasi.Hasil Penelitian uji Chi Square diperoleh nilai signifikan p = 0,003 <
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian informed
consent dengan tingkat kecemasan pasien preoperasi kategori status fisik ASA I-II
di Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien yang dirawat di IGD dengan
rencana tindakan operasi cito, Pasien pre operasi kategori status fisik I-II ASA,
pasien usia dewasa (18-60 tahun), bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi
pada penelitian ini adalah : pasien tidak sadar, pasien dengan gangguan jiwa.
Dalam pengambilan sampel penelitian sesuai dengan kriteria inklusi, didapati 30
responden.

Dalam penelitian ini didapatkan sebagian besar pemberian informed consent


dengan kategori baik memiliki tingkat kecemasan ringan. Sedangkan pemberian
informed consent dengan kategori kurang baik memiliki tingkat kecemasan berat.
Sehingga dapat dikatakan bahwa ketika informed consent diberikan dengan baik
tingkat kecemasan pasien akan berkurang, sedangkan jika pemberian informed
consent kurang baik tingkat kecemasan pasien akan meningkat.

JURNAL 3

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN


TINGKAT KECEMASANPADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG
WIJAYA KUSUMA RSUD DR. R SOEPRAPTO CEPU

Untuk mengurangi kecemasan dapat diatasi dengan menggunakan tehnik


relaksasi, salah satunya adalah dengan relaksasi otot progresif.Tujuan umum
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien preoperasi di Ruang Wijaya
Kusuma RSUD Dr. R Soeprapto Cepu. Jenis penelitian dengan menggunakan
Quasi-Experimentone group pre test post test design. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive samplingdengan sampel sejumlah 25
responden.Penelitimenggunakan lembar observasi untuk relaksasi otot progresif.
Sedangkan pengukuran tingkat kecemasan menggunakan skala HARS (Hamilton
Anxienty Rating Scale).Hasil uji Marginal Homogenitydidapatkan nilai p 0,000
(<0,05) yang berarti ada pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan
tingkat kecemasan pada pasien preoperasi di Ruang Wijaya Kusuma RSUD Dr. R
Soeprapto Cepu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan menurut Stuart (2007) dan Tomb


(2004), antara lain :

1. Faktor Predisposisi yang meliputi :interpersonal, teori interpersonal, teori


perilaku, teori kajian keluarga dan teori biologis.

2. Faktor PresipitasiFaktor presipitasi yangmempengaruhi kecemasan menurut


Stuart (2007) dan Tomb (2004), yaitu :
a. Faktor Eksternal yang meliputi : ancaman integritas diri, ancaman sistem diri

b. Faktor Internal yang meliputi :potensial stressor, maturitas, pendidikan, respon


koping, status sosial ekonomi, keadaan fisik, tipe kepribadian, lingkungan dan
situasi, dukungan social, usia dan jenis kelamin.

Berdasarkanhasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar tingkat


kecemasannya adalah dengan cemas berat sebanyak 15 responden (60%).Hal ini
dikarenakan operasi merupakan tindakan invasif yang dapat memunculkan
kecemasan karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan bahkan jiwa
seseorang, dan diapatkan hasil dengan cemas ringan sebanyak 12 responden
(48%).Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh kekhawatiran pasien preoperasi
yang harus menunggu jadwal operasi, waktu persiapan operasi yang lama dapat
menjadikan respon cemas pasien muncul. Terdapat beberapa responden yang skor
kecemasannya tidak mengalami penurunan berada pada rentang usia 36-50 tahun
yang menurut pendapat Feist (2009) usia responden selaras dengan kematangan
psikologi individu berpengaruh terhadapkecemasannya.

berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji Marginal Homogenity


didapatkan nilai p 0,000 (<0,05) sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada
pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat kecemasan pada
pasien preoperasi di Ruang Wijaya Kusuma RSUD Dr. R Soeprapto Cepu. Hasil
penelitian bahwa terapi relaksasi otot progresif mempunyai pengaruh menurunkan
tingkat kecemasan pada lansia .
DARTAR PUSTAKA

Maria Dagobercia Uskenat, Sri Puguh K, Achmad Solechan , 2012. PERBEDAAN


TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DENGAN GENERAL
ANESTESI SEBELUMDAN SESUDAH DIBERIKAN RELAKSASI OTOT
PROGNESIF DI RS PANTI WILASA CITARUM
SEMARANG
:http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/view/64

Friscilia Imelda Engel, Budikasi Mulyadi, Reginus Malara, 2015.HUBUNGAN


PEMBERIAN INFORMED CONSENT DENGAN TINGKAT KECEMASAN
PASIEN PREOPERASI KATEGORI STATUS FISIK I-II EMERGENCY
AMERICAN SOCIETY OF ANESTHESIOLOGISTS (ASA) DI INSTALASI
GAWAT DARURATRSUP PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO:https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/9595

Kurniati puji lestari,AsihYuswiyanti, 2015.PENGARUH RELAKSASI OTOT


PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASANPADA
PASIEN PRE OPERASI DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSUD DR. R
SOEPRAPTO CEPU:https://jurnal.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai