Perencanaan Manajemen
Energi
37
Tabel 3-1 Langkah Perencanaan untuk Menyusun Program
A. Tahap Inisiasi
1. Komitmen manajemen terhadap program manajemen energi
2. Penunjukan kordinator manajemen energi
3. Membentuk komite manajemen energi dari perwakilan departemen &
bagian utama pabrik/mesin
C. Tahap Implementasi
1. Menetapkan tujuan efektivitas energi bagi organisasi & bagian
pabrik/mesin
2. Menentukan kebutuhan investasi modal & prioritasnya
3. Menyusun pengukuran & prosedur laporan. Memasang peralatan
pemantau & perekam yg dibutuhkan
4. Membakukan prosedur pelaporan rutin bagi manajer & memublikasikan
(Gambar perjalanan energi)
5. Membina kesadaran berkelanjutan & keterlibatan personil
6. Memberikan tinjauan & evaluasi periodik seluruh program manajemen
energi
38
Suatu perhimpunan pada sekelompok rumah sakit sangat
mengenali bahwa program manajemen energi dapat mengurangi biaya
operasional. Barangkali lebih penting bahwa program seperti tersebut
layak bagi rumah sakit untuk mengendalikan biaya sehingga
mempunyai implikasi politis, sekalipun biaya energi merupakan
sebagian kecil dari total biaya operasional. Kemungkinan awal
program berasal dari bagian perawatan atau produksi, bila karyawan
lapangan memedulikan peluang penghematan energi.
39
bagian atau penyelia di lapangan tentang kebutuhan program baik dari
segi pasokan maupun segi ekonomis. Berikutnya giliran komite
mengambil langkah untuk memberitahukan karyawan produksi tentang
kebutuhan program dengan penekanan pada upaya mengurangi
pemborosan daripada sekadar “mematikan lampu”.
Presiden Direktur
Moch. Johansyah
Pengawas Kordinator
Tulus Budiman Haris Pasaribu
Divisi Plastik Divisi Elektronik Divisi Logam Teknik & Pembangkit Listrik
40
membentuk komite manajemen energi yang terdiri dari kordinator
manajemen energi yang ditunjuknya dan perwakilan dari setiap divisi
perusahaan, bagian teknik dan perawatan pabrik, serta pusat
pembangkit tenaga.
41
Wali Kota
Totok Binawanto
42
Pertama kali ditinjau dulu metoda dan tujuan analisis historis
penggunaan energi. Surve historis dapat dikumpulkan dari rekening
PLN, rekaman pabrik, statistik produksi, atau sumber data lain yang
tersedia. Tujuannya yaitu untuk memahami kecenderungan
penggunaan energi jangka pendek dan jangka panjang; berapa basis
acuan penggunaan energi untuk program manajemen energi
diharapkan akan memodifikasinya. Seperti apakah pola penggunaan
energi di masa lalu dan seberapa jauh hal itu bermakna untuk program
manajemen energi.
43
Energi 1 fasa
(kWh x 103)
600
400
200
0
Jan
Feb
Jun
Sep
Mrt
Mei
Jul
Agt
Okt
Apr
Des
Nov
(a) Penggunaan listrik satu fasa di industri
Energi 3 fasa
(kWh x 103)
600
400
200
M…
N…
0
Feb
Sep
Mrt
Jul
Agt
Okt
Apr
Des
Jan
Jun
Agt
Okt
Apr
Feb
Jun
Sep
Nov
Des
Mei
Jul
Jan
44
Suatu contoh memberikan gambaran sebagian pokok tersebut.
Gambar-3.3 menyajikan riwayat penggunaan energi pada pabrik kecil.
Tampak ada puncak listrik musim kemarau dan puncak gas musim
hujan. Orang mungkin bertanya “Apakah hal itu bertalian dengan
penggunaan energi untuk proses ataukah untuk pengondisi udara?”
Puncak musim kemarau dapat disebabkan keluaran pabrik lebih besar
atau jam kerja lebih lama. Atau mungkin itu disebabkan penggunaan
pengondisi udara. Ini mencerminkan wilayah untuk penyelidikan lebih
lanjut.
45
sama, perlu hati-hati membandingkan tanpa mempertimbangkan
dampak cuaca pada penggunaan energi.
46
Beberapa fasilitas perlu instrumen pengukuran untuk memberikan
rincian penjabaran penggunaan energi di seluruh pabrik.
800
700
600
500
400
300
2003 2004 2005 2006 2007 2008
10xGBTU/thn MBTU/orang-thn
47
penggunaan ditaksirkan berlebbihan. Pilihan untuk penggunaan energi
lebih efisien ditandai selama audit, dan diselidiki lebih lanjut selama
tahap analisis dan teknis.
48
1) Pilihan operasi dan perawatan
2) Pilihan penyehatan kembali dan modifikasi
3) Pilihan desain baru atau konstruksi utama
49
lebih besar dengan akses modal mungkin nyaman dengan periode dua
atau tiga tahun. Dinas pemerintah tertentu barangkali menganggap
layak periode tiga sampai sepuluh tahun. Manajer energi perlu
menyusun kriteria yang dapat diterima oleh manajemennya di awal
proses.
50
melaporkan balik kepada para manajer penggunaan untuk tahun
basisnya (2003), penggunaan aktual selama dua tahun terakhir,
penggunaan tahun yang sedang berjalan. Semua itu dilukiskan pada
sasaran bulanan yang diatur untuk mencerminkan variasi musim.
Tabel-3.2 melaporkan biaya dan kWh bulanan serta tahun-yang
bertalian.
500
450
400
Watt/m2
350
300
250
200
Mrt
Mei
Jul
Apr
Des
Jan
Feb
Jun
Sep
Nov
Agt
Okt
51
Tabel 3-2 Pelacakan Energi pada Toserba Besar
Bln Indikator Target Capaian
Bln 9,000 11,000
kWh
Thn 9,000 11,000
Jan
Bln 8,100,000 9,900,000
Rp
Thn 8,100,000 9,900,000
Bln
kWh
Thn
Feb
Bln
Rp
Thn
Bln
kWh
Thn
Mar
Bln
Rp
Thn
Bln
kWh
Thn
Apr
Bln
Rp
Thn
Bln
kWh
Thn
Mei
Bln
Rp
Thn
Bln
kWh
Thn
Jun
Bln
Rp
Thn
Bln
kWh
Thn
Jul
Bln
Rp
Thn
Bln
kWh
Thn
Agu
Bln
Rp
Thn
Bln
kWh
Thn
Sep
Bln
Rp
Thn
Bln
kWh
Thn
Okt
Bln
Rp
Thn
Bln
kWh
Thn
Nov
Bln
Rp
Thn
Bln
kWh
Thn
Des
Bln
Rp
Thn
52
Pokok ketiga perlu ditekankan karena sangat bergantung
manusianya yang percaya pada keajaiban teknis yang dianggapnya
dapat menghemat semua energi dan uang. Pengalaman menunjukkan
bahwa peralatan lebih efisien dan perbaikan proses hanyalah setengah
dari perjuangan. Unsur manusianya sangat penting, dan seringkali
dilewatkan begitu saja. Sesunguhnya sedikit perbedaan seberapa
efisien peralatan dan mesin jika karyawan operasional,
Pada akhirnya program harus berhasil. Hal itu harus ditinjau secara
berkala untuk menentukan kekuatan dan kelemahannya. Hal itu juga perlu
luwes, sanggup menyesuaikan kondisi ekonomis yang berubah (inflasi energi
dan bahan bakar) dan kebutuhan program yang berubah (tambahan gedung
baru, gedung lama dirobohkan).
53
3.6 Rangkuman
3.7 Evaluasi
54