Anda di halaman 1dari 16

KARAKTERISTIK DAN MACAM GERAK

Disusun Oleh :
1. Alya Khusnul Qotimah 203131004
2. Laila Khusna 203131015
3. Annisa Salsabila R. 203131026

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. yang telah memberikan
nikmat serta hidayahNya, terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Karakteristik dan Macam Gerak” pada
mata kuliah Perkembangan Motorik dan Seni Sholawat serta salam kami
sampaikan kepada Nabi besar Nabi Muhammad saw. Yang telah memberikan
pedoman hidup yaitu Al-Qur’an serta sunnah untuk keselamatan umatnya di dunia
ini.

Tujuan dari dibuatnya makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Perkembangan Motorik dan Seni di program studi Pendidikan Islam Anak Usia
Dini pada Universitas Islam Negeri Raden Mas said. Selanjutnya kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur hasanah, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Perkembangan Motorik dan Seni dan kepada segenap
pihak yang sudah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari jika terdapat banyak kekurangan di dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 5 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL1
KATA PENGANTAR2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN4
Latar Belakang4
Rumusan Masalah5
Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN6
Karakteristik keterampilan gerak AUD6
Prinsip Perkembangan Motorik AUD11
Gerak Lokomotor13
Gerak NonLokomotor16
Gerak Manipuatif……………………………………………………………………………………………………..

BAB II KESIMPULAN19
Kesimpulan19
Saran 19
DAFTAR PUSTAKA20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan


yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Wiyani dan
Barnawy, 2012:32).

Pembelajaran pada anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan


seluruh potensi anak, kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan
agama serta seni secara optimal, agar kelak dapat berfungsi sebagai
manusia utuh sesuai dengan falsafah bangsa. Landasan konseptual
pendidikan seni adalah pendidikan kesenian merupakan pendidikan
ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan apresiasi estetik
yang diharapkan dapat membentuk kepribadian manusia seutuhnya
seimbang baik secara lahir maupun batin, jasmani maupun rohani.
Pendidikan seni berupaya untuk memberikan kegiatan pembelajaran yang
akan menghasilkan kemampuan dan ketrampilan pada anak.

Pada usia tersebut anak mempunyai potensi yang sangat besar


untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangannya, termasuk
perkembangan keterampilan motorik sebagai perkembangan dari unsur
kematangan dan pengendalian gerak tubuh (Samsudin dikutip Wulan
Anjas, 2015:17). Kemampuan motorik terbagi menjadi dua yaitu motorik
kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah aktivitas dengan
menggunakan otot-otot besar yang meliputi gerak dasar lokomotor, non
lokomotor dan manipulatif sedangkan yang dimaksud dengan motorik
halus adalah kemampuan anak prasekolah beraktivitas menggunakan otot
otot halus (otot kecil) Keterampilan gerak dasar lokomotor adalah gerakan

4
berpindah tempat dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah
tempat. Keterampilan gerak dasar lokomotor di antaranya berjalan, berlari,
melompat, dan meloncat (Sujiono, 2013:3). Untuk meningkatkan
keterampilan gerak dasar lokomotor perlu dukungan lingkungan belajar
yang kondusif bagi perkembangan potensi anak, baik di lingkungan dalam
(indoor) maupun luar (outdoor)

Pada pembelajaran anak usia dini kompetensi keterampilan lebih


difokuskan pada pengalaman eksplorasi anak untuk melatih kemampuan
sensorik dan motorik, bukan menjadikan anak mahir atau ahli. Gerakan
halus dan kasar dari ketrampilan tubuh dapat diwujudkan dalam kegiatan
bermain. Salah satu kegiatan bermain yaitu melalui gerak dan lagu serta
tari anak, karena pada dasarnya anak-anak menyenangi musik dan
kegiatan menari.

Kompetensi kreativitas meliputi ranah kognitif, afektif, dan


psikomotorik yang terlihat dari produk atau hasil karya dan proses dalam
bersibuk diri secara kreatif . Pembelajaran apresiasi seni gerak untuk anak
usia dini disampaikan tidak hanya sebatas pengetahuan saja, namun
melibatkan pengalaman anak dalam proses mengamati, mengalami,
menghayati, menikmati dan menghargai secara langsung aktivitas berolah
seni.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik keterampilan gerak AUD?
2. Apa saja prinsip perkembangan motori AUD?
3. Apa yang dimaksud gerak lokomootor?
4. Apa yang dimaksud gerak nonlokomotor?
5. Apa yang dimaksud gerak manipulatif
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik keterampilan gerak AUD
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip perkembangan motorik AUD.
3. Untuk mengetahui apa itu gerak lokomotor

5
4. Untuk mengetahui apa itu gerak nonlokomotor
5. Untuk mengetahui apa itu gerak manipulatif

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karaktristik Keterampilan Gerak AUD
Pada masa Usia Dini ketrampilan motorik kasar dan halus sangat
pesat perkembangannya, karena pada umumnya anak usia dini sangat
aktif. Anak-anak memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat
menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri, karena otot-otot besar lebih
berkembang dari pada kontrol terhadap tangan dan kaki, sehingga belum
dapat melakukan kegiatan yang rumit.
Menurut Awi Muhadi Wijaya (2009:67) masa kecil sering disebut
sebagai saat ideal untuk mempelajari ketrampilan motorik dengan alasan
sebagai berikut:
a. Tubuh anak lebih lentur ketimbang tubuh orang dewasa sehingga anak
lebih mudah menguasai ketrampilan motorik.
b. Anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan
keterampilan yang baru dipelajarinya, sehingga anak akan mempelajari
keterampilan baru dengan lebih mudah.
c. Secara keseluruhan anak lebih berani mencoba pada saat kecil ketimbang
setelah besar. Oleh karena itu mereka berani mencoba sesuatu yang baru, sehingga
menimbulkan motivasi yang diperlukan untuk belajar.
Untuk membantu dalam memahami keahlian gerak dasar dalam
melakukan suatu kewaajiban beberapa sistem klasifikasi atau taksonomi
harus membuat organissasi keahlian gerak berdasarkan keadaan mereka.
Keterampilan gerak kasar dan halus digunakan dalam penyesuaian
pendidikan jasmani dan perkembangan gerak, dimana di dalam sistem
klasifikasi ini terdapat perbedaan antara keduannya, yaitu :
a. Keterampilan gerak halus, yaitu keterampilan gerak yang meliputi gerakan
normal dan kemudian disempurnakan dengan menggunakan kekuatan otot yang
kecil.
b. Keterampila Gerak Kasar, yaitu keterampilan gerak yang menekankan
pada ketelitian dan tipe gerakan dengan memanfaatka keluasan anggota badan.

7
Taksonomi kedua tentang klasifikasi keterampilan di bagi dalam 3
kategori di samping strukstur dasar,yaitu :
a. Keluasan keterampilan, yaitu keterampilan memulai dan mengakhiri suatu
nilai.
b. Keterampilan bersambung, suatu keterampilan gerak yang menyusun
angka dalam gerak yang luas di mana penampilan yang utuh sangat penting untuk
mencapai hasil.
c. Keterampilan lanjutan, suatu keterampilan yang memulai dan mengakhiri
etiap nilai atau menenttukan beberapa faktor lingkungan dan mneyelesaikannya
sendiri.
Taksonomi ketiga, yaitu dalam memperkirakan lingkungan suatu
keteramilan yang berkelanjutan dan dapat merubah tinggi dan rendahnya
suatu perkiraan diantaranya :
a. Keterampilan tertutup, keterampilan untuk memilih objek untuk
melakukan suatu tindakan di dalamnya.
b. Keterampilan terbuka, keterampilan gerak di mana penampilan tidak
dapat di prediksi selama masih ada perubahan lingkungan

B. Prinsip Perkembangan Motorik AUD

Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan


baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan, dan
perlakuan gerak yang sesuai dengan masa perkembangannya. Proses
perkembangan motorik cenderung bersifat terus menerus dari mulai kepala
sampai ke kaki. Jadi, pada prinsipnya rangkaian perkembangan motorik
hingga gerak yang tertata sangat bergantung pada faktor kematangan dan
integrasi system syaraf dan system kerangka otot.

Perkembangan motorik biasanya menunjukan pola yang khas.


Dimasa-masa awal, kemajuan yang diperoleh biasanya berlangsung pesat,
tetapi di masa-masa berikutnya kemajuan hanya bergerak secara bertahap.

8
Dorongan kegiatan fisik merangsang semua proses fisiologis, seperti
sirkulasi, pemapasan, dan pengeluaran. Kebiasaan makan akan diperbaiki
dan kesegaran akan muncul bila aktivitas ini dilakukan anak-anak dengan
baik. Selain itu aktivitas fisik juga memiliki nilai yang akan terlihat di
masa mendatang, yaitu mempertinggi emosional, kreatif dan area
intelektual meningkat lebih baik.

Studi yang dilakukan mengenai umur dan urutan perkembangan


motorik menghasilkan 5 prinsip perkembangan motorik, yaitu sebagai
berikut :

1. Perkembangan Motorik Bergantung pada Kematangan Otot dan Saraf.

Gerakan terampil belum dapat dikuasai anak sebelum


mekanisme otot anak berkembang optimal. Selama masa kanak-
kanak, otot berbelang (striped muscle) atau striated muscle yang
mengendalikan gerakan sukarela berkembang dalam laju yang
agak lambat. Sebelum anak cukup matang, tidak mungkin ada
tindakan sukarela yang terkoordinasi.

2. Belajar Keterampilan Motorik Tidak Akan Terjadi Sebelum Anak Matang

Sebelum sistem saraf dan otot berkembang dengan baik,


upaya untuk melatih gerakan terampil bagi anak akan sia-sia
meskipun bila upaya tersebut diprakarsai oleh anak sendiri.
Pelatihan yang dilakukan sebelum kematangan anak mungkin
akan menghasilkan beberapa keuntungan sementara, namun dalam
jangka panjang pengaruhnya tidak akan berarti atau nihil.

3. Perkembangan Motorik Mengikuti Pola yang dapat Diramalkan

Perkembangan motorik mengikuti prinsip arah


perkembangan (baca kembali Kegiatan Belajar 1) dan pola
perkembangan motorik yang dapat diramalkan terbukti dari
adanya perubahan kegiatan massal ke kegiatan khusus. Dengan

9
matangnya mekanisme urat saraf, kegiatan massal digantikan
dengan kegiatan yang spesifik dan secara acak gerakan kasar
membuka jalan untuk memperhalus gerakan yang hanya
melibatkan otot dan anggota badan yang tepat.

4. Perkembangan Motorik Dimungkinkan untuk dapat Ditentukan


Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat
diramalkan berdasarkan umur dan rata-rata adalah mungkin untuk
menentukan norma bentuk kegiatan motorik berikutnya. Norma
tersebut dapat digunakan oleh pendidik untuk menentukan harapan
terhadap suatu kemampuan dan pada usia berapa kemampuan
tersebut dapat muncul.

5. Perbedaan Individu dalam Laju Pertumbuhan Motorik


Meskipun terdapat pola untuk perkembangan motorik secara umum,
namun pada dasamya setiap individu memiliki laju pertumbuhan yang berbeda
antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Kecepatan pertumbuhan setiap
anak dipengaruhi banyak faktor baik dari dalam diri anak itu sendiri juga faktor
keturunan dan faktor lingkungan turut mempengaruhi laju pertumbuhan motorik
seorang anak.

C. Gerak Lokomotor

Gerak lokomotor merupakan suatu gerakan yang ditandai dengan


adanya perpindahan tempat seperti jalan lari, melompat, dan mengguling.
Gerakan ini biasanya membuat anak merasa senang melakukannya. Gerak
lokomotor ini bisa dimodifikasi menjadi permainan anak sehingga tanpa
disadari anak akan melakukan gerak lokomotor.
Gerak dasar lokomotor adalah suatu pola keterampilan gerak dasar
kompleks, spesifik, dan mempunyai irama gerak yang teratur. Gerak
lokomotor adalah gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat
yang lain. Keterampilan gerak lokomotor terdiri dari berjalan, melompat,
mengguling, dan lain-lain. Smith & Pellegrini (2013) menyatakan bahwa

10
permainan lokomotor terdiri dari bermain (lari, medaki) yang melibatkan
aktivitas tubuh yang didukung oleh otot, kekuatan, daya tahan dan
keterampilan. Untuk beberapa keterampilan gerak lokomotor hal yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Berjalan
Berjalan adalah gerakan alamiah yang dilakukan oleh setiap individu.
Berjalan yang dilakukan oleh orang dewasa dipelajari semenjak
anak-anak. Kegiatan untuk mempelajari cara berjalan yang baik
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain adalah :
a. Berjalan dengan melihat pada suatu objek/gambar ynag
ditempel di papan tulis. Kegiatan ini dapat membantu anak
untuk meningkatkan kemampuan berjalan dengan badan
tegak. Dengan posisi badan yang tegak akan mudah anak
untuk mengkondisikan langkah yang panjang.
b. Berjalan pada satu garis lurus. Anak diberikan pelajaran
untuk berjalan pada satu garis lurus memungkinkan anak
untuk dapat mengarahkan ujung jari kakinya mengarah ke
depan. Kondisi seperti ini membantu anak untuk
meningkatkan efisiensi jumlah langkah yang dilakukan
dalam menempuh suatu jarak tertentu.
c. Berjalan menggunakan ujung kaki. Berjalan menggunakan
ujung kaki dimaksudkan untuk membantu proses penolakan
menjadi lebih cepat dan lebih efisien dibandingkan dengan
menggunakan seluruh telapak kaki saat menolak atau
melangkah.
2. Berlari
Berlari adalah gerak dasar manusia dalam kehidupan
sehari-hari karena banyak aktivitas permainan yang harus
dilakukan oleh anak dengan berlari. Namun demikian sikap lari
yang baik harus dipelajari oleh anak dengan baik. Untuk

11
mendapatkan teknik berlari yang baik maka perlu dilatihkan
bentuk-bentuk pembelajaran lari antara lain adalah :
a. Berlari langkah pendek. Gerakan yang sederhana dari
pergerakan ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan
untuk meluruskan lutut pada saat berlari. Selain itu juga
gerakan ini membantu anak untuk merasakan saat
melakukan tolakan dengan ujung kaki.
b. Berlari dengan langkah yang variasi. Berlari dengan
langkah yang bervariasi, yaitu langkah yang pendek
maupun langkah yang panjang serta langkah yang standar.
Kegiatan tersebut bisa memberikan pengalaman kepada
anak bagaimana dia merasakan ketika harus melakukan
gerakan berlari dengan langkah panjang, dengan langkah
pendek, maupun dengan langkah standar.
c. Berlari dengan mengikuti bentuk tertentu (lingkaran,
segitiga, angka 8, dll). Formasi atau bentuk lintasan yang
diciptakan oleh guru merupakan suatu hal yang membantu
anak untuk mengalami kondisi ketika lintasan yang harus
ditempuh anak bervariasi. Misalnya melompat dengan satu
kaki satu langkah ke depan, melompat dengan kedua kaki
pada suatu bidang.
3. Melompat
Bentuk gerakan lokomotor yang lain adalah gerakan
melompat. Gerakan melompat adalah gerakan lokomotor yang
mesti dimiliki oleh anak untuk kebutuhan dirinya dalam berbagai
aktivitas di kemudian hari.
D. Gerak Dasar Nonlokomotor
Gerak dasar nonlokomotor disebut juga sebagai gerak stabilitas.
Pergerakan ini adalah pergerakan tanpa berpindah posisi atau tetap dalam
posisi yang stabil. Tujuan utama melakukan gerakan nonlokomotor adalah
untuk melatih keseimbangan agar tidak mudah terjatuh, serta tetap

12
bertahan walau dalam posisi yang tidak sempurna. Berikut merupakan
aktivitas yang dapat dilakukan untuk melatih gerak dasar nonlokomotor.
1) Melempar
Melempar merupakan gerak dasar yang mengarah ke suatu
benda, yang dipegang dengan cara mengayunkan ke arah tertentu.
Tujuannya adalah melatih keterampilan motorik dalam
menggunakan alat. Untuk melakukan kegiatan melempar, dapat
mempraktikkannya dengan menggunakan bola yang dilempar ke
segala arah, misalnya :
a. Melempar bola sejauh-jauhnya melalui atas kepala
b. Melempar ke sasaran yang telah ditentukan
c. Melempar dari samping
d. Melempar dari belakang melalui bawah badan dan samping
badan
e. Menggelindingkan bola
f. Melempar dengan dua tangan
2) Memutar tubuh
Gerak memutar tubuh dapat dilakukan hanya dengan
mengubah posisi kaki sehingga posisi tubuh akan menghadap ke
arah yang berbeda.
3) Membungkukkan badan
Menggerakkan otot-otot yang ada disekitar sendi tempat
dua bagian bertemu. Ini merupakan bentuk menekuk tubuh dari
posisi lurus ke kurva.
4) Gerakan mengangkat
Gerakan mengangkat bisa dilakukan dengan mengangkat
bagain tubuh secara bergantian, misalnya mengangkat kedua
tangan, mengangkat satu kaki.
E. Gerak Manipulatif
Gerak dasar yang memungkinkan anak dapat mengenali
dan mengontrol objek yang ada di luar dirinya di sebut gerak

13
manipulatif. Menurut Samsudin kemampuan manipulatif
dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam
obyek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan
dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan
Sependapat dengan Samsudin, Kamtimi dan Kusni
mengemukakan bahwa: “Gerak manipulatif adalah gerak yang
melibatkan tindakan mengontrol suatu objek khususnya tangan dan
kaki misalya melempar degan satu tangan diatas bahu, melempar
dengan satu tangan dibawah, dan menangkap, dan menendang,
atau menyepak bola”. Sedangkan gerak manipulatif menurut
Malina adalah gerak gerak dimana objeknya bergerak seperti
dalam lempar, tangkap, menggiring, menendang, dan variasi gerak
tersebut diatas.
Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif terdiri dari:
gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang), gerakan
menerima (menangkap) obyek. Aktivitas gerak manipulatif sesuai
dengan perkembangan anak usia dini, gerakan manipulatif sangat
mudah dilakukan oleh anak laki-laki maupun anak perempuan anak
usia dini Pada anak usia dini mereka senang melakukan aktivitas
seperti melempar, menangkap, menggelingkan, memantul-
mantulkan, menendang, mendorong.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada masa Usia Dini ketrampilan motorik kasar dan halus sangat
pesat perkembangannya, karena pada umumnya anak usia dini sangat
aktif. Anak-anak memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat
menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri, karena otot-otot besar lebih
berkembang dari pada kontrol terhadap tangan dan kaki, sehingga
belum dapat melakukan kegiatan yang rumit.

Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, status


kesehatan, dan perlakuan gerak yang sesuai dengan masa
perkembangannya. Proses perkembangan motorik cenderung bersifat
terus menerus dari mulai kepala sampai ke kaki. Jadi, pada prinsipnya
rangkaian perkembangan motorik hingga gerak yang tertata sangat
bergantung pada faktor kematangan dan integrasi system syaraf dan
system kerangka otot.

Gerak lokomotor merupakan suatu gerakan yang ditandai


dengan adanya perpindahan tempat, Beberapa keterampilan gerak
lokomotor hal yang harus diperhatikan adalah berjalan, berlari, dan
melompat. Gerak dasar nonlokomotor disebut juga sebagai gerak
stabilitas. Tujuan utama melakukan gerakan nonlokomotor adalah
untuk melatih keseimbangan agar tidak mudah terjatuh, serta tetap
bertahan walau dalam posisi yang tidak sempurna. Aktivitas yang
dapat dilakukan untuk melatih gerak dasar nonlokomotor adalah
melempar, memutar tubuh, membungkukkan badan, dan mengangkat.
Gerak manupulatif adalah gerak dasar yang memungkinkan anak
dapat mengenali dan mengontrol objek yang ada di luar dirinya. Pada
anak usia dini mereka senang melakukan aktivitas seperti melempar,
menangkap, menggelingkan, memantul-mantulkan, menendang,
mendorong

15
DAFTAR PUSTAKA

Soesilo, Tritjahjo Dannyi dkk. 2018. Konsep Dasar Perkembangan anak Usia
Dini. Salatiga:Satya Wacana University Press.

Amatullah, Luthfiana. 2009. Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lokomotor


Melalui Permainan Outbond Pada Anak Kelompok di TK Islam Az-Zahra
Palembang. Jurnal tumbuh Kembang. Universitas Sriwijaya

Coker, Cheryl A. 2018. Motor Learning and Control for Practitioners. New York.
Routledge taylor & Francis Group Mada.

Wulan, Dwi Septi Anjas. 2015. Peningkatan Kemampuan Gerak Lokomotor


Melalui Permainan Lari Estafet Modifikasi. Jurnal Pendidikan Usia Dini.
Vol. 1

Wulandari, Retno Tri. 2019. Pembelajaran Oleh Gerak dan Tari Sebagai Sarana
Ekspresi dan Apresiasi Seni Bagi Anak Usia Dini. Makalah

Riska, Novita. 2020. Mengembangkan Motorik Kasar Melalui Gerak Manipulatif


Melempar bola Pada Anak usia Dini di TK Tunas Permata. Skripsi.
Lampung. Universitas Islm Negeri Raden Intan.

Yusuf Muslihin, Heri. 2018. Bagaimana Mnegajarkan Gerak Lokomotor Pada


Anak Usia Dini. Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2, No.1, 76-88

16

Anda mungkin juga menyukai