1 Rute kedatangan bangsa Eropa sampai Indonesia Portugis: Portugis -> Pantai barat Afrika -> Ujung selatan Benua Afrika -> pantai timur Afrika (T. Harapan) -> India (Kalkuta) -> Malaka (1511) -> Maluku (1512)
Spanyol:Spanyol mencapai Indonesia setelah
berlayar ke selatan melewati kepulauan Mindanao dan Cagayan menuju kepulauan Maluku (Tidore, Bacan dan Jailolo) di tahun 1521.
Belanda:dipimpin Corelis de Houtman
menggunanakan rute Portugis yaitu menyusuri pantai barat Afrika-T. Harapan-pantai timur Afrika-S. Hindia langsung menuju/mendarat di S. Sunda/Banten tahun 1568. -dipimpin Jacob van Neck 2 Latar belakang kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia: a. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani b. penemuan berbagai teknologi c. Melanjutkan Semangat perang salib d. Kaya akan rempah rempah
3 Perlawanan terhadap Portugis
a. Perlawanan Kerajaan Aceh Tokoh: Sultan Ali Mughayat Syah , Sultan Alaudin Riayat Syah al-Qahar, Sultan Iskandar Muda Usaha Aceh:Saat itu masyarakat Aceh berhasil mempertahankan diri dari pengaruh maupun desakan bangsa barat, termasuk Portugis. Salah satunya dengan tetap mengangkut rempah-rempah ke India dan Laut Merah, sekalipun Portugis melakukan serangan.Upaya Portugis dalam mencegah atau menghentikan pedagang Aceh tidak berhasil. Karena kapal milik Aceh lebih canggih, gesit dan dilengkapi senjata serta prajurit. Tidak hanya itu, Aceh juga meminta bantuan dari Turki serta India. b. Perlawanan Kerajaan Ternate: Tokoh: Sultan Hairun, Sultan Baabullah Latar belakang: Pada 1565, rakyat Ternate di bawah kepemimpinan Sultan Hairun melakukan perlawanan terhadap Portugis. Untuk membendungnya, Portugis menggunakan cara licik untuk menangkap dan membunuh Sultan Hairun. Hal ini semakin membuat rakyat Ternate marah. Saat Sultan Baabullah memimpin perlawanan tersebut, mereka berhasil menahan dan merebut benteng milik Portugis.
Orang Portugis yang ditawan akan dibebaskan
oleh Sultan Baabullah jika bangsa Portugis meninggalkan Ternate. Akhirnya Portugis meninggalkan Ternate dan menetap di Timor Timur hingga 1975. Perlawanan terhadap VOC a. Perlawanan K. Mataram: Tokoh: Sultan agung dan Tumenggung Baurekso Alasan kegagalan: VOC membakar semua persediaan makanan para tentara Mataram b. Perlawanan K Makasar Tokoh: Sultan Hasanuddin Diakhiri dengan perjanjian dan isi singkat: VOC mendapatkan wilayah yang direbut selama perang Bima diserahkan kepada VOC Kegiatan pelayaran para pedagang Makassar dibatasi di bawah pengawasan VOC Penutupan Makassar sebagai bandar perdagangan dengan bangsa Eropa, selain VOC, dan monopoli oleh VOC Alat tukar/mata uang yang digunakan di Makassar adalah mata uang Belanda Pembebasan cukai dan penyerahan 1.500 budak kepada VOC c. Perlawanan K. Maluku Tokoh: Kakiali,Talukabesi dan saidi Akhir:.Meski perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh VOC dengan cepat, hal itu tetap menunjukkan bahwa bangsa Indonesia tidak tinggal diam dijajah.
Kemudian pada 1650, Saidi mempimpin
perlawanan rakyat Maluku.
Perlawanan terhadap VOC juga terjadi di
Tidore, dengan dipimpin oleh Sultan Nuku. 4 Tujuan VOC: Menghindari persaingan tidak sehat antara sesame kelompok / Kongsi Pedagang Belanda yang telah ada. Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang negara lain Kebijakan VOC: a.Melakukan monopoli perdagangan b.Membentuk angkatan perang sendiri c.Melakukan peperangan d.Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat e.Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri f.Mengangkat pegawai sendiri
Dibubarkan tanggal 31 Desember 1779
Alasan dibubarkannya VOC mengalami kebangkrutan disebabkan karena para pegawai VOC terjangkit penyakit korupsi karena menginginkan kehormatan dan kemewahan sesaat sehingga beban VOC semakin berat, akhirnya VOC mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dinyatakan bubar.
5 Kebijakan masa Gubernur Jendral Daendels:
Usaha-usaha yangdilakukan Daendels dalam bidang Hankam yaitu: a.Membangun benteng-benteng pertahanan baru. b.Membangun pangkalan AL di Anyer dan Ujung Kulon. c.Meningkatkan jumlah tentara dengan mengambil orang-orang pribumi. d.Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan Dalam pemerintahan Daendela dalam bidang sosial ekonomi yaitu: a.Meningkatkan usaha pemasukan uang dengan cara pemungutan pajak. b.Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran dunia. c.Rakyat diharuskan melaksanakan penyerahan wajib hasil pertaniannya. d.Melakukan penjualan tanah-tanah kepada pihak swasta Alasan dipecat: Daendels diberhentikan sebagai gubernur jendral karena selama dia menjual tanah pertanian rakyat demi kepentingan sendiri.selain itu Daendels juga membuat penderitaan rakyat semakin besar sehingga memicu lahirnya berbagai perlawanan melawan pemerintah kolonial Belanda 6 Kebijakan Rafles a Segala bentuk kerja rodi dan penyerahan wajib dihapus, diganti penanam bebas oleh rakyat. b.Peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan para bupati dimasukan sebagai bagian pemerintah colonial c Atas dasar pandangan bahwa tanah itu milik pemerintah maka rakyat penggarap dianggap sebagai penyewa 7 TANAM PAKSA Penggagas: Johannes Van den Bosch Latar belakang:Pemerintah Belanda dililit hutang luar negeri sehingga perlu biaya besar untuk membayarnya, Pemerintah belanda banyak mengeluarkan biaya untuk perang melawan Panngeran Diponegoro, perang padre dan perang diberbagai daerah Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak, Terjadi perang kemerdekaan Belgia yang diakhiri dengan pemisahan Belgia dari Belanda dari tahun 1830 Aturan tanam paksa: Peraturan tanam paksa sebetulnya masih ada sedikit sisi kemanusian dengan bukti yang diminta hanya seperlima tapi dalam pelaksanaannnya sangat tidak manusiawi karena terjadi penyimpangan-penyimpangan, yang disebabkan adanya cultur procenten (persentase dari hasil tanaman yang dapat dikumpulkan dan diserahkan) Pelaksanaan Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi waktu yang ditentukan Jatah tanah untuk tanah untuk tanaman yang berkualitas ekspor melebihi seperlima dari lahan garapan Lahan yang disediakan untuk tanaman wajib tetap dikenai pajak tanah Setiap kelebihan hsil panen tidak dikembalikan lagi pada petani Kegagalan panen tanaman wajib tetap menjadi tanggung jawab rakyat Dampak negatif bagi Indonesia: a. sawah dan ladang milik rakyat menjadi terbengkalai dan tidak menghasilkan panen yang bagus b. beban hidup masyarakat semakin berat c. penderitaan rakyat yang semakin panjang Dampak positif: a. rakyat Indonesia mengenal berbagai teknik menanam jenis jenis tanaman baru b. penyempurnaan fasilitas yang digunakan dalam proses tanam paksa Berakhir dengan keluarnya UU Agraria tahun Undang-Undang Agraria 1870 (bahasa Belanda: Agrarische Wet 1870) diberlakukan pada tahun 1870 oleh Engelbertus de Waal (menteri jajahan) sebagai reaksi atas kebijakan pemerintah Hindia Belanda di Jawa. Latar belakang dikeluarkannya Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) antara lain karena kesewenangan pemerintah mengambil alih tanah rakyat. Politikus liberal yang saat itu berkuasa di Belanda tidak setuju dengan Tanam Paksa di Jawa dan ingin membantu penduduk Jawa sambil sekaligus keuntungan ekonomi dari tanah jajahan dengan mengizinkan berdirinya sejumlah perusahaan swasta.
8 Politik penanaman modal swasta:
Pelaksanaannya diawali dengan keluarnya Undang-Undang a. Undang-Undang Agraria 1870 tentang: memastikan bahwa kepemilikan tanah di Jawa tercatat. Tanah penduduk dijamin sementara tanah tak bertuan dalam sewaan dapat diserahkan. UU ini dapat dikatakan mengawali berdirinya sejumlah perusahaan swasta di Hindia Belanda.
b. Undang-Undang Gula tantang: Undang-
undang Gula (bahasa Belanda: Suikerwet) yang disahkan pada tahun 1870 mengatur penghapusan kewajiban budidaya tebu kepada petani secara bertahap di Hindia Belanda.
Tahun 1872 selain dibangun pelabuhan-
pelabuhan, antara lain Tanjung Priok. dan pelabuhan rakyat kalimas Tahun 1873 Belanda membangun serangkaian jalan Ketera api antara lain : jalur kereta api Batavia - Buitenzorg dan stasiun bukit duri -Buitenzorg Akibat pelaksanaan usaha swasta ini bagi bangsa Indoseia yaitu Rakyat pribumi menderita Pertanian rakyat semakin merosot,Pelaksanaan kerja paksa masih terus dilakukan seperti pembangunan jalan raya, jembatan, jalan kereta api, saluran irigasi, benteng-benteng dan sebagainya. ... Dengan demikian rakyat tetap hidup menderita. 9 Penggagas: C.Th. van Deventer Isi Politik Etis : a.Irigasi (pengairan) yaitu pembangunan dan prasarana pengairan. b.Imigrasi yaitu mengajak penduduk untuk transmigrasi. c.Edukasi yaitu membangun sarana pendidikan dan pengajaran. kaitan politik etis dengan munculnya pergerakan nasional di Indonesia : Politik Etis ini melahirkan golongan terpelajar yang kemudian menjadi pendorong Kebangkitan Nasional Indonesia. Mereka inilah yang kemudian menjadi penggerak kebangkitan nasional yang kemudian menghasilkan kemerdekaan Indonesia 10 Perang Aceh: a. Tokoh: Ahmad Soebardjo,Cut Nyak Dhien, Iskandar muda, Tengku Umar b. Siasat yang digunakan T. Umar: berpura pura bekerja sama dengan Belanda dan perang gerilya c. Akhir: Setelah kematian Teuku Umar, Sultan dan Panglima Polem memutuskan untuk berpindah-pindah supaya tidak bernasib sama. Perang Padri a. Tokoh: Tuanku imam Bonjol,M.syahab b. Latar belakang:Perang Padri berlangsung di Sumatra Barat dan sekitarnya terutama di kawasan Kerajaan Pagaruyung dari tahun 1803 hingga 1838.[1] Perang ini merupakan peperangan yang pada awalnya akibat pertentangan dalam masalah adat sebelum berubah menjadi peperangan melawan penjajahan.: Perang Diponegoro a. Tokoh: p.diponegoro,kyai mojo, Sentot alibasah b. Siasat P. Diponegoro: dengan melakukan perang gerilya c. Siasat Belanda: dengan menggunakan sistem benteng stelsel Perang Pattimura a. Tokoh : kapitan Pattimura,Lucas Latumahina,Paulus Tiahahu b. Akhir perlawanan Pattimura: pada Desember 1817 Pattimura dihukum gantung di Ambon bersama 3 orang perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda Perang Banjar a. Tokoh: pangeran Hidayatullah, p.antasari b. Latar belakang: Perang Banjar[1] atau Perang Banjar-Barito atau Perang Kalimantan Selatan[2] adalah perang perlawanan terhadap penjajahan kolonial Belanda yang berlangsung antara tahun 1859-1905 yang terjadi di Kesultanan Banjar yang meliputi wilayah provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Perang Bali a. Tokoh:I Gusti Ketut Jelantik Latar belakang: Perang Bali disebut juga Perang Jagaraga terjadi pada tahun 1848. Perang tersebut berlangsung antara pasukan Belanda melawan pasukan Bali. Belanda memanfaatkan isu hak tawan karang, di mana raja-raja Bali dapat merampas kapal yang karam di perairannya, yang tak dapat disetujui oleh hukum internasional.