Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Permainan Tradisional


Menurut KBBI, kata “tradisional” memiliki makna menurut tradisi atau adat.
Dengan pengertian tersebut dan disandingkan dengan kata permainan, maka permainan
tradisional adalah permainan yang erat kaitannya dengan tradisi masyarakat setempat dan
sesuai dengan adat di suatu tempat. Seringkali menjadi ide lomba permainan ini diadakan
untun memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus tiap tahunnya.
Permainan tradisional biasanya memakai bahan dan barang-barang sederhana yang
banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari masyarakat. Misalkan kayu yang dibentuk,
tongkat kayu, batu bata, dan sejenisnya.
Sedangkan permainan modern biasanya dibuat dari bahan yang dibuat oleh pabrik
atau permainan yang erat kaitannya dengan kemajuan teknologi saat ini. Seperti halnya
mainan bricks, game di smartphone, dan sebagainya.
B. Manfaat Permainan Tradisional
Dari segi manfaat, semua permainan dibuat untuk menghilangkan rasa bosan.
Namun, untuk permainan tradisional memiliki nilai lebih lainnya, seperti membangun
rasa percaya diri, melatih konsentrasi dan ketangkasan anggota badan, menyambung
persahabatan, mengajari cara bekerja sama dengan orang lain, dan mengubah hal-hal
sederhana menjadi hal yang menyenangkan, sangat tepat sebagai aktivitas permainan
untuk anak SD.
Rata-rata permainan tradisional menggunakan fisik. Sangat berbeda dengan
permainan modern yang lebih banyak berkutat dengan asah otak. Dengan permainan
yang didominasi oleh gerakan fisik, maka secara tidak langsung juga olahraga. Inilah
mengapa anak-anak zaman dulu lebih gesit dibandingkan anak kecil sekarang. Sahabat
bisa mengamati sendiri kebanyakan anak kecil saat ini.
Permainan tradisional dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak yang
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Aspek motorik Aspek ini dapat melatih daya tahan, daya lentur, sensorimotorik,
motorik kasar, dan motorik halus.
2. Aspek kognitif Mampu mengembangkan imaginasi, kreativitas, problem solving,
strategi, kemampuan antisipatif, dan pemahaman kontekstual.
3. Aspek emosi Aspek ini mampu menjadi media katarsis emosional, dapat mengasah
empati dan pengendalian diri.
4. Aspek bahasa Berupa pemahaman tentang konsep-konsep nilai.
5. Aspek sosial Mampu mengkondisikan anak agar dapat menjalin relasi, bekerjasama,
dan melatih kematangan sosial dengan teman sebayanya. Aspek ini juga dapat
meletakkan pondasi untuk melatih keterampilan sosialisasi dengan berlatih peran
bersama orang yang lebih dewasa atau masyarakat secara umum.
6. Aspek spiritual Aspek ini dapat membawa anak untuk menyadari keterhubungan
dengan sesuatu yang bersifat Agung (transcendental).
7. Aspek ekologis Tujuannya agar memfasilitasi anak untuk dapat memahami
pemanfaatan elemen-elemen alam sekitar secara bijaksana.
8. Aspek nilai-nilai/moral Aspek ini memfasilitasi anak untuk dapat menghayati nilai-
nilai moral yang diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya.
C. Macam-macam Permainan Tradisional
Berikut adalah 20 macam permainan tradisional;
1. Benteng-bentengan

Permainan ini popular di anak 90an. Karena permainan tradisional bentengan


merupakan salah satu permainan yang membutuhkan kerjasama kelompok. Pasalnya,
semua peserta benteng harus menjaga benteng dan anak buah, agar tidak diambil
musuh. Bahkan, sesekali musuh akan memberontak, agar pemilik bentek memencar
dan musuh akan lebih mudah menangkapnya, dan menguasai benteng.
2. Enggrang atau Egrang
Permainan tradisional Indonesia yang selanjutnya ini, mungkin harus membutuhkan
keahlian keseimbangan yang baik. Karena, bermain egrang tidaklah mudah.
Permainan yang terbuat dari kayu atau bambu ini, dibuat bak tongkat yang bisa
dinaikkan dan digunakan untuk berjalan. Bahkan, buat kamu yang baru mencoba,
pasti akan sulit menyeimbangkannya, bahkan hingga terjatuh berkali-kali hingga
akhirnya berhasil.
3. Congklak

Permainan yang menggunakan biji kerang dan papan berlubang ini, hanya bisa
dimainkan oleh dua orang saja. Untuk lubang papannya sendiri terdiri dari 16 lubang,
sementara biji kerangnya memiliki 98 buah. Biji akan diletakan di setiap lubang
dengan jumlah yang sama, kecuali lumbang yang besar di sisi kanan dan kiri. Untuk
cara bermainnya, kamu harus tentukan siapa yang akan mulai jalan terlebih dulu.
Pemain pertama akan jalan dengan cara meletakan satu persatu biji, di setiap lubang
dari kiri ke kanan sampai habis, dan ambil lagi biji di tempat terakhir biji diletakan.
Lakukan hal tersebut sampai biji masuk di lubang yang kosong, dan bergantian
dengan pemain kedua. Jika, lubang besar yang ada di sisi kiri mu memiliki biji lebih
banyak, maka kamu adalah pemenangnya.
4. Bola Bekel

Permainan yang satu ini, hanya membutuhkan bola karet yang bisa memantul, dan biji
yang terbuat dari tembaga/kuningan. Meski hanya memantulkan bola dan mengambil
biji, permainan ini ternyata uga butuh keahlian, kecepatan tangan, dan konsentrasi
yang penuh. Jika tidak, kamu tidak akan naik level, dan kalah dengan pemain yang
lain. Permainan ini, juga bisa dimainkan dengan beberapa orang, dengan cara
bergantian. Nah, semakin tinggi level yang sudah kamu lalui, maka permainan akan
semakin menantang. Karena, yang awalnya kamu hanya mengambil biji satu persatu,
di level tertentu kamu harus mengambil biji sekaligus enam, dalam sekali pantulan
bola.
5. Lompat Karet

Permainan yang biasa dimainkan oleh para anak-anak perempuan ini, juga harus
diperlukan keahlian, terutama dalam hal melompat tinggi. Karetnya sendiri juga
menggunakan karet gelang, yang disambung menjadi sebuah tali panjang yang tidak
mudah putus. Permainan ini, bisa dilakukan oleh banyak orang. Dua orang di
antaranya harus menjadi penjaga karet dan harus memegangnya, sampai ada
pemainnya yang gagal, lalu bergantian jaga.
6. Jingkrak/Engklek/Kotak Sembilan

Untuk permainan tradisional yang satu ini, tidak memerlukan properti yang penting.
Karena kamu, hanya memerlukan pecahan genting tanah liat saja, dan lahan tanah
yang cukup luas serta rata. Selanjutnya, kamu bisa mulai membuat garis yang
membentuk kotak, berjumlah sembilan buah, serta pecahan genting untuk
dilemparkan. Permainan ini sangat sederhana, karena cara bermainnya hanya cukup
melemparkan pecahan genting ke dalam kotak, dan kamu harus melompat sampai
kotak yang terdapat pecahan genting tadi. Selain, membutuhkan keseimbangan
melompat dengan satu kaki, pemain juga harus konsentrasi saat melempar genting ke
dalam kotak. Jika meleset, maka kamu harus mengulangnya dari awal.
7. Kucing Jongkok

Selanjutnya ada permainan kucing jongkok, yang juga tidak memerlukan properti
apapun, untuk memainkan. Karena kamu hanya perlu mengumpulkan orang sebanyak
mungkin untuk dijadikan peserta. Di sini kamu hanya perlu menentukan siapa yang
akan menjadi kucing (satu orang), untuk mengejar-kejar peserta yang tidak jongkok.
Jika ada peserta yang tertangkap kucing, maka ia harus bergantian menjadi
kucingnya. Permainan tradisional ini, memang harus membutuhkan kerja sama yang
kuat dan kejujuran. Karena, jika peserta yang sudah jongkok, tidak bisa berdiri
kecuali ditolong oleh peserta lain yang tidak sedang jongkok dengan pengawasan
kucing.
8. Kelereng

Permainan tradisional ini sangat keren pada zamannya. Karena, siapa yang memiliki
banyak kelereng, dengan jenis tertentu mereka bisa disebut keren. Ada banyak jenis
permainan kelereng, yang intinya kamu harus menyentil kelereng lawan hingga tepat
sasaran. Jika tepat sasaran, maka kelereng lawan bisa menjadi milikmu.
9. Petak Umpet
Sama seperti permainan kucing jongkok, permainan tradisional petak umpet juga
tidak membutuhkan properti apa-apa, dan hanya membutuhkan peserta saja. Petak
umpet juga hanya membutuhkan satu orang penjaga, yang akan mencari semua
peserta yang bersembunyi, sampai semuanya ditemukan. Uniknya, penjaga dipilih
dengan cara disebut urutan barisnya oleh penjaga sebelumnya. Ada hal yang mungkin
bikin kamu rindu dari permainan ini, yakni ada peserta yang pulang dan tidak
bersembunyi, sehingga penjaga kewalahan untuk menemukannya.
10. Gasing

Bukan anak 90-an kalau kamu belum pernah main permainan tradisional gasing, yang
terbuat dari kayu, atau plastik. Biasanya, sepulang sekolah anak-anak akan berkumpul
di lapangan untuk beradu gasing masing-masing. Untuk bisa bermain gasing, setiap
anak harus memiliki satu gasing. Biasanya, beradu gasing bisa dilakukan di tanah
lapang, atau di dalam kuali raksasa. Ketika beradu, siapa gasing yang paling cepat
berhenti, dialah yang kalah.
11. Ular Naga Panjang

Permainan tradisional yang satu ini sangat unik. Selain tidak membutuhkan properti,
permainan ini juga memiliki lagu yang harus dinyanyikan, saat permainan dimulai.
Peserta dalam permainan ini juga tidak terbatas, namun minimal ada empat orang.
Dimana dua orang diantaranya harus menjadi penjaga, dan membuat terowongan.
Peserta lainnya, akan berbaris bak ular naga yang panjang, sambil bernyanyi. ketika
lagu habis, penjaga akan menutup terowongannya. Peserta yang kena perangkap
terowongan saat lagu habis, maka akan keluar dari barisan.
12. Rangku Alu

Sudah jarang dimainkan, permainan rangku alu juga membutuhkan keahlian dalam
berkonsentrasi. Permainan yang juga memiliki lagu ini, membutuhkan empat batang
bambu sebagai properti. Selanjutnya, ada satu peserta yang akan menari-nari di atas
bambu yang digerakan. Bambu sendiri digerakan oleh empat orang, yang masing-
masing menggerakan ujung bambu ke kiri dan ke kanan, sesuai irama.
13. Pletokan

Merasa menjadi seorang penembak ulung, permainan tradisional ini sangat digemari
pada zamannya oleh anak laki-laki maupun perempuan. Permainan ini hanya
membutuhkan sebuah bambu kecil yang sudah di rakit, dan koran basah sebagai
pelurunya. Biasanya, anak-anak zaman dulu memainkan alat ini untuk bermain
perang-perangan, atau untuk menembak burung. Pelurunya sendiri tidak terlalu sakit
jika terkena tubuh, namun suara yang dihasilkan sangat nyaring bak petasan. Itu lah
yang membuat pletokan menjadi seru.
14. Mendorong Ban Bekas
Karena zaman dulu belum banyak permainan modern, sehingga barang bekas pun bisa
dijadikan mainan, seperti ban sepeda bekas. Sehingga, anak-anak sering memainkan
ban sepeda bekas sebagai permainan tradisional, yang digerakan dengan tongkat, agar
bisa berjalan. Biasanya, permainan ini dijadikan untuk perlombaan. Siapa yang
berhasil membawa ban sepeda bekas tersebut, ke garis finish, maka dia adalah
pemenangnya. Tidak mudah untuk membuat ban berjalan seimbang dan lurus. Kamu
harus membutuhkan kecepatan yang pas, keseimbangan, dan pukulan yang tepat.
15. Layang-layang

Permainan tradisional yang masih dimainkan hingga kini salah satunya adalah
layangan. Selain mudah dibuat, bermain layangan juga sangat mengasyikkan. Kamu
hanya membutuhkan layangan, bisa beli atau membuatnya sendiri, beserta benang
(senar). Untuk memainkannya, kamu hanya butuh lahan luas dan lapang, seperti
lapangan, sawah, hingga pantai. Selain itu, kamu juga pasti akan membutuhkan
bantuan angin, dan keahlian yang tidak mudah. Saat ini, bentuk layangan tidak hanya
kotak saja, tapi sudah banyak divariasikan dengan bentuk yang unik. Mulai dari
bentuk kupu-kupu, topeng, kuntilanak, hingga keranda.
16. Cublak-cublak Suweng

Untuk menjalankan permainan cublak-cublak suweng, dibutuhkan beberapa orang.


Satu pemain harus berjongkok di tanah dan menghadap ke bawah seperti membentuk
meja. Kemudian yang lainnya, meletakkan telapak tangan di atas punggung satu
pemain tersebut. Butuh satu batu kecil untuk diputar secara bergantian di setiap
telapak tangan. Selagi batu diputar, lagu cublak-cublak suweng akan dinyanyikan.
Ketika lagunya berhenti, batu kecil harus dibawa salah satu pemain yang mendapat
giliran saat lagu selesai. Orang yang menghadap ke bawah, akan menebak siapa yang
membawa batu kecil.
17. ABC Lima Dasar

ABC lima dasar adalah permainan yang mengandalkan pengetahuan dan kecerdasan.
Permainan ini dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih. Semakin banyak pemainnya,
jalannya semakin seru karena jawabanmu tidak boleh sama dengan pemain lain. Cara
memainkannya, yaitu dengan menyumbangkan jari untuk menentukan huruf terlebih
dahulu. Setelah jari terkumpul, mulailah menghitung sesuai abjad sampai jari terakhir.
Abjad pada jari terakhir, akan menunjukkan huruf yang akan digunakan untuk
bermain. Setelah itu, pemain harus dengan cepat dan benar menyebutkan satu kata
yang menjadi kesepakatan. Pemain yang kalah adalah mereka yang paling terakhir
menyebutkan kata yang diminta.
18. Patok lele

Patok lele dimainkan oleh dua kelompok yang masing-masing terdiri dari anggota
minimal dua orang. Untuk bermain patok lele, diperlukan dua potong bambu. Bambu
pertama berukuran kecil, lalu bambu kedua berukuran sekitar 30 cm. Jika alat-alat
permainan sudah dipersiapkan, maka letakkan bambu besar di antara dua batu.
Kemudian, pukul bambu besar tersebut dengan bambu kecil. Pemain yang tidak dapat
memukul bambu dengan baik, maka ia boleh mendapatkan hukuman
19. Bakiak
Permainan bakiak adalah permainan tradisional yang melatih kekompakan anak
seperti kemampuan berjalan cepat dengan bersamaan, mengkordinasikan gerak tubuh,
kordinasi antara gerakan melangkah dan mengayungkan tangan dengan tubuh anak
melatih keseimbangan dan kelincahan anak.
20. Dam-daman

Permainan tradisional yang satu ini mirip dengan catur, tapi aturan bermainnya lebih
sederhana. Pada permainan dam-daman, setiap pion hanya dapat melangkah
mengikuti garis ke depan, ke samping, atau diagonal. Untuk memakan pion atau dam
lawan, pemain cukup melompatinya. Jika lawan tidak mau memakan pion kita
walaupun ada kesempatan, lawan akan terkena hukuman. Hukuman ini disebut dam
dan kita bisa mengambil tiga buah pion lawan. Untuk memenangkan permainan ini,
salah satu pihak harus bisa mengelilingi daerah segitiga atau ekor lawan. Dengan
begitu, pion dapat bebas bergerak kemanapun sesuai garis. Jika salah satu pemain
berhasil menghabiskan seluruh pion lawan, maka ia memenangkan permainan.
Permainan akan imbang apabila masing-masing tinggal menyisakan satu pionnya saja.

Anda mungkin juga menyukai