Anda di halaman 1dari 7

EKONOMI MAKRO

KESEIMBANGAN 3 SEKTOR

Dosen Pengampu Tiara Anggia Dewi, M. Pd/ Lilian Mega P. M.Pd

Kelompok 4 :
1. Siti Mutmainah 19210018
2. Ervia Narimaning Tiyas 19210023
3. Wiwin Ariani 19210031

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


2
Resume

Nur Istiqomah19210003 dijawab oleh Siti Mutmainah 19210018

Bagaimana keterkaitan antara kebijakan fiskal dengan pengeluaran pemerintah dalam negara kita
Indonesia

Jawab :

Kebijakan fiskal berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah. Kebijakan
fiskal yang dilakukan pemerintah untuk mencegah inflasi adalah dengan mengurangi
pengeluaran pemerintah, meningkatkan tarif pajak, serta melakukan pinjaman.

a. Menghemat Pengeluaran Pemerintah

Pemerintah dapat menekan inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan
akan barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan harga.

b. Menaikkan Tarif Pajak

Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Naiknya tarif pajak untuk
rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi. Pengurangan tingkat
konsumsi dapat mengurangi permintaan barang dan jasa, sehingga harga dapat turun

Eka Nur Afrida 19210009 dijawab oleh Ervia Narimaning Tiyas 19210023

Dalam perekonomian 3 sektor, apa sajakah contoh kebijakan yang telah dilakukan pemerintah
dalam masing-masing sektornya. Dan apakah pandemi covid yang tengah melanda saat ini
mempengaruhi kebijakan tersebut?

Jawab :

Campur tangan pemerintah dalam perekonomian 3 sektor

3
•Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran pajak
tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan
pemerintah yang terutama.

•pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. aliran ini menggambarkannilai


pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang diproduksikan olehsektor
perusahaan.

• aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. aliran itu timbul sebagaiakibat
dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh
pemerintah.

Ketidakstabilan kondisi perekonomian akibat pandemi COVID-19 semakin dirasakan dalam


kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya rumah tangga. Konsumsi rumah tangga, sebagai
penopang utama perekonomian melambat secara signifikan, dimana pada akhirnya memengaruhi
kinerja industri dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Sektor perusahaan juga terpukul yang biasanya selama ini menjadi safety net sekarang akan
mengalami pukulan yang sangat besar karena ada restriksi kegiatan ekonomi dan sosial

Yossy Ariyani 19210033 dijawab oleh Ervia Narimaning Tiyas 19210023

Tadikan dijelasin tentang jenis jenis pajak, nah disitu ada jenis pajak berdasarkan pihak yang
memungut. Tadikan penjelasannya cuman dikit ya, nah aku belum paham

Coba jelasin ulang + kasih contohnya

Jawab :

Berdasarkan pihak yang memungut, pajak dibedakan menjadi pajak negara dan pajak daerah.

Pajak  Negara

Pajak negara atau pajak pusat adalah pajak yang dipungut pemerintah pusat. Pajak pusat
merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang akan digunakan untuk pembiayaan

4
pembangunan. Pajak pusat diatur dalam suatu peraturan yang disebut undang-undang tentang
perpajakan nasional. Pelaksanaan pemungutannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Contoh pajak negara adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjalan (PPn), dan Bea Materai.

Pajak Daerah

Pajak daerah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah. Pajak daerah merupakan salah satu
sumber penerimaan  pemerintah daerah. Setiap daerah mempunyai objek pajak tersendiri. Hal ini
sesuai dengan peraturan daerah masing-masing. Pajak daerah diatur dalam suatu peraturan yang
disebut peraturan daerah  (PERDA).Pelaksanaa pemungutannya dilakukan oleh Dinas
Pendapatan Daerah. Contoh pajak daerah adalah iuran kebersihan, retribusi masuk terminal,
pajak tontonan, pajak reklame retribusi parkir, dan retribusi galian pasir.

Husnul khotimah npm 19210011 dijawab oleh Wiwin Ariani 19210031

Bagaimana peraturan Pajak penghasilan saat ini? dan Pada masa sekarang pajak yg diterima
pemerintah paling banyak dialokasikan ke bidang apa? terimakasih

Jawab :

Pemerintah resmi mengubah besaran tari pajak penghasilan (PPh) untuk orang pribadi termasuk
karyawan. Perubahan ini tertuang dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
(UU HPP) yang telah disahkan.

"Besaran pendapatan tidak kena pajak (PTKP) tidak diubah, tetap Rp 54 juta per tahun. Yang
diubah dalam UU HPP adalah pemihakan kepada mereka yang pendapatannya kecil

Tarif pajak penghasilan dalam UU baru ini dibagi dalam lima lapisan. Tarif ini akan dikenakan
untuk penghasilan kena pajak (PKP) tahunan seseorang sesuai dengan lapisannya. Berikut
perbandingan tarif pajak dalam UU PPh yang saat ini berlaku dan UU HPP yang mulai berlaku
untuk tahun pajak 2022:

UU PPh:

5
• Rp 0- Rp 50 juta tarif 5%

• Rp Rp 50- Rp 250 juta tarif 15%

• Rp 250 - Rp 500 juta tarif 25%

• Rp 500 juta ke atas tarif 30%

UU HPP:

• Rp 0-Rp 60 juta tarif 5%

• Rp Rp 60- Rp 250 juta tarif 15%

• Rp 250 - Rp 500 juta tarif 25%

• Rp 500 juta - Rp 5 miliar tarif 30%

• Rp 5 miliar ke atas tarif 35%

Penggunaan Uang Pajak Dalam APBN 2020

Alokasi Kontribusi Anda dalam Belanja Pemerintah Pusat

 Prlayanan umum

Total Anggaran Dalam APBN 2020: Rp475 T

Alokasi ini digunakan untuk mempercepat capaian dan sasaran pada fungsi pelayanan
umum, yaitu (1) meningkatnya instansi pemerintah yang memperoleh Opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP), yang terdiri dari 91 persen K/L, 97 persen provinsi, 72 persen
kabupaten, dan 86 persen kota; (2) penerapan kebijakan Satu Data dan Satu Peta; (3)
penerapan Zona Integritas untuk birokrasi yang bersih dan akuntabel; (4) integrasi sistem
pengaduan masyarakat (LAPOR!-SP4N); (5) penerapan digitalisasi pelayanan publik (e-
Services); dan (6) penerapan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) dan online single
submission (OSS) untuk kemudahan berinvestasi.

6
 Pertahan, Total Anggaran Dalam APBN 2020: Rp131,2 T

 Ketertiban dan keamanan, Total Anggaran Dalam APBN 2020: Rp162,7 T

 Ekonomi, Total Anggaran Dalam APBN 2020: Rp406,2 T

 Perlindungn lingkunan hidup, Total Anggaran Dalam APBN 2020: Rp18,4 T

 Perumahan dan fasilitas umum, Total Anggaran Dalam APBN 2020: Rp30,4 T

 Kesehatan, Total Anggaran Dalam APBN 2020: Rp61,1 T

 Pariwisata, Total Anggaran Dalam APBN 2020: Rp5,1 T

 Agama, Total Anggaran Dalam APBN 2020: Rp10,1 T

 Pendidikan,. Total Anggaran Dalam APBN 2020: Rp156,9 T

 Perlindungan social, Total Anggaran Dalam APBN 2020: Rp226,4 T

Anda mungkin juga menyukai