Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Maternitas
Dosen pengampu: Vina Vitniawati, S.Kep., Ners., M.Kep

Syalida asa azkia


191FK01129
2C

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG


PROGRAM STUDI DIII FAKULTAS KEPERAWATAN
2021
A. Definisi
Menurut Rustam Mocthar dalam (Lisa Suarni, 2017) Hiperemesis Gravidarum adalah
mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari
karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Mual biasanya terjadi
pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan malam hari. Gejala-gejala ini
kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih
10 minggu.
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang lebih dari 10 kali dalam 24 jam
atau setiap saat pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karna keadaan
umumnya menjadi buruk dan dapat terjadi dehidrasi (Nanda, 2016).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada selama
masa hamil. Muntah membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umum
dialami wanita hamil karna intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama
trimester I kehamilan (Endang dan Elisabeth, 2015).
B. Manifestasi klinik
1. Muntah yang hebat
2. Haus
3. Dehidrasi
4. BB menurun (>1/10 normal)
5. Keadaan umum menurun
6. Peningkatan suhu tubuh
7. Ikterik
8. Gangguan kesadaran, delirium
9. Biasanya terjadi pada minggu ke 6-1
C. Etiologi dan factor predisposisi
a. Faktor Endokrin
Faktor endokrin atau hormonal memiliki efek metabolik yang dapat mengganggu
metabolisme dan sistem pencernaan sehingga memperparah keadaan mual muntah.
Hormon progesteron juga diduga menyebabkan mual dan muntah dengan cara
menghambat motilitas lambung dan gelombang kontraksi otot polos lambung.
Hormon lain. seperti kortisol yang tinggi dan adanya keparahan keadaan stress atau
gangguan psikologis menunjukan korelasi positif, ketika stres muncul sumbu
hipotalamus hipofisis adrenal akan memicu reaksi psikologis seperti peningkatan
kadar serum kortisol. Selain itu Hormon Chorionic Gonadhotropin(HCG) juga
menstimulasi kalenjar tiroid yang dapat mengakibatkan mual dan muntah.
b. Faktor Metabolik
Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan
mual dan muntah pada kehamilan. Pada hiperemesis gravidarum terjadi abnormalitas
saraf simpatik dan gangguan sekresi vasopressin sebagai respon terhadap perubahan
volume intravaskular. Hal tersebut akan mempengaruhi peristaltik lambung sehingga
menimbulkan gangguan motilitas lambung.
c. Helycobacter Pylori
Bakteri gram negatif, dengan bentuk spiral melengkung dan berflagel yang ditemukan
hidup berkoloni pada lapisan mukosa lambung yang dapat menyebabkan gangguan
saluran pencernaan.
d. Stres psikologis
Faktor psikososial sangat terlibat dalam etiologi hiperemesis gravidarum dan tidak
hanya mempengaruhi durasi lama periode mual dan muntah tetapi juga keparahan
gejala. Beberapa kasus hiperemesis gravidarum menunjukkan adanya kelainan
psikiatri termasuk Sindrom Munchausen, gangguan konversi, somatisasi dan depresi
berat. Hal ini mungkin terjadi dibawah situasi stres atau ambivalensi pada kehamilan,
namun demikian hiperemesis gravidarum dapat timbul tanpa disertai adanya kelainan
psikiatri. Mengabaikan aspek psikosomatis pada pasien hiperemesis gravidarum
hanya akan mengobati kondisi gejala tanpa menghilangkan penyebabnya (Marlin,
2016).
 Faktor predisposisi
o Umur ibu < 20 tahun 
o Multiple gestasi
o Obesitas
o Trofoblastik desease

D. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton
darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung
(sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Fadlun dkk).
E. Pathway
F. Klasifikasi
Hiperemesis gravidarum menurut berat dan ringannya gejala dibagi menjadi 3 tingkatan:
 Tingkat I:
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium, nadi meningkat sekitar 100 permenit, tekanan darah sistolik
menurun, turgor kulit menurun, lidah mengering dan mata cekung.
 Tingkat II:
Penderita tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan
mata sedikit ikterus, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam bau
pernapasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
urin.
 Tingkat III :
Keadaan umum lebih buruk, muntah berhenti, kesadaran menurundari samnolen
sampai koma, nadi menurun dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun.
Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai Encephalopathy
Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan mental. Keadaan ini
terjadi akibat defisiensi zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya
ikterus menunjukan adanya gangguan hati (Marlin, 2016).
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan
menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah lengkap,
urinalisis, gula darah, elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang dasar), analisis gas darah,
tes fungsi hati dan ginjal. Pada keadaan tertentu, jika pasien dicurigai menderita
hipertiroid dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid dengan parameter TSH dan T4.
Pada kasus hiperemesis gravidarum dengan hipertiroid 50- 60% terjadi penurunan kadar
TSH. Jika dicurigai terjadi infeksi gastrointestinal dapat dilakukan pemeriksaan antibodi
Helicobacter pylori. Pemeriksaan laboratorium umumnya menunjukan tanda-tanda
dehidrasi dan pemeriksaan berat jenis urin, ketonuria, peningkatan blood urea nitrogen,
kreatinin dan hematokrit. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk mendeteksi adanya
kehamilan ganda ataupun mola hidatidosa.
H. Penatalaksanaan
1. Pemberian antiemetik
2. Dipuasakan selama masih muntah
3. Monitor intake dan output
4. Obat-obatan
Obat yang diberikan biasanya sedatif adalah fenobarbital, vitamin yang dianjurkan
vitamin B1, dan vitamin B6.
5. Isolasi
Penderita diberikan kamar yang tenang, tetapi cerah dan sirkulasi udara yang baik,
catat cairan yang keluar dan masuk.
6. Terapi psikologik
Penderita perlu diyakinkan bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut
oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik
yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
7. Cairan parenteral Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukosa 5% sampai 10% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3
liter/hari.

ASUHAN KEPERAWATAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


A. Pengkajian
a. Identitas pasien
Data ini meliputi: nama klien dan suami, usia, suku bangsa, agama, pendidikan
terkahir, pekerjaan dan penghasilan serta alamat (Manurung, 2011). Usia, 20
tahun dan >35 tahun lebih berisiko terhadap kejadian hiperemesis gravidarum
(Anasari, 2012). Pekerjaan, ibu yang bekerja lebih berisiko terhadap kejadian
hyperemesis gravidarum. Pendidikan, mempunyai pengaruh dalam berperilaku
kesehatan (misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil (Umboh, 2014).
b. Keluhan utama
Pasien dengan hiperemesis gravidarum biasanya mengatakan hamil muda dengan
keluhan mual muntah yang berlebihan sampai mengganggu aktivitas pasien.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai
dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu: mual dan mutah yang
terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di
mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya juga dapat ditemukan berat badan
yang menurun,. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya
oliguria, takikardia, mata cekung dan ikterus (Mitayani, 2009)
d. Riwayat penyakit dahulu
Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya,
kemungkinan ibu pernah mengalami penyakut yang berhubungan dengan saluran
pencernaan yang menyebabkan mual muntah (Mitayani, 2009)
e. Riwayat penyakit keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga. Pasien
mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun
dan menahun serta tidak ada riwayat Gemelly.
f. Riwayat obstetric
a) Riwayat haid:
Riwayat haid melalui HPHT (hari pertama haid terakhir), karena hyperemesis
gravidarum biasanya dimulai pada awal kehamilan atau kehamilan muda
karena adanya peningkatan hormone HCG(Heidi murkoff, dkk 2006;215) dan
berangsur-angsur membaik sendiri sekitar 4 bulan(Winkjosastro:2005;278).
Klien hamil G1P0A0. Data di dapat berdasarkan rekam medik dan informasi
klien. TFU teraba tegang saat dilakukannya pemeriksaan.
g. Riwayat kontrasepsi
Ibu tidak pernah suntik KB karena ini kehamilan yang pertama
h. Aktifitas sehari hari
a. Pola eliminasi: tidak ada keluhan, ibu BAB rutin 1x setiap hari, BAK tidak ada
gangguan, tidak ada nyeri.
b. Pola istirahat: ibu istirahat dengan cukup
c. Pola aktifitas: ibu hanya tidur saja
d. Pola kebiasaan: ibu tidak pernah merokok
e. Pola makan: ibu jarang makan karena jarak 5-10 menit muntah lagi, ibu mau
minum tapi sedikit-sedikit.
i. Pemeriksaan fisik
a. Muka: pucat
b. Mata: sclera tidak ikterik, conjungtiva pucat
c. Mulut: mukosa kering, caries tidak ada, stomatitis tidak ada
d. Abdomen: tidak ada bekas oprasi, tyroid
e. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar
f. Palpasi abdomen: Leopold1: TFU teraba tegang
g. Auskultasi: DJJ belum terdengar
h. Turgor kulit: kurang baik
B. Diagnosa
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d nausea dan vomitus yang menetap
2. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan cairan
yang tidak adequat.
3. Ketakutan b/d efek hiperemesis pada kesejahteraan janin
4. Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) b/d muntah yang berlebihan, peningkatan
asam lambung.
5. Resiko perubahan integritas kulit b/d penurunan darah dan nutrisi kejaringan-
jaringan sekunder akibat dehidrasi
6. Intoleransi aktivitas b/d ketidak adekuatan sumber energi sekunder
C. Intervensi
DX 1: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d nausea dan vomitus yang
menetap.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
 Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat gizi yang
adequat.
 Klien tidak mengalami nausea dan vomitus.
 Klien akan menoleransi diit yang telah di programkan.
 Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai selama hamil.
Intervensi :
1) Catat intake dan output.
Rasional: menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melalui muntah.
2) Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional: dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
3) Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
Rasional : dapat merangsang mual dan muntah.
4) anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan teh (panas)
hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur.
Rasional: makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang
mual muntah yang berlebih
5) Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
Rasional: untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
6) Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih
mulut sesering mungkin.
Rasional: untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.

Dx 2: Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan
cairan yang tidak adequat.

Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi

Kriteria hasil :

 Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal, yang


terbukti dengan turgor kulit normal, membran mukosa lembab, berat
badan stabil, tanda-tanda vital dalam batas normal; elektrolit, serum,
hemoglobin, hematokrit, dan berat jenis urin akan berada dalam batas
normal.
 Klien tidak akan muntah lagi
 Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlag yang adequat.
Intervensi:
1) Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi.
Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan
metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat
mual/muntah pada kehamilan.
2) Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya
Ulkus peptikum, gastritis.
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk
mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
3) Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output
dan berat jenis urine. Timbang BB klien setiap hari.
Rasional: Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat
atau kebutuhan hidrasi.
4) Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering
mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti
kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkan keasaman lambung. (Doenges, 2001:61)

Dx 3: Ketakutan b/d efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.

Tujuan : ketakutan klien teratasi

Kriteria hasil :

 klien memverbalisasi perasaan dan kekhawatirannya tentang kesejahteraan


janin.
Intervensi:
1) Memperlihatkan sikap menerima rasa takut klien
Rasional: Sikap yang menerima takut klien akan memungkinkan
komunikasi terbuka tentang sumber ketakutan.
2) Mendorong untuk mengungkapakn perasaan dan kekhawatirannya.
Rasional: Pengetahuan tentang risiko potensial pada janin dapat
membantunya menghilangkan rasa takut.
3) Memberi informasi yang berhubungan dengan risiko potensial yang
dapat terjadi pada janinnya.
Rasional : Strategi koping yang efektif dibutuhkan untuk
memampukan klien mengatasi penyakit yang dideritanya dan efek-
efek penyakit tersebut (bobak,2004: 273).

Dx 4: Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) b/d muntah yang berlebihan,


peningkatan asam lambung.

Tujuan : nyeri hilang/berkurang.

Kriteria hasil :

 Klien mengungkapkan secara verbal.


 Nyeri hilang atau berkurang
 pasien dapat beristirahat dengan tenang

Intervensi:

1) kaji skala nyeri, karakteristik, kualitas, frekuensi dan lokasi nyeri.


Rasional : menentukan perubahan dalam tingkat nyeri dan
mengevaluasi nilai skala nyeri. Mengidentifikasi sumber sumber
multiple dan jenis nyeri.
2) Anjurkan penggunaan tekhnik relaksasi dan distraksi
Rasional: menggunakan strategi ini sejalan dengan pemberian
analgesic untuk mengurangi atau mengalihkan respon terhadap nyeri.
3) Yakinkan pada klien bahwa perawat mengetahui nyeri yang
dirasakannya dan akan berusaha membantu untuk mengurangi nyeri
tersebut.
Rasional: ketakutan bahwa nyari akan tidak dapat diterima seperti
peningkatan ketegangan dan ansietas yang nyata dan menurunkan
toleransi nyeri.
4) Berikan kembali skala pengkajian nyeri R
asional: memungkinkan pengkajian terhadap keefektifan analgesic dan
mengidentifikasi kebutuhan terhadap tindak lanjut bila tidak efektif.
5) Catat keparahan nyeri pasien dengan bagan.
Rasional: membantu dalam menunjukkan kebutuhan analgesic
tambahan atau pendekatan alternative terhadap penatalaksanaan nyeri.
6) Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
Rasional: analgesic lebih efektif bila diberikan pada awal siklus nyeri.
(Smeltzer. 2001) e.

Dx 5: Resiko perubahan integritas kulit b/d penurunan darah dan nutrisi


kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi

Tujuan : Tidak terjadi ganguan integritas kulit.

Kriteria hasil :

 mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk mempertahankan kulit


halus, kenyal, utuh.

Intervensi :

1) Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi.


Rasional: area ini meningkat risikonya untuk kerusakan dan
memerlukan pengobatan lebih intensif.
2) Dorong mandi tiap 2 hari 1x, pengganti mandi tiap hari.
Rasional:sering mandi membuat kekeringan kulit.
3) Gunakan krim kulit dua kali sehari dan setelah mandi.
Rasional: melicinkan kulit dan mengurangi gatal.
4) Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering, perlu untuk
mempertahankan aktivitas.
Rasional: meningkatkan sirkulasidan perfusi kulit dengan mencegah
tekanan lama pada jaringan.
5) Tekankan pentingnya masukan nutrisi/cairan adequat.
Rasional: perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi
kuulit. (Doenges,1999:433-434).

Dx6: Intoleransi aktivitas b/d ketidak adekuatan sumber energi sekunder.

Tujuan : Pasien dapat beraktivitas secara mandiri.

Kriteria hasil :

 Pasien dapat memperlihatkan kemajuan khususnya tingkat yang lebih


tinggi.
 Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktivitas.
Intervensi :
1) Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan yang tenang;
batasi pengunjung sesuai keperluan.
Rasional: meningkatkan istirahat dan ketenangan.
2) Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
Rasional: meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan
pada area tertentu untuk menurunkan risiko kekurangan jaringan.
3) Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang
gerak sendi pasif/aktif.
Rasional: tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat
terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode
istirahat.
4) Dorong penggunaan tekhnik manajemen stress. Contoh relaksasi
progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi.
Rasional: meningkatkan relaksasi dan penghematan energy,
memusatkan kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.
5) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi: sedatif, agen antiansietas,
contoh diazepam (valium); lorazepam(ativan).
Rasional: membantu dalam manajemen kebutuhan tidur
 http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/2061/6/6%20BAB%20II.pdf
 https://minio1.123dok.com/dt03pdf/123dok/pdf/2018/09_10/gzkn8n1593488482.pdf?X-
Amz-Content-Sha256=UNSIGNED-PAYLOAD&X-Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-
SHA256&X-Amz-Credential=HBT28R878GBP52A279VA%2F20210730%2F
%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-Date=20210730T141438Z&X-Amz-
SignedHeaders=host&X-Amz-Expires=600&X-Amz-
Signature=661873529f5d536bc27774dc170662dc956fc68830db92a8a6a1e840385dd526
 http://repository.ump.ac.id/1950/3/Nur%20Khayati%20BAB%20II.pdf
 https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/5114/3904/
 http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-fitarianah-5363-2-babii.pdf

https://id.scribd.com/doc/314333513/SOAP-HIPEREMESIS-GRAVIDARUM-docx

Anda mungkin juga menyukai