Anda di halaman 1dari 7

UTS KAJIAN NASKAH DRAMA C

Novita Aulia Rahmah


2000025098 Sastra Indonesia

1. Pengkajian Naskah Drama tidak terlepas dari bagaimana kita memahami Drama terlebih
dahulu. Berikan penjelasanmu mengenai pengertian Drama. ( Nilai : 15 )
Dilhat dari asal-usul atau sumber bahasanya, drama berasal dari bahasa Yunani “draomai”
yang artinya bertindak, berbuat, berlaku, dsb (Harymawan). Menurut Kosasih, “Drama
adalah bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan
menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog. Drama menjadi media
dalam menggambarkan imajinasi yang berdasar pada pengindraan yang telah didapat dari
dinamika realitas kehidupan manusia. Dialog pada naskah drama merupakan media dalam
memaparkan cerita”. Kemudian, Moulton berpendapat bahwa drama adalah kehidupan
yang ditampilkan lewat ‘gerak’ atau life presented action. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
drama adalah hasil pikir dan buah karya manusia berupa lakuan yang menggambarkan
kehidupan manusia dan mengandung unsur estetika/keindahan serta memiliki nilai-nilai
serta tujuan tertentu yang hendak disampaikan dan dicapai. Hasil pikir dan buah karya
manusia ini kemudian dipertontonkan di depan khalayak umum baik sebagai sebuah
hiburan maupun sarana edukasi. Drama merupakan salah satu cabang dari sastra yang
ditampilkan melalui gerak tubuh serta ucapan/dialog. Pada dasarnya, drama merupakan
cerminan kehidupan manusia yang sarat akan konflik. Jadi, tanpa adanya konflik, drama
tidak mungkin terbentuk/tercipta. Kemudian, dalam perkembangannya, drama
diklasifikasikan ke dalam berbagai kategori seperti berdasarkan ada tidaknya naskah, tata
panggung, sarana penyampainya, genre, dll.

2. Klasifikasi Drama dibagi dalam tiga kelompok; Berdasarkan Penyajian lakon,


berdasarkan sarana, berdasarkan ada atau tidaknya naskah. Tuliskan jenis-jenis drama
berdasarkan penyajian lakon beserta penjelasan singkatnya. ( Nilai : 20 )
Drama berdasarkan penyajian lakon dibagi menjadi 8 macam, yaitu drama tragedy,
komedi, tragikomedi, opera, melodrama, farce, tablo, dan sendratari. Berikut penjelasan
masing-masing drama.
 Drama Komedi
Drama komedi merupakan drama yang memuat unsur-unsur jenaka dalam cerita dan
pelakonannya. Penonton akan dibuat gembira, tertawa, dan senang jika menonton
drama ini.
 Drama Tragedi merupakan drama yang memunculkan suasana haru biru dan
menyentuh nurani. Drama tragey memiliki ciri-ciri menampilkan tokoh yang herois
atau bersifat kepahlawanan, isi atau plot harus wajar atau dapat diterima dan sesuai
dengan fakta umum, unsur kasihan, sedih atau takut merupakan emosi utama yang
ditunjukkan.
 Drama Tragikomedi
Drama Tragikomedi merupakan gabungan antara drama tragedi dan drama komedi.
Dalam dalam ini, sewaktu-waktu penonton dibuat tertawa, tetapi sewaktu-waktu
dibuat sedih atau haru.
 Opera
Opera adalah drama di mana dialog para tokoh berupa nyayian-nyayian atau lagu.
Nyanyian-nyanyian tersebut diirngi music atau bunyi-bunyian yang menambah kesan
dramatis. Opera menekankan pada kemahiran bercerita dengan cara bernyanyi dan
bermusik.
 Melodrama
Melodrama merupakan jenis drama yang menampilkan suasana mencekam. Unsur
kekerasan, ketegangan, dan misteri mewarnai jalannya pementasan. Ciri-ciri yang
biasanya ditemukan pada pementasan melodrama, yaitu memerlukan subjek yang
serius, tetapi tidak seotentik drama tragedi, unsur-unsur perubahan yang masuk ke
dalam melodrama, rasa kasihan memang ada ditonjolkan, tetapi cenderung ke arah
sentimentalitas; tokoh utama menonjolkan karakter penuh perjuangan.
 Farce
Farce adalah drama yang ditampilkan sebagai sisipan pada pemetasan yang lebih
kompleks atau besar. Farce berfungsi sebagai pengantar dan pengisi kekosongan baik
sebelum maupun sesuduh pementasan (yang lebih besar) ditampilkan. farce memiliki
ciri-ciri: kejadian-kejadian dan tokoh mungkin terjadi dan ada, menimbulkan
kelucuan, dan bersifat episodik.
 Tablo
Tablo adalah drama yang disajikan dengan mengutamakan gerak-gerik tokohnya.
Tokoh-tokoh dalam drama ini tidak mengucapkan dialog untuk menyampaikan
pesan, tetapi melalui gerakan yang bermakna.
 Sendratari
Sendratari yaitu drama yang menonjolkan perpaduan drama, seni tari, dan musik.
Drama ini disajikan tanp adialog antar tokoh. Biasanya diiringi oleh musik seperti
gamelan. Contohnya Sendratari Ramayana.

3. Sebutkan Jenis-jenis drama berdasarkan sarana pendukungnya. ( Nilai : 15 )


Drama berdasarkan sarana pendukungnya dibagi menjadi enam macam, yaitu drama
panggung, drama radio, drama televise, drama film, drama wayang, dan drama boneka.
Berikut penjelasan masing-masing drama.
 Drama Panggung
Drama panggung adalah jenis drama yang diperankan di atas panggung. Kelebihan
dari jenis drama ini adalah penonton dapat menyaksikan dengan jelas keindahan
property secara langsung, kekuatan dialog, dan kelenturan gerak pelakon.
 Drama Radio
Seperti namanya, drama ini disiakan melalui radio. Penonton hanya dapat
mendengarkan dialog para tokoh serta music latarnya. Drama radio dapat dihadirkan
secara langsung, tunda, dan diputar berulang kali.
 Drama Televisi
Drama televisi adalah drama yang disirakan melalui televisi. Drama televisi memiliki
kesamaan dengan drama panggung, yaitu sama-sama dapat dinikmati oleh indra
penglihat dan pendengar. Drama televisi juga dapaat ditayangkan secara langsung,
tunda, dan berulang-ulang.
 Drama Film
Drama film adalah drama yang ditampilkan melalui layar lebar bisokop. Biasanya,
drama disajikan dengan efek-efek tambahan seperti sound yang menggelegar
sehingga menambah daya pikat serta suasana selama menonton.
 Drama Wayang
Drama wayang adalah drama yang diperankan oleh wayang. Biasanya, drama
wayang ini dilengkapi dengan musik gamelan atau karawitan disertai sinden dan
dalang yang memainkan wayang tersebut.
 Drama Boneka
Drama boneka adalah drama yang menggunakan property boneka sebagai
pelakonnya. Beberapa boneka yang digunakan umumnya berupa wayang kulit dan
wayang golek.
4. Unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik memiliki peran yang sangat penting dalam
membentuk naskah drama. Sebutkan unsur-unsur tersebut, beserta penjelasannya. ( Nilai
: 25 )
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun naskah drama dari dalam (in), sedangkan
unsur ekstrinsik (eks) adalah unsur yang membangun naskah drama dari luar. Unsur
intrinsik naskah drama terdiri atas tema, dialog, tokoh dan penokohan, amanat, alur atau
plot, setting atau latar, dan bahasa. Kemudian, unsur ekstrinsik naskah drama terdiri atas
latar belakang pengarang, latar belakang psikologis pengarang, nilai agama dan
kepercayaan, kondisi politik negara, dan kondisi sosial budaya. Berikut penjelasan
masing-maisng unsur intrinsik naskah drama.
Unsur Intrinsik
 Tema
Tema adalah gagasan atau ide pokok yang mendasari jalannya cerita. Tema biasanya
merupakan sebuah gagasan umum yang memiliki cakupan luas. Contoh tema, yaitu
pendidikan, percintaan, kasih sayang, kemanusiaan, dll.
 Dialog
Dialog adalah ucapan yang dilafalkan pemain drama. Dialog dalam naskah drama
meliputi wawancang (ucapan yang harus dilafalkan) dan kramagung (petunjuk
lakuan tokoh). Contoh dialog, sbb.
Deno: “(RAUT MUKA MASAM) Huh…bagaimana bisa aku gagal melewati pagar
kramagung wawancang
pembatas itu!”
 Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku atau pemain drama. Tokoh merupakan perhatian utama dalam
pertunjukkan drama. Tokoh adalah mereka yang mengucapkan dialog, melakukan
lakuan, dan menjalankan cerita. Penokohan adalah watak atau karakter yang dibawa
oleh tokoh. Contohnya, baik, jahat, sabar, tegas, dll.
 Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada khalayak
umum sebagai bahan pembelajaran hidup. Amanat berisi pesan dan nilai-nilai mora,
sosial, budaya, agama, dll.
 Alur atau Plot
Alur atau plot adalah jalinan kisah/ peristiwa yang membangun cerita secara utuh dan
runtut. Plot dibagi menjadi 3 macam, yaitu plot maju atau progresif, plot mundur atau
regresif, dan campuran.
 Setting atau Latar
Setting atau latar adalah hal yang berkaitan dengan kapan, di mana, dan bagaimana
situasa/suasana cerita terjadi. Latar terdiri atas latar tempat, contohnya sekolah,
rumah, jalan; latar waktu, contohnya siang, pagi, sebulan yang lalu, kemarin; serta
latar suasana, contohnya sedih, haru, dan menegangkan.
 Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan pengarang untuk menyampaikan
ceritanya. Bahasa sangat berperan penting dalam suatu naskah drama. Pengarang
harus mampu menguraikan kata-katanya dengan diksi yang indah sehingga pembaca
atau pun penonton merasa terkesima dan terkesan.

Unsur Ekstrinsik
 Latar Belakang Pengarang
Latar belakang pengarang atau informasi mengenai data diri pengarang (biografi).
Dapat dituliskan sejak pengarang kecil hingga dewasa. Secara lengkap, latar
belakang pengarang ini berisi identitas (tempat tanggal lahir, domisili, dll), latar
belakang keluarga pengarang, pendidikan pengarang, karya-karya hingga prestasi
yang telah diraih.
 Latar Belakang Psikologis Pengarang
Latar belakang psikologis pengarang adalah bagaimana keadaan psikologis
pengarang pada saat menuliskan naskah drama. Hal ini sangat berpengaruh pada isi
naskah drama yang dituliskan. Latar belakang psikologis dapat dilihat dari hal-hal
yang telah dilalui pengarang pada masa lalu hingga bagaimana hal tersebut
mempengaruih psikologis pengarang saat menuliskan naskahnya.
 Nilai Agama dan Kepercayaan
Nilai agama dan kepercayaa tak kalah berpengaruhnya dari dua aspek yang telah
dijelaskan di atas. Agama dan kepercayaan sangat melekat pada suatu jati diri
seseorang (dalam hal ini pengarang). Nilai-nilai agama dan kepercayaan yang dianut
serta bagaimana kondisinya saat itu juga mempengaruhi pengarang dalam
membangun kisah-kisah dalam drama.
 Kondisi Politik Negara
Unsur ektrinsik yang keempat adalah kondisi politik negara. Suatu karya sastra juga
mencerminkan bagaimana keadaan suatu negara. Pengarang dapat saja memasukkan
unsut-unsur politik untuk meningkatkan gejolak dan sebagai kritik terhadap keadaan
politik suatu negara. Terdapat pula saat-saat di mana karya sastra (dalam hal ini
naskah drama) harus pro negara sehingga dapat dipublikasikan atau sebaliknya, karya
sastra dituliskan sebebas-bebasnya tanpa satu ikatan apa pun yang membelenggu.
 Kondisi Sosial Budaya
Sama halnya dengan kondisi politik negara, sebuah naskah drama pasti
mencermimkan keadaan sosial budaya di suatu latar karena drama adalah cerminan
kehidupan manusia. Dalam kasus tertentu, ada adat istiadat dan budaya yang
diangkat dalam naskah drama. Dalam hal ini, pengarang dapat menyampaikannya
sebagai bentuk apresiasi atau pun kritik sosial di mana adat, budaya, dan kebiasaan
tersebut tidak lagi sesuai dengan aturan dan norma-norma yang berlaku saat ini.
5. Naskah Drama dan Pertunjukan Drama merupakan salah satu produk kebudayaan yang
tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat. Berikan pendapatmu, bagaimana
seharusnya sikap kita agar kedua hal tersebut tetap lestari serta semakin dihargai.( Nilai :
25 )
Naskah drama dan pertunjukkan drama merupakan dua hal yang berkesinambungn dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tanpa naskah drama, sebuah pertunjukkan tidak
dapat ditampilkan, begitu juga sebaliknya; tanpa pertunjukkan, ide dan gagasan dalam
sebuah naskah drama tak dapat diimplementasikan seluruhnya. Seperti yang telah
dijelaskan pada pengertian drama, drama adalah cerminan kehidupan manusia. Hal ini
berarti drama adalah sebuah kritik atas bagaimana kita menjalani kehidupan. Kritikan-
kritikan tersebut pun disampaikan dengan cara-cara yang menghibur. Tanpa drama
(dalam hal ini naskah dan petunjukkannya), tak ada lagi kritik sosial, tak ada lagi hiburan
untuk masyarakat, dan tak ada lagi sastra dan seni dalam kehidupan ini. Tentu kita tidak
ingin hal itu terjadi, ada beberapa hal yang harus kita lakukan demi menjaga eksistensi
naskah drama beserta pertunjukkanya. Pertama, sebagai kaum pelajar, kita harus
senantiasa excited dalam mempelajari seni, suatu karya sastra. Kita dapat meningkatkan
literasi dengan banyak membaca naskah-naskah drama. Tak hanya dibaca saja, kita juga
harus dapat memahami isi dan maksud (urgensi) dari naskah tersebut. Dengan kata lain,
kita telah melakukan suatu analisis dan kritik terhadap suatu karya sastra naskah drama.
tak hanya melatih pola pikir dan memperluas pandangan, hal tersebut juga merupakan
langkah pelestarian dan penghargaan terhadap eksistensi naskah drama. Setelah
membaca, memahami, mengkritik, dan menganalisis, kita diharapkan mampu untuk
menulis naskah drama sebagai bentuk apresiasi karya sastra. Kedua, sebagai masyarakat
umum, patutlah kita mengapresiasi setiap pertunjukkan drama baik skala besar maupun
skala kecil (pertunjukkan drama sekolah). Apresiasi ini sangat dibutuhkan demi kemajuan
sebuah pertunjukkan drama. Dengan menilai sisi estetika, nilai yang terkandung,
bagaimana pelakonnya, dsb, pegiat seni drama dapat mengetahui di mana letak kekuatan
dan kelemahan mereka untuk dijadikan bahan pertimbangan dan pengembangan drama
yang lebih baik dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai