TIKJK0100601 Materi
TIKJK0100601 Materi
MENERAPKAN PROSEDUR
KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN
KEAMANAN KERJA (K3)
TIK.JK01.006.01
BUKU INFORMASI
MATERI UNIT KOMPETENSI
MENERAPKAN PROSEDUR KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN KEAMANAN
KERJA ( K3 )
Sejak tahun 1950 ILO ( International Labour Organization ) dan WHO ( World
Health Organization ) telah menetapkan definisi umum dari kesehatan kerja,
yaitu: Kesehatan kerja harus mencapai peningkatan dan perawatan paling
tinggi di bidang fisik, sosial sebagai seorang pekerja di bidang pekerjaan
apapun; pencegahan bagi setiap pekerja atas pengurangan kesehatan karena
kondisi kerja mereka, perlindungan bagi pekerja untuk mengurangi faktor-
faktor yang dapat merugikan kesehatan mereka; penempatan dan perawatan
bagi pekerja di lingkungan kerja sesuai dengan kemapuan fisik dan psikologi
dari pekerja dan meringkas adaptasi dari setiap pekerja ke pekerjaannya
masing-masing.
UNDANG-UNDANG
PERATURAN PEMERINTAH
KEPUTUSAN PRESIDEN
1.3 Ergonamis
Tujuan dari anthropometri adalah sebagai acuan yang ergonomis dalam segala
hal yang memerlukan interaksi manusia, dalam aplikasinya mengenai
perancangan area, alat, produk, maupun stasiun kerja, yang berkaitan dengan
bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat, sehingga para pengguna alat atau
ruangan fisik tersebut cocok, dan diharapkan akan meningkatkan produktivitas.
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-
pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data
anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara
lain dalam hal:
Perancangan area kerja
Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas, dsb.
Perancangan produk-produk konsumtif, seperti pakaian, kursi dan meja
komputer
Perncangan lingkungan kerja fisik
Perancangan dengan menggunakan data anthropometri secara umum
sekurang-kurangnya 90%-95% dari populasi yang menjadi target dalam
kelompok pemakai. Rancagan ini dimaksudkan agar sebagian besar dalam
kelompok pemakai dapat menggunakan alat tersebut. Rancangan produk yang
dapat diatur secara fleksibel akan jelas memberikan kemudahan dalam
operasinya, sehingga dapat dipergunakan meskipun oleh dimensi tubuh yang
berbeda-beda. Diharapkan anthropometri dapat digunakan dalam aplikasi alat-
alat yang dipakai secara nyaman oleh sebagian besar pemakai.
Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh
sebab itu, posisi tubuh standard harus diterapkan untuk survei pengukuran.
Dalam kaitan dengan posisi tubuh dikenal 2 cara pengukuran, yaitu:
o Pengukuran dimensi struktur tubuh ( structural body dimension )
Di sini tubuh diukur dalam berbagai posisi standard dan tidak
bergerak ( tetap tegak sempurna ). Dimensi tubuh yang diukur
dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh
dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi/panjang
lutut pada saat berdiri/duduk, panjang lengan dan sebagainya.
Seperti yang sudah dibahas di atas dapat dilihat bahwa kesehatan, keselamatan
dan keamanan di tempat kerja merupakan hal yang tidak dapat disepelekan. Dapat
dilihat dari jumlah kecelakaan yang sering terjadi di tempat kerja dan penyakit-
penyakit yang sering diderita oleh pekerja karena pekerjaannya.
Hal itu semua dapat dicegah jika ada kerjasama dari 2 pihak utama di dunia kerja,
yaitu:
Perusahaan:
o Menyediakan tempat kerja yang “bebas resiko”
o Dapat mencari bantuan konsultasi dan identifikasi
o Tidak dapat menghukum karyawan
Pegawai:
o Mematuhi standard yang sudah ada
o Melaporkan masalah kepada atasan
o Dapat menuntut keamanan
Komitmen dari manajemen perusahaan merupakan kunci dari tercapainya keadaan
produktif penuh di perusahaan, badan khusus yang menangani tentang kesehatan,
keselamatan dan keamanan kerja harus terdapat di setiap perusahaan yang
berpegawai lebih dari 100 orang. Badan tersebut bertugas untuk menganalisa
kecelakaan kejadian dan menetapkan tujuan spesifik keselamatan yang dapat
dicapai.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat ergonamis di tempat kerja atau
kantor adalah posisi kerja dari pekerja itu sendiri. Dengan posisi kerja yang baik
akan dapat menjaga kesehatan tubuh, dan mencegah timbulnya kelelahan sewaktu
bekerja.
Posisi kerja yang baik antara lain harus memenuhi syarat berikut:
Leher lurus dengan bahu dan leher dalam keadaan santai
Posisi lengan berada di bawah bahu
Sikut terletak dekat dengan badan dan tidak jauh maju ke depan atau
kebelakang
Tinggi permukaan meja setinggi sikut atau sedikit di bawah
Duduk dengan keadaan tulang ekor berbentuk S yang normal dan ditopang
dengan baik
Kedua kaki berada di lantai
Ketika duduk , lutut membentuk sudut 90ْ
Gambar Posisi Kerja yang Baik
Gambar Contoh Postur yang Baik dan Tidak pada Saat Bekerja
Posisi Tidak Baik Posisi Baik
Para pekerja sebaiknya juga melakukan peregangan setelah beberapa lama bekerja
dengan posisi yang sama, peregangan ini berfungsi untuk menggerakaan otot-otot
yang sudah tegang setelah lama bekerja.
Gambar Latihan
Selain dari posisi tubuh, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingkat
ergonamis tempat kerja, yaitu: tenaga yang dikeluarkan, gerakan kerja,
penglihatan ( cahaya dan tingkat ketelitian ), keadaan temperatur, keadaan
atomosfer, keadaan lingkungan, dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Gerakan kerja maksudnya adalah apakah gerakannya di dalam area yang sempit
yang terbatas saja; misalnya di meja atau luas; misalnya di studio atau sempit.
yang kecil dan membutuhkan perhitungan presisi akan lebih cepat membuat mata
menjadi lebih lelah.
Keadaan temperatur yang normal untuk bekerja aalah 22°-28° C. Bila temperatur
di ruang kerja jauh di bawa atau di atas dari suhu normal tersebut, maka akan
mengganggu kinerja dari pekerja yang berada di ruangan tersebut.
Keadaan atmosfer merupakan tingkat kwalitas dari udara di tempat kerja; dari ada
tidaknya ventilasi dan ada tidaknya bau-bauan. Normalnya setiap ruangan memiliki
ventilasi agar menjaga pergerakan udara yang terdapat di dalam ruangan dan
udara harusnya tidak terdapat bau-bauan baik yang beracun maupun tidak.
Beberapa cidera yang umumnya terjadi karena tempat kerja yang tidak memenuhi
persyaratan ergonamis:
Cidera Gejala Penyebab
Bursitis : meradangnya Rasa sakit dan bengkak Berlutut, tekanan pada
kantung antara tulang pada tempat cedera siku, gerakan bahu yang
dengan berulang-ulang
kulit, atau tulang dengan
tendon. Dapat terjadi di
lutut,
siku, atau bahu.
Tendonitis : radang pada Rasa sakit, bengkak, dan Gerakan yang berulang-
daerah antara otot dan merah di tangan, ulang.
tendon pergelangan, dan/atau
lengan. Kesulitan
menggerakan tangan.
Tegang pada leher atau Rasa sakit di leher dan Menahan postur yang kaku
bahu: radang pada bahu
tendon dan atau
pangkal tendon
Gerakan jari yang Kesulitan menggerakkan Gerakan berulang-ulang.
tersentak : jari dengan pelan, dengan Terlalu lama mencengkam,
radang pada tendon atau tanpa rasa sakit terlalu keras atau terlalu
dan/atau sering
pangkal tendon di jari
Batasan bahaya bagi pekerja juga ditetapkan selama 8 jam sehari, 40 jam
seminggu dan lama kerja 30-40 tahun. Jika jam kerja lebih panjang dari 8
jam sehari dan 40 jam seminggu, maka batasan bahaya tersebut akan
lebih rendah perlindungan terhadap pekerja harus lebih banyak dilakukan.
Selain itu batasan tersebut hanya dibuat untuk pengaruh satu zat kimia,
sehingga apabila pekerja tersebut harus menghadapi lebih dari satu
macam zat kimia, maka batasan yang lebih rendah harus diberikan
padanya.
Batasan bahaya bagi pekerja tidak dibuat untuk semua jenis zat kimia
yang ada di dunia. Ratusan zat kimia baru ditemukan dan digunakan
ditempat kerja tiap tahunnya.
Sehingga, batasan bahaya bagi pekerja bukanlah batasan mutlak antara
daerah aman dan bahaya. Batasan ini hanyalah petunjuk bagaimana
perusahaan harus mengontrol bahaya yang dihadapi pekerjanya dan
memberikan metoda untuk menilai apakah bahaya yang terukur pada
monitoring akan menyebabkan gangguan kesehatan bagi kebanyakan
pekerjanya
Adalah penting untuk mengetahui bagaimana mengukur tingkat bahaya
dari bahan kimia yang dihadapi pekerja dan membandingkannya dengan
batasan bahaya yang ada.
Tabel dibawah ini adalah batasan yang dibuat oleh Divisi Kesehatan dan
Keselamatan kerja negara bagian California, yang dapat dibandingkan
dengan hasil monitor kesehatan industri yang dilakukan oleh perusahaan.
Unit yang digunakan adalah “parts of chemical per million part of air
(ppm)” yakni bagian dari zat kimia per sejuta bagian udara, atau
“milligram of chemical per cubic meter of air (mg/m3)” yakni miligram
dari zat kimia per kubik meter udara.
Nama zat Batas jangka Batas selama Batas Atas *** Komentar
kimia pendek * shift **
Aseton 1000 ppm 750 ppm 3000 ppm
Arsenik 0.01 mg/m3 Menyebabkan
Inorganik kanker
Etil Asetat 400 ppm
Timah Hitam 0.05 mg/m3 Bahaya
terhadap
system
reproduksi
Metil etil Keton 300ppm 200 ppm
Metilen klorida 125 ppm 25 ppm Menyebabkan
kanker
Nama zat Batas jangka Batas selama Batas Atas *** Komentar
kimia pendek * shift **
Toluena 150 ppm 50 ppm 500 ppm BAhaya
terhadap
system
reproduksi dan
kulit.
Toluena 0.02 ppm 0.005 ppm 0.02 ppm Bahaya
Diisosianat terhadap
( TDI ) system
pernapasan
Buku:
Wignjosoebroto, Sritomo,”Ergonomi Studi Gerak dan Waktu”, PT. Guna
Widya, Jakarta, 1995.
Website:
http://www.wikipedia.net
http://www2.physics.utoronto.ca/service/health_and_safety/ergonomics.html
http://www.smartcomputing.com
http://www.nismat.org/ptcor/ergo
http://www.geocities.com/reni_rosari/msdm/SESI11-
KESEHATANKESELAMATAN.pdf
http://www.ilo.org/public/english/region/asro/jakarta/download/pelatihan.pdf