PERAWATAN KARDIOVASKULER 2
ICME PRESS
MODUL PRAKTIKUM
PERAWATAN KARDIOVASKULER 2
Penulis :
Hariyono
ISBN :
Editor :
Leo Yosdimyati Romli
Penerbit :
ICME PRESS
Redaksi :
Jl. Kemuning 57A Jombang
Telp. 0321.8294886
Email. stikes.icme@yahoo.com
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil „alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan pembuatan buku panduan praktikum
keperawatan Sistem kardiovaskuler. Tujuan penyusunan buku ini adalah sebagai buku acuan
bagi dosen dan mahasiswa STIKES Insan Cendekia Medika Jombang agar dapat menyamakan
persepsi dalam menerapkan ketrampilan keperawatan pada Sistem kardiovaskuler.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa buku ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari
semua pihak. Untuk itu selutuh anggota tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ketua
STIKES ICME Jombang dan seluruh staf pengajar STIKES Insan Cendekia Medika Jombang
Jombang.
Buku Panduan Praktikum ini jauh dari sempurna, untuk itu diperlukan saran dan kritik
yang bersifat membangun untuk perbaikan penyusunan yang akan datang.
Wassalamu‟alaikum warohmatullahi wabarakatuh
Penyusun
3
DAFTAR ISI
4
CARA PENGGUNAAN BUKU
Untuk mahasiswa
Bacalah penuntun skills lab ini sebelum proses pembelajaran dimulai. Hal ini akan membantu
saudara lebih cepat memahami materi skills lab yang akan dipelajari dan memperbanyak waktu
untuk latihan dibawah pengawasan instruktur masing-masing.
Bacalah juga bahan /materi pembelajaran yang terkait dengan keterampilan yang akan
dipelajari seperti: Anatomi, fisiologi, biokimia, dan ilmu lainnya. Hal ini akan membantu saudara
untuk lebih memahami ilmu-ilmu tersebut dan menemukan keterkaitannya dengan skills lab yang
sedang dipelajari.
Saudara juga diwajibkan untuk menyisihkan waktu diluar jadwal untuk belajar / latihan
mandiri.
Terima kasih
Tim Penyusun
5
DAFTAR TOPIK SKILLS LAB TIAP MINGGU
I Monitoring Hemodinamik
Pemeriksaan CVP
II Keterampilan JVP dan CVP
Laboratorium
Keperawatan
III Ujian medikal Bedah
VI Ujian
Nilai = PF+ P
2
Keterangan:
Ketentuan :
1. Mahasiswa yang akan mengikuti ujian tulis/skills lab/praktikum harus mengikuti per-
syaratan berikut :
a. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi tutorial 90%
6
b. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi pleno 90%
c. Minimal kehadiran dalam kegiatan skills lab 100%
d. Minimal kehadiran dalam kegiatan praktikum 100%
2. Apabila tidak lulus dalam ujian tulis, mahasiswa mendapat kesempatan untuk ujian re-
medial satu kali pada akhir tahun akademik yang bersangkutan. Jika masih gagal, ma-
hasiswa yang bersangkutan harus mengulang blok.
3. Batas minimal nilai kelulusan skills lab adalah 81 untuk kesemua keterampilan
4. Apabila tidak lulus ujian skills lab, mahasiswa mendapat kesempatan untuk ujian re-
medial satu kali di akhir blok. Jika masih gagal, mahasiswa yang bersangkutan harus
mengulang blok
5. Ketentuan penilaian berdasarkan peraturan akademik program sarjana
7
PENUNTUN SKILLS LAB
A. MENGUKUR JVP
Merupakan gambaran ttg tekanan atrium kanan dan tekanan diastolik ventrikel
kanan,Pola pulsasi vena jugularis dpt menyatakan abnormalitas konduksi dan
abnormalitas fungsi katup trikuspid ( Braunwald dan Perloft,2001).
Tujuan pengukuran JVP
1. Memperkirakan fungsi jantung kanan.
2. Memperkirakan tekanan vena sentral.
3. Mencerminkan tekanan akhir diastolik atrium kanan atau ventrikel kanan.
Cara pemeriksaan:
1. Mulai dgn posisi psn supine,kepala dinaikkan setinggi 15-30 derajat pd tempat tidur.
2. Kepala psn dipalingkan menjauhi sisi leher yg akan diperiksa.
3. Cari Vena jugularis eksterna
4. Cari denyut vena jugularis interna(Bedakan denyutan ini dgn denyutan arteri karotis
interna).
5. Tentukan titik tertinggi dimana denyutan vena jugularis interna msh terlihat.
6. Dengan mgunakan penggaris,ukur jarak vertikal antara titik ini dgn sudut sterna.
7. Carilah jarak dlm centimeter dan tentukan sudut kemiringan psn berbaring(misalnya
dgn vena jugularis 5 cm diatas sudut sternal,dgn kepala dinaikan 30 derajat.
A. MENGUKUR CVP
CVP (Central Venous Pressure) adalah pemeriksaan yang menggambarkan tekanan di
atrium kanan atau vena cava.
Tujuan pemasangan CVP
1. Sebagai pemandu pemberian cairan pada pasien sakit serius dan sebagai
pengukur volume efektif darah yang beredar.
2. Untuk mengetahui status klinis pasien yang ditujukan untuk mengetahui kecukupan
volume darah vena dan perubahan fungsi kardiovaskuler.
3. Untuk mencerminkan fungsi ventrikel kanan, karena kebanyakan gagal ventrikel
kanan adalah akibat dari kegagalan ventrikel kiri.
Indikasi pemasangan CVP
1. Operasi jantung, operasi lain yang banyak perdarahan.
2. Pasien yang mendapat obat vasoaktif, nutrisi perenteral, atau jika vena perifer tidak
adekuat.
3. Trauma mayor.
4. Pengambilan sampel darah vena yang sering.
5. Pemberian cairan IV secara cepat.
Komplikasi CVP
- Bakteriemi
- Emboli udara
- Hematoma local
- Pneumotoraks
- Sepsis
- Disritmia
- Tamponade perikard.
Peranan Ners:
1. Sebelum pemasangan :
a. Mempersiapkan alat-alat untuk penusukan dan alat-alat untuk pemantauan.
b. Mempersipkan klien yaitu memberikan penjelasan mengenai prosedur dan
tujuan pemantauan serta mengatur posisi klien sesuai dengan daerah
pemasangan kateter.
2. Saat pemasangan :
a. Memelihara alat-alat yang digunakan selalu dalam keadaan steril.
b. Memantau tanda dan gejala komplikasi yang dapat terjadi pada saat
pemasangan seperti gangguan irama jantung dan perdarahan.
c. Membuat klien merasa aman dan nyaman selama prosedur dilakukan.
3. Setelah pemasangan :
a. Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara:
- Melakukan Zero Balance, menentukan letak atrium atau titik nol pasien
dengan cara membuat garis pertemuan antara garis yang dibuat dari sela iga
keempat dengan pertengahan axilla. Titik nol tersebut kemudian disejajarkan
dengan transducer.
- Zero balance dikerjakan setiap pergantian dinas atau jika nilai gelombang
yang terlihat pada monitor tidak sesuai dengan keadaan klinis klien dan setiap
ada perubahan posisi klien.
- Melakukan kalibrasi, tujuan kalibrasi adalah untuk mengetahui fungsi alat
seperti monitor atau transducer. Kalibrasi dilakukan sebelum alat pantau di
pasang, setiap pergantian dinas dan jika ada keraguan pada nilai atau
gelombang yang terlihat pada monitor.
b. Mengekspolasi nilai yang terlihat pada monitor dengan keadaan klinis klien.
c. Mencatat nilai tekanan dan kecenderungan perubahan hemodinamik.
d. Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-obatan.
e. Mencegah terjadinya komplikasi dan mengetahui gejala dan tanda komplikasi.
f. Memberikan rasa nyaman dan aman pada pasien.
g. Memastikan letak alat-alat yang terpasang pada posisi yang tepat dengan cara
memantau gelombang tekanan pada monitor dan melakukan pemeriksaan foto
toraks (CVP, Swans gans).
Ketrampilan 2
Pacemaker adalah alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke
otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung. Alat ini memulai dan
mempertahankan frekuensi jantung ketika pacemaker alamiah jantung tak mampu lagi
memenuhi fungsinya.
Jenis-jenis pacemaker
Pacemaker Demand (sinkronus, nonkompetitif)
Pacemaker Fixed Rate (asinkronus, kompetitif)
Sistem pacemaker sementara
Sistem pacemaker permanent
Pacemaker Atrioventrikel (cetusan fisiologis)
Pacemaker respons aktivitas.
Komplikasi pacemaker
- Infeksi lokal (sepsis atau pembentukan hematoma) dapat terjadi di tempat
pemotongan vena atau pada penempatan pacemaker di bawah kulit
- Disritmia, aktivitas ektopik ventrikel dapat terjadi akibat iritasi dinding ventrikel oleh
elektroda
- Dapat terjadi perforasi miokardium atau ventrikel kanan oleh kateter
- Cetusan hilang secara mendadak akibat tingginya ambang ventrikel.
A. Pengertian
Tekanan darah arteri adalah tekanan darah yang dihasilkan oleh ejeksi ventrikel kiri
ke aorta dan ke sistemik arteri (Debra et al, 2001).
Tekanan arteri sistemik terdiri dari:
1. Tekanan sistolik adalah tekanan darah maksimal ketika darah dipompakan dari
ventrikel kiri. Range normal berkisar 100-130 mmHg
2. Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung relaksasi, tekanan
diastolik menggambarkan tahanan pembuluh darah yang harus dihadapi oleh
jantung. Range normal berkisar 60-90 mmHg
3. Mean Arterial Pressure atau tekanan arteri rata-rata selama siklus jantung.
MAP dapat diformulasikan dengan rumus :
Sistolik + 2. Diastolik x 1/3. MAP menggambarkan perfusi aliran darah ke
jaringan
Pengukuran tekanan darah arteri secara invasif dilakukan dengan
memasukkan kateter ke lumen pembuluh darah arteri dan disambungkan ke
sistem transducer. Tekanan intra arteri melalui kateter akan dikonversi menjadi
sinyal elektrik oleh tranducer lalu disebar dan diteruskan pada osciloskope,
kemudian diubah menjadi gelombang dan nilai digital yang tertera pada layar
monitor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan arteri :
Curah jantung Volume darah Umur
Resistensi perifer Viskositas darah Aktivitas
Elastisitas pembuluh Berat badan Emosi
arteri
Kontra indikasi relatif pada pemantauan tekanan darah arteri secara invasif
1. Pasien dengan perifer vascular disease
2. Pasien yang mendapat terapi antikoagulan atau terapi trombolitik
3. Penusukan kanulasi arteri kontraindikasi relatif pada area yang mudah terjadi
infeksi, seperti area kulit yang lembab, mudah berkeringat, atau pada area yang
sebelumnya pernah dilakukan bedah vascular
85
Diastolik
pressure
sistolik diastolik
F. Teknik pengukuran
1. Cuci tangan
2. Yakinkan kateter arteri tidak tertekuk
3. Atur posisi tidur yang nyaman untuk pasien
4. Lakukan kalibrasi
5. Membaca nilai yang tertera di layar monitor, pastikan morfologi gelombang tidak
underdamped atau overdamped
6. Mengkorelasi nilai yang tertera pada monitor dengan kondisi klinis pasien
7. Dokumentasikan nilai tekanan dan laporkan bila ada trend perubahan
hemodinamik
G. Komplikasi
1. Hematoma
2. Perdarahan
3. Gangguan neurovaskuler
4. Iskemik atau nekrosis pada bagian distal dari pemasangan kateter
5. Emboli
6. Insuffisiensi vaskuler
7. Infeksi
C. Underdamp arterial
A. Definisi
Tekanan vena sentral merupakan tekanan pada vena besar thorak yang
menggambarkan aliran darah ke jantung (Oblouk, Gloria Darovic, 2002).
Tekanan vena sentral merefleksikan tekanan darah di atrium kanan atau vena
kava (Carolyn, M. Hudak, et.al, 1998). Pada umumnya jika venous return turun,
CVP turun, dan jika venous return naik, CVP meningkat.
G. Komplikasi
1. Perdarahan
2. Erosi (pengikisan) vaskuler. Cirinya terjadi 1 sampai 7 hari setelah insersi
kateter. Cairan iv atau darah terakumulasi di mediastinum atau rongga pleura
3. Aritmia ventrikel atau supraventrikel
4. Infeksi local atau sistemik. Biasanya kebanyakan kontaminasi mkrooorganisme
seperti s. avirus, s. epidermidis, gram negative –positif basil, dan intrococcus.
5. Overload cairan.
6. Pneumothoraks
H. Trouble shooting monitoring tekanan CVP
Gelombang Status Cardiac
Definisi
Pemantauan hemodinamik secara invasif melalui pembuluh vena dengan menggunakan
sistem tranduser tekanan yang digunakan untuk mengetahui tekanan di arteri pulmonal.
Tujuan
Memberikan informasi mengenai keadaan pembuluh darah pulmonal dan ventrikel
kiri. Pemantauan hemodinamik menggunakan kateter arteri pulmonal diperkenalkan oleh
Swans dan Ganz tahun 1970, sejak menggunakan dobel lumen, balon/ tipped, sampai
lima lumen ditambah dengan kawat pacu jantung dan optikal kateter arteri pulmonal yang
sekarang dikenal sebagai kateter arteri pulmonal Swan Ganz, yang dapat dikerjakandi
tempat tidu r pasien tanpa bantuan fluoroskopi. Dengan kateter ini dimungkinkan dapat
memonitor secara intermiten curah jantung, menentukan RVEV dan EDV, secara kontinyu
dapat memonitor RAV, saturasi oksigen vena campuran, pacing atrium dan ventrikel, juga
dapat digunakan mengkalkulasi SVR, PVR, oksigen transport dan konsumsi, perbedaan
arterio-venous oksigen dan fraksi shunt intra pulmonal.
Kateter arteri pulmonal yang tersedia untuk pediatric dan dewasa ukuran 60 -110
cm panjangnya, kaliber 4.0 – 8.0 Fr, volume balon dari 0.5 – 1.5 ml, diameter balon dari 8 -
13 mm setiap 10 cm panjang kateter ditandai dengan garis hitam kecil, yang membantu
lokasi ujung kateter yang dimasukkan melalui sirkulasi sentral.
1. Kateter arteri pulmonal yang terpasang merupakan wadah yang baik untuk
mikroorganisme. Prinsip close sistem dan perawatan area tusukan serta steril harus
diperhatikan.
2. Kerusakan pembuluh darah oleh kateter yang keras. Pemasangan lama
3. Aritmia : VES atau SVT, migrasi secara spontan
4. Perdarahan saat pemasangan kateter
5. Tromboemboli oleh bekuan darah pada sebagaian atau seluruh kateterdan
bermigrasi ke tempat lain
Pengertian
PWP sering disebut juga PAW atau PCW atau pulmonary arteri occlusion
pressure. Adalah pengukuran tekanan wedge dengan mengembangkan balon pada distal
kateter arter pulmonal secara invasif.
A. Pengertian
1. Sejumlah darah yang dipompakan oleh jantung (ventrikel) tiap menit
2. Normal curah jantung 4 – 8 L/menit
3. Curah jantung sangat bervariasi dimana factor tingkat metabolisme tubuh yang
dipengaruhi oleh usia, ukuran tubuh, dll.
4. Curah jantung individu yang sudah dibagi luas permukaan tubuh disebut cardiac in-
dex
5. Curah jantung didapat dari jumlah denyut nadi per menit dikalikan isi sekuncup
6. Isi sekuncup adalah jumlah darah yang dipompakan jantung tiap denyutan
7. Isi sekuncup dipengaruhi oleh beban awal, beban akhir, serta kontraktilitas.
Beban awal adalah daya regang miokard pada akhir diastole atau sejumlah
darah yang ada di ventrikel pada akhir diastole
Indicator beban awal kanan = ventrikel kanan = tekanan vena sentral
Indicator beban awal kiri = ventrikel kiri = tekanan wedge/ tekanan atrium kiri
Hukum Frank starling sangat berlaku pada beban awal berhubungan dengan
daya regang maksimal fisiologis dengan kekuatan kontraksi.
Beban akhir = resistensi/ tahanan yang dihadapi saat darah dikeluarkan dari
ventrikel
Beban akhir pada ventrikel kiri (SVR= Sistemic Vascular Resistance). Normal =
800 – 1200 dynes/ detik/ cm2
Beban akhir pada ventrikel kanan (PVR = Pulmonary Vascular Resistance)
Kontraktilitas
Kemampuan serat otot miokard memendek dan berkontraksi. Banyak factor
yang mempengaruhi kontraksi miokard dan yang paling penting adalah efek
dari syaraf simpatis.
Gambar : Skema Curah jantung
Bongard, Frederic S. Et al. Current Critical Care : Diagnosis & Treatment. Second
Edition. Lange Medical Books. 2012
Bersten, Andrew D. Et al. Oh’s intensive Care Manual. Fifth Edition. Elsevier Limited
Health Science. 2003.
Darovich, Gloria O. Haemodynamic Monitoring : Invasive and Noninvasive Clinical
Application. WB Saunders Company. 2012.
Hodges RK, et al. Real World ursing Survival Guide Haemodynamic Monitoring. St
Louis : Elsevier Saunders 2015 : 150 – 168.
Woods, Susan L, et al. Cardiac Nursing. Seventh Edition. Lippicot, William and Wilkins.
2015