Anda di halaman 1dari 8

DESAIN KEMASAN MAKANAN KUB SUKARASA

DI DESA WISATA ORGANIK SUKOREJO SRAGEN

Drs. Syamsudin, MM1, Drs. M. Farid Wajdi, MM., PhD2,


Aflit Nuryulia Praswati, SE., MM3

Universitas Muhammadiyah Surakarta


Email: farid_solo@yahoo.co.id1
Syamsudin_ums@yahoo.co.id2

Abstract: This study analyzes the design of packaging for both food products produced by KUB Sukarasa
Tourism Village Organic Sukorejo Sragen. This is important because the packaging is one of the marketing
tools. Food products in KUB Sukarasa in District Sambirejo Sragen sold in transparent plastic packaging
and without label. This makes the level of sales is not maximized. This research has three objectives: first,
create a packaging design that has the right size so easily carried by consumers and attractive for sale
by the merchant. The second objective, informative designing packaging labels, such as product name,
manufacturer’s address, net weight, expiration date, product composition, and information about kosher.
The research method used was experimental. The end result of this research is a product packaging design
good food and interesting. This packaging design can be used by UMKM to develop their product marketing
strategies in order to increase sales.

Keywords: Packaging, Packaging Design, Marketing

PENDAHULUAN kesan kurang menarik. Hal ini membuat


produk UMKM Indonesia kurang memiliki
Latar Belakang Masalah daya saing dengan produk dari luar negeri.
Produk UMKM sebaiknya memiliki desain
Persaingan produk UMKM makanan
kemasan yang menarik, terdapat informasi
diramaikan oleh pelaku usaha lokal maupun
nama produk, nama perusahaan, berat bersih,
produk impor, baik legal atau illegal dari China,
tanggal kadaluarsa, komposisi dan kandungan
Malaysia, Singapura, Thailand dan Jepang. Di
nutrisi, Standar Nasional Indonesia atau SNI,
Indonesia jumlah UMKM di bidang pangan
Hazard Analytical Critical Control Point
berkisar 12 juta usaha. Indonesia memiliki
(HACCP) dan tanda halal.
kualitas rasa yang mampu bersaing, namun
Kemasan merupakan salah satu alat
kurang menarik perhatian konsumen. Hasil
pemasaran yang penting, tidak sekedar
kajian Pemasaran Produk UMKM melalui
sebagai pembungkus. Pengemas (packaging)
jaringan ritel besar menunjukkan pelaku
merupakan proses yang berkaitan dengan
UMKM yang bergerak di bidang pangan
perancangan dan pembuatan wadah
sebagian besar belum memenuhi standarisasi
(container) atau pembungkus (wrapper) untuk
produk dan kemasan. Berdasarkan prosentase,
suatu produk (Tjiptono, 2007). Jika pelaku
UMKM di bidang pangan yang tidak memiliki
usaha memperhatikan fungsi-fungsi tersebut
barcode mencapai 88,24 persen dan yang
maka kelancaran penjualan produk dapat
tidak memiliki inovasi produk mencapai
ditingkatkan. Charles A. Beresrin petugas
67,65 persen serta tanpa label 79,41 persen
Modern Packaging Magazine Amerika dalam
(Kemenkop, 2010).
Alma (2002) mengatakan bahwa “Pembungkus
Maflahah (2012) menyatakan bahwa
tidak hanya merupakan pelayanan tetapi juga
sebagian besar kemasan produk UMKM
salesman dan pembawa kepercayaan, dimana
tidak memiliki desain yang menarik, inovatif
suatu pembungkus merupakan penglihatan
dan kreatif. Produk makanan yang hanya
terakhir dari konsumen yang dapat dipercaya”.
dibungkus dengan plastik trasparan tanpa
Kendala produk UMKM makanan dalam
label atau informasi apapun, memberikan
meningkatkan daya saing berupa kemasan

Volume 19, Nomor 2, Desember 2015: 181-188 Desain Kemasan Makanan... 181
yang belum baik juga dipaparkan dalam Kajian dibawa oleh konsumen dan menarik
Analisis Permasalahan UMKM di Kabupaten untuk dijual oleh pedagang ?
Sragen (2014). Pemerintah kabupaten Sragen 2. Bagaimana isi dan desain label kemasan
yang tengah menggalakan bidang pariwisata yang informatif ?
membuat kualitas kuliner yaitu oleh-oleh
berupa makanan khas Sragen memiliki peran Tujuan Penelitian
penting. Untuk menarik wisatawan sebagai
pembeli oleh-oleh berupa makanan, maka Tujuan dari penelitian ini adalah:
dibutuhkan desain kemasan makanan yang 1. Membuat desain kemasan yang memiliki
bisa melindungi makanan, agar lebih tahan ukuran tepat sehingga mudah dibawa
lama, rasa dan bentuk yang terjaga jika dibawa oleh konsumen dan menarik untuk dijual
bepergian, informasi yang tepat mengenai oleh pedagang.
nama, komposisi produk dan lain-lain. 2. Merancang isi dan desain label kemasan
Program Dinas Pariwisata Kabupaten yang informatif, seperti nama produk,
Sragen untuk menjadikan desa Sukorejo alamat pembuat, berat bersih, tanggal
sebagai pusat oleh-oleh atau pusat makanan kadaluarsa, komposisi produk, dan
tradisional hasil olahan pertanian organik. keterangan tentang halal.
Program Desa Wisata Organik Sukorejo
(Dewo Rejo) ini menggandeng paguyuban istri TINJAUAN PUSTAKA
petani Desa Sukorejo yang tergabung dalam
Kelompok Usaha Bersama Sukarasa binaan Produk
Balitbang Kabupaten Sragen. Makanan yang
diproduksi KUB Sukarasa diberi merek Dewo Produk adalah segala sesuatu yang
Rejo, yaitu Desa Wisata Organik Sukorejo. ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan
KUB Sukarasa menggunakan ketela, dan keinginan”. Sedangkan secara konseptual
waluh dan sukun sebagai bahan utama. Tjiptono (2000) menyatakan bahwa ”Produk
Produk makanan kering yaitu berupa keripik adalah pemahaman subyektif dari produsen
dan pangsit sedangkan produk makanan basah atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai
bernama kemplang (terbuat dari ketela yang usaha untuk mencapai tujuan organisasi,
digilas, kemudian digoreng, dan ditaburi gula melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan
putih), sawut ketela (ketela dipotong halus konsumen sesuai dengan kompetensi dan
serupa tembakau, kemudian dicelup pada gula kapasitas organisasi serta daya beli pasar”.
cokelat/ gula jawa). Ahli lain memberikan pengertian bahwa
Aneka makanan kering “Sukarasa” berupa produk adalah suatu kompleksitas sifat dari
keripik ketela, waluh dan sukun serta pangsit barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
sudah mulai memasuki pasar. Namun masih Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Swastha
memiliki keterbatasan dalam kemasan yang & Irawan (1993) bahwa ”Produk adalah suatu
masih sederhana hanya menggunakan plastik sifat yang komplek baik itu diraba maupun
transparan dan tanpa label. Hal ini memiliki tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna,
resiko yang mempengaruhi kerenyahan dari harga, prestise perusahaan dan pengecer yang
makanan. Konsumen enggan membeli keripik diterima oleh pembeli untuk memuaskan
yang tidak renyah “melempem”. Hal ini kebutuhan dan keinginan”. Strategi produk
membuat penelitian mengenai desain kemasan yang umumnya diterapkan adalah pada
yang tepat untuk meningkatkan penjualan pemusatan perhatian pada kemasan serta cara
sangatlah penting. untuk menarik minat konsumen dengan cara
mempengaruhi keputusan konsumen.
Rumusan Masalah
Kemasan
Perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah Menurut Kotler (2008) kemasan
1. Bagaimana desain kemasan yang melibatkan perancangan dan produksi wadah
memiliki ukuran tepat sehingga mudah atau pembungkus untuk suatu produk. Pada

182 Syamsudin, F. Wajdi, dan A. Nuryulia Praswati BENEFIT Jurnal Managemen dan Bisnis
dasarnya, fungsi utama kemasan adalah 2. Produksi
menyimpan dan melindungi produk. Namun Perhitungan biaya produksi yang efektif
saat ini ada banyak faktor yang membuat perlu mempertimbangkan pemilihan
kemasan menjadi sarana pemasaran yang material kemasan, ukuran kemasan, teknik
penting. Kompetisi dan kerumunan yang pencetakan, finishing dll. Semua teknik
semakin padat di rak-rak tok pengecer berarti yang akan digunakan akan langsung
bahwa kemasan sekarang haruslah melakukan berpengaruh pada biaya produksi.
banyak tugas penjualan mulai dari menarik 3. Distribusi
perhatian pelanggan, menggambarkan produk Kemasan harus memudahkan proses
hingga membuat penjualan. distribusi dari pabrik ke distributor dan
Kemasan suatu produk dapat memberikan pengecer. Memahami bagaimana sebuah
pengaruh yang penting dalam mempertahankan produk dipasarkan akan memberikan
atau meningkatkan penjualan. Kemasan pemahaman yang utuh mengenai
mempunyai arti yang penting di dalam bagaiman kemasan akan dibuat.
mempengaruhi para konsumen langsung Beberapa kemasan didesain bahkan
maupun tidak langsung di dalam menentukan dapat melakukan promosi merek saat
pilihan terhadap produk yang akan dibelinya. didistribusikan menuju pengecer.
Ada empat faktor yang bertujuan dalam 4. Informasi
peningkatan penggunaan kemasan (Kotler, Sebagai media yang menginformasikan
1997) yaitu produk, brand image dan juga sebagai
1. Swalayan, semakin banyak produk yang bagian dari promosi. Kebutuhan kemasan
dijual secara swalayan di pasar swalayan sebagai promosi menjadi bagian yang
dan toko diskon paling penting dalam desain.
2. Kemakmuran konsumen, meningkatnya 5. Ergonomi
kemakmuran konsumen berarti konsumen Struktur kemasan harus memiliki
bersedia membayar lebih mahal untuk kegunaan yang meliputi faktor ergonomic,
kenyamanan, penampilan, keandalan dan antara lain kemudahan kemasan
gengsi dari dari kemasan yang lebih baik. tersebut dibawa, dikeluarkan isinya dan
3. Citra perusahaan dan merek, perusahaan dapat ditutup kembali. Kemasan juga
mengakui kekuatan kemasan yang harus memberikan kemudahan dalam
dirancang baik dalam menghasilkan penumpukan, distribusi dan persyaratan
pengalaman merek atau perusahaan dalam penjualan.
secara seketika. 6. Estetika
4. Peluang inovasi, pengemasan yang Faktor estetika banyak berhubungan
inovatif dapat memberikan manfaat dengan penyerapan visual kemasan oleh
yang besar bagi konsumen dan laba bagi konsumen. Faktor estetik mengandung
produsen. daya tarik visual yang mengharuskan
pertimbangan mengenai penggunaan
Desain Kemasan warna, bentuk, merek/ logo, ilustrasi,
jenis huruf, tata letak/lay out, material
Dengan memahami sifat dasar kemasan dan semua hal yang dicerap secara visual.
dan pihak-pihak yang terkait di dalam seluruh 7. Identitas produk
proses desainnya, muncul beberapa faktor Penampilan secara keseluruhan, yakni
yang harus diperhatikan dalam merancang kemasan yang didesain harus tampil
sebuah kemasan (Susanti, 2002) yaitu: berbeda dengan kemasan lain, yakni
1. Keamanan atau perlindungan memiliki identitas produk agar menarik
Kemasan harus dapat melindungi produk perhatian dan mudah diingat. Pada
dari cuaca, sinar, jatuh, tumpukan, tahap tertentu, kemasan bukan hanya
kotoran, serangga, dll. Keamanan dan memberikan identitas produk, tetapi
perlindungan ini tidak hanya pada saat mampu mempresentasikan citra produk.
produk selesai dikemas, tetapi juga dalam
saluran distribusinya di gudang toko
sampai ke tangan konsumen.

Volume 19, Nomor 2, Desember 2015: 181-188 Desain Kemasan Makanan... 183
A. Desain Label Kemasan 3. Berat bersih atau isi bersih
Berdasarkan Undang-Undang RI No. Berat bersih dinyatakan dalam satuan
7 tahun 1996 yang dimaksud dengan label metrik. Untuk makanan padat dinyatakan
pangan adalah setiap keterangan mengenai dengan satuan berat, sedangkan
pangan yang berbentuk gambar, tulisan, makanan cair dengan satuan volume.
kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang Untuk makanan semi padat atau kental
disertakan pada pangan, dimasukkan ke dinyatakan dalam satuan volume atau
dalam, ditempelkan pada, atau merupakan berat. Untuk makanan padat dalam cairan
bagian kemasan pangan. Pada Bab IV Pasal dinyatakan dalam bobot tuntas.
30-35 dari Undang-Undang ini diatur hal- 4. Nama dan alamat pihak yang
hal yang berkaitan dengan pelabelan dan memproduksi atau memasukkan pangan
periklanan bahan pangan. Tujuan pelabelan ke dalam wilayah Indonesia. Label harus
pada kemasan adalah : mencantumkan nama dan alamat pabrik
1. Memberi informasi tentang isi produk pembuat/pengepak/importir. Untuk
yang diberi label tanpa harus membuka makanan impor harus dilengkapi dengan
kemasan. kode negara asal. Nama jalan tidak perlu
2. Sebagai sarana komunikasi antara dicantumkan apabila sudah tercantum
produsen dan konsumen tentang hal-hal dalam buku telepon.
dari produk yang perlu diketahui oleh 5. Keterangan tentang halal
konsumen, terutama yang kasat mata atau Pencantuman tulisan halal diatur oleh
yang tidak diketahui secara fisik keputusan bersama Menteri Kesehatan
3. Memberi petunjuk yang tepat pada dan Menteri Agama No. 427/MENKES/
konsumen hingga diperoleh fungsi SKB/VIII/1985. Makanan halal adalah
produk yang optimum makanan yang tidak mengandung
4. Sarana periklanan bagi konsumen unsur atau bahan yang terlarang/haram
5. Memberi rasa aman bagi konsumen dan atau yang diolah menurut hukum-
hukum agama Islam. Produsen yang
Informasi yang diberikan pada label mencantumkan tulisan halal pada
tidak boleh menyesatkan konsumen. Pada label/penandaan makanan produknya
label kemasan, khususnya untuk makanan dan bertanggung jawab terhadap halalnya
minuman, sekurang-kurangnya dicantumkan makanan tersebut bagi pemeluk agama
hal-hal berikut (Undang-Undang RI No. 7 Islam. Saat ini kehalalan suatu produk
tahun 1996 tentang Pangan): harus melalui suatu prosedur pengujian
1. Nama produk. yang dilakukan oleh tim akreditasi
Disamping nama bahan pangannya, oleh LP POM MUI, badan POM dan
nama dagang juga dapat dicantumkan. Departemen Agama.
Produk dalam negeri ditulis dalam bahasa 6. Tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa.
Indonesia, dan dapat ditambahkan dalam Umur simpan produk pangan biasa
bahasa Inggris bila perlu. Produk dari dituliskan sebagai :
luar negeri boleh dalam bahasa Inggris - Best before date: produk masih
atau bahasa Indonesia. dalam kondisi baik dan masih dapat
2. Daftar bahan yang digunakan dikonsumsi beberapa saat setelah
Komposisi penyusun produk termasuk tanggal yang tercantum terlewati.
bahan tambahan makanan yang digunakan - Use by date: produk tidak dapat
harus dicantumkan secara lengkap. dikonsumsi, karena berbahaya bagi
Urutannya dimulai dari yang terbanyak, kesehatan manusia (produk yang
kecuali untuk vitamin dan mineral. sangat mudah rusak oleh mikroba)
Beberapa perkecualiannya adalah untuk setelah tanggal yang tercantum
komposisi yang diketahui secara umum terlewati.
atau makanan dengan luas permukaan - Permenkes 180/Menkes/Per/
tidak lebih dari 100 cm2, maka ingradien IV/1985 menegaskan bahwa
tidak perlu dicantumkan. tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa
wajib dicantumkan secara jelas

184 Syamsudin, F. Wajdi, dan A. Nuryulia Praswati BENEFIT Jurnal Managemen dan Bisnis
pada label, setelah pencantuman 7. Selain packaging yang baik, perusahaan
best before/ use by. Produk pangan juga harus membuat kemasan yang indah
yang memiliki umur simpan 3 bulan untuk menarik konsumen.
dinyatakan dalam tanggal, bulan,
dan tahun, sedang produk pangan Sedangkan keuntungan dari kemasan
yang memiliki umur simpan lebih bagi konsumen antara lain:
dari 3 bulan dinyatakan dalam bulan 1. Dengan adanya pembungkus produk akan
dan tahun. tetap bersih dan praktis untuk dibawa
kemana saja, tahan lama, dan mudah
Desain Kemasan Dalam Pemasaran disimpan.
Menurut Klimchuk dan Sandra (2007), 2. Dengan pembungkus berarti timbangan
desain kemasan adalah bisnis kreatif yang di dalamnya benar.
mengaitkan bentuk, struktur material, warna, 3. Pengemasan menunjukan kualitas barang
citra, tipografi, dan elemen-elemen desain seperti menerangkan isi yang dibungkus.
dengan informasi produk agar produk 4. Dengan adanya pembungkus, pembeli
dapat dipasarkan. Desain kemasan harus dapat membeli dengan jumlah yang
berfungsi sebagai sarana estetika untuk cukup (diperlukan).
berkomunikasi dengan semua orang dari 5. Sering pembungkus yang isinya telah
berbagai latar belakang, minat, dan pekerjaan habis terpakai masih dapat digunakan
yang berbeda. Pada akhirnya desain kemasan untuk tempat penyimpan barang lain.
berlaku sebagai pemasaran produk dengan 6. Pembungkus yang memberi informasi
mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi akan memberi dorongan pada pembeli
produk konsumsi secara unik. untuk membaca dulu dan sambil berfikir
Adanya pengemasan suatu produk dapat akan membelinya.
memberikan keuntungan baik bagi produsen 7. Pembungkus dapat menimbulkan harga
maupun konsumen (Alma, 2007). Bagi diri bagi yang membawa.
produsen, kemasan memberikan keuntungan
dalam hal: METODE PENELITIAN
1. Melindungi barang-barang yang
dibungkusnya sewaktu barang-barang Metode penelitian yang digunakan
tersebut bergerak melalui proses dalam penelitian ini adalah eksperimen.
marketing. Menurut Sugiyono (2010) metode penelitian
2. Memudahkan pedagang eceran untuk eksperimen adalah metode penelitian yang
membagi-bagi atau memisahkan barang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tersebut. tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
3. Untuk mempertinggi nilai isinya dengan terkendalikan. Desain penelitian eksperimen
daya tarik yang ditimbulkan oleh ada tiga yaitu:
pembungkus, sehingga menimbulkan 1. Pre-experimental design
ciri-ciri khas produk tersebut. Desain ini disebut pre-eksperimental
4. Untuk identitas, mudah dikenal, karena design karena belum merupakan
adanya label atau merek yang tertera eksperimen sungguh-sungguh karena
pada pembungkus. masih terdapat variable luar yang ikut
5. Pembungkus dapat digunakan sebagai berpengaruh terhadap terbentukan
alat komunikasi karena membawa berita variable dependen. Rancangan ini
atau catatan mengenai produk itu. berguna untuk mendapatkan informasi
6. Pembungkus sebagai salesmen diam, awal terhadap pertanyaan yang ada dalam
seperti supermarket. Disini para pembeli penelitian. Bentuk pre-eksperimental
tidak dilayani oleh salesmen tetapi design yang digunakan dalam penelitian
pembeli cukup mengetahui dan memilih ini adalah intac-group comparison. Pada
barangnya sendiri dengan membaca label desain ini terdapat satu kelompok yang
pada pembungkus. digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi
dua yaitu: setengah kelompok untuk
eksperimen (yang diberi perlakuan) dan

Volume 19, Nomor 2, Desember 2015: 181-188 Desain Kemasan Makanan... 185
setengah untuk kelompok control (yang panelitian dilakukan. Kemasan menggunakan
tidak diberi perlakuan). plastik transparan dan belum memiliki label.
2. True-experimental design
Dengan menggunakan desain ini peneliti
dapat mengontrol semua variable luar
yang mempengaruhi jalannya eksperimen.
Sehingga validitas internal (kualitas
pelaksanaan rancangan penelitian) dapat
menjadi tinggi. Sampel yang digunakan
untuk eksperimen maupun kelompok
control diambil secara random (acak) dari
populasi. Desain dari true-experimental
design yang digunakan dalam penelitian
Gambar 1.1 Stik Bawang Pedas
ini adalah posstest-only control design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok
yang masing-masing dipilih secara
random. Kelompok pertama diberi
perlakuan (kelompok eksperimen) dan
kelompok lain tidak (kelompok kontrol).
3. Quasi-experimental design
Eksperimen yang dilakukan tanpa
randomisasi tetapi menggunakan
kelompok kontrol.

Secara umum desain eksperimental Gambar 1.2 Snack Ketela


diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu:
1. Eksperimen laboratorium dimana
variable-variabel bebas dimanipulasi
untuk melihat pengaruhnya pada variable
terikat, dilakukan dalam setting buatan
untuk mengendalikan extraneous
variable.
2. Eksperimen lapangan yaitu dimana
variable-variabel bebas dimanipulasi
untuk mengetahui pengaruhnya pada
variable terikat, dan hal tersebut Gambar 1.3 Kripik Ketela
dilakukan dalam unit pengujian dengan
setting alami bukan buatan.

HASIL PENELITIAN

Pada awal penelitian produk makanan


ini telah dikemas secara sederhana. Telah
dipasarkan di daerah sekitar Kabupaten
Sragen. Selama ini makanan yang diproduksi
KUB Sukarasa hanya berdasarkan pesanan
saja. Kualitas rasa yang cukup baik, jika
didukung oleh kemasan yang menarik dan Gambar 1.4 Kripik Sukun
informatif bisa alat untuk meningkatkan
penjualan. Dengan produk yang masih dikemas
Berikut adalah gambar kemasan dari secara sederhana, area pemasaran Sukarasa
beberapa produk KUB Sukarasa sebelum terbatas pada daerah lokal disekitar Desa

186 Syamsudin, F. Wajdi, dan A. Nuryulia Praswati BENEFIT Jurnal Managemen dan Bisnis
Sukorejo. Konsumen regular meliputi kantin- ternyata masih belum menarik minat pembeli.
kantin SD, dan konsumen per orangan yang Pengukuran dan penimbangan produk masih
membeli produk melalui pesanan secara belum sempurna. Karena plastik kemasan
berkala. Kelemahan dari desain kemasan ini yang masih tipis menjadikan produk tidak
adalah belum ada keterangan apapun tentang dapat bertahan lama. Terdapat beberapa
produk, daya tahan produk yang masih lemah. produk yang “melempem”. Sehingga membuat
Pada tahap pertama, kemasan dilengkapi konsumen tidak puas. Desain warna kurang
dengan beberapa hal diantaranya yaitu: menarik. Desain tulisan kurang terlihat jelas.
1. Nama produk (Stik Wortel, Stik Bayam Masih menggunakan stiker. Sebaiknya desain
dll) kemasan menggunakan sablon.
2. Keterangan alamat produsen Beberapa permasalahan diatas,
3. Slogan “Oleh-oleh Khas Sragen Dewo menjadikan alasan bagi peneliti untuk
Rejo Desa Wisata Organik Sragen” yang merancang desain kemasan yang lebih
gurih dan renyah. sempurna. Meski belum diproduksi secara
4. Keterangan halal, berat bersih dan expired
masal, produk dengan kemasan baru sudah
date. memberikan efek peningkatan penjualan
5. Komposisi atau bahan baku pembuatan dan perluasan area pemasaran. Karena
produk. keterbatasan biaya produksi kemasan, KUB
6. Ijin produksi dari Pemkot untuk industry Sukarasa belum mampu mencetak kemasan
skala rumah tangga dengan nomer SPP- dalam jumlah banyak. Selain itu pembuatan
IRT No. : 2.06.3314.08.01.35.18 yang kemasan terkendala oleh minimal order,
telah diterbitkan sejak tahun 2014, yaitu 1000 bungkus untuk satu desain. Harga
keterangan produsen. tersebut tidak dapat dijangkau oleh keuangan
KUB Sukarasa.
Berikut gambar dari desain kemasan yang Desain kemasan baru sudah menawarkan
pertama: daya tahan yang lebih lama, dilengkapi dengan
keterangan expired date untuk setiap produk
bisa mencapai lebih dari satu bulan meskipun
tidak menggunakan obat pengawet.
1. Nama produk “Dewo Rejo Chips &
Stiks”
2. Logo dipilih berupa gambar talenan
bertuliskan Suka Rasa dan penggiling
manual. Etimologi dari gambar tersebut
adalah produk-produk KUB Suka Rasa
diolah secara tradisional oleh paguyuban
istri petani.

Gambar 1.5 Desain Kemasan Pertama ( Stik 3. Warna teks hijau melambangkan hasil
Wortel dan Stik Bayam ) pertanian organic.
4. Keterangan varian rasa (menggunakan
Kelemahan desain kemasan pertama warna sesuai bahan baku, seperti produk
belum ada perubahan dalam hal bahan , wortel dengan warna orange, produk tales
yaitu masih menggunakan plastik sederhana, berwana kuning gading dll)
transparan. Penggunaan plastik biasa ini 5. Keterangan produsen dan ijin produksi.

Volume 19, Nomor 2, Desember 2015: 181-188 Desain Kemasan Makanan... 187
Maflahah, Iffan, (2012) Desain Kemasan
Makanan Tradisional Madura Dalam
Rangka Pengembagan IKM, Agrointek,
Volume 6 No. 2 Agustus 2012
Kememkop., (2010) 79,41 persen UKM
Pangan Tanpa Label, http://www.
Gambar 1.7. Desain Kemasan 2 depkop.go.id/index.php?option=com_
content&view=article&id=466:kemen
Setelah menggunakan kemasan baru, kop-7941-persen-ukm-pangan-tanpa-
produk-produk KUB Suka Rasa sudah bisa label&catid=50:bind-berita&Itemid=97
disertakan pada pameran berskala nasional.
Pameran yang telah diikuti hingga bulan Klimchuk, Marianne Rosner dan Sandra A.
Maret 2015 antara lain Pameran Kuliner Car Krasovec. (2007). Desain Kemasan:
Free Day Sragen, Solo Indonesia Culinary Perencanaan Merek Produk yang
Festival yang diadakan di Benteng Vastenburg Berhasil Mulai dari Konsep Sampai
Solo, dan Pameran Pariwisata di Surabaya. Penjualan. Erlangga: Jakarta
Konsumen yang memesan secara berkala
Kotler, Philip Gary Armstrong, (2008)
sudah mulai bertambah dari luar daerah desa
Sukorejo. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12
Jilid 1, Erlangga, Jakarta
PENUTUP PPMB., (2014) Analisis Permasalahan
UMKM di Kabupaten Sragen https://
Bagi pelaku usaha UMKM, penggunaan w w w. a c a d e m i a . e d u / 1 1 5 5 0 0 9 4 /
desain kemasan yang tepat perlu untuk Analisis_Permasalahan_UMKM_di_
dipertimbangkan dengan cermat. Pencantuman Kabupaten_Sragen
informasi yang lengkap membuat calon
konsumen percaya terhadap kualitas produk, Sugiyono (2010), Metode Penelitian
dan bahkan bisa dengan mudah memesan Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
kembali melalui keterangan produsen. Alfabeta, Bandung
Penggunaan bahan yang tepat berkaitan
Susanti, Ariana, (2002) Federasi Pengemasan
dengan keamanan dan daya tahan produk juga
sangat penting. Indonesia. Aspek Legal Dalam Desain.
Pada penelitian ini juga menemukan Makalah dalam Pra Konvensi Desain
bahwa penggunaan desain kemasan yang baik Nasional, Surabaya
masih terhambat karena adanya keterbatasan Swastha, B., dan Irawan, (1993) Manajemen
biaya dari KUB Sukarasa. Kendala keuangan Pemasaran Modern. Yogyakarta:
ini membuat desain kemasan yang sebaiknya BPFC_YKPN
di sablon, sementara ini menggunakan stiker.
Desain kemasan yang baik bisa menjadi salah Tjiptono, F., (2000) Strategi Pemasaran.
satu alat untuk memenangkan persaingan Cetakan Kedua. Yogyakarta: Penerbit
produk makanan yang semakin pesat. ANDI

DAFTAR PUSTAKA

Buchari, Alma (2002) Manajemen Pemasaran


dan Pemasaran Jasa, Bandung:
Alphabeta
Fandy, Tjiptono (2002) Strategi Pemasaran
Edisi I Yogyakarta Andi Offset

188 Syamsudin, F. Wajdi, dan A. Nuryulia Praswati BENEFIT Jurnal Managemen dan Bisnis

Anda mungkin juga menyukai