Anda di halaman 1dari 2

Jelaskan pendapat saudara tentang kondisi promosi kesehatan di

masa pandemi ini?


Edukasi dan promosi kesehatan memegang peran utama dalam penanganan
COVID-19. Prosedur kesehatan yang direkomendasikan untuk menekan penyebaran
penyakit mencakup 5M, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak,
mengurangi aktivitas di luar rumah, dan menjauhi kerumunan.
Pasien COVID-19 dan keluarga harus diberikan penjelasan dan pengarahan
mengenai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
HK.01.07/MENKES/4641/2021. Keputusan menteri tersebut tentang  penanganan
pasien COVID-19 sebagai upaya pengendalian penyakit secara nasional. Pasien
COVID-19 baik suspek maupun terkonfirmasi harus ditangani berdasarkan pedoman
3T, yaitu testing, tracing, dan treatment.
Di Indonesia, yang bertanggung jawab melakukan
pelacakan (tracing) terhadap kontak erat dari kasus terkonfirmasi positif COVID-19
adalah puskesmas dan jejaringnya. Dalam melaksanakan pelacakan, puskesmas dapat
melibatkan tracer dari tenaga kesehatan maupun non kesehatan, seperti kader, TNI,
POLRI, atau komponen masyarakat lainnya yang telah memperoleh pelatihan dari
puskesmas.
Tracer memiliki kewajiban sebagai berikut:
1. Mewawancarai kasus terkonfirmasi dalam 24 jam sejak dinyatakan terkonfirmasi,
kemudian menentukan apakah pasien dapat melakukan isolasi mandiri (isoman)
2. Untuk kasus probable atau kasus terkonfirmasi meninggal, wawancara dilakukan
kepada keluarganya
3. Memastikan pasien terkonfirmasi menjalani isolasi, jika pasien isoman
maka tracer berkoordinasi dengan puskesmas untuk melakukan pemantauan
harian
4. Mengidentifikasi kontak erat dalam 24 jam sejak pasien terkonfirmasi
atau probable
5. Mewawancarai kontak erat dalam 24 jam sejak diidentifikasi, dan memastikan
kontak erat melakukan karantina minimal 5 hari
6. Memastikan kontak erat melakukan pemeriksaan entry-test dalam waktu 72 jam
sejak kasus indeks terkonfirmasi, dan exit-test pada hari ke-5 isolasi
7. Jika kontak erat menjalani karantina mandiri, maka tracer berkoordinasi dengan
puskesmas untuk melakukan pemantauan harian.
8. Jika kontak erat berdomisili di wilayah kerja puskesmas lain, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota akan mengkoordinasi proses pelacakan[24]

Anda mungkin juga menyukai