Perkenalan Muhammad dengan Khadijah memang berawal dari dunia perniagaan. Perempuan
ini biasa membiayai kafilah perdagangan Mekkah ke Suriah untuk nanti membagi keuntungan
bersama mitranya. Hal ini menjadi alasan bagi mereka berdua dalam melakukan perjalanan
dagang tersebut.
Buku Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW menceritakan berbagai tanda kerasulan yang sudah
terjadi sejak beliau masih anak-anak, serta perjalanan hidupnya yang begitu banyak rintangan.
5. Pernikahan Nabi Muhammad dan Khadijah
Banyaknya kegiatan perdagangan yang melibatkan mereka berdua, membuat Khadijah merasa
kian tertarik. Perempuan ini akhirnya mengutus seorang sahabatnya, Nafisah binti Umayyah
untuk menyampaikan keinginannya yakni melamar Muhammad.
Muhammad SAW pun menyampaikan kabar gembira ini kepada paman-pamannya. Salah
satunya yakni, Hamzah bin Abdul Muthalib lantas mendatangi rumah Khuwailid bin Asad dengan
Muhammad untuk melamar Khadijah. Maka menikahlah mereka berdua ketika Nabi berusia 28
tahun.
6. Nabi Muhammad Mendapatkan Wahyu Pertama
Sebelum menjadi Rasul, Nabi Muhammad sudah mendapatkan beberapa karunia istimewa dari
Allah seperti wajahnya terlihat bersinar dan bersih. Hal ini nyatanya menjadi pertanda kebesaran
Allah yang menandakan akan datangnya nabi terakhir dengan kedudukan tertinggi sampai akhir
zaman.
Nabi Muhammad mendapatkan sebuah mimpi ketika Malaikat Jibril menghampirinya. Rasul pun
sedang menyendiri di dalam Gua Hira tepatnya di samping Jabal Nur. Turunlah wahyu pertama
yang ia bawakan dari Allah yakni Surah Al – “Alaq 1 – 4.
7. Dakwah Pertama Nabi Muhammad
Nabi Muhammad akhirnya memulai dakwahnya secara terang-terangan pada keluarga paling
dekat yaitu kalangan Bani Hasyim. Hanya Ali bin Abu Thalib yang mau menerima dan
memutuskan untuk beriman kepada Allah. Sementara Abu Thalib ikut melindungi Rasul saat
berdakwah.
Dakwah secara terang-terangan ini selalu mendapatkan pertentangan oleh kaum Quraisy.
Bahkan beberapa orang menuduh Nabi Muhammad gila dan melemparkan kotoran ke tubuh
Nabi. Abu Jahal dan Abu Lahab sebagai pamannya bahkan juga ikut menentang Rasul selama
berdakwah.
Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, para sahabat nabi yang mendapat gelar khulafaur rasyidin
mendapat petunjuk diutus untuk mengganti kepemimpinan Rasulullah. Mereka ialah Abu Bakar
Ash-Shiddiq, Umar Bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Khulafaur Rasyidin
merupakan sahabat nabi yang paling dekat dengan Rasulullah SAW baik ketika nabi berdakwah,
melindungi nabi dari serangan musuh-musuh kaum musyrikin dan menemani Nabi Muhammad
SAW dalam menyebarluaskan ajaran Islam.
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang memiliki
nama lengkap Abdullah Abi Quhafah At-Tamimi. Pada zaman sebelum Islam, namanya adalah
Abu Ka’bah kemudian diganti oleh Nabi Muhammad SAW menjadi Abdullah.
Abu Bakar Ash-Shiddiq lahir pada tahun 573 M dan wafat pada tahun 634 M. Nama Abu Bakar
berarti pelopor pagi hari karena termasuk laki-laki yang masuk Islam pertama kali. Sedangkan
Ash-Shiddiq diberikan karena beliau sentiasa membenarkan semua ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad SAW terutama pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj.
Abu Bakar Ash-Shiddiq terpilih menjadi khalifah atas usulan kaum Anshar dan Muhajirin yang
sama-sama di antara kedua kaum tersebut menginginkan seorang khalifah dari kalangan
mereka. Kemudian usulan tersebut ditolak sehingga disimpulkan bahwa kaum Muhajirin memang
lebih berhak untuk mendapatkan kekuasaan dan semua sepakat Umar bin Khattab maju dan
membaiat Abu Bakar.
Setelah dibaiat, Abu Bakar Ash-Shiddiq menyampaikan pidatonya yang berisi “taatlah kalian
kepadaku sepanjang aku taat kepada Allah dan Rasulnya di tengah kalian, jika aku bermaksiat
maka tidak wajib kalian taat kepadaku”.
Pasca wafat Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi khalifah yang pertama yang
menjadi kepala negara sekaligus pemimpin agama umat Islam dan berlangsung selama dua
tahun.
Masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq banyak menghadapi permasalahan-permasalahan
dari dalam negeri di antaranya munculnya nabi palsu, kelompok murtad, dan pembangkang
zakat. Setelah berdiskusi dengan para sahabat yang lain, Abu Bakar Ash-Shiddiq memutuskan
untuk memerangi kelompok tersebut (perang melawan kemurtadan).
Setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq menyelesaikan permasalahan dalam negeri kemudian
melakukan ekspansi ke wilayah utara untuk menghadapi pasukan Romawi dan Persia yang
mengancam kedudukan umat Islam. Namun, Abu Bakar Ash-Shiddiq meninggal sebelum misi
ekspansi ini selesai.
Beberapa peradaban yang berkembang pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq:
1. Membudayakan diskusi yang lebih demokratis dalam pemerintahan dan masyarakat.
2. Menumbuhkan loyalitas umat Islam dan tentara kepada pemerintah yang memberi
support atas semua kebijakan khalifah.
3. Membudayakan musyawarah dalam menyikapi setiap permasalahan.
4. Menyusun mushaf Al-Qur’an.
5. Membangun pemerintahan yang tertib baik di pusat maupun di daerah.
6. Memperkokoh militer yang disiplin dan tangguh di medan tempur.
7. Menyejahterakan masyarakat secara adil dengan membangun baitulmalserta
memberdayakan zakat, infaq, ghanimah, serta jizyah.
Masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, harta dari baitul mal dibagikan kepada seluruh umat
Islam, bahkan ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq meninggal, hanya ditemukan sisa satu dirham
dalam perbendaharaan negara. Seluruh umat Islam mendapatkan bagian yang sama dari hasil
pendapatan negara. Ciri-ciri perekonomian pada masa Abu Bakar antara lain:
1. Menerapkan praktik akad perdagangan sesuai dengan prinsip syariah.
2. Tidak menjadikan ahli badar sebagai pejabat negara.
3. Menegakkan hukum dan memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat.
4. Mengolah rikaz (barang tambang) seperti emas, perak, perunggu, besi menjadi
sumber pendapatan negara.
5. Memperhatikan ketepatan dalam perhitungan zakat.
6. Menerapkan prinsip persamaan dalam distribusi kekayaan negara.
2. Umar bin Khattab
Umar bin Khattab lahir di Kota Makkah empat tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Umar memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nufail keturunan Abdul Uzza Al-Quraysi dari
suku Adi. Umar bin Khattab masuk Islam pada tahun kelima setelah kenabian serta menjadi
sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW juga menjadi khalifah setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Setelah masuk Islam, Umar menjadi orang kepercayaan Nabi Muhammad SAW sekaligus
penasihat utamanya.
Karakter Umar bin Khattab adalah pemberani, berwatak keras, dan tidak memiliki rasa gentar,
serta tutur bahasanya halus serta fasih. Umar bin Khattab memiliki peran yang besar dalam
sejarah umat Islam berkat perluasan wilayah, di samping kebijakan-kebijakan politiknya yang
lain.
Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi rakyatnya karena perhatian
dan tanggung jawabnya kepada rakyat, kebiasaannya ialah melakukan pengawasan langsung
dan sendirian berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya.
Ia juga dikenal sebagai sosok yang bijaksana dan jenius. Karena karakternya itulah Umar
semakin dihormati di kalangan masyarakat Arab sehingga kaum Quraisy memberinya gelar
“Singa Padang Pasir”. Umar bin Khattab juga mendapat julukan Abu Faiz karena kecerdasan dan
kecepatannya dalam berpikir.
Ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq jatuh sakit dan akan menemui ajalnya, akhirnya para sahabat
berdiskusi. Akhirnya para sahabat menghadap Abu Bakar dan memintanya untuk menetapkan
penggantinya. Kemudian Abu Bakar Ash-Shiddiq memanggil Usman bin Affan dan meminta
pendapat kepada Usman mengenai siapa yang layak dijadikan penggantinya.
Usman mengusulkan nama Umar bin Khattab. Kemudian Abu Bakar memerintahkan untuk
menuliskan surat wasiat tentang penggantinya yaitu Umar bin Khattab. Setelah Abu Bakar
meninggal, kemudian para sahabat sepakat untuk membuat Umar bin Khattab sebagai khalifah.
Umar diangkat menjadi khalifah pada tahun 634 M.
3. Keberhasilan Umar bin Khattab
Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia serta mengambil alih Mesir, Palestina,
Syiria, Afrika Utara dan Kekaisaran Byzantium pada masa khalifah Umar bin Khattab. Terdapat
dua negara adi daya pada masa itu yaitu Romawi dan Persia, keduanya telah ditaklukkan Islam
pada zaman Umar bin Khattab. Sejarah mencatat, pada pertempuran Yarmuk terjadi daerah
Damaskus sekitar 20 ribu pasukan Islam berhasil mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai
70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia kecil bagian selatan.
Umar bin Khattab melakukan aktivitas reformasi secara administratif dan mengontrol kebijakan-
kebijakan publik. Ia juga menyelenggarakan sensus di seluruh wilayah kekuasan Islam dan pada
tahun 638, Umar memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di
Madinah serta memulai proses kodifikasi hukum Islam.
Tahun ke-17 hijriah, Umar bin Khattab mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam
hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah. Beberapa perkembangan peradaban Islam pada
masa Umar bin Khattab antara lain bidang politik, ilmu pengetahuan, seni, bidang sosial, dan
agama.
A) Bidang politik
Kondisi politik pada masa pemerintahan Umar bin Khattab dalam keadaan stabil. Perluasan
wilayah pada masa ini juga cukup berhasil. Perluasan penyiaran Islam ke Persia sudah dimulai
oleh Khalid bin Walid pada masa khalifah Abu Bakar yang dilanjutkan oleh Umar. Administrasi
pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah yaitu Makkah, Madinah, Syiria, Basrah, Kufah,
Palestina, dan Mesir. Pada pemerintahan Umar, mulai dirintis tata cara menata struktur
pemerintahan yang bercorak desentralisasi.
Pada masa pemerintahannya, Umar bin Khattab membentuk lembaga pengadilan dan menunjuk
beberapa hakim yang memiliki integritas dan kepribadian yang baik di antaranya Zaid ibn Tsabit
sebagai Qadhi Madinah, Ka’bah ibn Sur Al-Azdi sebagai Qadhi BAsrah, Ubadah Ibn Sahmit
sebagai Qadhi Palestina, Abdullah ibn Mas’ud sebagai Qadhi Kufah.
Masa pemerintahan Umar bin Khattab juga mendirikan lembaga pembinaan hukum Islam dan
membentuk badan kemiliteran. Wilayah Islam bertambah luas, kemudian Umar bin Khattab
mengadakan penyusunan pemerintahan dan peraturan yang tidak bertentangan dengan Islam.
Kemudian Umar menyusun administrasi tata negara dengan membuat khalifah (amiril mukminin)
berkedudukan di Ibu Kota Madinah, Gubernur (wali) berkedudukan di Ibukota Provinsi.
Tugas pokok pejabat mulai dari khalifah, wali serta bawahannya bertanggungjawab atas maju
atau kemunduran agama Islam dan negara. Guna menertibkan jalannya administrasi
pemerintahan, Umar juga membentuk dewan negara untuk mengatur dan menyimpan uang serta
mengatur perekonomian negara, termasuk mencetak uang negara.
B) Bidang ekonomi
Umar bin Khattab mengatur administrasi negara dengan mencontoh negeri Persia. Pada masa
itu diatur serta ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dengan
tujuan memisahkan antara lembaga yudikatif dan eksekutif. Pada masa ini, jawatan kepolisian
juga dibentuk. Umar bin Khattab juga mendirikan baitul mal, dan membuat tahun hijriah serta
menghapus zakat bagi mualaf.
C) Bidang pengetahuan
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, sahabat-sahabat yang berpengaruh tidak
diperbolehkan keluar dari daerah kecuali atas izin dari Umar dan dalam batas waktu tertentu.
Dengan meluasnya wilayah Islam hingga jazirah Arab, kemudian Umar bin Khattab
memerintahkan para panglima perang apabila mereka berhasil menguasai suatu kota,
hendaknya mereka mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat pendidikan.
Umar bin Khattab melakukan penyuluhan pendidikan di kota Madinah dan menjadikan masjid,
pasar, serta mengangkat guru-guru untuk di tiap-tiap daerah untuk ditugaskan mengajarkan isi
Al-Qur’an dan menyebarkan ajaran Islam seperti fiqih kepada penduduk yang baru masuk Islam.
Pada masa pemerintahan ini pula kekuasaan Islam semakin luas dan terjadi mobilitas para
penimba ilmu dari daerah-daerah yang jauh dari Madinah. Semangat menimba ilmu mengenai
agama Islam ini mendorong lahirnya sejumlah disiplin-disiplin ilmu keagamaan. Oleh sebab itu,
pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, pendidikan maju dan negara dalam keadaan stabil
sebab telah ditetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan dan telah terbentuk pusat-pusat
pendidikan Islam di berbagai kota dengan materi yang dikembangkan baik dari bidang bahasa,
penulisan, maupun ilmu-ilmu lain.
Masa pemerintahan Umar bin Khattab berlangsung dari 634 M hingga 644 M. Selama menjadi
pemimpin, Umar memanfaatkan pemerintahannya untuk menyebarkan ajaran Islam dan
memperluas kekuasaan ke seluruh semenanjung Arab. Sebelum Umar meninggal, Umar
mengangkat Dewan Presidium untuk memilih pemimpin pengganti dari salah satu anggotanya
antara lain Usman, Ali, Zubair, Saad bin Abi Waqash, Tholhah, dan Abdurrahman bin Auf.
4. Usman bin Affan
Usman bin Affan berasal dari suku Quraisy merupakan khalifah ketiga setelah pemerintahan
Umar bin Khattab. Nama lengkapnya adalah Usman bin Affan bin Abil Ash bin Umayyah. Usman
bin Affan memeluk Islam atas ajakan Abu Bakar Ash Shiddiq dan kemudian menjadi sahabat
dekat Nabi Muhammad SAW Usman bin Affan mendapat gelar zun nurainyang berarti memiliki
dua cahaya, karena menikahi dua putri nabi Muhammad SAW secara berurutan setelah salah
satunya meninggal.
Usman bin Affan masuk Islam bersamaan dengan Thalhah bin Ubaidillah dan mendapat
tantangan dari pamannya yang bernama Hakim. Pamannya terus menyiksa Usman hingga
datang seruan Nabi Muhammad agar orang-orang Islam berhijrah ke Habsyi. Usman berpindah
ke Habsyi bersama Ruqayyah (istri) dan kemudian berpindah lagi ke Madinah.
Setiap terjadi perang, Usman selalu hadir menemani Nabi Muhammad SAW, kecuali pada saat
perang Badar dikarenakan Usman harus menjaga istrinya yang sedang sakit keras. Usman bin
Affan dikenal sebagai sosok yang dermawan, terbukti saat itu Usman membeli sumber mata air
dari orang Yahudi dan kemudian disedekahkan untuk seluruh umat Islam ketika mendapati
musibah kesusahan air di Madinah. Pada masa itu juga Usman dipercaya memegang kumpulan
surat-surat penting dan rahasia-rahasia besar.
Usman bin Affan menjadi pengganti khalifah Umar bin Khattab dengan persaingan yang ketat
dengan Ali. Sidang Syura yang dihadiri Usman bin Affan, Thalhah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin
Abi Waqqash, dan Ali bin Abi Thalib akhirnya memberi mandat kepada Usman bin Affan. Usman
memerintah dari tahun 644 M hingga 656 M. masa pemerintahan usman bin Affan merupakan
masa pemerintahan paling lama dibandingkan khalifah sebelumnya.
Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, ia memberikan tugas kepada Zaid bin Tsabit, Sa’id
ibn Ash, Abdurrahman bin Harits, dan Abdullah bin Zubair untuk menyalin kembali ayat-ayat Al-
Qur’an dari lembaran-lembaran naskah Abu Bakar sehingga menjadi mushaf yang sempurna.
Seiring berjalannya waktu, mereka berhasil menghimpun semua Al-Qur’an ke dalam sebuah
mushaf yang dikenal dengan sebutan Mushaf Usmani.
Khalifah Usman bin Affan sangat menjunjung tinggi nilai keadilan dalam memutuskan suatu
perkara hukum. Keberhasilan Usman bin Affan antara lain:
2. = الرحيمAr Rahiim
3. = الملكAl Malik
Artinya: Yang Maha Merajai (bisa diartikan Raja dari semua Raja)
Baca juga:
Arti Asmaul Husna Al Baqi dan Kisah Teladannya
4. = القدوسAl Quddus
5. = السالمAs Salaam
6. = المؤمنAl Mu'min
7. T = المهيمنAl Muhaimin
8. = العزيزAl 'Aziiz
9. = الجبارAl Jabbar
Artinya: Yang Memiliki (Mutlak) Kegagahan
Baca juga:
Arti Al Quddus dalam Asmaul Husna dan Keutamaan Sifatnya