RL Kespro 2 Amenore Fransiska Sunarti
RL Kespro 2 Amenore Fransiska Sunarti
Oleh:
Fransiska Sunarti
161211012
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Stase
Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan Reflektif Learning Amenorea Sekunder ”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas reflektif learning amenorea Di
Universitas Ngudi Waluyo. Penyusun menyadari terwujudnya makalah ini tidak
akan terlaksana tanpa bantuan dan pengarahan dari semua pihak yang telah
membimbing. Dengan segala kerendahan hati, penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk mengevaluasi makalah ini sehingga
kedepannya akan menjadi lebih baik. Harapan penyusun semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam masa kanak-kanak ovarium boleh dikatakan masih dalam
keadaan istirahat, belum menunaikan faalnya dengan baik. Baru jika
terjadi pubertas (akil balig) maka terjadilah perubahan-perubahan dalam
ovarium yang mengakibatkan pula perubahan-perubahan besar pada
seluruh badan wanita tersebut.
Pubertas tercapai pada umur 12-16 tahun dan dipengaruhi oleh
keturunan, bangsa, iklim, dan lingkungan. Kejadian yang terpenting dalam
pubertas ialah timbulnya haid yang pertama kali (menarche). Walaupun
begitu menarche merupakan gejala pubertas yang lambat. Paling awal
terjadi pertumbuhan payudara ( thelarche ), kemudian tumbuh rambut
kemaluan ( pubarche ), disusul dengan tumbuhnya rambut di ketiak.
Setelah itu barulah terjadi menarche, dan sesudah itu haid datang secara
siklik.
Haid ( menstruasi ) adalah perdarahan yang siklik dari uterus
sebagai tanda bahwa alat kandungan menunaikan faalnya. Secara fisiologis
menstruasi adalah proses hormonal dalam tubuh wanita sebagai hasil dari
pelepasan ovum. Pelepasan itu terjadi ketika ovum yang ada di ovarium
tidak dibuahi.
Seorang yang sudah menstruasi bisa saja mengalami gangguan
pada siklus menstruasi. Gangguan siklus menstruasi terjadi karena hormon
yang tidak stabil. Hal tersebut bukan hanya mempengaruhi volume darah
yang keluar, tetapi juga lama waktu menstruasi. Salah satu gangguan
menstruasi adalah amenorea.
Amenore adalah absennya perdarahan menstruasi. Amenore
normal terjadi pada wanita pubertas, kehamilan, dan postmenopause. Pada
wanita usia reproduktif, yang harus diperhatikan pertama kali dalam
mendiagnosa etiologi dari amenore adalah kehamilan. Apabila tidak ada
kehamilan, barulah kita harus mencari alternatif lain untuk mencari
etiologi dari amenore itu sendiri.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui tentang konsep amenore pada remaja serta penanganan
amenore.
2. Tujuan khusus
a. Mampu menjelaskan pengertian amenore
b. Mengetahui jenis amenore
c. Mengetahui penyebab amenore
d. Mengetahui penanganan amenore
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Menstruasi
1. Pengertian Mestruasi
Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan,
menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai
tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Umumnya
remaja yang mengalami menarche adalah usia 12 sampai dengan 16
tahun, periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa aspek, aspek,
misalnya psikologi dan lainnya.
2. Gangguan menstruasi
Kebanyakan mentruasi terjadi mengikuti pola yang teratur dan bebas
masalah, namun demikian ada beberapa wanita yang mengalami
kelainan saat haid. Gangguan haid dan siklusnya dalam masa
reproduksi dapat digolongkan dalam:
a. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada
haid: Hipermenorea atau menoragia.
b. Kelainan siklus: polimenorea, amenorea
c. Perdarahan diluar haid :metroragia
d. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : premenstrual
tension (ketegangan prahaid), mastodinia, Mittelschmerz (rasa
nyeri pada ovulasi) dan disminorea
B. Amenorea
Amenore adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami
menstruasi,meskipun berdasarkan periode mentruasi seharusnya wanita
tersebut mengalami menstruasi. Amenore dapat diklasifikasikan menjadi 2
yaitu :
1. Amenore primer
Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder normal
atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder, tidak
mendapatkan menstruasi. Amenorea primer umumnya mempunyai
sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti
kelainan-kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik.
2. Amenore sekunder
Ketika wanita yang pernah mendapatkan menstruasi, tetapi kemudian
berhenti setelah periode. Diagnosa yang terjadi pada amenore primer
termasuk diantaranya vaginal agenesis, sindroma insensitifitas
androgen, sinroma Turner. Diagnosa yang lain tergantung pada
pemeriksaan yang lain.
C. Etiologi
1. Amenore Primer :
a. Kelainan kromosom
b. Masalah hipotalamus
c. Hipofisis
a. Kehamilan
b. Kontrasepsi
c. Menyusui
d. Stres
e. Obat-obatan
f. Ketidakseimbangan hormone
h. Olahraga berlebihan
i. Kerusakan tiroid
D. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
1. Tidak terjadi haid
3. Nyeri kepala
4. Badan lemah
bentuk tubuh.
1. Sakit kepala
2. Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan
E. Penatalaksanaan
yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas maka diit dan olahraga
dengan obat-obatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Data Subyektif:
3. Ny.I mengatakan sejak 3 bulan yang lalu tidak haid, padahal sebelumnya haid ibu normal
seperti biasanya
4. Setelah 3 bulan tidak menstruasi Ny.I mengatakan badannya tidak nyaman
5. Ny. I mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun, terakhir menggunakan alat
kontrasepsi 1 tahun yang lalu dan ingin memiliki anak
6. Ny.I mengatakan terakhir menggunakan kb suntik 3 bulan selama 4 tahun
7. setelah tidak menggunakan KB Suntik setiap bulan menstruasi selama 3 hari sedikit-sedikit
Data Obyektif:
O : Berat Badan : 80 Kg
Suhu : 36 C
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Pemeriksaan Penunjang
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
Memberitahu dan menjelaskan kepada Ny. I hasil pemeriksaan bahwa Ny. I mengalami
amenorea sekunder. Amenorea sekunder dimana seseorang mempunyai masa/periode atau
siklus menstruasi yang normal akan tetapi kemudian tidak menstruasi selama 3 bulan atau
lebih secara berurutan. Adapun penyebab amenore sekunder sebagai berikut, penggunaan
obat kontrasepsi baik oral maupun suntik seperti pil-pil untuk membatasi/mengatur
kelahiran atau Depo-Provera, stress akibat penggunaan beberapa tipe obat, berat badan
yang sangat rendah akibat adanya gangguan pada thyroid, olahraga berat yang dilakukan
secara teratur seperti lari jarak jauh khususnya jika lemak tubuh rendah, serta adanya
gangguan pada indung telur (ovarium) seperti akibat kemoterapi atau munculnya kista
ovarium.
Memberitahu ibu untuk melakukan test pack dengan mengambilan segmen urine dan di
simpan di tabungan urine kemudian meletakan test pack pada wadah yang berisi urine
klien dan tunggu hingga 5 menit.
Menganjurkan klien untuk makan makanan bernutrisi, banyak mengonsumsi sayuran dan
buah, tidak terlalu banyak pikiran/stress, istirahat yang cukup 7-8 jam perhari, serta
olahraga teratur dan menjaga berat badan ideal karena IMT ibu sudah menunjukan kategori
obesitas.
Memberikan dan menjelaskan untuk meminum terapi obat pil KB kombilasi berisi
kandungan progesterondan eksterogen diberikan 4 pil (1x1) dan caviplex berisi kandungan
vitamin A,D,B1,B2, B6 B12, C, E, ZINK, kalsium, asam glutamate diberikan 10 tablet
(1x1) diminum dengan menggunakan air putih saja.
3. Evaluasi
Ny. I umur 32 tahun datang ke Klinik Aria Medistra pada hari Selasa 12 Oktober 2021
Pukul 09.00 WIB. Ny. I umur 32 tahun, Ny. I datang ingin memeriksakan keadaan dirinya. Klien
mengatakan tidak datang bulan sejak 3 bulan terakhir, klien tidak sedang menggunakan alat
kontrasepsi apapun, terakhir menggunakan alat kontrasepsi 1 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan
berat badan 80 kg, tinggi badan 164 cm, tekanan darah 110/80mmhg, nadi 83x/menit , respirasi
21x/menit, suhu 36x/menit. Berdasarkan hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan Ny. I umur 32
tahun mengalami amenorea sekunder.
Menurut Maryanti (2009), penatalaksaan amenore tergantung dari penyebabnya. Jika
penyebabnya adalah kehamilan atau menopuause, tentu saja tidak perlu pengobatan apapun.
Namun jika penyebabnya adalah hal lain, perawatan atau pengobatan dengan terapi hormon,
menurunkan berat badan, relaksasi diri, obat-obatan jika penyebab amenore adalah gangguan
tiroid, bahkan dengan pembedahan jika terdapat tumor atau penyumbatan struktural.
Asuhan yang diberikan pada Ny. I yaitu memberikan KIE tentang amenore dan
melakukan test kehamilan dengan test pack dengan hasil test pack negatif, serta memberikan
terapi hormone dan multivitamin kepada klien. Hal ini sejalan dengan Maryanti 2009, seperti
anjuran klien untuk istirahat cukup, makanan bernutrisi, tidak stress, olahraga dan menjaga berat
badan ideal serta terapi obat.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Amenore adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi, meskipun
berdasarkan periode mentruasi seharusnya wanita tersebut mengalami menstruasi. Amenore
dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : Amenore primer : Ketika wanita 16 tahun dengan
pertumbuhan seksual sekunder normal atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual
sekunder; tidak mendapatkan menstruasi. Dan amenore sekunder : Ketika wanita yang
pernah mendapatkan menstruasi, tidak mendapatkan menstruasi
2. Pada Ny. I usia 32 tahun mengalami amenore sekunder diberikan asuhan dengan
menganjurkan klien untuk istirahat cukup, makanan bernutrisi, tidak stress, olahraga dan
menjaga berat badan ideal serta terapi obat.
3. Asuhan yang diberikan pada klien sudah sesuai dengan teori
B. Saran
1. Bagi Lahan Praktik Klinik
Diharapkan lahan praktik klinik dapat mempertahankan pelayanan asuhan kebidanan yang
sudah baik dan dapat memberikan / melaksanakan sesuai standar asuhan kebidanan
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan asuhan kebidanan sesuai standar dapat dilakukan pada semua pelayanan
kebidanan dan diharapkan laporan ini sebagai bahan masukan, sebagai contoh asuhan
manajemen bagi penulis selanjutnya.
3. Bagi Pelaksana Selanjutnya
Diharapkan dapat tetap meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan
asuhan kebidanan secara baik dan benar kepada klien, Sehingga asuhan yang diberikan
berkualitas dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.