Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

“SISTEM PERNAPASAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Anatomi Fisiologi semester 1

Dosen Pengampu:
Rini Wuri Astuti, S.SiT,M.Gizi

Disusun oleh Kelompok 4 :


1. Naya Zahira Alya Putri NIM.P07131221007
2. Az Zahra Nur Ainiyyah NIM.P07131221014
3. Qurrota A’yun NIM.P07131221019
4. Aretha Dhiah Nareswari NIM.P07131221044

JURUSAN GIZI PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN


DIETETIKA POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,
Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT. Berkat hidayah dan
pertolongan dari-Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah ini
yang berjudul “Sistem Pernapasan”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah anatomi fisiologi
semester I. Kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan adanya bantuan
do’a, pikiran, serta gagasan-gagasan kepada kami. Sebab itu, dalam kesempatan ini
kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua kami, yang senantiasa mendukung dan mendoá kan kami
sehingga kami diberikan semangat dan kelancaran dalam proses
penyusunan makalah.
2. Dosen pengampu dan Pranata Laboratorium Praktik, yang telah
memberikan pengarahan dan membimbing kami menyusun makalah ini.
3. Kelompok III, yang telah menyumbangkan pikiran dan gagasannya
sehingga banyak membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Besar harapan kami semoga apa yang telah kami sajikan dalam makalah ini
dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi positif untuk pengembangan dan
peningkatan pengetahuan di bidang ilmu anatomi fisiologi.

Yogyakarta, 25 Juli 2021


Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


BAB I ...................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. TUJUAN ...................................................................................................... 1
C. MANFAAT .................................................................................................. 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
A. Pengertian Sistem Pernapasan ..................................................................... 3
B. Sistem Pernapasan Atas ............................................................................... 3
C. Sistem Pernapasan Bawah............................................................................ 7
D. Struktur Pelengkap ..................................................................................... 10
E. Mekanisme Pernapasan .............................................................................. 11
F. Gangguan Pada Sistem Respirasi ............................................................... 12
BAB III ................................................................................................................. 15
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 15
B. SARAN ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
LAMPIRAN .......................................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem pernapasan atau yang sering disebut sistem respirasi merupakan


sistem organ yang digunakan untuk proses pertukaran gas, dimana sistem
pernafasan ini merupakan salah satu sistem dengan peran yang sangat penting
dalam tubuh untuk menunjang kelangsungan hidup. Sistem pernapasan dibentuk
oleh beberapa struktur yang terlibat dalam proses inhale serta exhale. Proses
respirasi eksternal yaitu pertukaran oksigen antara atmosfer dan darah serta
pertukaran karbondioksida antara darah dan atmosfer. Selain itu terdapat juga
respirasi internal, yaitu proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan
dimana sistem respirasi internal ini terjadi di seluruh tubuh.

Struktur utama dalam sistem pernapasan adalah saluran udara pernapasan,


saluran-saluran ini terdiri atas jalan napas, saluran napas, serta paru-paru. Struktur
saluran napas dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem pernapasan atas dan bawah.
Hidung, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus adalah bagian-bagian dari
sistem pernapasan.

B. TUJUAN

Setelah menguasai presentasi pertama, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menjelaskan anatomi sistem respirasi

2. Menjelaskan fisiologi alat respirasi

3. Menjelaskan proses respirasi

1
C. MANFAAT

Adapun manfaat dilaksanakannya praktikum serta pembuatan makalah ini


antara lain:

1. Sebagai bahan evaluasi tingkat pemahaman mahasiswa


terhadap materi sistem respirasi

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui anatomi sistem respirasi

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui fisiologi sistem respirasi

4. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses terjadinya respirasi

5. Sebagai bahan referensi materi terkait proses respirasi

2
BAB II

SISTEM PERNAPASAN

A. Pengertian Sistem Pernapasan

Sistem respirasi merupakan suatu susunan yang sangat kompleks. Setiap sel
dan jaringan yang menyusunnya memiliki fungsi serta peranannya masing-masing.
Strukturnya yang begitu rumit menjadikan sistem ini begitu istimewa untuk
menopang kehidupan manusia.

Sistem respirasi digunakan untuk memperoleh oksigen dari udara ke


jaringan tubuh dan membuang karbondioksida. Pertukaran gas ini sangat penting.
Seluruh sel tubuh membawa oksigen dari respirasi sel untuk memproduksi ATP
atau energi yang dibutuhkan dan dimanfaatkan manusia untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Sistem respirasi manusia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem
respirasi atas dan bawah. Bagian-bagian dari dua sistem respirasi manusia adalah
sebagai berikut:

1. Sistem respirasi atas, terdiri dari bagian luar rongga dada yaitu hidung,
rongga hidung, faring, laring, dan trakea atas.
2. Sistem respirasi bawah, terdiri dari bagian dalam rongga dada yaitu trakea
bawah dan paru-paru, termasuk pembuluh bronchial dan alveoli. Membran
pleura dan otot respirasi yang membentuk diafragma dan otot interkosta
juga merupakan bagian dari sistem respirasi.

B. Sistem Pernapasan Atas

Sistem pernapasan atas biasa disebut juga dengan zona konduksi yang berperan
sebagai saluran tempat lewatnya udara pernapasan, serta membersihkan,
melembabkan dan menyamakan suhu udara pernapasan dengan suhu tubuh dengan

3
proses pembentukan suara. Zona konduksi terdiri dari hidung, faring, trakea,
bronkus, serta bronkioli terminalis, dengan proses seperti berikut :
1. Hidung / rongga hidung
Rongga hidung adalah organ yang sangat penting karena
berfungsi sebagai tempat masuknya udara menuju
tenggorokan.Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai
proteksi, rambut di dalam rongga hidung yang berperan sebagai
penapis udara dan struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi
terhadap udara luar karena strukturnya berlapis sehingga sel silila
yang berperan melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk
membersihkan jalan napas.
Fungsi rongga hidung dibagi menjadi 3 :
a. Fungsi Preventif
- Bulu Hidung sebagai penyaring debu
- Silia yang menyaring partikel benda asing, ditangkap di
konka superior, hanya udara berpartikel 4-6 mikron yang
bisa masuk ke bawah
b. Fungsi Lubrikasi
Jalan napas menjadi tidak kering karena lubrikasi dari
kelenjar submukosa dan sel goblet
c. Fungsi Pemanas dan Pendingin Udara
Karena kayanya vaskularisasi di dalam rongga hidung, yang
berfungsi sebagai konduksi dari panas, dan adanya
perputaran udara inspirasi dan ekspirasi
2. Faring
Faring merupakan nama lain dari tenggorokan bagian atas,
berupa tabung yang terletak di belakang mulut dan rongga hidung,
dan menghubungkan keduanya ke trakea (batang tenggorokan).
Bagian belakang dari rongga hidung dan rongga mulut terdiri dari:
a. Nasofaring (bagian yang berbatasan dengan rongga hidung
b. Orofaring (bagian yang berbatasan dengan rongga mulut)

4
c. Laringofaring (bagian yang berbatasan dengan laring)

Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara


yang keluar masuk dan juga sebagai jalan makanan dan minuman
yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung(resonansi)
untuk suara percakapan.

3. Laring
Organ berongga dengan panjang 42 mm dan diameter 40
mm. Terletak antara faring dan trakea. Dinding dibentuk oleh tulang
rawan tiroid dan krikoid. Muskulus ekstrinsik mengikat laring pada
tulang hyoid. Muskulus intrinsik mengikat laring pada tulang tiroid
dan krikoid berhubungan dengan fonasi. Lapisan laring merupakan
epitel bertingkat silia. Epiglotis memiliki epitel selapis gepeng, tidak
ada kelenjar. Fungsi laring adalah sebagai berikut:
a. Menghasilkan suara
Fungsi laring yang pertama ialah menghasilkan suara.
Laring memiliki organ yang disebut pita suara yang berperan
sangat penting dalam pembentukan suara manusia. Saat
udara masuk melalui rima glotidis (celah di antara lipatan
vokal dan kartilago artenoid) yang tertutup, pita suara akan
bergetar dan menghasilkan suara.
b. Mengarahkan makanan masuk
Laring juga berfungsi untuk membantu mengarahkan
makanan masuk ke esofagus. Saat makan, gerakan mundur
lidah memaksa epiglotis (kartilago pada laring) untuk
menutupi glotis (bagian tengah laring) agar makanan tidak
masuk ke paru-paru. Hal ini tentu saja agar sistem
pernapasan pada manusia tidak terluka.

5
c. Melindungi saluran pernapasan
Laring juga berperan penting dalam melindungi
saluran pernapasan manusia. Laring mampu melindungi
saluran pernapasan dari masuknya benda asing yang
dapat membahayakan saluran pernapasan.
d. Penghubung faring dan trakea
Laring berperan untuk menghubungkan faring dan
trakea. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, berfungsi
untuk melindungi benda asing seperti makanan dan
minuman masuk ke dalam paru-paru dan mengganggu
sistem pernapasan.
4. Trakea
Trakea merupakan tabung udara besar yang mengarah dari
laring (kotak suara) menuju ke bronkus (saluran udara besar
bercabang yang memasuki paru-paru). Ciri-ciri trakea adalah:
a. Cincin tulang rawan yang tidak lengkap (berbentuk U)
b. Panjangnya 10-20 cm
c. Dibentuk oleh 20 lapis kartilago yang berbentuk huruf C
dan berakhir ketika bercabang duakarina
d. Bagian yang tidak berkatilago disebut Trakea
membranosa, berada di posterior
e. Pada ketinggian vertebra torakalis 4, trakea bercabang
dua di karina menjadi bronkus utama kanan dan kiri
f. Di atas tempat masuknya bronkus utama, kedua kartilago
bertemu membentuk cincin sempurna, tidak hanya C,
melainkan O

Salah satu fungsi utama trakea adalah menjadi penghubung agar


udara dapat masuk menuju paru-paru ketika Anda bernapas. Saat udara
masuk, trakea akan menghangatkan dan melembapkan udara sebelum
akhirnya memasuki paru-paru.

6
C. Sistem Pernapasan Bawah

Sistem pernapasan bawah atau biasa juga disebut sebagai zona


respiratorik merupakan bagian dari saluran pernapasan yang dikelompokan
berdasarkan fungsionalnya (yang terbagi menjadi dua). Zona respiratorik ini
terdiri dari bronkiolus respiratorius dan alveoli. Pada zona ini terjadi
pertukaran gas, antara udara dan darah yang terjadi dalam alveoli. Zona
respiratorik dimulai dari bronkus hingga alveolus, dengan prosesnya
sebagai berikut:

1. Bronkus

Bronkus merupakan percabangan dari trakea yang mengarah


ke kanan dan kiri dan menghubungkannya langsung dengan paru-
paru. Percabangan ini membentuk sudut 20-30 derajat pada
bronkus kiri dan 45-55 derajat pada bronkus kanan. Bronkus
kanan adalah bronkus utama yang mempunyai 3 percabangan
yakni superior, medialis dan inferior. Sedangkan bronkus kiri
mempunyai 2 percabangan yaitu bronkus lobaris superior dan
inferior. Bronkus lobaris juga memiliki percabangan lagi yaitu
bronkus segmental. Bronkus memiliki sifat-sifat anatomik seperti:

a. Dibentuk dan ditopang oleh cincin kartilago


b. Dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia
c. Mengandung otot polos
d. Mendapatkan vaskularisasi dari aretri bronkialis
e. Berdiameter lebih dari 2mm
f. Tidak memiliki alveoli pada dinding nya

Bronkus bukan termasuk pipa yang kaku, tetapi merupakan


saluran dari otot dengan inervasi vagal yang dapat membuatnya
berdilatasi dan berkontraksi sebagai respon terhadap rangsangan

7
neurohumoral dan kimia. Fungsi utama bronkus ini adalah
menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.

2. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, yang berupa
saluran napas tidak berkartilago dan tidak mengandung kelenjar
submukosa. Pangkal bronkiolus (distal) disebut sebagai terminalis
yang membentuk asinus (3-5 diantaranya). Bronkiolus terminalis
memiliki cabang lagi yang disebut
a. Bronkiolus respirasi, merupakan peralihan bagian konduksi
ke bagian respirasi paru dan mengandung kantong alveoli
b. Ductus alveolaris, lanjutan dari bronkiolus respirasi yang
banyak mengandung gelembung-gelembung (alveoli) dan
menjadi tempat alveoli bermuara.

Apabila terjadi gangguan pada paru, bronkus besar tetap


paten, sedangkan bronkus kecil, bronkiolus dan alveolus akan ikut
terganggu. Secara fungsional bronkiolus dibagi menjadi 2 bagian
yaitu:

a. Bronkiolus non respiratorius atau tidak terjadi pertukaran gas.


b. Bronkiolus respiratorius. Disini terjadi pertukaran gas,
bersama dengan ductus alveolaris dan sakus alveolaris.

3. Alveolus

Alveolus merupakan ujung cabang paling kecil dari bronkiolus


yang berada di dalam gelembung paru-paru. Alveolus ini dibentuk
dan dibatasi oleh dinding yang tersusun atas 2 macam sel yaitu :

a. Sel alveolar gepeng tipe I (Pneumosit tipe I)


Sel ini merupakan sel pneumosit squamosal, yang mana
ditembus pada saat pertukaran gas.

8
b. Sel alveolar besar tipe II (Pneumosit tipe II)
Sel ini disebut juga sebagai granular pneumocyt, yang
bertugas menghasilkan surfaktan yang berfungsi untuk
mengurangi kolaps alveoli pada akhir ekspirasi.

Pada alveolus terdapat lebih dari 300 juta gelembung alveoli yang
berdiameter 0,3 mm, berbentuk bulat polygonal, septa antar alveoli
disokong oleh serat kolagen dan bersifat elastis halus. Struktur
gelembung ini cenderung tidak stabil. Apabila terjadi tegangan
muka cairan yang melapisi alveoli cenderung menyebabkan kolaps
pada gelembung. Namun berkat adanya surfaktan yang dapat
menurunkan tegangan muka cairan, gelembung alveoli tersebut
tidak mudah kolaps melainkan tetap mengembang dan stabil. Fungsi
alveoli adalah sebagai tempat terjadinya pertukaran antara oksigen
dan karbondioksida antara darah dengan udara yang dihirup.

4. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak didalam rongga dada bagian atas, pada


bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk, sedangkan di bagian
bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru atau
pulmo ini tersusun atas bronkiolus, alveolus, jaringan elastis dan
pembuluh darah.

Paru-paru terbagi dari dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo


dexter) yang terdiri atas 3 lobus dan 1 segmen, serta paru-paru kiri
(pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus dan 8 segmen.

Paru-paru dibungkus oleh membran serosa (dua selaput tipis)


yang disebut pleura. Pleura dibentuk oleh jaringan yang berasal dari
mesodermal. Pleura dibedakan menjadi 2 bagian, yang dipisahkan
oleh rongga pleura, yang pada keadaan normal berisik cairan pleura

9
dalam jumlah sedikit yaitu 0,1 – 0,2 ml/kgBB. Kedua jenis pleura
tersebut yaitu:

a. Pleura visceralis atau pleura dalam, langsung


menyelaputi paru-paru
b. Pleura parietalis atau pleura luar, menyelaputi rongga
dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk.

D. Struktur Pelengkap

1. Otot-otot Pernapasan

Pada mekanisme pernapasan otot skelet ikut terlibat hampir pada


setiap prosesnya terutama dalam inspirasi. Hal ini disebabkan karena
inspirasi merupakan usaha aktif yang jelas membutuhkan otot
pernapasan. Otot inspirasi ini terdiri atas:

a. Otot inspirasi utama, yang berkontraksi untuk


melakukan inspirasi sewaktu bernapas tenang. Otot ini
terdiri dari otot interkostalis internal dan otot diafragma
b. Otot inspirasi tambahan atau otot bantu napas, yang
terdiri dari otot skalenus dan otot sternocleidoma
stoideus.

Selain inspirasi juga terjadi proses ekspirasi. Proses ekspirasi ini


hanya memanfaatkan daya elastisitas paru (rekoil), sehingga tidak
memerlukan kegiatan otot. Adapun otot ekspirasi tambahan yang
digunakan yaitu seperti muskulus interkostalis interna, muskulus
oblikus eksterna dan muskulus rektus abdomini.

2. Diafragma

Diafragma merupakan suatu septum yang berupa jaringan


musculotendineus yang memisahkan rongga toraks dengan rongga

10
abdomen. Diafragma ini merupakan dasar rongga toraks dan merupakan
otot utama yang digunakan untuk bernapas, yang berupa lembaran-
lembaran otot tipis yang melekat pada iga terbawah dan dipersarafi oleh
nervus frenikus yang berasal dari segmen 3, 4 dan 5.

3. Vaskularisasi

Vaskularisasi adalah sistem pembuluh darah pada paru-paru, yang


terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

a. Arteri Pulmonalis, yang keluar dari ventrikel kanan dan berfungsi


dalam sistem respirasi
b. Arteri Bronkial, yang berperan dalam menyediakan bahan
makanan yang dibutuhkan paru.

E. Mekanisme Pernapasan

Sehubung dengan organ yang terlibat dalam pemasukan udara


(inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi), maka mekanisme pernapasan
dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Kedua mekanisme ini terjadi secara bersamaan.

1. Pernafasan Dada

Pada pernapasan dada otot yang berperan penting adalah otot antar
tulang rusuk. Otot ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Otot tulang rusuk luar, yang mengangkat tulang-tulang rusuk.


b. Otot tulang rusuk dalam, yang menurunkan ke posisi semula

Adapun proses pernapasan dada yaitu sebagai berikut:

a. Inspirasi
Kontraksi pada otot antar tulang rusuk - tulang rusuk
terangkat - volume dada bertambah besar sedangkan tekanan

11
dalam rongga dada lebih kecil – udara mengalir dari luar
masuk kedalam tubuh.
b. Ekspirasi
Kontraksi otot dalam – tulang rusuk kembali ke posisi
semula – tekanan udara tubuh meningkat – udara dalam paru
tertekan di rongga dada – udara terdorong ke luar tubuh

2. Pernafasan Perut

Pada pernapasan perut otot yang berperan aktif adalah otot


diafragma dan otot dinding rongga perut. Proses pernapasan perut
adalah sebagai berikut:

Otot diafragma berkontraksi – diafragma mendatar – volume


rongga dada bertambah – tekanan udara semakin kecil – paru-paru
mengembang – udara mengalir masuk paru-paru

F. Gangguan Pada Sistem Respirasi

1. ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut


ISPA merupakan penyakit saluran pernapasan atas atau bawah yang
disebabkan oleh agen virus, bakteri, riketsia dan faktor lain seperti
lingkungan dan penjamu.ISPA telah ditandai sebagai penyakit demam
akut dengan tanda dan gejala seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan dan
suara serak yang mana merupakan alasan utama penyakit
ISPA.Transmisi organisme yang menyebabkan ISPA terjadi melalui
aerosol, droplet, dan dari tangan ke tangan yang telah terinfeksi.
2. Asma atau sesak napas.
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran pernapasan yang
melibatkan banyak sel dan elemenya. Inflamasi terus menerus
menyebabkan hiperresponsif yang meningkat pada jalan napas sehingga
timbul gejala episodik berulang berupa sesak napas, dada terasa berat,
menggigil, dan terutama malam dan atau siang hari.Asma dapat

12
disebabkan oleh sejumlah faktor seperti allergen, virus, bahan iritan
yang menyebabkan munculnya respon inflamasi.
3. Enfisema
Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik yang
melibatkan kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru.
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Asap rokok
dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah contoh penyebab
kehilangan elastisitas ini.Pada penderita emfisema, volume paru-paru
lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena
karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru
terperangkap di dalamnya.2,5 Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan
oksigen yang diperlukan. Emfisema membuat penderita sulit bernafas.
Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas.
4. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis paru yang sering dikenal dengan TBC paru disebabkan
bakteri Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) dan termasuk
penyakit menular. TBC paru mudah menginfeksi pengidap HIV AIDS,
orang dengan status gizi buruk dan dipengaruhi oleh daya tahan tubuh
seseorang. Penularan TBC paru terjadi ketika penderita TBC paru BTA
positif bicara, bersin atau batuk dan secara tidak langsung penderita
mengeluarkan percikan dahak di udara dan terdapat ±3000 percikan
dahak yang mengandung kuman . Kuman TBC paru menyebar kepada
orang lain melalui transmisi atau aliran udara (droplet dahak pasien TBC
paru BTA positif) ketika penderita batuk atau bersin . TBC paru dapat
menyebabkan kematian apabila tidak mengkonsumsi obat secara teratur
hingga 6 bulan. Selain berdampak pada individu juga berdampak pada
keluarga penderita, yaitu dampak psikologis berupa kecemasan,
penurunan dukungan dan kepercayaan diri yang rendah.
5. Influenza
Influenza adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh
virus influenza. Influenza sangat mudah menular dengan perantara

13
batuk, bersin, air liur, dan benda -benda yang terkontaminasi oleh batuk,
bersin, air liur. Virus influenza sangat mudah berubah (bermutasi)
dibandingkan dengan virus-virus lain. Mutasi yang terjadi bisa kecil atau
minor (antigenic DRIFT) dan besar atau mayor (antigenic SHIFT).
Orang yang rentan terhadap influenza adalah anak-anak, lansia,
penderita gangguan kekebalan tubuh, dan tenaga kesehatan.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan, penulis memperoleh kesimpulan yang dapat


diambil dari pembahasan diatas mengenai Sistem Pernapasan sebagai
berikut:
1. Sistem pernapasan berperan untuk menukar udara ke permukaan
dalam paru-paru.
2. Sistem pernapasan dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu, sistem
pernapasan atas (konduksi) dan sistem pernapasan bawah
(respirasi).
3. Organ yang terlibat dalam sistem pernapasan adalah hidung, faring,
laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus, dan paru paru.
4. Dalam sistem pernapasan terdapat struktur pelengkap dan bekerja
sesuai mekanisme pernapasannya.
5. Gangguan pada sistem pernapasan meliputi ISPA, asma,
enfisema,TBC, dan influenza.

B. SARAN

Dalam pembahasan diatas, penulis menyadari betapa pentingnya


memahami materi yang telah disampaikan. Oleh karena itu penulis
bermaksud memberikan saran kepada kelompok 3 dengan harapan dapat
bermanfaat untuk kedepannya, yaitu:

1. Penyampaian materi pada presentasi dibuat se menarik mungkin


2. Menjawab sesi pertanyaan menggunakan pembahasan yang jelas
dan mudah dipahami.
3. Mengadakan post test untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa
memahami materi yang telah disampaikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fernandez, G. & Saturti, T. (2017). Sistem Pernafasan. Universitas Udayana:


Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Diakses pada 4 Agustus 2021,
dari simdos.unud.ac.id

Sutrisno, R. (2020). Anatomi Dan Fisiologi Sistem Respirasi. UMY: PSIK


FKIK. Diakses pada 4 Agustus 2021, dari fkik.umy.ac.id

Oktaria, D. & Maharani Sekar N. (2017). Pengaruh Merokok dan Defisiensi


Alfa-1 Antitripsin terhadap Progresivitas Penyakit Paru Obstruktif Kronis
(PPOK) dan Emfisema. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Diakses pada 5 agustus 2021, dari juke.kedokteran.unila.ac.id

Pujiani, Tri R. & Arum S. (2017). Hubungan Penggunaan APD Masker,


Kebiasaan Merokok dan Volume Kertas Bekas dengan ISPA. Unnes Journal
of Public Health, 6(3), 185

Rahma, Anisa Z. & Jihan Nur P. (2020). Potensi Tanaman Cermai dalam
Mengatasi Asma. Jurnal penelitian Perawat Profesional, 2(2), 147-148

Majumder, N. (2015). Physiology Of Respiration. IOSR Journal Of Sports And


Physical Education, 2 (3), pp.16-17.

16
LAMPIRAN

Sistem Pernapasan

17

Anda mungkin juga menyukai