Anfis - Laprak Iii - Sistem Pernapasan
Anfis - Laprak Iii - Sistem Pernapasan
“SISTEM PERNAPASAN”
Dosen Pengampu:
Rini Wuri Astuti, S.SiT,M.Gizi
Bismillahirrohmanirrohim,
Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT. Berkat hidayah dan
pertolongan dari-Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah ini
yang berjudul “Sistem Pernapasan”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah anatomi fisiologi
semester I. Kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan adanya bantuan
do’a, pikiran, serta gagasan-gagasan kepada kami. Sebab itu, dalam kesempatan ini
kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua kami, yang senantiasa mendukung dan mendoá kan kami
sehingga kami diberikan semangat dan kelancaran dalam proses
penyusunan makalah.
2. Dosen pengampu dan Pranata Laboratorium Praktik, yang telah
memberikan pengarahan dan membimbing kami menyusun makalah ini.
3. Kelompok III, yang telah menyumbangkan pikiran dan gagasannya
sehingga banyak membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Besar harapan kami semoga apa yang telah kami sajikan dalam makalah ini
dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi positif untuk pengembangan dan
peningkatan pengetahuan di bidang ilmu anatomi fisiologi.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1
C. MANFAAT
2
BAB II
SISTEM PERNAPASAN
Sistem respirasi merupakan suatu susunan yang sangat kompleks. Setiap sel
dan jaringan yang menyusunnya memiliki fungsi serta peranannya masing-masing.
Strukturnya yang begitu rumit menjadikan sistem ini begitu istimewa untuk
menopang kehidupan manusia.
1. Sistem respirasi atas, terdiri dari bagian luar rongga dada yaitu hidung,
rongga hidung, faring, laring, dan trakea atas.
2. Sistem respirasi bawah, terdiri dari bagian dalam rongga dada yaitu trakea
bawah dan paru-paru, termasuk pembuluh bronchial dan alveoli. Membran
pleura dan otot respirasi yang membentuk diafragma dan otot interkosta
juga merupakan bagian dari sistem respirasi.
Sistem pernapasan atas biasa disebut juga dengan zona konduksi yang berperan
sebagai saluran tempat lewatnya udara pernapasan, serta membersihkan,
melembabkan dan menyamakan suhu udara pernapasan dengan suhu tubuh dengan
3
proses pembentukan suara. Zona konduksi terdiri dari hidung, faring, trakea,
bronkus, serta bronkioli terminalis, dengan proses seperti berikut :
1. Hidung / rongga hidung
Rongga hidung adalah organ yang sangat penting karena
berfungsi sebagai tempat masuknya udara menuju
tenggorokan.Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai
proteksi, rambut di dalam rongga hidung yang berperan sebagai
penapis udara dan struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi
terhadap udara luar karena strukturnya berlapis sehingga sel silila
yang berperan melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk
membersihkan jalan napas.
Fungsi rongga hidung dibagi menjadi 3 :
a. Fungsi Preventif
- Bulu Hidung sebagai penyaring debu
- Silia yang menyaring partikel benda asing, ditangkap di
konka superior, hanya udara berpartikel 4-6 mikron yang
bisa masuk ke bawah
b. Fungsi Lubrikasi
Jalan napas menjadi tidak kering karena lubrikasi dari
kelenjar submukosa dan sel goblet
c. Fungsi Pemanas dan Pendingin Udara
Karena kayanya vaskularisasi di dalam rongga hidung, yang
berfungsi sebagai konduksi dari panas, dan adanya
perputaran udara inspirasi dan ekspirasi
2. Faring
Faring merupakan nama lain dari tenggorokan bagian atas,
berupa tabung yang terletak di belakang mulut dan rongga hidung,
dan menghubungkan keduanya ke trakea (batang tenggorokan).
Bagian belakang dari rongga hidung dan rongga mulut terdiri dari:
a. Nasofaring (bagian yang berbatasan dengan rongga hidung
b. Orofaring (bagian yang berbatasan dengan rongga mulut)
4
c. Laringofaring (bagian yang berbatasan dengan laring)
3. Laring
Organ berongga dengan panjang 42 mm dan diameter 40
mm. Terletak antara faring dan trakea. Dinding dibentuk oleh tulang
rawan tiroid dan krikoid. Muskulus ekstrinsik mengikat laring pada
tulang hyoid. Muskulus intrinsik mengikat laring pada tulang tiroid
dan krikoid berhubungan dengan fonasi. Lapisan laring merupakan
epitel bertingkat silia. Epiglotis memiliki epitel selapis gepeng, tidak
ada kelenjar. Fungsi laring adalah sebagai berikut:
a. Menghasilkan suara
Fungsi laring yang pertama ialah menghasilkan suara.
Laring memiliki organ yang disebut pita suara yang berperan
sangat penting dalam pembentukan suara manusia. Saat
udara masuk melalui rima glotidis (celah di antara lipatan
vokal dan kartilago artenoid) yang tertutup, pita suara akan
bergetar dan menghasilkan suara.
b. Mengarahkan makanan masuk
Laring juga berfungsi untuk membantu mengarahkan
makanan masuk ke esofagus. Saat makan, gerakan mundur
lidah memaksa epiglotis (kartilago pada laring) untuk
menutupi glotis (bagian tengah laring) agar makanan tidak
masuk ke paru-paru. Hal ini tentu saja agar sistem
pernapasan pada manusia tidak terluka.
5
c. Melindungi saluran pernapasan
Laring juga berperan penting dalam melindungi
saluran pernapasan manusia. Laring mampu melindungi
saluran pernapasan dari masuknya benda asing yang
dapat membahayakan saluran pernapasan.
d. Penghubung faring dan trakea
Laring berperan untuk menghubungkan faring dan
trakea. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, berfungsi
untuk melindungi benda asing seperti makanan dan
minuman masuk ke dalam paru-paru dan mengganggu
sistem pernapasan.
4. Trakea
Trakea merupakan tabung udara besar yang mengarah dari
laring (kotak suara) menuju ke bronkus (saluran udara besar
bercabang yang memasuki paru-paru). Ciri-ciri trakea adalah:
a. Cincin tulang rawan yang tidak lengkap (berbentuk U)
b. Panjangnya 10-20 cm
c. Dibentuk oleh 20 lapis kartilago yang berbentuk huruf C
dan berakhir ketika bercabang duakarina
d. Bagian yang tidak berkatilago disebut Trakea
membranosa, berada di posterior
e. Pada ketinggian vertebra torakalis 4, trakea bercabang
dua di karina menjadi bronkus utama kanan dan kiri
f. Di atas tempat masuknya bronkus utama, kedua kartilago
bertemu membentuk cincin sempurna, tidak hanya C,
melainkan O
6
C. Sistem Pernapasan Bawah
1. Bronkus
7
neurohumoral dan kimia. Fungsi utama bronkus ini adalah
menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.
2. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, yang berupa
saluran napas tidak berkartilago dan tidak mengandung kelenjar
submukosa. Pangkal bronkiolus (distal) disebut sebagai terminalis
yang membentuk asinus (3-5 diantaranya). Bronkiolus terminalis
memiliki cabang lagi yang disebut
a. Bronkiolus respirasi, merupakan peralihan bagian konduksi
ke bagian respirasi paru dan mengandung kantong alveoli
b. Ductus alveolaris, lanjutan dari bronkiolus respirasi yang
banyak mengandung gelembung-gelembung (alveoli) dan
menjadi tempat alveoli bermuara.
3. Alveolus
8
b. Sel alveolar besar tipe II (Pneumosit tipe II)
Sel ini disebut juga sebagai granular pneumocyt, yang
bertugas menghasilkan surfaktan yang berfungsi untuk
mengurangi kolaps alveoli pada akhir ekspirasi.
Pada alveolus terdapat lebih dari 300 juta gelembung alveoli yang
berdiameter 0,3 mm, berbentuk bulat polygonal, septa antar alveoli
disokong oleh serat kolagen dan bersifat elastis halus. Struktur
gelembung ini cenderung tidak stabil. Apabila terjadi tegangan
muka cairan yang melapisi alveoli cenderung menyebabkan kolaps
pada gelembung. Namun berkat adanya surfaktan yang dapat
menurunkan tegangan muka cairan, gelembung alveoli tersebut
tidak mudah kolaps melainkan tetap mengembang dan stabil. Fungsi
alveoli adalah sebagai tempat terjadinya pertukaran antara oksigen
dan karbondioksida antara darah dengan udara yang dihirup.
4. Paru-paru (Pulmo)
9
dalam jumlah sedikit yaitu 0,1 – 0,2 ml/kgBB. Kedua jenis pleura
tersebut yaitu:
D. Struktur Pelengkap
1. Otot-otot Pernapasan
2. Diafragma
10
abdomen. Diafragma ini merupakan dasar rongga toraks dan merupakan
otot utama yang digunakan untuk bernapas, yang berupa lembaran-
lembaran otot tipis yang melekat pada iga terbawah dan dipersarafi oleh
nervus frenikus yang berasal dari segmen 3, 4 dan 5.
3. Vaskularisasi
E. Mekanisme Pernapasan
1. Pernafasan Dada
Pada pernapasan dada otot yang berperan penting adalah otot antar
tulang rusuk. Otot ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Inspirasi
Kontraksi pada otot antar tulang rusuk - tulang rusuk
terangkat - volume dada bertambah besar sedangkan tekanan
11
dalam rongga dada lebih kecil – udara mengalir dari luar
masuk kedalam tubuh.
b. Ekspirasi
Kontraksi otot dalam – tulang rusuk kembali ke posisi
semula – tekanan udara tubuh meningkat – udara dalam paru
tertekan di rongga dada – udara terdorong ke luar tubuh
2. Pernafasan Perut
12
disebabkan oleh sejumlah faktor seperti allergen, virus, bahan iritan
yang menyebabkan munculnya respon inflamasi.
3. Enfisema
Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik yang
melibatkan kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru.
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Asap rokok
dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah contoh penyebab
kehilangan elastisitas ini.Pada penderita emfisema, volume paru-paru
lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena
karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru
terperangkap di dalamnya.2,5 Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan
oksigen yang diperlukan. Emfisema membuat penderita sulit bernafas.
Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas.
4. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis paru yang sering dikenal dengan TBC paru disebabkan
bakteri Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) dan termasuk
penyakit menular. TBC paru mudah menginfeksi pengidap HIV AIDS,
orang dengan status gizi buruk dan dipengaruhi oleh daya tahan tubuh
seseorang. Penularan TBC paru terjadi ketika penderita TBC paru BTA
positif bicara, bersin atau batuk dan secara tidak langsung penderita
mengeluarkan percikan dahak di udara dan terdapat ±3000 percikan
dahak yang mengandung kuman . Kuman TBC paru menyebar kepada
orang lain melalui transmisi atau aliran udara (droplet dahak pasien TBC
paru BTA positif) ketika penderita batuk atau bersin . TBC paru dapat
menyebabkan kematian apabila tidak mengkonsumsi obat secara teratur
hingga 6 bulan. Selain berdampak pada individu juga berdampak pada
keluarga penderita, yaitu dampak psikologis berupa kecemasan,
penurunan dukungan dan kepercayaan diri yang rendah.
5. Influenza
Influenza adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh
virus influenza. Influenza sangat mudah menular dengan perantara
13
batuk, bersin, air liur, dan benda -benda yang terkontaminasi oleh batuk,
bersin, air liur. Virus influenza sangat mudah berubah (bermutasi)
dibandingkan dengan virus-virus lain. Mutasi yang terjadi bisa kecil atau
minor (antigenic DRIFT) dan besar atau mayor (antigenic SHIFT).
Orang yang rentan terhadap influenza adalah anak-anak, lansia,
penderita gangguan kekebalan tubuh, dan tenaga kesehatan.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Rahma, Anisa Z. & Jihan Nur P. (2020). Potensi Tanaman Cermai dalam
Mengatasi Asma. Jurnal penelitian Perawat Profesional, 2(2), 147-148
16
LAMPIRAN
Sistem Pernapasan
17