Anda di halaman 1dari 9

LKM II

NAMA : AZIZAH PUTRI ALIFIANI


NIM : 210106024
KELAS : ANESTESI A
MATKUL : ILMU BIOMEDIK DASAR

KEGUNAAN PROTEIN

Protein berasal ari Bahasa yunanai proteos, yang berarti yang utama atau
yang didahulukan. Kata ini di perkenal kan oleh seorang ahli kimia belanda,
Garardus Mulder (1802-1880).
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Sperlima dari tubuh adalah protein. Protein adalah molekul
makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga berapa juta.
Protein terdiri atas rantai-rantai Panjang asam amino,yang terikat satu sama lain
dalam ikatan peptida.
Sintesis protein
Sintesis protein meliputi pembentukan rantai Panjang asam amino yang
dinamakan rantai peptida (ikatan kimia yang mengaitkan dua asam amino satu
sama lain). Ikatan ini terjadi karena satu hidrogen (H) dari gugus amino suatu
asam amino Bersatu dengan hidroksin (OH) dari gugus karboksin asam amino
lain. Proses ini menghasilkan satu molekul air, sedangkan CO dan NH yang
tersisa akan membentuk ikatan petida. Ikatan peptida dapat dipecah memjadi asam
amino oleh asam atau enzim pencernaan dengan penambahan satu molekul air.
Proses ini dinama kan hidrolisis.
Tubuh manusia membutuhkan protein untuk menjalankan berbagai fungsi :
1. Membangun sel tubuh.
2. Mengganti sel tubuh.
3. Membuat air susu, enzim, dan hormon.
4. Membuat protein darah.
5. Menjaga keseimbangan asam-basa cairan tubuh.
6. Pemberi kalori.
Protein terdapat dalam berbagai bahan makanan, baik bahan makanan yang
berasal dari tumbuhan (protein nabati) maupun berasal dari hewan (protein
hewani).
Mutu Protein
Mutu protein di tentukan berdasarkan jenis dan proporsi asam amino yang
dikandung.
 Protein Komplet
Protein komplet merupakan protein yang bermutu tinggi yaitu protein yang
mengandungung semua jenis asam amino esensial dalam proporsi yang sesuai
untuk keperluan pertumbuhan. Contohnya semua protein hewani kecuali gelatin
(kurang asam amino triptofan).
 Protein tidak Komplet
Protein ini adalah proten yang mutunya rendah yaitu tidak mengandung atau
mengandung dengan jumlah kurang satu atau lebih asam amino. Contohnya
protein nabati

a. Fungsi struktural
berfungsi dalam membentuk struktur protein internal yaitu
struktur protein yang berfungsi sebagai organ di dalam sel itu sendiri
(sitoplasma dan
organela), sitoskeleton (rangka sel), mempertahankan bentuk dan
integritas fisik sel. Di
dalam sel, protein terdapat baik pada membran plasma maupun membran
internal
yang menyusun organel sel seperti mitokondria, retikulum endoplasma,
nukleus dan
badan golgi dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada tempatnya.
b. Katalisis enzimatik
Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh
enzim dan hampir semua enzim adalah protein, untuk lebih jelasnya
pembahasan enzim akan Anda pelajari pada modul berikutnya.

c. Transportasi dan penyimpanan


Berbagai molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein
spesifik. Misalnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin
dan transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin.
d. Koordinasi gerak
Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein
yaitu aktin dan miosin. Contoh lainnya adalah pergerakan kromosom saat
proses mitosis dan pergerakan sperma oleh flagela.
e. Penunjang mekanis
Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang
merupakan protein fibrosa.
f. Proteksi imun
Antibodi (imunoglobulin/Ig) merupakan protein yang sangat
spesifik dan dapat
mengenal serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan
sel dari organisma lain.
g. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf.
Respon sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh oleh
protein reseptor. Misalnya rodopsin adalah protein yang sensitif terhadap
cahaya ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah protein
reseptor pada sinapsis.
h. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan diferensiasi diatur
oleh protein faktor pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan saraf
mengendalikan pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon
merupakan protein.

TRANSPORTASI LEMAK

Lemak atau Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di


dalam air tetapi larut di dalam pelarut-pelarut organik.
Jenis-jenis lipid
Berdasarkan tingkat kemampuan kelarutan dengan air dan ikatan gugus karbonnya
kita
dapat membedakan beberapa jenis lipid yaitu:

a. Asam lemak, adalah suatu senyawa yang terdiri atas panjang hidrokarbon
dan gugus
karboksilat yang terikat pada ujungnya. Asam lemak mempunyai
dua peranan fisiologi yang penting, yaitu: (1) pembentuk fosfolipid dan
glikolipid yang merupakan molekul amfipotik sebagai komponen
membran biologi; (2) sebagai molekul sumber energi.
b. Gliserida, lipid yang mempunyai fungsi utama sebagai cadangan energi.
Gliserida terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida.
c. Lipid kompleks, gugus lipida yang berikatan dengan senyawa lain, lipid
komplek terdiri atas lipoprotein; jika lipid berikatan dengan protein
(kolesterol) dan glikolipid; lipid berikatan dengan senyawa glikogen.
d. Non gliserida, senyawa lipid yang bukan ikatan gliserol terdiri atas
sfingolipid, steroid dan malam (wax). (gambar lemak malam).
Metabolisme lemak
pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan gliserol. Jika
sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami
esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai
cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi
dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet
maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan
trigliserida ini dinamakan lipolisis.

Transport Lipid
Terdapat 4 jalur transport lipid yaitu :
1. Asam lemak dari jaringan adipose ke jaringan lain (dengan albumin).
2. Lipid dari makanan dari usus ke jaringan lain (kilomikron).
3. Lipid yang disintesis dalam tubuh (Endogen) dari hati ke jaringan lain
(VLDL dan LDL)
4. Reverse transport kolesterol dan jaringan ekstra hepatik ke hati untuk
diekskresi melalui empedu (HDL) (Peter A. Mayes, 2003)

MACAM-MACAM VITAMIN

Vitamin adalah unsur esensi untuk gizi normal. Vitamin merupakan salah
satu jenis jenis nutrisi zat-zal yang dalam jumlah kecil ditemukan di dalam
berbagai macam makanan. Nutrisi ini tidak dapat digunakan untuk menghasilkan
energi.
Vitamin merupakan zat-zat organik komplek yang fibutuhlan dalam jumlah sangat
kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh karena itu didatangkan
dari makanan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena
vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan
pengolahan.
Klasifikasi Vitamin
Secara klasik, berdasarkan kelarutannya, vitamin digolongkan dalam dua
kelompok,
yaitu
1. vitamin yang larut dalam lemak
2. vitamin yang larut dalam air
karena yang pertama dapat diekstraksi dari bahan makanan dengan pelarut lemak
dan yang terakhir dengan air. Beberapa vitamin larut lemak adalah vitamin A, D,
E, dan K, yang hanya mengandung unsur- unsur karbon, hidrogen dan oksigen.
Vitamin yang larut dalam airterdiri atas asam askorbat (C) dan B-komplek (B1
sampai B12), yang selain mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen,
juga mengandung nitrogen, sulfur atau kobalt.
Vitamin yang larut dalam lemak, yaitu A, D, E dan K, memiliki sifat-sifat umum,
antara lain (1) tidak terdapat di semua jaringan; (2) terdiri dari unsur-unsur
karbon, hidrogen dan oksigen; (3) memiliki bentuk prekusor atau provitamin; (4)
menyusun struktur jaringan tubuh; (5) diserap bersama lemak; (6) disimpan
bersama lemak dalam tubuh; (7) diekskresi melalui feses; (8) kurang stabil jika
dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi dan lain
sebagainya.Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
(1) tidak hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen; (2) tidak
memiliki provitamin; (3) terdapat di semua jaringan; (4) sebagai prekusor enzim-
enzim; (5) diserap dengan proses difusi biasa; (6) tidak disimpan secara khusus
dalam tubuh; (7) diekskresi melalui urin; (8) relatif lebih stabil, namun pada
temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan.
MACAM-MACAM MINERAL
Mineral adalah senyawa anorganik yang merupakan nutrisi penting untuk
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Mineral dapat diklasifikasikan menurut jumlah yang dibutuhkan tubuh
Anda. Mineral utama (mayor) adalah mineral yang kita perlukan lebih dari 100
mg sehari, sedangkanmineral minor (trace elements) adalah yang kita perlukan
kurang dari 100 mg sehari. Kalsium, tembaga, fosfor, kalium, natrium dan klorida
adalah contoh mineral utama, sedangkan kromium, magnesium, yodium, besi,
flor, mangan, selenium dan zinc adalah contoh mineral minor. Pembedaan jenis
mineral tersebut semata-mata hanya berdasarkan jumlah yang diperlukan, bukan
kepentingan. Mineral minor tak kalah penting dibandingkan mineral utama.
Kekurangan mineral minor akan menyebabkan masalah kesehatan yang juga
serius.
Macam-macam Mineral dan fungsiya
a. NATRIUM (Na)
Natrium atau sodium berfungsi sebgai penjaga keseimbangan air dan
elektrolit (asam basa) di dalam sel, maupun di dalam cairan ekstraseluler,
termasuk plasma darah.
b. KALIUM (K)
Kalium berperan dalam mempertahanan tekanan osmosis seperti halnya
natrium.terletak lebih banyak pada cairan intraseluler dan sebagian besar
terikat oleh protein. Kalium diperlukan pada penyerapan asam amino oleh
sel dan untuk membantu metabolism karbohidrat.
c. KLOR (Cl)
Klor selalu dikonsumsi dalam bentuk garam dapur (NaCl). Klor
dieksresikan di dalam lambung dalam bentuk HCl dan berfungsi untuk
membantu mencerna protein dan pepsin.
d. KALSIUM (Ca)
Berperan besar dalam metabolism tulang, kontraksi atau aktivitas otot,
fungsi saraf, proses penggumpalan darah,dan fungsi kekebalan.
e. FOSFOR (P)
Fosfor terdapat dalam jaringan keras dalam jumlah yang lebih sedikit
dibandingkan dengan kalsium. Namum di jaringan lunak, jumlah fosfor
lebih banyak dibandingkan dengan kalsium.
f. MAGNESIUM (Mg)
Merupakan unsur paling dalam tubuh, yang diperlukan untuk
pembentukan tulang dan terhadap pula pada jaringan lunak.
g. SULFUR (S)
Komponen dari beberapa zat besi yang esensi, seperti asam amino dan
vitamin B1.
h. ZAT BESI (Fe)
Merupakan mikroelemen asensi dalam tubuh. Berfungsi mengikat O2 dan
CO2 sehingga kebutuhan oksigen seluler dapat terpenuhi dan metabolit
dapat dikeluarkan dari dalam tubuh. Dengan demikian zat Fe tidak dapat
berfungsi bagi tubuh jika tidak didukung dengan pemenuhan asam amino.
i. YODIUM (I)
Menjaga fungsi tiroid tetap stabil. Mendukung pertumbuhan otak janin,
bayi, dan anak-anaak.
j. FLOUR (F)
Mencegang pengeroposan tulang, mencegah terjadinya karang gigi dan
merawat kesehatan gigi secara keseluruhan.
k. TEMBAGA (Cu)
Mebantu tubuh menggunakan zat besi dan berguna dalam menjalankan
fungsi saraf dan pertumbuhan tulang.
l. KOBALT (Co)
Membentuk pembuluh darah serta pembangun vitamin B12.
m. SENG (Zn)
Berfungsi dalam reaksi metabolism tubuh. Kandungan mineral ini akan
sangat mendukung fungsi system kekebalan tubuh sehingga mampu
menangkal berbagai radikal bebas agar tak masuk ke tubuh.

EFEK KETAMIN PADA METABOLISME PROTEIN DAN LEMAK


Ketamin sangat larut dalam lemak sehingga dapat dengan mudah
menembus blood brain barrier yang kemudian berefek peningkatan aliran darah
ke otak. Sifat ketamin yang larut dalam lemak dan kurang terikat pada protein
(12%) bila dibandingkan dengan thiopental menyebabkan aliran darah ke otak dan
curah jantung meningkat, disertai ambilan cepat di otak dan redistribusi (waktu
paruh ketamin 10-15 menit), ketamin didistribusikan ke jaringan degan perfusi
tinggi seperti otak untuk menvapai level 4-5x lebih tinggi dibandingkan plasma.
Terbangunnya pasien terjadi akibat redistribusi ketamin dan otak ke jaringan
perifer.
REFERENSI

Wiboworini, Budiyanti. 2007. GIZI DAN KESEHATAN. Jakarta : PT Sunda


Kelapa Pustaka
Washudi. 2016. BIOMEDIK DASAR. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
Beck, Mary E. 2000. ILMU GIZI DAN DIET HUBUNGANNYA DENGAN
PENYAKIT-PENYAKIT UNTUK PERAWAT. Jakarta : Andi Offset
Almatsier, Sunita. 2001.PRINSIP DASARILMU GIZI. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
http://repository.unimus.ac.id/1394/2/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai