Anda di halaman 1dari 3

Babak Baru Formula E: Penyelidikan KPK

Setelah Banjir Penolakan


Reporter: 

M Julnis Firmansyah
Editor: 
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Sabtu, 6 November 2021 18:00 WIB
  KOMENTAR

 Font:         Roboto  
 Ukuran Font: - + 
  

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berada dalam mobil listrik BMW i8 bersama pembalap Formula 2 asal
Indonesia, Sean Gelael, dalam konvoi mobil listrik untuk mengumumkan balapan Formula E 2020 di Jakarta, Jumat 20
September 2019

TEMPO.CO, Jakarta - Sehari setelah Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK


memeriksa Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta Ahmad Firdaus
soal Formula E, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bungkam. Ia menjadi irit
bicara dan menolak pertanyaan wartawan mengenai pemeriksan tersebut.
Anies Baswedan, yang baru saja menghadiri pelantikan pengurus PORDASI DKI
Jakarta 2021 di Balai Agung Balai Kota, Jakarta Pusat, langsung melenggang pergi
setelah melakukan wawancara singkat mengenai mata acara tersebut.
"Sudah cukup, tidak ada isu lain, ya," ujar Anies sambil memberi isyarat kepada
wartawan untuk memberinya jalan pada Jumat, 5 November 2021.

Di hari yang sama, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyatakan


dukungan terhadap penyelidikan yang digelar KPK. Menurut Prasetyo, langkah KPK
membuktikan bahwa hak interpelasi yang diajukan PDI Perjuangan dan PSI atas
dasar kepentingan publik, bukan politik. Ia pun mengajak masyarakat untuk
mengawal proses penyelidikan tersebut.

"Dalam hal ini saya menekankan bahwa serupiah pun uang rakyat yang digunakan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus bisa dipertanggungjawabkan," kata
Prasetyo. 

Politikus PDIP itu yakin KPK sudah menemukan bukti cukup kuat tentang adanya
pelanggaran dalam Formula E. Sebab, kasus itu langsung naik ke penyelidikan tak
lama setelah dilaporkan oleh masyarakat. 

Sementara itu, Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan anak buahnya sedang bekerja
menelisik dugaan korupsi dalam perhelatan balap mobil listrik itu. Dia meminta
masyarakat untuk bersabar dan menunggu hasil penyelidikan resmi.  "KPK tidak
akan pandang bulu. KPK bekerja profesional sesuai kecukupan bukti," kata Firli.

Dugaan adanya pelanggaran dalam penyelenggaran Formula E ini ramai


dikemukakan oleh banyak pihak, khususnya dari fraksi oposisi Anies Baswedan di
DPRD DKI Jakarta. Pada September 2021, PSI dan PDIP menjadi partai yang
mengajukan hak interpelasi kepada Anies soal Formula E. 

Namun, sidang paripurna interpelasi itu batal terlaksana, karena hanya 33 orang
yang hadir. Sedangkan menurut peraturan, harus ada minimal 51 anggota dewan
yang hadir. 

Anggota Komisi B DPRD DKI Fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak


merupakan salah satu yang vokal dalam pengajuan hak interpelasi itu. 

Menurut Gilbert, sejak awal perencanaan perhelatan balap mobil listrik itu sarat
akan pelanggaran. "Sejak awal saya sudah dorong ini, karena banyak sekali
menabrak aturan, tetapi seakan semua tutup mata," ujar Gilbert saat dihubungi
Tempo, Kamis, 4 November 2021. 

Salah satu keganjilan itu seperti perencanaan kegiatan Formula E di DKI Jakarta
yang terbilang sangat singkat. Setelah Anies bertemu dengan FEO di Amerika
tangal 13 Juli 2019, pada 13 Agustus 2019 agenda balapan Formula E dipaksakan
masuk APBD-P. 
Selang sebulan kemudian Pemprov DKI mengadakan pertemuan di Monas tanggal
20 September 2019. Dalam kesempatan itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
ditemani Direktur JakPro dan Ikatan Motor Indonesia hadir menemui perwakilan
FE. 

"Sebuah kegiatan yang menelan biaya sangat besar/super jumbo dari APBD, tanpa
dampak ke masyarakat, dapat diputuskan dalam waktu sebulan harus
dilaksanakan," kata Gilbert. 

Serupa dengan Gilbert, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi
PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo juga menjadi pihak yang gencar meminta
pengusutan terhadap Formula E. Menurut Anggara, salah satu kejanggalan yang
pihaknya hendak tanyakan ke Anies Baswedan dalam sidang interpelasi mengenai
commitment fee.

Sejak dibayarkan pada pertengahan 2021, Anggara menerangkan pihaknya sampai


saat ini belum mendapat keterangan apakah commitment fee dibayarkan ke pihak
yang benar, yaitu FEO atau Formula E Operations di UK. 

"Atau jangan-jangan dibayar ke pihak lain. Sampai saat ini kami di DPRD belum
pernah mendapatkan bukti transfer pembayaran commitment fee,” kata Anggara. 

Kejanggalan lainnya, Anggara menerangkan pihak yang melakukan pembayaran


commitment fee merupakan Dinas Pemuda dan Olahraga. Padahal dalam surat
perjanjian, pembayaran merupakan kewajiban PT JakPro. 

Anggara mengatakan walaupun Dispora dan PT Jakpro sama-sama terkait dengan


Pemprov DKI, tapi transaksi hanya bisa dilakukan oleh pihak-pihak spesifik yang
telah diatur di dalam perjanjian. "Analoginya, jika Dinas Pendidikan mengadakan
perjanjian dengan kontraktor untuk membangun sekolah, apakah boleh Dinas Bina
Marga ujug-ujug mengeluarkan uang untuk membayar kontraktor tersebut? Setahu
saya, yang seperti itu tidak boleh," kata dia. 

Ramainya suara penolakan Formula E dari Kebon Sirih akhirnya sampai ke Gedung
KPK di Kuningan, Jakarta Selatan. Pada Senin, 13 September 2021, KPK didatangi
oleh massa demonstran yang menuntut agar komisi antirasuah itu menyelidiki
dugaan korupsi, dan menilai ada potensi kerugian hingga Rp 1,3 triliun.

Satu bulan kemudian, KPK kemudian menaikkan laporan tersebut menjadi


penyelidikan. Sampai saat ini, belum diketahui siapa saja yang diperiksa KPK
dalam dugaan korupsi di ajang balapan mobil listrik Formula E. 

M JULNIS FIRMANSYAH 

Anda mungkin juga menyukai