Babak Baru Formula E
Babak Baru Formula E
M Julnis Firmansyah
Editor:
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Sabtu, 6 November 2021 18:00 WIB
KOMENTAR
Font: Roboto
Ukuran Font: - +
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berada dalam mobil listrik BMW i8 bersama pembalap Formula 2 asal
Indonesia, Sean Gelael, dalam konvoi mobil listrik untuk mengumumkan balapan Formula E 2020 di Jakarta, Jumat 20
September 2019
"Dalam hal ini saya menekankan bahwa serupiah pun uang rakyat yang digunakan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus bisa dipertanggungjawabkan," kata
Prasetyo.
Politikus PDIP itu yakin KPK sudah menemukan bukti cukup kuat tentang adanya
pelanggaran dalam Formula E. Sebab, kasus itu langsung naik ke penyelidikan tak
lama setelah dilaporkan oleh masyarakat.
Sementara itu, Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan anak buahnya sedang bekerja
menelisik dugaan korupsi dalam perhelatan balap mobil listrik itu. Dia meminta
masyarakat untuk bersabar dan menunggu hasil penyelidikan resmi. "KPK tidak
akan pandang bulu. KPK bekerja profesional sesuai kecukupan bukti," kata Firli.
Namun, sidang paripurna interpelasi itu batal terlaksana, karena hanya 33 orang
yang hadir. Sedangkan menurut peraturan, harus ada minimal 51 anggota dewan
yang hadir.
Menurut Gilbert, sejak awal perencanaan perhelatan balap mobil listrik itu sarat
akan pelanggaran. "Sejak awal saya sudah dorong ini, karena banyak sekali
menabrak aturan, tetapi seakan semua tutup mata," ujar Gilbert saat dihubungi
Tempo, Kamis, 4 November 2021.
Salah satu keganjilan itu seperti perencanaan kegiatan Formula E di DKI Jakarta
yang terbilang sangat singkat. Setelah Anies bertemu dengan FEO di Amerika
tangal 13 Juli 2019, pada 13 Agustus 2019 agenda balapan Formula E dipaksakan
masuk APBD-P.
Selang sebulan kemudian Pemprov DKI mengadakan pertemuan di Monas tanggal
20 September 2019. Dalam kesempatan itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
ditemani Direktur JakPro dan Ikatan Motor Indonesia hadir menemui perwakilan
FE.
"Sebuah kegiatan yang menelan biaya sangat besar/super jumbo dari APBD, tanpa
dampak ke masyarakat, dapat diputuskan dalam waktu sebulan harus
dilaksanakan," kata Gilbert.
Serupa dengan Gilbert, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi
PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo juga menjadi pihak yang gencar meminta
pengusutan terhadap Formula E. Menurut Anggara, salah satu kejanggalan yang
pihaknya hendak tanyakan ke Anies Baswedan dalam sidang interpelasi mengenai
commitment fee.
"Atau jangan-jangan dibayar ke pihak lain. Sampai saat ini kami di DPRD belum
pernah mendapatkan bukti transfer pembayaran commitment fee,” kata Anggara.
Ramainya suara penolakan Formula E dari Kebon Sirih akhirnya sampai ke Gedung
KPK di Kuningan, Jakarta Selatan. Pada Senin, 13 September 2021, KPK didatangi
oleh massa demonstran yang menuntut agar komisi antirasuah itu menyelidiki
dugaan korupsi, dan menilai ada potensi kerugian hingga Rp 1,3 triliun.
M JULNIS FIRMANSYAH