BAHAN AJAR
(SAP)
Materi :
Jenis struktur ini merupakan struktur rangka yang paling umum karena letak titik
kumpul, arah batang, atau arah bebannya tidak dibatasi. Setiap batang portal ruang dpat
memikul gaya aksial, momen puntir dan momen lentur dalam kedua arah sumbu utama
penampang lintang. Gaya geser dalam kedua arah sumbu utama. Penampang lintang
batang dianggap memiliki dua sumbu simetris, seperti pada kasus balok silang.
Sebelum digunakan komputer, pada umumnya portal ruang disederhanakan
menjadi portal bidang. Pada banyak struktur, hal tersebut dapat dilakukan. Analisa struktur
ruang dapat menganalisis keseluruhan elemen dalam 3 dimensi sekaligus sehingga
diperoleh analisis yang lebih ekonomis.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa perilaku portal ruang juga terkait dengan
metode pelaksaannya. Agar dapat berperilaku sebagai struktur portal ruang, maka
pelaksaannya juga harus mengantisipasi sedemikian sehingga struktur baru bekerja jika
keseluruhan elemen telah terakit sebagai struktur portal ruang. Sambungan-sambungan
antar elemen harus menjamin bahwa perilaku sambungan pada setiap arah sesuai dengan
103
asumsi yang dilakukan pada saat analisis. Hal tersebut khususnya diperhatikan pada
konstruksi baja. Sedangkan pada konstruksi beton cast in situ pembuatan konstruksi yang
berperilaku sebagai portal ruang lebih mudah dihasilkan. Sebag pada waktun pelaksanaan
perancah tetap dapat dipasang sampai keseluruhan elemen struktur selesai dicor.
104
Penjelasan Materi
Contoh kasus :
Struktur portal beton dengan konfigurasi seperti gambar di bawah. Di atas pelat bekerja
beban hidup terbagi merata sebesar q = 250 kg/m2. Kombinasi pembebanan yang ditinjau bekerja
pada struktur adalah Pembebanan Tetap yaitu U = 1,2 D + 1,6 L (dimana D : beban mati; L = beban
hidup).
Z
Balok Anak
Pelat 10 cm 25/40 cm
Balok Tepi
25/40 cm
Balok Portal
30/50 cm
H=5m
Y
X
Kolom 35cm
L1
L2
L2
105
Beban terbagi merata pada pelat akibat beban mati : qD=(0,1 x 2400) = 240 kg/m 2 dan beban hidup
: qL = 250 kg/m2
Tentukan :
Gaya-gaya dalam pada elemen struktur (element forces), deformasi struktur, dan reaksi-reaksi
tumpuan dengan SAP2000 dengan memperhitungkan berat sendiri struktur.
H=5m
Y
X
6m
4m
4m
qx qe
L = 4m L = 4m
Beban trapesium dirubah menjadi beban merata ekivalen dengan rumus sbb :
106
qx.Ly 2 − 4 .qx.(Lx/2)2
beban merata ekivalen : qe = 3
Ly 2
Dari rumus di atas, didapat beban mati merata ekivalen adalah : qe = 292,5 kg/m’
Beban mati total yang bekerja pada balok anak : qD = 2.(292,5) = 585 kg/m’
Beban hidup merata : qx = 0,5.(qL).Lx = 0,5.(250).3 = 375 kg/m’
Beban trapesium dirubah menjadi beban merata ekivalen : qe = 305 kg/m’
Beban hidup yang bekerja pada balok anak : qL = 2.(305) = 610 kg/m’
2. Balok Tepi
Balok tepi arah sumbu Y, harus memikul 1 buah beban trapesium. Beban trapesium
dirubah menjadi beban merata ekivalen (qe).
Beban mati total yang bekerja pada balok tepi : qD = 292,5 kg/m’
Beban trapesium dirubah menjadi beban merata ekivalen : qe = 305 kg/m’
Beban hidup yang bekerja pada balok tengah : qL = 305 kg/m’
qx qe
L = 6m
Beban segitiga dirubah menjadi beban merata ekivalen dengan rumus sbb :
2.qx
beban merata ekivalen : qe =
3
Dari rumus di atas, didapat beban mati merata ekivalen adalah : qe = 240 kg/m’
Beban mati yang bekerja pada balok tengah: qD = 2.(240) = 480 kg/m’
Beban hidup merata : qx = 0,5.(qL).Lx = 0,5.(250).3 = 375 kg/m’
Beban segitiga dirubah menjadi beban merata ekivalen : qe = 250 kg/m’
Beban hidup yang bekerja pada balok tengah : qL = 2.(250) = 500 kg/m’
107
2. Balok Portal Tepi
Balok tepi arah sumbu X, harus memikul 1 buah beban segitiga. Beban segitiga dirubah
menjadi beban merata ekivalen (qe).
Beban mati yang bekerja pada balok tengah : qD = 240 kg/m’
Beban segitiga dirubah menjadi beban merata ekivalen : qe = 250 kg/m’
Beban hidup yang bekerja pada balok tepi : qL = 250 kg/m’
Penyelesaian :
108
Last/First Ratio =1
Klik OK
Langkah ini akan menyebabkan balok-balok portal pada arah sumbu X, terbagi menjadi 2 bagian
yang sama panjang.
- Dari menu Draw, pilih Draw Element Frame untuk menggambar elemen Frame balok-
balok anak, dengan cara menghubungkan joint-joint yang sudah terbentuk pada struktur.
Untuk menampilkan konfigurasi struktur serta bentuk dari elemen-elemen yang digunakan
(Gambar.4), dilakukan dengan cara :
- Dari Menu View, pilih Set Element.
- Pada kotak Set Element, klik show Extrusions, kemudian klik OK.
110
Gambar 13.6. Konfigurasi Struktur Portal 3 Dimensi
Load : DL
Type : DEAD
Self Weight Multiplier :1
Klik OK
Load : LL
Type : LIVE
Self Weight Multiplier :0
Klik Add New Load
Klik OK
111
Mendefenisikan Kombinasi Pembebanan (Load Combination)
- Dari menu Define, pilih Load Combination kemudian klik Add New Combo. Pada kotak
dialog Load Combination Data masukkan data-data :
Klik OK
- Klik balok-balok tepi arah sumbu tepi arah sumbu Y. Pilih Menu Assign, kemudian Frame
Static Load, dan Point and Uniform. Pada kotak Point and Uniform Span Loads,
masukkan data-data beban mati sbb :
Load Case Name : DL
Load Type and Direction : Forces
Direction : Global Z
Option : Add to existing Load
- Masukkan data untuk beban mati : Uniform Load = -0.2925, kemudian klik OK.
112
- Klik balok portal tengah arah sumbu X. Pilih Menu Assign, kemudian Frame Static Load,
dan Point and Uniform. Pada kotak Point and Uniform Span Loads, masukkan data-
data beban mati sbb :
Load Case Name : DL
Load Type and Direction : Forces
Direction : Global Z
Option : Add to existing Load
- Masukkan data untuk beban mati : Uniform Load = -0.480, kemudian klik OK.
- Klik balok portal tepi arah sumbu X. Pilih Menu Assign, kemudian Frame Static Load,
dan Point and Uniform. Pada kotak Point and Uniform Span Loads, masukkan data-
data beban mati sbb :
Load Case Name : DL
Load Type and Direction : Forces
Direction : Global Z
Option : Add to existing Load
- Masukkan data untuk beban mati : Uniform Load = -0.240, kemudian klik OK.
- Klik balok-balok tepi arah sumbu tepi arah sumbu Y. Pilih Menu Assign, kemudian Frame
Static Load, dan Point and Uniform. Pada kotak Point and Uniform Span Loads,
masukkan data-data beban hidup sbb :
Load Case Name : LL
Load Type and Direction : Forces
Direction : Global Z
Option : Add to existing Load
- Masukkan data untuk beban hidup : Uniform Load = -0.305, kemudian klik OK.
113
- Klik balok portal tengah arah sumbu X. Pilih Menu Assign, kemudian Frame Static Load,
dan Point and Uniform. Pada kotak Point and Uniform Span Loads, masukkan data-
data beban hidup sbb :
Load Case Name : LL
Load Type and Direction : Forces
Direction : Global Z
Option : Add to existing Load
- Masukkan data untuk beban hidup : Uniform Load = -0.500, kemudian klik OK.
- Klik balok portal tepi arah sumbu X. Pilih Menu Assign, kemudian Frame Static Load,
dan Point and Uniform. Pada kotak Point and Uniform Span Loads, masukkan data-
data beban hidup sbb :
Load Case Name : LL
Load Type and Direction : Forces
Direction : Global Z
Option : Add to existing Load
- Masukkan data untuk beban hidup : Uniform Load = -0.250, kemudian klik OK.
114
Melakukan Analisis
Untuk melakukan analisis struktur, pilih Menu Analyze, kemudian Run.
Menampilkan Gambar/Grafik
Untuk menampilkan gambar atau grafik, seperti pembebanan pada struktur, diagram momen
lentur, gaya geser, gaya aksial, dan momen puntir/ torsi, digunakan menu Display.
Untuk menampilkan deformasi struktur, dilakukan sbb :
- Dari menu Display, klik Show Deformed Shape
- Pada kotak Deformed Shape, ketikkan data-data :
Load : COMB1 Combo
Scaling : Auto
Option : Wire Shadow
: Cubic Curve
Klik OK
Untuk menampilkan diagram momen lentur, gaya geser, gaya aksial dan torsi yang terjadi pada
elemen-elemen struktur, dilakukan sbb :
- Dari menu Display, klik Show Element Forces/ Stresses, kemudian klik Frames
- Pada kotak Member Force Diagram for Frame, pada kotak Load, pilih kombinasi
pembebanan yang akan ditampilkan yaitu : COMB1 Combo
- Pada kotak Component, pilih salah satu gaya dalam elemen yang akan ditampilkan,
kemudian Klik OK.
115
Gambar 13.7. Konfigurasi Struktur Sebelum dan Sesudah Berdeformasi
116
Gambar 13.9. Diagram Momen 2-2 dan Gaya Geser 3-3
117
Rangkuman
Jenis struktur portal ruang ini merupakan struktur rangka yang paling umum
karena letak titik kumpul, arah batang, atau arah bebannya tidak dibatasi. Setiap batang
portal ruang dpat memikul gaya aksial, momen puntir dan momen lentur dalam kedua arah
sumbu utama penampang lintang. Gaya geser dalam kedua arah sumbu utama.
Penampang lintang batang dianggap memiliki dua sumbu simetris, seperti pada kasus
balok silang.
Sebelum digunakan komputer, pada umumnya portal ruang disederhanakan
menjadi portal bidang. Pada banyak struktur, hal tersebut dapat dilakukan. Analisa struktur
ruang dapat menganalisis keseluruhan elemen dalam 3 dimensi sekaligus sehingga
diperoleh analisis yang lebih ekonomis.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa perilaku portal ruang juga terkait dengan
metode pelaksaannya. Agar dapat berperilaku sebagai struktur portal ruang, maka
pelaksaannya juga harus mengantisipasi sedemikian sehingga struktur baru bekerja jika
keseluruhan elemen telah terakit sebagai struktur portal ruang. Sambungan-sambungan
antar elemen harus menjamin bahwa perilaku sambungan pada setiap arah sesuai dengan
asumsi yang dilakukan pada saat analisis. Hal tersebut khususnya diperhatikan pada
konstruksi baja. Sedangkan pada konstruksi beton cast in situ pembuatan konstruksi yang
berperilaku sebagai portal ruang lebih mudah dihasilkan. Sebab pada waktu pelaksanaan
perancah tetap dapat dipasang sampai keseluruhan elemen struktur selesai dicor.
118
Daftar Pustaka
1. ------------, 1998, SAP2000 Integrated Finite Element Analysis and
Design of Structure – BASIC ANALYSIS REFERENCE, Computer and
Structures, Inc., Berkeley, California, USA.
2. ------------, 1998, SAP2000 Integrated Finite Element Analysis and
Design of Structure – GRAPHIC USER INTERFACE MANUAL,
Computer and Structures, Inc., Berkeley, California, USA.
3. ------------, 1998, SAP2000 Integrated Finite Element Analysis and
Design of Structure – TUTORIAL MANUAL, Computer and Structures,
Inc., Berkeley, California, USA.
4. ------------, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
1983, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung Indonesia.
5. ------------, 1987, Pedoman dan Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Rumah dan Gedung – SKBI-1.3.53 1987, Departemen Pekerjaan
Umum, Bandung Indonesia.
6. ------------, 1991, Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung – SKSNI-T-15-1991-03, LPMB, Departemen Pekerjaan
Umum, Bandung Indonesia.
7. ------------, 2000, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung – SNI 03 - 1729 – 2000, LPMB, Departemen
Pekerjaan Umum, Bandung Indonesia.
8. Gunawan, R, 1987, Tabel Profil Konstruksi Baja, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta, Indonesia.
9. Dewobroto, Wiryanto, 2004, Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan
SAP2000, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, Indonesia.
10. Hariandja, Binsar, 1997, Analisis Struktur Berbentuk Rangka dalam
Formulasi Matriks, Penerbit Aksara Hutasada, Bandung, Indonesia.
11. Nasution, Amrinsyah, 2002, Analisis Struktur dengan Metode Matrik
Kekakuan, Penerbit ITB, Bandung, Indonesia.
12. Putri, Prima Yane, 2007, Analisis dan Desain Struktur Rangka dengan
SAP2000 versi Student, Penerbit UNP Press, Padang, Indonesia
13. Weaver Jr., W., dan Gere., J.M., 1989, Analisis Matriks Untuk Struktur
Rangka, edisi kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta, Indonesia.
14. Wigroho, H.Y, 2004, Analisis dan Perancangan Struktur Frame
Menggunakan SAP2000, Penerbit Andi, Yogyakarta, Indonesia.
119