Anda di halaman 1dari 13

KONSEP ETIKA BISNIS KONVENSIONAL

Makalah
Sebagai salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis Islam

Disusun Oleh
Kelompok 1
1. Anisa 1851040254
2. Billy Shaputra 1851040304
3. Diah Ayu Rento Palupi 1851040215
4. Intan Kumala Sari 1851040227

Kelas : D MBS
Dosen Pengampu : Nur Sya’adi, SEI, ME

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
TAHUN 2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya,
hingga terselesaikannya makalah yang berjudul “Konsep Etika Bisnis Konvensional”.
Salawat serta salam tidak lupa dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya kelak.
Penyusunan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis Islam. Di
dalam maklalah ini, penulis akan menjelaskan tentang Konsep Etika Bisnis Konvensional.
Dan penulis berharap dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, Untuk
itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Penulis juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini.

Bandar Lampung, 26 Februari 2019

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................5

A. Pengertian Etika Bisnis.................................................................


B. Prinsip-prinsip Etika Bisnis..........................................................5
C. Perkembangan Ulumul Qur’an.....................................................6

BAB III PENUTUP.....................................................................................19

A. Simpulan.....................................................................................19
B. Saran...........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan
ekonomi dunia semakin membaik. Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada
norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak
dapat dipisahkan, membawa serta etika-etika tertentu ke dalam kegiatan bisnisnya, baik etika
itu antar sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat, baik itu dalam
hubungan langsung maupun tidak langsung.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi etika bisnis ?
2. Apa sajakah prinsip-prinsip etika bisnis konvensional ?
3. Bagaimanakah perbedaan bisnis konvensional dan non konvensional ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi etika bisnis.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip etika bisnis konvensional.
3. Untuk mengetahui perbedaan bisnis konvensional dan non konvensional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Bisnis


Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat kebiasaan yang
merupakan bagian dari filsafat. Menurut Webster Dictionary (2012), etika ialah ilmu tentang
tingkah laku manusia, prinsip-prinsip yang disistematisasi tentang tindakan moral yang benar.
Perbedaan akhlak dan etika ialah bahwa etika merupakan cabang dari filsafat yang bertitik
tolak dari akal pikiran, sedangkan akhlak ialah suatu ilmu pengetahuan yang mengajarkan
mana yang baik dan mana yang buruk, berdasarkan ajaran Allah Swt. Dan Rasulullah Saw.1
Etika dipahami juga sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang
mengarahkan individu untuk membuat keputusan. Etika merupakan studi mengenai perbuatan
yang salah dan benar dan pilihan moral yang dilakukan oleh seseorang. Keputsan etik ialah
suatu hal yang benar mengenai perilaku standar. Etika bisnis kadang-kadang disebut pula
dengan etika manajemen, yaitu penerapan standar moral ke dalam kegiatan bisnis. Taha Jabir
(2005) menyatakan bahwa etika adalah model perilaku yang diikuti untuk mengharmoniskan
hubungan antar manusia, meminimalkan penyimpangan, dan berfungsi untuk kesejahteraan
masyarakat.
Definisi lain menyatakan Business ethics is about building of trust between people
and organizations, and absolutely essential ingredient to conducting business successfully
especially in the long term. (Linda Klebe Trevino 995:290).
Hal-hal yang termasuk ke dalam bidang sensitif dalam etika bisnis, yaitu:
1. Dasar kebenaran dan kejujuran.
2. Hubungan saling percaya sesama rekan bisnis.
3. Adil dalam hubungan dengan pelanggan.
4. Etika dan tanggungjawab karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.
5. Bertanggungjawab dalam menggunakan sumberdaya dan asset perusahaanya.
6. Keamanan dan kualitas produk.
7. Kemanan dan kesehatan di tempat kerja.
8. Perilaku suap-menyuap.
9. Pelestarian lingkungan.
10. Penghematan dan penggunaan biaya, tidak ada mark up dan pemborosan.
11. Praktik dalam penjualan, promosi dan pemasaran pada umumnya (Taha Jabir, 2005).
1
Buchari Alma dan Donni Juni p, Manajemen Bisnis Syariah, Alfabeta CV, Bandung,2014, hlm. 376
Pelaku-pelaku bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktivitasnya
artinya usaha yang ia lakukan harus mampu memupuk atau membangun tingkat kepercayaan
dari para relasinya. Kepercayaan, keadilan dan kejujuran adalah elemen pokok dalam
mencapai suksesnya suatu bisnis di kemudian hari.
Istilah etika dalam syariah disamakan dengan “akhlaq, budi pekerti, perangai, tabiat,
moral, sopan santun, dan sebagainya, seebagaimana diuraikan oleh Hamzah Ya’kub (1991).
Etika bisnis dapat dipahami sebagai aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum,
namun perlu diperhatikan dengan baik karena menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang
dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia bisnis tidak lepas dari elemen-
elemen lainnya. Keberadaan bisnis pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Bisnis tidak hanya berhubungan dengan orang-orang maupun badan hukum,
namun juga berhubungan dengan pemasok bahan baku, pelanggan, distributor, dan lain-lain.
Berbisnis secara etis sangat perlu dilakukan karena profesi bisnis pada hakikatnya
adalah profesi luhur yang melayani masyarakat banyak. Usaha bisnis berada di tengah-tengah
masyarakat, mereka harus menjaga kelangsungan hidup bisnisnya. Caranya ialah
menjalankan prinsip etika bisnis.
Pelanggaran etika atau diabaikannya perilaku etis dijumpai pada berbagai bidang
profesi, misalnya profesi akuntan. Akuntan membantu sebuah perusahaan dalam keringanan
pajak, seperti mengecilkan jumlah penghasilan dan memperbesar pos biaya. Demikian pula
pelanggaran etika lainnya yang dilakukan oleh profesi kedokteran, hukum, pengadilan, dan
pengacara. Terdapat sejumlah prinsip etika bisnis yang dirumuskan oleh sekumpulan top
manager perusahaan di Eropa, AS, dan Jepang yang disebut “The Caux Round Table
(CRT)”. Kelompok tersebut bertemu setiap tahun yang dimulai pada tahun 1986 di kota Caux
Swiss, untuk membicarakan persoalan bisnis global. Telah sekian lama diproses, akhirnya
Juli 1994 mereka mendeklarasikan sebuah “Principles for Business” (Rusdin, 2002).
Beberapa prisip dalam The Caux Round Table adalah:2
1. Prinsip-prinsip umum antara lain menyangkut nilai bisnis bagi masyarakat
yang berkaitan dengan kesejahteraan dan lapangan kerja.
2. Perusahaan yang dibangun di negara asing harus member sumbangan bagi
kesejahteraan masyarakat setempat dengan menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan daya beli, menegakkan hak asasi manusia, serta peningkatan
pendidikan.

2
Ibid., Hlm.382
3. Pelaku bisnis harus mengakui adanya kesungguhan, kejujuran setia pada janji
dan keterbukaan.
4. Harus melindungi dan memperbaiki lingkungan, pembangunan berkelanjutan,
dan mencegan pemborosan sumber daya alam.
5. Tidak dibenarkan melakukan tindakan suap, money laundering, memberantas
tindakan jahat, tidak terlibat dalam perdagangan senjata, yang digunakan
untuk kegiatan terorisme, obat terlarang.
6. Memberikan produk dan jasa dengan kualitas terbaik.
7. Memberlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi.
8. Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam memasarkan dan
mengiklankan produk.
9. Menghormati integrasi budaya pelanggan.
10. Hubungan dengan pekerja, memberikan pekerjaan dan imbalan yang dapat
memperbaiki kondisi mereka, meningkatkan kesehatan, terbuka dalam
informasi, bersedia mendengar keluhan pekerja, menghindari prakitk
diskriminasi, menghormati gender, usia, suku, agama, menghindari kecelakaan
dalam pekerjaan, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pekerja,
tanggap terhadap pengangguran di negara setempat.
11. Menjaga hubungan baik dengan pemasok, pesaing, dan masyarakat umumnya

Etika bisnis diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan
pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal
dan secara ekonomi atau sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud
dan tujuan kegiatan bisnis.
Untuk dapat dikatakan sebagai seorang bisnisman yang berperilaku profesional itu
harus memiliki 4 unsur.3
Unsur yang pertama, unsur manajerial skill yaitu seorang bisnisman harus mampu
mengatur hidup sendiri besertav dengan keluarganya dan teman-teman di sekelilingnya.
Unsur yang kedua, unsur konseptual skill yaitu mampu untuk membuat konsep di
dalam menjalankan pekerjaan dan jabatannya dan mampu untuk mendelegasikan kepada
orang lain.

3
Budi Untung, Hukum dan Etika Bisnis, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2012, hlm.65
Unsur yang ketiga, unsur technical skill harus dimiliki oleh seorang bisnisman yang
mampu memberikan teknik-teknik untuk melaksanakan apa yang menjadi pemikiran dan
konsep-konsepnya, serta memberikan contoh kepada orang lain atau pihak ke-3.
Unsur yang keempat, integritas moral yang tinggi, yaitu harus mampu memilah-
milahkan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

B. Prinsip Ekonomi konvensional

1. Ekonomi Kapital

Kapital artinya adalah modal. Sesuai dengan namanya, sistem ekonomi kapitalis ini
sangat menekankan pentingnya modal demi bisa mendapatkan keuntungan yang diinginkan.
Setidaknya ada 10 poin prinsip sistem ekonomi kapitalis yaitu:

a. Berlandaskan pemikiran dan pengalaman para ahli ekonomi Barat.


b. Berpandangan dunia sekuler dan mementingkan material
c. Kepemilikan modal adalah hal yang mutlak.
d. Mekanisme pasar berjalan sendiri tanpa diatur oleh pemerintah.
e. Adanya monopoli oleh pemilik kapital yang besar dan adanya persaingan pasar
bebas.
f. Kesejahteraan manusia hanya bersifat jasmaniah (fisik).
g. Bebas mencari keuntungan dengan cara apapun.
h. Mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya
i. Adanya eksploitasi dari kaum pemilik modal kepada kaum buruh.
j. Tidak ada distribusi pendapatan yang adil.

2. Ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi sosialis ini lahir sebagai bentuk protes atas adanya sistem ekonomi
kapitalis yang menguntungkan para pemilik modal saja. Prinsip penting sistem ekonomi
sosialis adalah :

a. Berdasarkan akal dan pengalaman pemikir Barat yang kontra kapitalis.


Menghapuskan kepemilikan modal pribadi.
b. Semua modal baik uang maupun sarana produksi dikuasai oleh negara.
c. Pasar direncanakan dan dijalankan oleh negara.
d. Harga ditentukan dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
e. Negara mengatur kesejahteraan masyarakat.
f. Tidak ada sistem mencari keuntungan.
g. Pemerintah sebagai pengendali tunggal kegiatan ekonomi.
h. Penghasilan disamaratakan dan tidak ada kelas masyarakat.

C. Perbedaan Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Non Konvensional (Syariah).

Sistem ekonomi yang paling dominan di dalam dunia modern adalah Kapitalisme dan
Sosialisme ( Konvensional ). Kapitalisme adalah filsafat ekonomi yang dominan di dunia
barat yang terutama sekali mencakup Eropa Barat dan Amerika Utara di bawah
kepemimpinan Amerika serikat. Sedangkan sosialisme adalah ideologi ekonomi yang pernah
dominan di Uni Sovyet, RRC, dan beberapa negara di Eropa Timur. Walaupun sosialisme
telah mengalami kemunduran hebat dengan kehancuran pemimpinnya, yakni Uni Sovyet, ia
masih memiliki relevansi yang besar untuk disebut sebagai sebuah filsafat ekonomi. Inilah
perbedaan sistem ekonomi konvensional dan sistem ekonomi syariah:

1. Kapitalisme dan Islam

Apakah Kapitalisme itu? Kapitalisme menurut Collins Dictionary adalah sebuah


sistem ekonomi yang didasarkan pada pemilikan pribadi atau swasta atas alat-alat produksi,
ditribusi dan pertukaran yang utama berada di tangan swasta (pribadi maupun perusahaan).
Sedangkan konsep islam dalam pemilikan sangatlah unik. Segala sesuatu adalah milik Allah
dan hanya sebagian saja hak memiliki itu diberikan kepada manusia sehingga ia dapat
melaksanakan rencana Allah, yakni tujuan masyarakat, dengan bertindak selaku pemegang
amanah bagi mereka yang membutuhkan. Dengan kata lain, apa yang telah diciptakan oleh
Allah bagi kepentingan dan untuk melayani manusia adalah milik seluruh umat manusia
secara kolektif.

Kebebasan ekonomi yang tak terbatas dan tiadanya campur tangan negara adalah ciri
lain dari perekonomian kapitalisme. Setiap individu bebas memulai, mengorganisasi, dan
mendirikan perusahaan, bisnis, perdagangan serta profesi apapun juga. Dia memiliki
kebebasan penuh untuk memperoleh pendapatan sebanyak berapapun yang ia mampu
dapatkan sebagaimana ia juga bebas membelanjakan uangnya untuk apapun yang disukainya.
Islam juga membenarkan kebebasan ekonomi bagi individu untuk mendapatkan harta,
memilikinya serta membelanjakannya. Tetapi kebebasan yang diberikan oleh islam di
lapangan ekonomi tidaklah tak terbatas. Islam membataskan antara yang halal dengan yang
haram dalam segala kegiatan ekonomi yang meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi yang
amat luas.

Persaingan yang merupakan ciri lain kapitalisme, membawa kehancuran bagi


perusahaan kecil. Pengakuan atas keeradaan monopoli akan mendorong terjadinya merger
beberapa bisnis kecil menjadi satu sehingga menjadi monopoli atau kartel. Islam melarang
persaingan tidak sehat dan menutup semua jalan yang menuju kearahnya. Islam tidak
membenarkan monopoli.

Lembaga perbankan dan bunga adalah darah kehidupan kapitalisme. Bagi bisnis,
perdagangan dan industri terutama bagi proyek-proyek usaha ekonomi yang besar, diperlukan
dana besar yang tak seorangpun dan satu perusahaan pun dapat menanggungnya. Hal itu
mendorong didirikannya bank yang meminjam dana dari penabung dan investor pada tingkat
bunga rendah lalu menghutangkannya kembli pada kepada banyak perusahaan dengan bunga
yang lebih tinggi. Islam memandang bunga sebagai sesuatu yang paling menindas terhadap
kemanusiaan dan kemudian menghapuskannya dalam segala bentuknya hingga ke akarnya.
Menurut Al-Qur’an mengambil bunga sama artinya dengan perang melawan Allah dan
utusan-Nya. Islam membangun ekonominya bebas dari riba dan mendukung laba serta kerja
sama insentif bagi tabungan dan nvestasi.

2. Islam dan Sosialisme

Apakah itu sosialisme itu? Menurut Collins dictionary, Sosialisme adalah teori atau
sistem ekonomi yang didalamnya alat produksi, distribusi, dan pertukaran dimiliki oleh
masyarakat secara kolektif melalui negara. Karl Marx yang memperkenalkan teori ini kepada
dunia secara ilmiah. Itulah sebabnya Marx dijuluki sebagai bapak sosialisme. Islam tidak
meniadakan pemilikan pribadi ataupun swasta dan tidak pula menempatkan semua alat
produksi, distribusi dan pertukaran di dalam kendali negara. Meski islam mendukung
pemilikan publik atas beberapa alat produksi yang merupakan kebutuhan hidup semua orang,
ia menyerahkan hak milik sebagian besar alat produksi dan distribusi kepada pribadi atau
swasta.

Kesamaan ekonomi adalah klaim komunisme pula walau sejauh ini tidak pernah
terealisasi. Setidaknya didalam teori, dikatakan bahwa hak-hak individu di dalam wilayah
ekonomi ditentukan berdasarkan prinsip kesamaan. Setiap orang dicukupi dengan keperluan
hidupnya sesuai dengan kebutuhannya. Tidak seperti komunisme, Islam mengakui bahwa
tidak mungkin ada kesamaan antar umat manusia dalam hal ekonomi dan pemilikan kekayaan
duniawi. Al-Qur’an mempertimbangkan ketidaksamaan dan disparatis ini di dalam distribusi
kekayaan sebagai bagian dari aturan ekonomi ketuhanan, dan oleh karenanya, tidak akan
melenyapkannya melalui cara-cara artifisial. Untuk menjamin pemerataan distribusi yang
merata itu, islam yelah mengambil langkah-langkah seperti zakat dan sedekah, hukum
pewarisan dan wasiat, sedekah sukarela dan kontribusi wajib dalam bentuk pajak.4

BAB III
PENUTUP

4
Muhammad Syarif Chaudry, system Ekonomi Islam, Prenadamedia Grup, Jakarta, 2016
A. Simpulan
Etika bisnis diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan
pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal
dan secara ekonomi atau sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud
dan tujuan kegiatan bisnis.
Prinsip ekonomi konvensional ada dua macam yaitu ekonomi kapital yang
menekankan pentingnya modal demi mendapatkan untung yang diinginkan, dan ekonomi
sosialis yang hanya menguntungkan pemilik modal saja.
Perbedaan antara ekonomi konvensional dan ekonomi islam sangatlah jelas yang
mana ekonomi konvensional mengedepankan keuntungan yang besar dengan cara apapun
sedangkan ekonomi islam mengedepankan syariat-syariat islam seperti menjauhkan setiap
kegiatan ekonomi dari hal yang bernama riba.

1. Saran
Sebagai mahasiswa kita harus berinovasi untuk membangun sistem ekonomi yang ada di
Negara ini untuk lebih maju,jangan sampai kita salah bertindak dalam membangun ekonomi
di Negara sendiri bukan untuk kepentingan individu tetapi untuk kepentingan ekonomi
bersama yang lebih maju.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari.2014.Manajemen Bisnis Syariah.Bandung:Alfabeta CV


Untung, Budi.2012.Hukum dan Etika Bisnis.Yogyakarta:CV Andi Offset

Syarif, Muhammad. 2016. Sistem Ekonomi Islam. Jakarta:Prenadamedia Grup

Anda mungkin juga menyukai