Anda di halaman 1dari 5

BAHAN AJAR

Mata Kuliah : Struktur Baja Sks : 3


Program Studi : Pendidikan Teknik Sipil dan Bangunan Kode : SIP 1.61.3304
Fakultas : Fakultas Teknik
Pertemuan ke : 2 (dua)
Dosen : Prima Zola, ST.MT
DR. Nevy Sandra, ST, M.Eng

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI

Mahasiswa memahami Dasar-dasar Perencanaan dan Pengenalan Peraturan Perencanaan


Bangunan Baja.

Soft skills/Karakter: Memiliki etika konstruksi, dan bertanggungjawab mengaplikasikan


pengetahuan struktur baja dasar dalam perencanaan struktur
bangunan.

Materi :

1.3 SNI Baja 03-1729-2002


 File SNI 03-1729-2002 terlampir

1.4 Konsep Perencanaan


Perencanaan suatu struktur bangunan ditujukan untuk mendirikan bangunan yang :

1. Kuat ( τ ≤τ )

2. Kaku ( σ ≤σ )

3. Stabil ( ∑ M=0, ∑ V =0, ∑ H =0 )


4. Berdaya guna
5. Ekonomis
Syarat kekuatan :

R>Q
Pers (1)

Dimana : R = kuat struktur tahanan


Q = beban – beban yang bekerja pada struktur

Dalam perhitungan dibutuhkan suatu angka keamanan (safety factor) karena terdapat
ketidakpastian yang disebabkan karena:
 Perhitungan beban
 Sifat – sifat bahan yang tidak seragam
 Metoda analisa
 Pelaksanaan yang tidak sempurna

1.5 Desain LRFD Struktur Baja


Beberapa metoda perencanaan yang telah dikenal :
1. Metoda elastis ( Allowable Stress Design, ASD)

SF x R > Q

SF < 1
2. Metoda Ultimate (Limit State Design/ Metoda Kekuatan Batas)

R > SF x Q

Dimana : - SF > 1
- Gaya dalam dihitung secara elastis
3. Metoda Plastis

R > SF x Q

Dimana : - SF > 1
- Gaya dalam dihitung secara plastis
4. Metoda LRFD (Load Resistance Factor Design)

SF1 x R > SF2 x Q


Dimana :
- SF1 < 1 dan SF2 > 1
- Metoda ini telah memasukkan prinsip – prinsip probabilitas dan statistik dalam
menentukn fakor keamanannya
- SF berbeda – beda untuk setap jenis pembebanan

Faktor Keamanan
I. Metoda Elastis
 Beban  tidak ada SF (digunakan beban kerja)
 Kekuatan penampang

 Untuk pembebanan tetap, yaitu kombinasi D+L digunakan tegangan izin ( τ


)
τ =2/3 τ y
 Untuk pembebanan sementara, yaitu kombinasi dari D+L+E/W digunakan

tegangan izin sementara (


τs )
τ s=1,3 τ

II. Metoda LRFD


 Beban  digunakan beban ultimate (Qu) yaitu beban kerja x SF
Struktur baja harus mampu memikul semua kombinasi pembebanan terfaktor
dibawah ini : (sub bab 6.2.2 LRFD)
Qu = 1,4D
Qu = 1,2D+1,6L+0,5(La atau H)
Qu = 1,2D+1,6(La atau H)+(LL atau 0,8W)
Qu = 1,2D+1,3W+LL+0,5(La atau H)
Qu = 1,2D+1,0E+LL
Qu = 0,9D – (1,3W atau 1,0E)
Keterangan:
D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen,
termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan
layan tetap
L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk
kejut, tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan
lain-lain
La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh
pekerja, peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang
dan benda bergerak
H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air
W adalah beban angin
E adalah beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03–1726–1989 atau
penggantinya
dengan,
γ L = 0,5 bila L< 5 kPa, dan γ L = 1 bila L 5 kPa.
Kekecualian: Faktor beban untuk L di dalam kombinasi pembebanan pada
persamaan 6.2-3, 6.2-4, dan 6.2-5 harus sama dengan 1,0 untuk garasi parkir,
daerah yang digunakan untuk pertemuan umum, dan semua daerah di mana
beban hidup lebih besar daripada 5 kPa.

 Kekuatan penampang
Digunakan factor reduksi() x kekuatan nominal penampang.
Misal : (LRFD Tabel 6.4.2, hal 18)
- Kuat geser : Vn   = 0,9
- Kuat aksial : Nn   = 0,9
- Kuat lentur : Mn  = 0,9

Tabel 1 Faktor reduksi () untuk keadaan kekuatan batas.


Kuat rencana untuk Butir Faktor reduksi
Komponen struktur yang memikul lentur:
 Balok 8.1, 8.2 & 8.3 0,90
 balok pelat berdinding penuh 8.4 0,90
 pelat badan yang memikul geser 8.8 & 8.9 0,90
 pelat badan pada tumpuan 8.10 0,90
 pengaku 8.11, 8.12, & 0,90
8.13
Komponen struktur yang memikul gaya tekan
aksial:
 kuat penampang 9.1 & 9.2 0,85
 kuat komponen struktur 9.1 & 9.3 0,85
Komponen struktur yang memikul gaya tarik
aksial:
 terhadap kuat tarik leleh 10.1 & 10.2 0,90
 terhadap kuat tarik fraktur 10.1 & 10.2 0,75
Komponen struktur yang memikul aksi-aksi
kombinasi:
 kuat lentur atau geser 11.3 & 11.4 0,90
 kuat tarik 11.3 & 11.4 0,90
 kuat tekan 11.3 & 11.4 0,85
Komponen struktur komposit:
 kuat tekan 12.3 0,85
 kuat tumpu beton 12.3.4 0,60
 kuat lentur dengan distribusi tegangan 12.4.2.1 & 12.4.2.3 0,85
plastik
 kuat lentur dengan distribusi tegangan 12.4.2.1 & 12.4.3 0,90
elastic
Sambungan baut:
 baut yang memikul geser 13.2.2.1 0,75
 baut yang memikul tarik 13.2.2.2 0,75
 baut yang memikul kombinasi geser dan 13.2.2.3 0,75
tarik
 lapis yang memikul tumpu 13.2.2.4 0,75
Sambungan las:
 las tumpul penetrasi penuh 13.5.2.7 0,90
 las sudut dan las tumpul penetrasi 13.5.3.10 0,75
sebagian
 las pengisi 13.5.4 0,75

Daftar Pustaka
1. Daftar Profil Konstruksi Baja.
2. Sabril Haris. Catatan Kuliah Struktur Baja 1. Jurusan T. Sipil Unand.
3. Laboratorium Mekanika Struktur, Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung Menggunakan Metoda LRFD. Penerbit ITB.
4. SNI Baja. SNI 03-1729-2002
5. Salmon, Johnson. Struktur Baja Desain dan Perilaku Jilid 1. Penerbit Erlangga.
6. Agus Setiawan. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (Sesuai SNI 03-
1729-2002). Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai