Anda di halaman 1dari 6

Perangkat Perkuliahan

BAHAN AJAR

Mata Kuliah : Struktur Baja Sks : 3


Program Studi : D-3 Teknik Sipil dan Bangunan Kode :
Fakultas : Fakultas Teknik
Pertemuan ke : 3 (tiga)
Dosen : Prima Zola, ST.MT
DR. Nevy Sandra, ST, M.Eng

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI

Mahasiswa memahami unsur-unsur penyusun material baja.


.

Soft skills/Karakter: Memiliki etika konstruksi, dan bertanggungjawab


mengaplikasikan pengetahuan struktur baja dasar dalam
perencanaan struktur bangunan.

2.1 Sejarah penggunaan material baja

Pada awal masa penggunaannya sekitar tahun 4000 SM, besi (komponen utama penyusun baja)
digunakan untuk membuat peralatan-peralatan sederhana. Material ini dibuat dalam bentuk besi
tempa, yang diperoleh dengan memanaskan bijih-bijih besi dengan menggunakan arang. Sekitar
akhir abad ke-18 dan permulaan abad ke-19, besi tuang dan besi tempa sudah banyak digunakan
untuk pembuatan struktur jembatan. Jembatan lengkung Coalbrookdale yang melintang di atas
Sungai Severn (Inggris) adalah jembatan pertama yang terbuat dari besi tuang. Jembatan dengan
panjang bentang sekitar 30 m ini dibangun oleh Abraham Darby III.

Pada awal abad ke-19 muncul material baru yang didnamakan dengan baja yang merupakan
paduan antara besi dan karbon. Material baja yang mengandung kadarr karbon yang lebih sedikit
dari besi tuang, dan mulai digunakan dalam konstruksi-konstruksi berat. Pembuatan baja dalam
volume besar pertama kali oleh Sir Henry Bessemer dari Inggris. Sir Henry menerima hak paten
dari pemerintah Inggris pada tahun 1855 atas temuannya tersebut. Beliau mempelajari bahwa
dengan menghembuskan aliran udara di atas besi canai panas akan membakar kotoran-kotoran
yang ada dalam besi tersebut, namun secara bersamaan proses ini juga menghilangkan
komponen-komponen penting seperti karbon dan mangan. Selanjutnya, komponen-komponen
penting ini dapat digantikan dengan suatu logam paduan antara besi, karbon dan mangan, di
samping itu juga mulai ditambahkan batu kapur yang dapat mengikat senyawa fosfor dan sulfur.
Dengan ditemukannya proses Bessemer, maka di tahun 1870 baja karbon mulai dapat diproduksi
dalam skala besar dan secara perlahan material baja mulai menggantikan besi tuang sebagai
elemen konstruksi.

Di Amerika Serikat jembatan kereta api pertama yang dibuat dari baja adalah jembatan Eads,
yang diselesaikan pada tahun 1874. Jembatan yang memakan biaya sekitar $10.000.000 ini
terdiri dari tiga buah bentangan, bentangan tengah sebesar 520 ft sedangkan dua bentangan yang
lain sepanjang 500 ft.

Struktur portal rangka baja yang pertama adalah Home Insurance Compant building di Chicago
yang dibanggun oleh William Le Baron Jenny. Jenny menggunakan kolom dari besi tuang yang
dibungkus dengan bata, balok-balok untuk enam lantai pertama terbuat dari besi tempa,
sedangkan balok-balok di lantai atasnya terbuat dari balok baja struktural.

2.2 Tipe – Tipe Struktur Baja


Stuktur bisa dibagi atas 3 kategori umum yaitu :
1. Struktur rangka
Konstruksi jenis struktur rangka adalah tipe struktur yang paling banyak digunakan. Jenis
struktur ini bisa ditemui pada struktur bangunan maupun jembatan. Elemennya terdiri
dari : batang tarik, kolom, balok dan batang yang mengalami gabungan lenturan dan
beban axial.
Gambar 2. Struktur rangka

2. Struktur selaput (shell)


Silo, tangki dan badan kapal menggunakan jenis struktur ini. Namun dalam
pelaksanaannya biasanya dikombinasikan dengan struktur rangka.

3. Struktur gantung (suspension)


Biasanya digunakan pada struktur jembatan

Gambar 3. Jembatan baja

Material baja merupakan jenis material pabrikan. Material ini diproduksi dibawah pengawasan
ketat dari pabrik yang memproduksinya. Material baja diuji dan dimonitor secara berkala
sepanjang proses produksi sehingga material yang dihasilkan bersifat konsisten untuk setiap
jenisnya dan bisa digunaka dengan angka safety factor yang rendah. Karena bersifat pabrikan,
batang baja yang digunakan dalam struktur dapat dipilih berdasarkan jenis profil. Jenis profil
yang akan digunakan disesuaikan dengan perencanaan struktur. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa pemilihan jenis dan material struktur berpengaruh terhadap terhadap
kekuatan/ kemampuan struktur untuk menyalurkan beban pada keseluruhan struktur dengan baik.

2.3 Material Baja

Baja Konstruksi
Baja konstruksi disebut juga sebagai baja struktural atau baja bangunan, terutama terdiri dari
unsur besi (Fe) yang jumlahnya minimal 98 % dengan sedikit campuran bahan-bahan lain,
terutama karbon (C). Campuran-campuran lainnya adalah mangan (Mn), silikon (Si), tembaga
(Cu), fosfor (P), dan belerang (S). Banyaknya bahan karbon dalam baja tidak sama, tetapi pada
umumnya tidak lebih dari 0,5 % dari berat seluruhnya. Mangan dibutuhkan untuk memberi
kekuatan pada baja, silikon, fosfor dan belerang dibutuhkan untuk menstabilkan komposisi
kimiawi baja pada saat pengelasan dan belerang dibutuhkan untuk menjaga pengkaratan yang
berlebih-lebihan. Dengan bermacam-macamnya komposisi kimiawi pada baja struktural, di
dunia ini sudah ada lebih dari seratus jenis baja struktural.

Mutu baja dapat dengan jelas terlihat pada kurva tegangan-regangan yang didapat dari suatu
percobaan tarik. Setiap baja konstruksi dibuat sesuai dengan standard minimum yang disyaratkan
oleh peraturan standard seperti misalnya PPBBI, SII dan SNI d Indonesia, JIS di Jepang atau
ASTM di Amerika Serikat. Umumnya baja konstruksi mencakup bermacam baja dengan titik
leleh berkisar antara 200 sampai 360 Mpa, kecuali baja paduan yang diolah secara khusus
sehingga dapat mencapai kekuatan leleh sebesar 900 Mpa. Berbagai tingkat kekuatan ini
diperoleh dengan mengubah-ubah komposisi kimianya dengan pengolahan panas (pengolahan
dalam suhu yang tinggi atau canai panas). Faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi sifat-
sifat baja ini yaitu tebal bahan jadi, suhu pengerjaan akhir, kecepatan pendinginan dan unsur-
unsur tambahan diluar yang disebutkan diatas.

Di Indonesia baja struktural ditetapkan oleh SII dan SNI berdasarkan kekuatannya. Tabel 1.1
memberikan daftar nama dari beberapa jenis baja yang digunakan dengan syarat-syarat kekuatan
minimum yang harus dipenuhinya dan nama sebutan yang sering kali digunakan di pasaran atau
nama ytang sudah dikenal lebih dahulu.
Tabel 2: Jenis – jenis baja struktural yang banyak digunakan di Indonesia
Tegangan Teganagn
Nama
Leleh Batas Nama Lain
Resmi
fy, Mpa fu, Mpa

BJ – 33 200 330 ST - 33

BJ – 34 210 340 -

BJ – 37 240 370 Fe 360 / ST - 37

BJ – 41 250 410 -

BJ – 44 280 440 Fe 430 / ST - 44

BJ -50 290 500 -

BJ – 52 360 520 Fe 510 / ST - 52

Klasifikasi baja berdasarkan kekuatan :


1. Baja carbon (carbon steel)  tegangan leleh 200 -280 Mpa
2. Baja paduan rendah berkekuatan tinggi (high strength low alloy steel)  tegangan leleh
275 – 488 Mpa
3. Baja paduan (alloy steel)  tegangan leleh 550 – 760 MPa

Daftar Pustaka
1. Daftar Profil Konstruksi Baja.
2. Sabril Haris. Catatan Kuliah Struktur Baja 1. Jurusan T. Sipil Unand.
3. Laboratorium Mekanika Struktur, Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung Menggunakan Metoda LRFD. Penerbit ITB.
4. SNI Baja. SNI 03-1729-2002
5. Salmon, Johnson. Struktur Baja Desain dan Perilaku Jilid 1. Penerbit Erlangga.
6. Agus Setiawan. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (Sesuai SNI 03-
1729-2002). Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai