Latar Belakang
Pada hakikatnya Ketahanan Nasional merupakan kondisi sekaligus konsepsi
pembangunan nasional dalam pencapaian tujuan dan cita-cita bangsa. Ketahanan
Nasional merupakan kondisi dinamis bangsa yang berisi ketangguhan serta keuletan
dan kemampuan bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, gangguan, tantangan dan
hambatan (AGHT) baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang mengancam
dan membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Ketahanan Nasional harus diwujudkan dan dibina secara dini, terus
menerus, terpadu dan sinergis.
Ketahanan Kesehatan Nasional merupakan bagian dari Ketahanan Nasioanal
yang bersinergi dengan Sistem Kesehatan Nasional. Mendapatkan derajat
kesehatan setinggi-tingginya adalah hak dasar manusia Indonesia yang harus
dipenuhi dalam upaya mewujudkan pembangunan nasioanl dan pencapaian tujuan
dan cita-cita bangsa. Oleh karena itu Ketahanan Kesehatan Nasional juga
merupakan bagian dari Keamanan Insani yang harus dikembangkan, diwujudkan
dan dibina secara dini, terus menerus, terpadu dan sinergis untuk menghadapi
AGHT yang berdampak buruk terhadap kesehatan rakyat Indonesia.
Ketahanan Nasional merupakan landasan konsepsional strategis yang
sekaligus merupakan pisau analisis untuk memecahkan berbagai permasalahan
strategis bangsa melalui pendekatan 8 (delapan) aspek kehidupan nasional (asta
gatra) yang terdiri dari 3 (tiga) aspek alamiah (tri gatra) yang bersifat statis dan 5
(lima) aspek kehidupan (panca gatra) yang bersifat dinamis. Astagatra Ketahanan
Nasional yakni meliputi aspek geografis, kekayaan alam, demografis, ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya serta pertahanan keamanan. Hal yang sama juga diterapkan
dalam Ketahanan Kesehatan Nasional untuk menjelaskan bagaimana kapasitas
Sumber Daya Manusia Kesehatan dalam menangani pasien pandemi Covid-19 di
Rumah Sakit Darurat Covid Wisma Atlet Kemayoran melalui pendekatan Astagatra.
Hasil dan Pembahasan
1. Aspek Geografis
Luas dampak dari pandemi Covid-19 telah dirasakan baik dalam lingkup
Nasional dan bahkan Internasional. Saat ini sudah satu tahun lebih Indonesia
masih terbelenggu dalam situasi pandemi. Dilansir dari berita CNBC Indonesia
terbaru disebutkan bahwa hanya ada satu daerah saja di Indonesia yang
memiliki status zona hijau yaitu di Papua Barat tepatnya di Pegunungan Arfak
(Hasibuan, 2021)
Rumah Sakit Darurat Covid-19 merupakan Wisma Atlet yang ditranformasi
menjadi fasilitas kesehatan Nasional dan berada di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Posisi Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Ibu Kota Negara terletak di pinggiran
kota dan jauh dari keramaian dan memiliki kapasitas tempat tidur yang besar
bahkan terbesar di Asia Tenggara. Keberadaannya di Ibu Kota juga memiliki
manfaat mengingat pusat roda ekonomi nasional berada di Ibu Kota, kemudahan
akses baik akses transportasi dan akses dengan fasilitas kesehatan lainnya baik
dari pemerintah maupun swasta serta akses ilmu teknologi.
Di dalam lingkungan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlit Kemayoran
(RSDC WAK) juga menerapkan zonasi area hijau, kuning dan merah yang
dibatasi dengan pos pengamanan dan dijaga selama 24 jam. Kebijakan dan tata
tertib bagi personel di RSDC WAK juga disesuaikan untuk masing-masing
zonasi. Hal ini ditujukan untuk memutus penyebaran pandemi di lingkungan
RSDC WAK.
3. Aspek Demografis
Jumlah warga negara Indonesia termasuk ke dalam lima terbesar di dunia,
namun banyaknya tenaga kesehatan di Indonesia masih jauh dari yang
diharapkan. Dalam laporan WHO pada tahun 2006, Indonesia merupakan salah
satu dari 57 negara di dunia yang menghadapi krisis SDMK karena jumlahnya
yang kurang maupun distribusinya yang tidak proporsional (WHO, 2006).
Ketersediaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) Indonesia masih
berada di bawah standar WHO yaitu 4,4 per 1.000 penduduk (Pratiwi et al.,
2020). Selama pandemi berlangsung, data dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
yang menyebutkan bahwa kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia
merupakan yang tertinggi di Asia dan masuk dalam tiga besar di seluruh dunia.
Sejauh ini terdapat 647 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat
terinfeksi Covid-19 (Arnani, 2021).
Pemerintah harus bertindak dengan cepat dan segera untuk mengatasi
kekurangan yang ada di bidang kesehatan terutama ketersediaan tenaga medis.
Selain itu untuk mejaga dan melindungi tenaga medis yang ada pemerintah
harus memberikan jaminan perlindungan berupa Alat Perlindungan Diri (APD)
dan jaminan keamanan serta kesejahteraan bagi keluarga dari tenaga medis
terkait. Hal ini diperlukan agar tenaga medis lebih fokus dan lebih total dalam
menjalankan bakti profesinya terhadap masyarakat. Bila memang terpaksa
diperlukan, diharapkan pemerintah juga dapat memberdayakan calon tenaga
kesehatan yang masih duduk di bangku kuliah untuk dapat diterjunkan bersama
di lapangan membantu tenaga kesehatan yang ada.
4. Aspek Ideologi
Ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila sebagai dasar negara, pedoman
hidup masyarakat, motivasi dan jati diri Indonesia, sarana pemersatu bangsa
Indonesia dan dapat mengarahkan Indonesia untuk mencapai tujuan. Namun
belakangan ini banyak berita miring atau hoax yang mengatasnamakan rasa
Nasionalisme dalam rangka menyelamatkan bangsa dengan membuat berita
miring terkait pandemi dan berpotensi memecah belah persatuan dalam
menangani pandemi.
Bentuk kekecewaan terhadap Pemerintah dan aparatur negara menjadi
alasan untuk tidak mematuhi protokol kesehatan. Pemerintah dianggap pilih
kasih dan tebang pilih dalam menegakkan dan mematuhi protokol kesehatan,
selain itu dengan bervariasinya aturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah semakin menurunkan kepercayaan masyarakat. Pandemi tidak akan
berakhir apabila permasalahan ini tidak dapat diselesaikan dengan baik karena
penyelenggaraan pertahanan keamanan Indonesia diselenggarakan secara
semesta. Kesemestaan ini seharusnya memiliki satu visi satu misi dan satu
tujuan agar pandemi cepat berlalu.
Pandemi ini dapat diatasi dengan menunjukkan nilai-nilai terbaik dari ideologi
Pancasila yang mengandung semua nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung
dalam Pancasila. Nilai-nilai tersebut yaitu efektivitas pemerintah yang berpadu
dengan kepercayaan dan kepatuhan masyarakat terhadap semua ketentuan
yang diterbitkan pemerintah, serta kesadaran masyarakat untuk menghubungkan
kepentingan perorangan dengan kepentingan masyarakat, yakni dengan
menjauhi sikap egosentris yang hanya memikirkan diri sendiri yang
diimplementasikan dengan tetap berada di rumah, tidak bepergian, dan
menghindari kerumunan.
5. Aspek Politik
Menurut Mujani (2020), penilaian masyarakat terhadap kinerja pemerintah
dalam penanganan pandemi Covid-19 di dasarkan atas kondisi ekonomi, sikap
partisan, dan pengalaman politik warga. Di samping itu, politik identitas atau
identitas agama juga berpengaruh terhadap penilaian tersebut. Dalam
demokrasi, keputusan pemerintah membutuhkan dukungan masyarakat luas
dimana dukungan tersebut dd dapat apabila pemerintah memperhatikan kondisi
ekonomi mereka dengan membuat keputusan yang tidak bertabrakan dengan
keadaan tersebut; malah sebaliknya harus merespons untuk meringankannya
meskipun tidak ada respons yang mudah dan pasti efektif (Mujani, 2020).
Pandemi juga mengakibatkan timbulnya koalisi dari partai oposisi.
Bertambahnya dukungan parpol bagi pemerintah tentu akan mempermudah
rangkaian kebijakan yang akan dibuat demi menangani pandemi Covid-19.
Bertambahnya dukungan parpol bagi koalisi pemerintah tentu membawa dampak
positif maupun negatif. Dampak negatif yang dapat timbul adalah kesulitan
dalam melakukan negosiasi dengan partai-partai pendukung terkait kebijakan
dan program pemerintah dan munculnya disharmonisasi antar rekan koalisi.
Koalisi dimungkinkan menjadi alat untuk meningkatkan daya tawar politik, seperti
ancaman reshuffle oleh presiden kepada menteri dari parpol koalisi, maupun
sebaliknya, ancaman hak angket kepada presiden dari para anggota dewan.
Untuk itu pemerintah seharusnya bijak dalam memilih koalisi dan menjaga
harmonisasi yang ada (Aji, 2020).
Dalam menangani pandemi diharapkan tidak ada keterlibatan unsur
kepentingan pribadi atau golongan. Setiap peraturan dan kebijakan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah harus berlaku untuk seluruh lapisan masyarakat
tanpa terkecuali begitu juga terhadap sangsi hukum yang diberikan agar
disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Partisipasi tokoh masyarakat dan
agama sangat berperan dan diperlukan dalam membantu dan mendukung
Pemerintah. Secara tidak langsung kondisi politik ini juga berpotensi memberikan
dampak bagi tenaga kesehatan di RSDC WAK dimana pemerintah telah
mengeluarkan beberapa kebijakan akan jaminan kesejahteraan bagi tenaga
medis berupa insentif.
6. Aspek Ekonomi
Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi kehidupan ekonomi di tataran rumah
tangga, dimana 50% diantaranya mengalami kesulitan keuangan. Keterbatasan
lapangan pekerjaan karena kegiatan bisnis yang lesu akibat dari kebijakan yang
menyebabkan berkurangnya pemasukan rumah tangga, disaat harga berbagai
kebutuhan sehari-hari cenderung meningkat. Pemerintah seharusnya mulai
menegakkan prinsip ekonomi Pancasila untuk mengatasi pandemi ini dengan
merubah mental dan kualitas para pejabat negara sebagai tantangan terbesar
dalam ekonomi Pancasila. Ketergantungan atas import juga seharusnya mulai
ditinggalkan dengan meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber
kekayaan alam serta memanfaatkan situasi pandemi dalam membuka lapangan
pekerjaan baru.
Sistem ekonomi pancasila diperlukan dalam menghadapi pandemi saat sistem
ekonomi tradisional mulai tumbang. Sistem ekonomi pancasila adalah sistem
ekonomi yang mengedepankan kemanusiaan, gotong royong dan keberpihakan
pada ekonomi lemah dan dapat dipadukan dengan teknologi, sehingga menjadi
suatu sistem yang komperhensif. Diwujudkan melalui Usaha Kecil Menengah
(UKM) dengan sistem gotong-royong persoalan ekonomi di Indonesia untuk
dapat mengatasi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19 dan meyakinkan
kepada konsumen bahwa produk Usaha Kecil Menengah (UKM) diproduksi
sesuai dengan protokol kesehatan (BPIP, 2020). Diharapkan juga kebutuhan
medis berupa obat, alat kesehatan dan APD bagi tenaga kesehatan terutama di
RSDC WAK yang mulai langka dapat juga dipenuhi dengan adanya UKM ini.
Daftar Pustaka
Aji, Prakoso. M (2020). Konstelasi Politik Di Tengah Pandemi: Potensi
Bertambahnya Dukungan Partai Politik Bagi Pemerintah. Jurnal Penelitian
Politik. DOI: https://doi.org/10.14203/jpp.v17i2.885.
Arnani, M. (2021). IDI: Kematian Tenaga Medis Indonesia akibat Covid-19 Tertinggi
di Asia, Tercatat 647 Meninggal. Retrieved from
https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/28/113200565/idi--kematian-
tenaga-medis-indonesia-akibat-covid-19-tertinggi-di-asia?, diakses 8 Agustus
2021.
BPIP (2020). BPIP Sebut Sistem Gotong Royong UKM Bisa Dongkrak
Perekonomian di Masa Pandemi Covid 19. Dalam
https://bpip.go.id/bpip/berita/989/107/bpip-sebut-sistem-gotong-royong-ukm-
bisa-dongkrak-perekonomian-di-masa-pandemi-covid-19.html. Di akses pada 8
Agustus 2021.
Djoyonegoro, Ngasiman (2020). Perang Global Melawan Corona: Perspektif
Intelijen. Bogor: Yayasan Insan Waskita Nusantara.
Hasibuan, Lynda (2021). Satu-satunya, Ini Wilayah Zona Hijau Covid-19 di RI. Dalam
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210807095637-4-266869/satu-
satunya-ini-wilayah-zona-hijau-covid-19-di-ri, di akses pada 8 Agustus 2021.
Pratiwi, A. M., Tuerah, G. G., Vanya, H., Irawan, K. I., Adirespati, S. dan Eke, Z.
(2020). Kumpulan Rekomendasi Kebijakan Penanganan Krisis Multidimensi
Pandemi Covid-19. Retrieved from https://www.ksi-indonesia.org/id/covid-19, di
akses 8 Agustus 2021.
Torrido, Aryan (2021). Penanganan Dampak Sosial dan Ekonomi Akibat Pandemi
Covid 19melalui Pendekatan Kewirausahaan Sosial. Jurnal Penelitian
Kesejahteraan Sosial.
Universitas Islam Indonesia (2021). Media Sosial Membawa Dampak Positif dan
Negatif. Dalam https://www.uii.ac.id/media-sosial-membawa-dampak-positif-
dan-negatif/. Di akses pada 8 Agustus 2021.
WHO (2006). The World Health Report 2006: Working Together for Health. Geneva:
World Health Organization.
Wijaya, Sukma. P.C.M dan Ananda, Dhea (2021). Hak Untuk Bebas Dari
Stigmatisasi Dan Diskriminasi Terhadap Para Pasien, PDO, ODP dan Tenaga
Kesehatan Di Masa Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Hukum Dan HAM.
Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Volume
3.
Yunela, Intan (2019). Pemanfaatan Sumber Daya Hayati untuk Industri Masih
Rendah. Dalam https://www.medcom.id/pendidikan/news-
pendidikan/Wb7L9pak-pemanfaatan-sumber-daya-hayati-untuk-industri-masih-
rendah, di akses pada 8 Agustus 2021.