158282191
158282191
SKRIPSI
Oleh :
NIM : E01213005
SURABAYA
2018
i
ii
iii
iv
v
Abstrak
Studi ini mencoba menganalisis faktor-faktor yang mendorong
munculnya radikalisme di kalangan mahasiswa Surabaya dengan
menggunakan kreteria Yusuf al-Qardhawi. Adapun kreteria Radikalisme
menurut Syeikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya yang berjudul al-
Shahwah al-Islamiyah bayn al-Juhud wa al-Tatarruf. tersebut bahwa,
Radikalisme memiliki enam kreteria antara lain. Pertama, mereka
sering mengklaim kebenaran tunggal dan menyesatkan kelompok lain
yang tak sependapat dengan isi pikirannya. Kedua, Radikalisme
mempersulit agama Islam yang sejatinya ringan (sambah) dengan
berargumen bahwa ibadah sunnah seakan-akan wajib dan makruh
seakan-akan haram. Ketiga, mayoritas kelompok radikal sangat
berlebihan dalam beragama yang tidak pada maqom (tempatnya).
Keempat, dalam menjalin sebuah interaksi sosial mereka cenderung
kasar, keras dalam bicara dan bersikap emosional dalam berdakwah.
Kelima, kelompok radikal mudah berburuk sangka kepada orang lain
di luar golongannya. Kemudian yang terakhir atau yang Keenam
kelompok Radikalisme mudah mengkafirkan orang lain yang berbeda
pendapat. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan empat organisasi
yakni Gema Pembebasan, Jamaah Tabligh, FKAWJ (Forum Komunikasi
Ahlus Sunnah Wal Jamaah, KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia). Pada saat yang sama, masuknya faham radikalisme yang
mengagungkan budaya Islam yang konservatif dan ikut mendorong
timbulnya kelompok yang sering menuduh kelompok lain sebagai musuh,
kafir dan boleh diperangi. Pemahaman terhadap pola keberagamaan
melalui kegiatan diskusi, ta’lim wa ta’allum dan aksi dem disinyalir
menjadi pemicu terjadinya radikalisme.
Kata Kunci: Radikalisme, Diskusi dan Pola Keberagaman,
vi
SAMPUL LUAR...................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................................iv
HALAMAN PUBLIKASI.................................................................................. v
ABSTRAK............................................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
A. LatarBelakangMasalah...............................................................................1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................8
C. RumusanMasalah...................................................................................... 9
D. TujuanPenelitian......................................................................................10
E. Studi Terdahulu........................................................................................10
F. ManfaatPenelitian....................................................................................12
G. Metode Penelitian....................................................................................12
H. Sistematika Pembahasan..........................................................................15
A. Radikalisme............................................................................................16
vii
MAHASISWA SURABAYA..............................................26
1. Gema Pembebasan..............................................................................29
3. Jamaah Tabligh....................................................................................37
viii
Qardhawi).................................................................................45
BAB V : PENUTUP.................................................................................58
A. Kesimpulan.....................................................................................58
B. Saran ..............................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................61
ix
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
damai, toleransi dan relevan dengan apa yang diajarkan oleh para
wali melalui singkronisasi budaya lokal. Pada masa itu mereka juga
1
Ahmad Asrori, RADIKALISME DI INDONESIA : Antara Historis dan
Antropisitas”, Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, Vol. 2 No. 2 (Desember, 2015),
254.
dari tujuh belas anggota jaringan Pepi Fernando yang pada saat itu
masih berstatus sebagai seorang lulusan strata satu (S1). Bahkan tiga
2
https://www.pressreader.com/indonesia/jawa-pos/20171027/281590945816030. Diakses
pada tanggal 23 November 2017 Jam 12:43 WIB.
3
diktis.kemenag.go.id/NEW/index.php?berita=detil&jenis=news&jd=162. Diakses
pada tanggal 23November 2017 Jam 12:45 WIB.
Salah satu bukti yang pertama adalah adanya konversi dari IAIN ke
4
Saifuddin, “RADIKALISME ISLAM DI KALANGAN MAHASISWA (Sebuah
Metamorfosa Baru)” Analis, Vol. XI No. 1 (Juni, 2011), 28.
5
Muhammad Hakiki, Wawancara, Surabaya, 21 November 2017.
6
Pada hakekatnya adanya Radikalisme merupakan fenomena yang biasa terjadi
didalam agama apapun. Bahkan munculnya kelompok Radikalisme juga sangat berkaitan
dengan fundamentalisme yang ditandai kembalinya masyarakat kepada dasar-dasar agama.
Fundamentalisme akan memnculkan Radikalisme ketika kebebasan untuk kembali keagama
dihalangi oleh situasi sosial-politik yang mengelilingi masyarakat. Fenomena ini akan
menimbulkan konflik bahkan kekerasan antar dua kelompok yang berhadapan. Lihat Endang
Turmudzi dkk, Islam dan Radikalisme di Indonesia, (Jakarta: LIPI Press, 2004), 5.
7
Hanneman Samuel dan Henk Schulte Nordholt, Indonesia in Transtition:
Rethinking Civil Society and Crisis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 47-48.
radikal.8
kimia, fisika dan lain sebagainnya. Pintu hati mereka mulai terbuka
segala cara.
8
Ibid, 29.
9
Muhammad Ilham, Wawancara, Surabaya, 12 Desember 2017.
10
Agus Ali Ridho, Wawancara, Surabaya, 12 Desember 2017.
Radikalisme.11
11
Htpps://jalandamai.org/radikal-perspektif-syeikh-yusuf-qardhawi.html/amp. Diakses
pada tanggal 12 Desember 2017 jam 23:24 WIB.
12
Yusuf al-Qardhawi, al-Shahwah al-Islamiyah bayn al-Juhud wa al-Tatarruf,
(Cairo: Bank al-Taqwa, 1406 H), 33-35.
‘ulama dalam menjaga keilmuan Islam. Salah satu hal yang paling
damai, menghargai orang lain dan mau belajar adalah ciri orang
13
Ibid.
14
Karimullah, PENDIDIKAN BERBASIS ANTI TERORISME: Study Analisis Buku
Ajar Pendidikan Agama Islam Madrasah Aliyah, (Skripsi: UIN Sunan Ampel), 24.
Yusuf al-Qardhawi)
B. Identifikasi Masalah
1. Musyawarah (diskusi)
2. Ta’lim Wa Ta’allum
15
Id.m.wikipedia.org/wiki/musyawarah. Diakses pada tanggal 21 November 2017
jam 15:34 WIB.
tertentu.
C. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
mahasiswa di Surabaya?
16
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Unjuk_rasa. Diakses pada tanggal 5 Desember
2017 Jam 18:45 WIB
Qardhawi?
D. Tujuan Penelitian
E. Studi Terdahulu
10
violence and terrorism oleh Peter Singer, hipotesis Gaia oleh James
David Solnit.
11
F. Manfaat Penelitian
dengan asas guna yang lebih luas seperti halnya kepentingan sosial
G. Metode Penelitian
12
sebagai berikut:
2017.
174.
2005), 146.
13
WIB.
h. https://www.pressreader.com/indonesia/jawa-
14
sistematika pembahasan.
Surabaya.
Qardhawi.
serta saran untuk pembaca dan perbaikan ke depan dari skripsi yang
ditulis.
15
STUDI TEORITIK
A. Radikalisme
1. Pengertian
yang ekstrem.
17
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Radikalisme_(sejarah). Diakses pada tanggal 22
November 2017 jam 19:34 WIB.
18
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Cet.3, Op Cit, 919.
19
BNPT, Strategi Menghadapi Paham Radikalisme Terorisme-ISIS, (Jakarta: BNPT,
2012), 1.
16
20
Irwan Masduqi, BerIslam Secara Toleran: Teologi Kerukunan Umat Beragama,
(Bandung: Mizan, 2012), 116.
21
Ahmad Rubaidi, Radikalisme Islam, Nahdatul Ulama’ masa depan Moderatisme
Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Logung Pusaka, 2007), 33.
22
Sarjono Kartodirjo, Ratu Adil, (Jakarta Sinar Harapan, 1985), 38.
17
yang berkuasa.
23
Agus Surya Bakti, Darurat Terorisme : Kebijakan Pencegahan, Perlindungan
dan Deradikalisasi, (Jakarta: Daulat Press, 2014), 155.
24
Zuly Qadir, Radikalisme Agama di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2014), 26.
18
ekonomi.
25
Ibid, 63.
19
26
Ibid, 59.
20
masalah primer.
memberatkan umat.
a. Faktor internal
27
Zada Khammami, Islam Radikal, Pergulatan Ormas-Ormas Islam Garis
Keras di Indonesia, (Jakarta: Teraju, 2002), 7
21
b. Faktor Eksternal
22
perilaku tersebut.31
23
32
Mahmud Hamdi Zaqzuq, Maqashid al-Syari’at al-Islamiyyah wa Dhaarurat al-
Tajdid, (Cairo: Wizarah al-Auqaf Majlis al-A’la li Syuun al-Islamiyyah), 114.
33
Jhon. L. Esposito, Unholy War: Terror in the Name of Islam, terj.Arif
Maftuhin, (Yogyakarta: LkiS, 2003), 38.
24
34
Sholahuddin, Wawancara, Surabaya, 14 Desember 2017
35
Hisamuddin, Wawancara, Surabaya, 14 Desember 2017.
25
36
http://id.mwikipedia.org/wiki/Surabaya. Diakses pada tanggal 12 Desember jam
19:40 WIB.
26
dari jabatannya.38
korban aksi pencucian otak oleh sebuah aliran sesat. Data UMM
37
https://satuIslam.org/nasional/surabaya-rawan-penyebaran-radikalisme. Diakses pada
tanggal 22 Desember 2017 Jam 06:45 Wib.
38
https://id.m.wikipedia.org/wiki/mahasiswa. Diakses pada tanggal 25 November
2017 Jam 07:03 WIB.
39
Kompas “Mahasiswa UMM Diduga Anggota Baru NII Makin Sulit Ditemui”,
Kompas, Jum’at, 22 April 2011.
27
berminat mengikutinya.
40
Samsuri, Wawancara, Surabaya, 16 Desember 2017.
28
Salah satu bukti yang pertama adalah adanya konverensi dari IAIN
antara lain:
1. Gema Pembebasan
41
Ibid.
42
https://id.m.wikipedia.org/wiki/pergerakan_mahasiswa. . Diakses pada tanggal 12
Desember 2017 jam 19:34 WIB.
29
43
Hilmi Rasyid, Wawancara, 7 Desember 2017.
44
Nurhidayat.:Hizbut Tahrir di Makassar 1994-201. (Skripsi: Universitas Negeri
Makassar, 2013), 16.
45
Ibid, 30.
30
46
Muhammad Arif Sidiq. Wawancara, Surabaya, 15 Desember 2017
47
M. Fatih, Wawancara, Surabaya, 15 Desember 2017.
31
diantaranya;
dan pemuda.
48
Norman Bhaskara, Wawancara, 12 Desember 2017.
32
kampus.
b. Diskusi
49
Fathurrohman, Wawancara, Surabaya, 12 Desember 2017.
33
Islam.50
Indonesia.51
50
Fathurrohman,Op Cit.
51
Ali Farouq, Op Cit.
34
yang berasal dari ITS. Berdirinya forum ini berawal dari sikap
untuk ikut forum ini adalah tentang isi kajiannya yang sangat
2. Aktifitas Jamaah
tersebut ialah:
a. Musyawarah
52
Arif Nurdiansyah, Wawancara, Surabaya, 13 Desember 2017.
53
M. Indra Permadi, Wawancara, Surabaya, 13 Desember 2017.
35
mahasiswa.54
b. Ta’lim Wa Ta’allum
siapa Nabimu).
54
Muhaimin, Wawancara, Surabaya, 13 Desember 2017.
36
politik.
C. Jamaah Tabligh
al-Quran.
55
Ahmad Bustomi, Wawancara, Surabaya 14 Desember 2017.
37
kampus ini hanya hadir di Nurul Hidayah saja. Hal tersebut sangat
setiap bulan.
a. Musyawarah
56
Abulllah, Wawancara, Surabaya 14 Desember, 2017.
38
b. Ta’lim Wa Ta’allum
39
57
Imam Bukhori, Wawancara, Surabaya 16 Desember 2017.
40
militer.
58
https://id.m.wikipedia.org/wiki//Kesauan_Aksi_Mahasiswa_Muslim_Indonesia.
Diakses pada tanggal 17 Desember 2017 jam 22:35 WIB.
59
Taufik Amrullah, KAMMI Menuju Muslim Negarawan, Meretan Kebangkitan
Indonesia, (Bandung: Muda Cedikia, 2008), 54.
41
dan negara.
kampus60
60
Yusuf Fanani, Wawancara, Surabaya, 14 Desember 2017.
61
Ibid.
42
tersebut.62
b. Bedah buku
beriman.
62
Ibid.
43
Irsyad Ramdhan.63
b. Aksi Demo
63
Aisyah, Wawancara, Surabaya, 14 Desember 2017.
64
Ibid.
44
ANALISIS
65
Ibid, 79.
45
ashalah).
46
sebagainnya.
47
nilai-nilai Islam.66
lebih dekat dengan kepada bahaya, kehancuran dan jauh dari rasa
orang kaya dengan fakir miskin atau negara Islam dengan negara
66
Ibid, 77.
67
Ibid, 23.
68
Ibid, 25.
48
69
Ibid.
49
yang palin jelas adalah dalam masalah “multi partai dalam negeri
Islam”.70
Tabel. 1
Perkumpulan Perkembangan
NO
Mahasiswa UNAIR ITS UINSA UNTAG
1
Gema
Pembebasan
2
Jamaah
Tabligh
70
Ani Fatikha, Sistem Pendidikan Islam Menurut Yusuf al Qaradhawi dan
Relevansinya dengan Sistem Pendidikan Islam Indonesia, (Yogyakarta: Skripsi, UIN Sunan
Kalijaga 2012), 34.
50
4
KAMMI
51
suatu yang benar atau salah hanya dengan ukuran teks agamanya
siapa yang salah, siapa yang harus diancam dan kalau perlu
dimusnakan.72
Tabel. 1
1 2 3 4 5 6
1 Gema
Pembebasan
2 Jamaah
Tabligh
71
Abdurrahman Wahid, Ilustrasi Negara Islam, (Jakarta: The Wahid Institut,
2009), 150.
72
Masdar F. Mas’udi, “Wajah Islam Tekstual”, Buletin Jum’at An-Nadhar
(Januari, 2003), 3.
52
4 KAMMI
baik tingkat pusat maupun daerah terutama kota Surabaya dalam setiap
Islam.
53
Padahal berdakwah dengan cara yang baik dan anti kekerasan ini sudah
dijelaskan di dua surat al- Quran yaitu surat An-Nahl ayat 125 dan Surat.
54
dilakukan dengan “”ﺟﺎل د. Kata ini secara bahasa mempunyai arti
baik, ramah dan anti kekerasan. Pasalnya pada hakekatnya agama Islam
atas sangat diperlukan. Hal ini juga ditegaskan oleh Nur Achmad dalam
55
Kedua, jika secara lisan, hendaknya disampaikan dengan tutur kata yang
Allah Swt telah berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 159
73
Nur Achmad, Pluralitas Agama: Kerukunan Dalam Keragaman, (Jakarta:
Kompas Media Nusantara, 2001), 42-43.
56
57
PENUTUP
A. Kesimpulan
58
B. Saran
masyarakat.
yang sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh para pelaku
Radikalisme.
59
seharusnya.
60
diktis.kemenag.go.id/NEW/index.php?berita=detil&jenis=news&jd=162.
Diakses pada tanggal 23November 2017 Jam 12:45 WIB.
Esposito Jhon. L., Unholy War: Terror in the Name of Islam,
terj.Arif Maftuhin, Yogyakarta: LkiS, 2003.
Fanani, Yusuf, Wawancara, Surabaya, 14 Desember 2017.
Farouq, Ali, Wawancara, Surabaya, 15 Desember 2017.
Fathurrohman, Wawancara, Surabaya, 12 Desember 2017.
Fatih, Muhammad., Wawancara, Surabaya, 15 Desember 2017.
Fatikha, Ani, Sistem Pendidikan Islam Menurut Yusuf al Qaradhawi
dan Relevansinya dengan Sistem Pendidikan Islam Indonesia, Yogyakarta:
Skripsi, UIN Sunan Kalijaga 2012.
61
62
63
64