Anda di halaman 1dari 6

Menghadapi 5 Sifat Khas Balita

Rabu, 12 Maret 2008 - Dikirim oleh: balita1


Rubrik : Perilaku Anak

Ada alasan mengapa anak batita mulai menunjukkan sifat egois, agresif, bossy, tapi juga
suka menyendiri, dan bahkan pemalu. Semuanya wajar asalkan tidak menetap dan sampai
menghambat pengembangan dirinya.

Untuk itulah sifat-sifat khas tersebut tetap perlu diintervensi agar dapat menempati
porsinya yang pas dan memberi kesempatan kepada sifat lain yang lebih baik untuk
berkembang sebagai karakter anak. Nah, bagaimana mengintervensi ke-5 sifat tersebut?

1. EGOSENTRIS

Sifat yang umumnya muncul pada usia 15 bulanan (atau saat anak sudah sadar akan
dirinya/self awareness) ini disebabkan oleh ketidakmampuan si kecil dalam melihat suatu
hal dari sudut pandang orang lain. Jadi semua masalah akan diteropong dari kaca mata
dirinya. Lantaran sifat ini juga, anak batita selalu “here and now.”

Bila ingin sesuatu harus didapat saat itu juga alias tidak mau menunggu. Misal, saat ia
minta es krim pada malam hari ya dia enggak mau tahu harus mendapatkannya saat itu
juga. Contoh lain, si kecil merebut mainan temannya. Meski temannya menangis, ia tidak
peduli karena ia “berprinsip” “saya suka, saya mau, maka saya harus dapatkan”

Bila dilihat dari perkembangan kognitif, sifat egois akan menghilang saat usia anak 6 tahun.
Karena semakin besar anak, lingkungan sosial akan menuntut anak untuk sadar akan
lingkungan, selain sadar diri. Nah, pada saat usianya menginjak 3 tahun, sebenarnya anak
sudah mulai sadar akan tuntutan sosial tersebut namun perlu stimulasi dari orangtua.

Egosentris yang dibiarkan terus---dalam arti anak selalu mendapatkan apa yang
diinginkannya tanpa mempertimbangkan adanya aturan-aturan sosial---bisa menetap
sampai si kecil beranjak dewasa dan anak akan dicap buruk oleh lingkungan.

Cara menyiasati

Memang masih agak sulit batita diberi pengertian. Meski ada beberapa anak yang sudah
bisa. Namun bagaimanapun di usia batita ini orangtua sudah harus menerapkan aturan-
aturan disertai pengertian kepada anak bahwa tidak semua keinginan anak harus terpenuhi.
Pada contoh kasus es krim di atas, berilah anak pengertian. Misalnya, ”Hari sudah malam,
Dek. Mataharinya juga sudah tidur dan tokonya tutup. Saat mataharinya bangun pagi nanti,
baru kita bisa beli es krim.” Jadi, yang penting adalah aturan harus diberikan secara
konsisten.

2. BOSSY ATAU SUKA PERINTAH

Bossy sebenarnya masih berhubungan dengan sifat egosentris. Sifat ini merupakan
kelanjutan dari usia bayi di mana anak sebelumnya selalu diladeni. Saat memasuki usia
batita dimana anak sudah tidak lagi bergantung sepenuhnya dengan orang dewasa---dalam
arti ia sudah bisa jalan, bicara, dan melakukan apa pun yang diinginkannya---anak merasa
memiliki otonomi. Sikap otonom ini sering dibarengi dengan sikap menyuruh orang lain
demi mendapatkan apa yang diinginkan. Seperti, “Mbak, ambilin susu” atau “Bukain
sepatu.” Kondisi ini bisa “diperparah” bila ada model orang dewasa di sekitar anak yang
selalu bersikap bossy, atau memang anak tidak dibiasakan mandiri.

Yang jelas, sifat bossy tidak akan menghilang dengan sendirinya. Karena anak merasa
keenakkan. Ngapain capek-capek melakukan sesuatu kalau hanya dengan menyuruh saja,
ia mendapatkan apa yang diinginkan? Perilaku suka perintah di usia batita jadi bisa
dianggap lucu. Tapi begitu anak sudah lebih besar lagi, percaya deh kalau sifat itu akan
menjengkelkan banyak orang sehingga ia akan dijauhi teman-temannya.

Cara menyiasati

- Ajarkan kemandirian (dari hal-hal sederhana) secara bertahap seperti cuci tangan sebelum
makan, makan sendiri, buka sepatu dan lain sebagainya.

- Jangan menampilkan sikap bossy pada siapa pun (termasuk pada PRT) karena si kecil
akan mudah “terinsiprasi” untuk bertingkah laku yang sama.

- Bila anak sudah kadung bossy dan terbiasa main suruh, coba bangun kemandiriannya dan
dorong ia untuk mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Misal, “Dek coba yuk buka
sepatunya sendiri. Mama temani.”

3. AGRESIF

Sifat ini sebetulnya sudah tampak sejak usia bayi (terutama pada bayi dengan temperamen
sulit). Namun akan semakin kerap kemunculannya di usia batita. Si kecil merasa
keinginannya tidak dipahami oleh orang dewasa (berkaitan dengan komunikasi anak batita
yang masih terbatas). Agresivitas juga dapat muncul karena kebiasaan. Misal, anak belajar
dari pengalamannya jika ia berteriakteriak atau melempar barang maka orang akan
memenuhi apa pun yang ia inginkan. Atau kalau ia memukul temannya, maka si teman
akan memberikan mainan yang diinginkan kepadanya.

Sifat agresif yang tidak diantisipasi bisa menjadi habituasi dan berlanjut hingga usia dewasa
nanti. Di saat usia anak tentunya ia akan dijauhi teman-teman, dicap nakal, sehingga pada
akhirnya anak sendiri akan menerima bahwa dirinya “trouble maker” hingga ia besar nanti.

Cara menyiasati

* Saat anak tantrum, peluk atau pegang tangan/badannya. Biarkan ia marah. Setelah
kemarahannya reda orangtua bisa tanyakan penyebabnya sesuai dugaan atau perkiraan
orangtua. Misal, “Adik pasti sedang marah sekali ya karena ibu tidak beli es krim buat kamu
sekarang? Ibu tahu, adik ingin es krim. Tapi hari sudah malam, mataharinya sudah tidur
dan tokonya sudah tutup. Kalau mataharinya sudah bangun dan tokonya buka, kita nanti
beli sama-sama, ya?” Dalam keadaan emosional, anak batita akan bingung mengatakan
apa penyebab rasa kesalnya. Lebih baik, kita yang mendefinisikan perasaannya. Cara ini
membuat anak merasa dipahami perasaannya.

* Jangan menanggapi agresivitas anak dengan cara yang agresif pula. Contoh, saat ia
memukul temannya, jangan kita malah mencubit anak untuk menghentikan aksinya itu.
Benar sih anak tidak akan meneruskan pukulannya, namun anak justru memperoleh
gambaran bahwa sikap kasar itu diperbolehkan.
* Beri penjelasan. Memang bukan pekerjaan mudah menjelaskan pada anak batita. Karena
hanya sekali diberi tahu tidak akan membuatnya patuh dan melupakan sifat agresifnya.
Jangan putus asa, lama-kelamaan jika selalu dijelaskan, anak akan belajar bahwa untuk
mendapatkan sesuatu tidak harus dengan sikap agresif.

4. PEMALU

Si kecil kerap bersembunyi di balik kaki ibu/bapak atau terusmenerus memegangi baju kita
saat bertemu orang lain? Atau kala ditanya, anak memilih diam dan menundukkan kepala?
Kalau memang ya, bisa jadi memang ia pemalu. Namun bisa juga karena ia takut pada
orang asing atau tidak terbiasa bertemu dengan orang banyak.

Umumnya, sifat pemalu anak yang karena pembawaan pribadi (diturunkan dari orangtua
yang juga pemalu dan tidak suka bersosialisasi) akan terbawa sampai dewasa. Meski tak
ada dampak buruk pada anak, namun bisa membuat anak kehilangan peluang dalam dalam
berbagai hal, dibandingkan dengan anak yang aktif dan berani. Sifat pemalu juga membuat
anak sulit mengembangkan diri dan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

Cara menyiasati

Untuk menghadapi anak pemalu sebaiknya orangtua sering membawanya untuk


bersosialisasi. Latih sejak dini dengan memasukkan anak pada lingkungan sosial dimana
banyak anak bermain seperti di taman bermain. Awalnya mungkin anak merasa takut, jadi
temani sementara waktu.

Setelah beberapa lama biasanya anak bisa ditinggal dan berbaur bersama anak-anak
lainnya. Bisa juga anak diajak ke tempat-tempat pertemuan atau ketika orangtua bertemu
dengan kenalan di jalan, anak bisa diminta untuk mengenalkan dirinya atau menyapanya.
Misal, “Sayang, kenalin nih. Ini tante Diba. Ayo salam. Beri tahu siapa nama Adek.”

5. PENYENDIRI

Sifat penyendiri pada usia batita---selain dikarenakan perkembangan kognitif anak dalam
melihat sesuatu masih dari sudut pandangnya sendiri---perkembangan sosialnya pun masih
belum berkembang baik. Anak baru mulai sadar akan adanya tuntutan dari lingkungan
sosial di usia 3 tahun ke atas. Lantaran itulah, saat bermain, anak tampak soliter (lebih
suka bermain sendiri) meski ada teman di sampingnya. Sifat penyendiri akan menghilang
setelah usia batita. Apalagi jika anak sudah berelasi dengan teman-temannya. Namun pada
beberapa anak memang sifat penyendiri ini bisa menjadi kebiasaan yang terbawa pula
sampai nantinya.

Soal dampak, sebenarnya sifat penyendiri tak jadi masalah. Bahkan hingga usia dewasa pun
sebetulnya sifat ini terkadang diperlukan. Karena adakalanya manusia perlu sebagian waktu
untuk menyendiri dan sebagian waktunya lagi bersosialisasi. Hanya kalau sifat penyendiri si
batita sudah keterlaluan, misal, dia lebih memilih menyendiri sampai 24 jam terus-
menerus, ya tidak boleh dibiarkan. Sebab anak tetap perlu beradaptasi dan bersosialisasi
dengan lingkungan sosial yang ada.

Cara menyiasati
Sama seperti halnya anak yang pemalu, orangtua perlu mengajak anak dalam kegiatan
bersama dan bersosialisasi. Mulailah dari lingkungan orang dekat, seperti taman bermain
dekat rumah yang banyak dikunjungi anak-anak tetangga, dan acara keluarga agar anak
mengenal sepupu dari keluarga ayah dan ibunya. Setiap saat, ajaklah anak berkomunikasi
dan jangan lupa sediakan waktu untuk mendengarkan dan menanggapi setiap ujarannya.
Semakin ia percaya bahwa kita bersedia menjadi pendengarnya yang sabar, anak akan
semakin berani bicara dan lebih bersikap terbuka.

Ini kisah Helmut Werner membangun Mercedes-Benz dengan penampilan dan gayanya “tidak mencerminkan
seorang pemimpin bisnis jempolan seperti halnya Edzard Reuter. Kewiraswastaannya tidak begitu cemerlang
seperti Werner Niefer. Lagi pula ia tidak mempunyai konsep strategis yang cerdik dan unggul seperti yang
dimiliki Eberhard von Kuenheim atau Carl Horst Hahn. Kalau begitu, apa sebenarnya kelebihan Helmut
Werner. 

Tatkala ia memulai kariernya di Uniroyal, ia terus menanjak sampai memegang jabatan direktur pelaksana
untuk wilayah Eropa. Kemudian ia menjadi anggota direksi termuda pada produsen ban Contri dan beberapa
tahun kemudian menduduki jabatan direktur utama pada perusahaan itu. Setelah itu, pada musim gugur
1987 ia diangkat untuk mengepalai dewan pengawas Daimler Benz AG di bidang kendaraan serba guna,
sekaligus menjadi calon kuat pengganti direktur utama perusahaan mobil bergengsi itu, Werner Niefer.

Selain itu, Helmut Werner bersama Juergen Schrempp yang berpeluang pula untuk menduduki jabatan
presiden direktur perusahaan holding Mercedes yang kini dipegang Edzard Reuter. Helmut Werner mendapat
sorotan dari segala penjuru. Penampilan Helmut Werner yang tinggi ramping dan elegan dalam berbusana
memberi kesan menarik. Wajahnya masih nampak muda dan pandangan matanya yang berwarna coklat
kehitaman itu berkesan bersahabat. “Saya ini memang agar mujur,” kata ayah dua putra yang menjelang
dewasa. Kata-kata lain yang sering ia ucapkan, “Hidup ini memang indah dan mempesonakan”.

Sikap mental yang ceria seperti itu hanya dimiliki oleh salah seorang asal Reionland, memang tepat. Helmut
lahir di Koeln kemudian dibesarkan di Sauerlan. Pendidikan SMA-nya ia selesaikan di Frankfurt dan Bonn. Di
Koeln itu ia mempelajari ekonomi perusahaan.

Helmut Werner yang memimpin 90 ribu karyawan, tidak menguasai orang-orang itu, melainkan mendorong
mereka. Sebagai atasan, ia diduga tidak mengetahui bagaimana cara-cara mempengaruhi anak buahnya. Ia
orang yang sanggup bekerja dengan ragu dan bukan tipe manusia yang gemar bertarung sendiri. Di situlah
letak keunggulan dan bakatnya. Ia sendiri menyebut hal itu sebagai temperatem yang berimbang atau sifat
pembawa rezeki. Edzard Reuter sendiri merekomendasi dia sebagai orang yang sanggup menggerakkan
massa yang dinilai lebih penting daripada kesanggupan untuk melakukan segala sesuatunya seorang diri.

Jelas sekali bahwa sikap, sifat, dan bakat yang ada pada Helmut Werner berasal dari pengalaman yang
diperoloeh dari rumah orang tuanya. Dalam  keluarga itu, Helmut berperan sebagai Primus Inter Pares  atau
orang nomor satu di antara lima bersaudara. Adik-adiknya ingin diperlakukan sebagai anak sulung, hal itu
membahayakan posisi Helmut dalam keluarga itu. Dengan demikian, ia harus setiap kali menegaskan
posisinya sebagai anak sulung hal ini membahayakan posisi Helmut dalam keluarga. Dengan demikian, ia
harus setiap kali menegaskan posisinya sebagai sulung dalam persaingan dengan adik-adiknya sendiri.
Dalam hal ini berlaku hukum, yang terkuat adalah raja, suatu posisi yang ia harus berulang kali buktikan.
Bagi Helmut Werner untuk membuktikan keunggulannya. Helmut sendiri mengaku dirinya bukan seorang
pelajar yang baik. Itu yang sangat memprihatinkan ayahnya yang direktur Bank Sparkasse. Ia lebih suka
membuktikan keunggulannya bukan di sekolah, melainkan di lapangan bola; sebagai perenang, pemain bola
air, menyelam, dan ski atau balap sepeda.

Menurut Helmut Werner, “Saya kesurupan untuk bersaing dan bahwa rahasia keberhasilan dalam
kepemimpinan itu terletak pada kemampuannya, menyiapkan orang lain siap melakukan sesuatu.  “Dengan
demikian, ia sendiri tidak perlu melakukan sesuatu apa pun. Efisiensi yang dia kembangkan adalah pada
dualisme itu, termasuk memanfaatkan keberhasilan staf pegawai serta memupuk hubungan persaudaraan
dan memberi peluang penembangan diri pada pegawainya. Tetapi, semua itu masih belum memadai.
Karena di balik itu semua masih ada ambisi, disiplin, serta kerja keras bukan untuk sekedar menang,
melainkan harus menang.

Pada awalnya Helmut Werner ingin menjadi peneliti ekonomi, tetapi cita-cita itu dibatalkannya setelah ia
diterima sebagai trainee pada perusahaan ban mobil, Englebert & Co di Aachen, anak perusahaan Amerika
Uniroyal pada tahun 1961, lima tahun lamanya ia berkelana di seluruh negeri dari satu penyalur ke penyalur
ban mobil lainnya. Selama masa kerja itu, ia mengumpulkan pengalaman mengenai bagaimana reaksi
orang. Ia mengatakan, “Mereka harus dapat melakukan sesuatu yang positif untuk saya, yaitu membeli ban
dari saya.”

Sejak tahun 1970, Helmut Werner bekerja sebagai manajer aneka produk perusahaanya di kota Luettich,
Belgia. Itu merupakan suatu kegiatan, yang menuntut dia sendiri, dia bolak balik di semua fungsi bisnis,
baik dari segi teknis maupun segi bisnis, serta segi organisasi maupun segi strategi pemasaran. Semua
tugas itu, menurut Helmut adalah suatu yang yang amat menarik, pengalaman langsungnya dengan
nasabah/pelanggannya merupakan pendidikan lanjutan bagi Helmut dan di situ pulalah dia dimatangkan
untuk menjadi wiraswastawan tangguh. “Saya merekomendasikan tahapan pengalaman yang pragmatis
seperti itu bagi setiap pemuda,” katanya mantap.

Pada tahun 1977, perusahaan itu menyerahkan tanggung jawab untuk semua kelompok produksi pada
Helmut Werner, dan pada tahun berikutnya dia diangkat menjadi managing director untuk Eropa, khusus
menangani masalah pemasaran dan pengembangan. Setahun kemudian (1979) Continental Gummiwerke
AG berhasil  mengakuisisi (membeli) Uniroyal Eropa, dan dia diangkat menjadi anggota direksi termuda.

Hahn yang menjadi presiden direktur perusahaan Continental Gummiwerke AG dan Baron Englebert sangat
dikagumi dan menjadi panutan Helmut Werner atas kreativitas dan kehebatan mereka. Sejak tahun 1982
Helmut Werner orang nomor satu di Continental Gummiwerke AS, dan pada akhir tahun itu juga perusahaan
tersebut meraih keuntungan sekitar 18 juta mark atau sekitar 20 miliar rupiah. Pada tahun 1983
perusahaan itu meraih pendapatan sampai 45 miliar rupiah. Begitu pula pada tahun 1984. Selanjutnya,
perusahaan itu terus berkembang dan pada tahun 1987 perusahaan itu mencaplok General Tire dan berhasil
terjun langsung dalam bisnis di Amerika Serikat.

Ketenaran Helmut Werner ini telah sedemikian rupa, sehingga ia menjadi rebutan berbagai perusahaan
besar. Bos Volkswagen Carl Hahn menawarkan kepadanya posisi direktur Audi. Sedangkan Alfred
Herrhaussen mengajukan penawaran yang lebih menggiurkan, sebagai direktur yang mengepalai divisi
kendaraan serba guna dalam jajaran Daimler Benz AG. Dari prestasi Helmut ini diharapkan dapat menolong
menyelamatkan divisi itu, yang semula menderita rugi. Bagaimana pun juga, Mercedes-Benz yang
mengalami kemunduran dalam pemasaran kendaraan besar di luar negeri masih saja merupakan podusen
terbesar di dunia untuk kendaraan angkutan barang.

Helmut Werner bukan hanya memiliki daya pesona dan semangat korps yang tinggi. Selain itu, menurut
pimpinan direksi umum, Karl Feuerstein, ia adalah tipe wiraswastawan yang tangguh, yang mempunyai
wawasan serta mengetahui dengan tepat di mana menetapkan titik berat upaya. Dalam rapat direksi
Daimler Holding, ia dikenal sebagai orang yang kritis dan ampuh pada setiap konflik yang kontruktif.

 Di kalangan rekan-rekannya Helmut Werner dikenal sebagai seorang yang ketat sekali dalam manajemen
keuangan. Ia melakukan kontrol yang ketat dan terus-menerus memantau arus atas berbagai pengeluaran
perusahaan. Pada usia yang sudah memasuki 50 tahun, ia ingin melibatkan dirinya dalam perusahaan dan
produk kelas satu serta berkutat pada bisnis internasional. Ia bertanggung jawab atas produksi kendaraan
di 43 negara. Dengan demikian pengaruhnya semakin besar disusul dengan kewibawaan yang lebih
meyakinkan. Di kalangan direksi ia mempunyai tingkat kebebasan yang tinggi mengingat prestasinya dalam
meningkatkan volume penjualan kendaraan Mercedes. Ia menegaskan akan melipatgandakan penjualan
sampai tiga kali lipat daripada Continental Gummiwerke AG. Bagi Helmut Werner, Mercedes-Benz AG adalah
Pusat permobilan dunia.

Anda mungkin juga menyukai