Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 9 :

1. Reza Nur Azis Ak (13520100)


2. Muhammad (13520101)
3. Azzalia Kurnianingrum (13520102)
4. Adi Nugroho (13520105)

Analisis Arus Kas

A. Pengertian Alur Kas (Cash Flow)


Cash flow (aliran arus) adalah sejumlah uang kas yang keluar dan yang
masuk sebagai akibat dari aktifitas perusahaan, dengan kata lain adalah aliran kas
yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan
serta berapa saldonya setiap periode.
Hal utama yang perlu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas
adalah memahami dengan jelas fungsi dana uang yang kita miliki, kita simpan atau
investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi beberapa macam yaitu:
1. Fungsi Likuiditas : Yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa
ada pengurangan investasi awal.
2. Fungsi anti inflasi : Yaitu dana yang disimpan guna menghindari resiko
penurunan pada daya beli dimasa datang dan dapat dicairkan dengan relatif cepat
3. Capital growth : Dana yang diperuntukan untuk penambahan perkembangan
kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan pengeluaranuntuk kegiatan investasi misalnya pembelian tanah, gedung biaya
pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out Flow)

1|Page
2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum,dan
administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash
in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow)
3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti nilai sisa modal kerja atau nilai sisa
proyek lainnya yaitu penjualan peralatan proyek.

B. Analisis Laporan Arus Kas

Analisis arus kas merupakan alat analisis keuangan untuk mengetahui


penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas pada bank selama periode tertentu
yang dikelopmokkan dari kegiatan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
perusaahaan. Aktivitas operasi ( operating) adalah aktivitas penghasil utama
pendapatan bank (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas investasi
(investing) adalah aktivitas perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak setara kas. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas
yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan
peminjaman bank.

Keputusan ekonomi yang diambil pemakai laporan keuangan memerlukan


evaluasi atas kemampuan entitas syariah dalam menghasilkan kas (dan setara kas),
dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Kemampuan ini akhirnya menentukan,
misalnya kemampuan pembayaran kepada para karyawan dan para pemasok,
pembayaran kewajiban dan pembagian penghasilan kepada para pemilik.

Kas dan setara kas terdiri dari :

1. Kas

2|Page
2. Giro pada Bank Indonesia
3. Giro pada bank lain1

Laporan arus kas memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai


untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih bank, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk memngaruhi jumlah
serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan atau peluang.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan kas
dan setra kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flow) dari berbagai bank. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding
pelaporan kinerja operasi berbagai bank karena dapat meniadakan pengaruh
penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang
sama.
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indicator
yang menentukan apakah dari operasinya bank dapat menghasilkan arus kas yang
cukup untuk melunasi pembiayaan dan pinjaman yang diterima, memlihara
kemampuan operasi bank, membayar dividend an melakukan investasi baru
tanpamengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur
tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi
arus kas operasi masa depan.
Penyajian laporan kas dapat digunakan dua metode, yaitu :
1. Metode langsung
Metode ini merupakan pengungkapan kelompok utama dari penerimaan kas
bruto dan pengeluaran kas netto
2. Metode tidak langsung
Metode ini laba/rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari
transaksi bukan kas, pengguhan (deferreal), atau aktrual dari penerimaan atau

1
Nura’ini Ihsani dwi, Analisis Keuangan Perbankan, 2013

3|Page
pembayaran kas untuk di operasi masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan
atau beban berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Bank dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
mengunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna
dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dihasilkan dengan metode tidak
langsung.2

Penyusunan Laporan Arus Kas

Menurut Smith dan Skousen (1992:191), penyusunan laporan arus kas terdiri dari
sumber-sumber data diatas meliputi empat langkah pokok :

1. Menentukan perubahan dalam kas

2. Menentukan arus kas bersih dari aktifitas operasi.

3. Menentukan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan.

4. Menyiapkan suatu laporan arus kas formal.

METODE PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS

Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer


keuangan, disamping alat keuangan lainnya adalah laporan arus kas.
Yang dimaksud dari analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana akan
digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut akan dibelanjakan.
Analisis arus kas tersebut dapat diketahui darimana diperoleh dan untuk
apa dana tersebut digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan
darimana diperoleh dan untuk apa kas tersebut digunakan, seiring disebut
sebagai laporan arus kas.
Laporan arus kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan
penerimaan kas entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber

2
PSAK 2 : Laporan Arus Kas, paragraph 50

4|Page
utama dan pembayaran kas yang diklasifikasikan menurut pengguna
utama selama satu periode. Laporan ini memberikan informasi yang
berguna mengenai aktivitas entitas dalam menghasilkan kas mengenai
aktivitas keuangannya dan mengenai investasi atau pengeluaran kasnya.

Dalam menyusun laporan arus kas terdapat 2 (dua) Metode yang


digunakan yaitu :
1. Metode Langsung
Dalam Metode Langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari
aktivitas operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi.
Perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan
operasi akan dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas operasi.
Dengan kata lain, metode langsung mengurangkan pengeluaran kas
operasi dari penerimaan kas operasi. Metode langsung menghasilkan
penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas.

Dalam Metode Langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas
bersih dari investasi operasi sebagai golongan utama dari penerimaan kas
operasi (misalnya: kas yang diterima dari pelanggan dan kas yang
diterima dari bunga dan deviden) dan pengeluaran kas (misalnya: kas
yang dibayarkan kepada pemasok untuk barang, kepada karyawan untuk
jasa, kepada kreditur untuk bunga dan ke instansi pemerintah untuk
pajak).

Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini


memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten
dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung
ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak
dalam mengambil keputusan.
Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh

5|Page
dengan:
a. Adanya catatan akuntansi perusahaan.

b. Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain


dalam laporan laba rugi mengenai:

1) Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang dagang selama


periode berjalan.

2) Pos bukan kas lainnya.

3) Pos lainnya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

2. Metode Tidak Langsung

Dalam Metode Tidak Langsung, pengaruh dari semua penangguhan


penerimaan dan pengeluaran kas di masa lalu dan semua akurat dari
penerimaan kas dan pengeluaran kas yang diharapkan pada masa yang
akan datang dihilangkan dan laba bersih yang diperhitungkan laba rugi.
Penyediaan ini dilakukan dengan menambahkan pos-pos yang tidak
memerlukan pengeluaran kas kembali ke laba bersih serta penambahan
dan pengurangan kenaikan maupun penurunan hutang dan piutang.

Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan


perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan
laba atau rugi bersih dari pengaruh :

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama


periode berjalan.

b. Pos bukan kas, seperti: penyusutan, penyisihan, pajak yang


ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum
direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak
minoritas dalam rugi konsolidasi / perbandingan.

6|Page
Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung)
dengan menyajikan pendapatan dengan beban yang diungkapkan dalam
laporan laba rugi serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan
hutang usaha selama periode tertentu. Sedangkan dengan cara pelaporan
arus kas bentuk investasi dan pendanaan pada kedua metode, baik
langsung maupun tidak langsung adalah sama. Jadi yang berbeda adalah
metode pelaporan arus kas untuk kegiatan operasi perusahaan.

Lembaga keuangan mempunyai keinginan yang kuat terhadap metode


tidak langsung karena menurut anggapan mereka metode ini lebih
informatif. Meskipun lembaga keuangan yang menghendaki agar
debiturnya menyusun laporan arus kas perusahaannya dengan metode
langsung namun debiturnya tidak dapat begitu saja memenuhi keinginan
kreditur, karena baginya lebih bermanfaat penggunaan metode tidak
langsung ini mampu menggambarkan arus kas bersih dari kegiatan
operasi juga pendekatan ini dapat lebih menarik perhatian dengan
penyesuaian yang kompleks.

Metode tidak langsung juga memberikan informasi keuangan dalam


penentuan laba / rugi yang menggunakan metode akrual basis, dimana
metode ini merupakan petunjuk yang salah dalam penilaian atas arus kas
dari operasi. Jika perusahaan terus memakai metode tidak langsung,
maka harus ada pengungkapan yang terpisah mengenai perubahan-
perubahan dalam perkiraan piutang, persediaan barang, investasi, biaya
yang dibayar dimuka dan perkiraan aktiva lancar lainnya. Perkiraan
hutang dagang, gaji, sewa dan perkiraan hutang lancar lainnya untuk
menentukan jumlah bersih perubahan kas dari kegiatan operasi dalam
waktu hendak menyesuaikan pendapatan bersih dengan penerimaan dan
pengeluaran bersih dari kegiatan operasi.

7|Page
Soal 7-3  Menyiapkan dan Menganalisis laporan keuangan Arus Kas (Metode Tidak
Langsung)

ZETT CORPORATION
Laporan Arus Kas- Metode tidak langsung
31 Desember tahun ke 2
Arus kas untuk aktivitas operasi
Laba Bersih      7,000
Penyesuaian
Biaya depresiasi         5,000
        (5,00
Piutang usaha (+)
0)
          2,00
Persediaan (-)
0
        (7,00
Utang usaha (-)
0)
        (3,00
Keuntungan atas penjualan investasi
0)
          1,00         (7,00
Rugi atas penjualan aktiva  tetap
0 0)
Arus kas bersih dari aktivitas
operasi 0  
Arus kas dari aktivitas investasi
      (4,000
Pembelian aktiva tetap
)
          6,00
Penjualan aktiva tetap
0
Penjualan investasi jangka           9,00
panjang 0
Arus kas bersih dari aktivitas
investasi     11,000
Arus kas dari aktivitas pendanaan

8|Page
Penjualan saham biasa        1,000
      (11,50
Pembelian kembali saham
0)
Arus kas bersih dari aktivtas
pendanaan    (10,500)
Kenaikan kas bersih            500
        34,00
Saldo awal kas
0
Saldo akhir kas      34,500
ZETT CORPORATION
Perbandingan antara Pelaporan Akrual dan Kas
31 Desember, tahun ke 2
          65,00
Penjualan           70,000 0  Kas diterima dari pelangan
Keuntungan
penjualan investasi                    
jangka panjang             3,000 0
Kerugian atas
penjualan aktiva                    
tetap           (1,000) 0
          65,00  Total penerimaan kas  
          72,000 0
Harga Pokok         (47,00
penjualan         (42,000) 0)  Pembayaran kepada pemasok 
        (18,00
Biaya lain lain         (18,000) 0)  Pembayaran Biaya –biaya  
                  
Biaya depresisasi           (5,000) 0
                  
Laba Bersih             7,000 0   Kas  dari operasi

C.   Laporan rugi laba lebih merefleksikan profitabilitas jika dibandingkan dengan


laporan aliran kas      

9|Page
      karena laporan rugi laba lebih menggambarkan kinerja perusahaan yang
sesungguhnya dengan     
      memasukkan unsur accrued revenues and expenses sedangkan laporan aliran kas
lebih berfokus
       pada aspek  likuiditas perusahaan
Soal 7-4 Menganalisis Laporan Arus Kas (Metode Tidak Langsung)

DAX CORPORATION
Laporan Arus Kas – Metode tidak Langsung
31 Desember, tahun ke 2

Arus kas dari aktivitas operasi


Laba bersih   160,000
Penyesuaiaan
Biaya depresiasi dan amortisasi   105,000
Piutang usaha (+)     (310,000)
Persediaan (+)     (145,000)
Biaya dibayar dimuka (+)        (25,000)
Utang dagang (+)          30,000
Hutang lancar lainya (+)            7,000
    (326,000
Penanguhan pajak (+)
         12,000 )
Arus kas bersih dari
aktivitas operasi  (166,000)

Arus  kas dari aktivitas investasi


Pembelian paten   (140,000)
Pembelian aktiva tetap dan
peralatan     (700,000)
Pembelian aktiva lain        (25,000)
Arus kas bersih dari
aktivitas investasi  (865,000)

Arus kas dari aktivitas pendanaan


Mengeluarkan obligasi    800,000

10 | P a g e
jangka panjang
Pengedarkan saham    200,000
Pembayaran dividen     (109,000)
Arus kas bersih dari
aktivitas pendanaan     891,000
Kenaikan kas bersih  (140,000)
Saldo kas awal periode       640,000
Saldo kas akhir periode     500,000

B.   Selisih antara net income dan cash flows from operation antara lain disebabkan
karena pos   
      penjualan pada net income didominasi oleh penjualan secara kredit sehingga
penjualan tidak  
      merefleksikan penerimaan kas, selain itu kenaikan produksi yang mengakibatkan
meningkatnya
      jumlah persediaan akhir pada akhirnya akan meningkatkan net income (dengan
COGS yang rendah)

Soal 7-5 Menyiapkan Laporan Arus Kas (Metode Langsung)

NIAGA COMPANY
Laporan Arus Kas – Metode Langsung
31 Desember, tahun ke 9
Arus Kas dari aktivitas operasi
Kas yang diterima dari             98
pelangan 0
Dikurangi : Pembayaran
kas
Kas yang dibayar ke pemasok               6
45
Kas yang dibayar untuk biaya               1
operasi 00
Kas yang dibayar untuk biaya                 

11 | P a g e
bunga 40
Kas yang dibayar                 
untuk biaya pajak 30
            16
Kas bersih dari aktivitas operasi
5
Arus kas dari akivitas investasi
            (5
Pembelian aktiva tetap
0)
Kas bersih dari aktivitas             (50
investasi )
Arus kas dari aktivitas pendanaan
            (2
Pembayaran utang wesel
5)
Pengedarkan obligasi               5
jangka panjang 0
Pembayaran dividen               (
tunai 30)

Arus kas bersih dari aktivitas


pendanaan              (5
)
            11
Kenaikan kas bersih
0
                 
Saldo kas periode awal
50
Saldo kas periode akhir 160            

C. Penggolongan Arus Kas


Berikut beberapa contoh penggolongan arus kas dari kegiatan aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan bank :
1. Aktivitas Operasi

12 | P a g e
Arus kas masuk berasal dari aktivitas berikut ini :
a. Penerimaan pendapat bagi hasil, jual beli, sewa
b. Penerimaan pendapatan usaha lainnya
c. Penerimaan dari pembiayaan dan piutang yang dihapusbukukan
d. Penerimaan pendapataan/pembayaran beban non-usaha
Arus kas keluar berasal dari aktivitas berikut :
a. Pembayaraan beban karyawan
b. Pembayaran tansiem
c. Pembayaran beban usaha selain beban karyawan
d. Pembayaran pajak
e. Pembayaran zakat
f. Penyaluran dana kebajikan
2. Aktivitas Investasi
Arus kas masuk yang diterima misalnya hasil penjualan asset tetap, penjualan
surat berharga. Arus kas keluar dari aktivitas ini misalnya pembelian surat
berharga dan pembelian asset tetap.
3. Aktivitas Pendanaan
Sumber arus kas dari aktivitas pendanaan misalnya berasal dari setoran modal,
pembiayaan yang diterima dan surat berharga subordinasi yang diterbitkan.
D. Teknik Analisis Arus Kas
1. Analisis Perbandingan dan Trend
Analisis horizontal pada laporan arus kas untuk mengetahui perubahan-
perubahan yang terjadi pada penerimaan, pengeluaran dan laba bersih bank apakah
mengalami kenaikan atau penurunan dari suatu periode. Analisis ini menggunakan
laporan keuangan arus kas bank untuk dua periode atau lebih.
a. Analisis Trend
Analisis laporan arus kas dengan menggunakan analisis trend pada
data laporan arus kas diatas, tahun 2009 dijadikan sebagai tahun dasar
(disajikan dengan angka (100%)
b. Analisis Perbandingan (Comporatif)

13 | P a g e
Analisis laporan kas dengan menggunakan analisis perbandingan
(Comporatif) dari tahun 2009 ke tahun 2010 untuk mengetahui
kenaikan atau penurunan yang disajikan dengan presentase.
2. Analisis Common Size
Analisis common size menitikberatkan pada hubungan antara pos-pos laporan
keuangan untuk suatu periode. Pada laporan arus kas, setiap pos disajikan dalam
persentase atas dasar total arus kas masuk dan setara kas yang berasal dari sumber
aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan. 3

E. Skematis Laporan Arus Kas


Secara skematis, laporan perubahan laporan arus kas dapat dijabarkan sebagai
berikut :

Perubahan Perubahan Kas


Aktiva
Perubahan Hutang
Non-Kas
Dan Modal

Dalam perubahan non-kas dan perubahan hutang dan modal akan dibedakan
yang mana yang merupakan sumber dan yang mana yang merupakan pengguna kas.
Untuk membedakan sumber dan penggunaan kas ini dapat dijabarkan ringkasan
sebagai berikut :

Sumber Kas

 Peningkatan dalam Hutang:


Dianggap bahwa setiap peningkatan atau penambahan hutang atau dana, bank
akan menrima uang kas sehingga sebagai sumber kas
 Penurunan dalam Aktiva Non-Kas:

3
Hanafi,Mmaduh M. dan Abdul Halim. 1996. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.

14 | P a g e
Setiap penurunan dalam aktiva non-tunai akan dianggap menimbulkan dana
bagi bank, seperti penjualan aktiva, pencairan investasi, dan sebagainya.
Dengan demikian penurunan ini dianggap sebagai sumber kas.
 Penurunan dalam Hutang:
Setiap penurunan dalam hutang dianggap mempergunakan dana bank untuk
memnuhi kewajiban tersebut. Dengan demikian penurunan dalm hutang
dianggap sebagai penggunaan kas.
 Peningkatan dam Akativa Non-Kas
Setiap peningkatan dalam aktiva non-kas dianggap memerlukan dana untuk
mebiayainya. Dengan demikian peningkatan dalam aktiva non-kas dianggap
sebagai pengguna dana
 Perubahan dalam komponen Modal
Perubahan dalam komponen modal dibagi kedalam peningkatan dan
penurunan. Peningkatan dalam komponen modal lazimnya diperoleh dari laba
usaha.
 Depresiasi Aktiva Tetap
Semua depresiasi aktiva tetap akan meruupakan beban n on-kas yang
dikurangkan terhadap saldo laba.4

F. Penyusunan Aliran Uang dan Perhitungannya


Dalam menyusun Cash Flow, ada beberapa prinsip yang harus diketahui
terlebih dahulu yaitu: Cash Flowdisusun dengan basis tunai (Cash Basis). Hal ini
berbeda dengan penyusunan Laporan Keuangan yang umumnya menggunakan
Accrual Basis. Pada Cash Basis:
1. Pendapatan diakui pada saat uang tunai diterima, bukan pada saat penjualan
dilakukan.
2. Biaya-biaya diakui pada saat uang tunai dikeluarkan, bukan pada saat biaya
timbul.
4
N.Lapoliwa,Skuntansi Transaksi Bank Dalam Valuta Rupiah,2000, IBI

15 | P a g e
Pada Accrual Basis, pendapatan dan biaya diakui pada saat kejadian, dan hal
tersebut belum tentu sama dengan waktu terjadi perpindahan uang tunai.

Contoh:

PT. WAHID menjual barang secara kredit selama 3 bulan. Pada Accrual
Basis, penjualan dicatat pada saat barang dijual, sedangkan pada Cash
Basis,penjualan baru dicatat setelah uang diterima beberapa waktu kemudian.
Dalam menyusun Cash Flow kita tidak memperhitungkan biaya-biaya non kas
(Non-cash Charges) seperti depresiasi dan amortisasi. Yang diperhatikan adalah
transaksi tunai saja. Dengan demikian, akibat adanya beberapa perbedaan pencatatan,
dalam bentuk jumlah Laba Bersih (Net Profit) yang ditunjukkan dalam Income
Statementsama dengan jumlah uang tunai yang dimiliki perusahaan tersebut.

PT. WAHID memiliki sistem penjualan dan pembelian yang dilakukan secara tunai.
Income Statementper akhir tahun adalah sebagai berikut:

Penjualan Bersih : Rp. 1.000

Harga Pokok Penjualan : Rp. 800(-)

Laba Kotor : Rp. 200

Biaya Operasional

- Gaji/Bonus : Rp. 50

- Lain-lain : Rp. 40

- Depresiasi : Rp. 20 (+)

Rp. 110 (-)

Laba Bersih Operasional Rp. 90

Pajak Penghasilan 30 % Rp. 30 (-)

Laba Bersih Setelah Pajak Rp. 60

16 | P a g e
Dalam perhitungan Cash Flow, kita tidak memperhitungkan biaya depresiasi
sebagai biaya karena depresiasi merupakan biaya non-kas. Dengan demikian, dari
perhitungan Rugi/Laba diatas, Cash Flowyang sebenarnya adalah sebagai berikut:

Laba Bersih : Rp. 60

Depresiasi : Rp. 40 (+)

Cash flow : Rp 100

Cash Flow dapat disusun dengan periode (interval) per tahun, per bulan,
bahkan per hari. Tentu saja semakin pendek interval yang dipakai, hasil penyusunan
akan memiliki ketepatan yang lebih tinggi. Untuk Bank, umumnya kita menggunakan
interval bulanan atau tahunan.

Bentuk (format) cash flowsangat bervariasi. Tidak ada satu bentuk baku yang
dipakai secara umum. Walaupun demikian, apapun bentuk yang dipakai, format Cash
Flowterdiri dari komponen-komponen berikut:

1. Saldo Awal Kas (Beginning Cash Balance)

Yaitu jumlah uang tunai (kas) yang dimiliki perusahaan di awal periode.

2. Kas Masuk atau Penerimaan kas (Cash Inflow)

Yaitu aliran kas yang diterima oleh perusahaan selama waktu tertentu sesuai
dengan interval perhitungan (sehari, sebulan, triwulan, dan seterusnya). Yang
dimaksud dengan Cash Flow adalah uang tunai yang benar-benar diterima.

Beberapa contoh komponen yang termasuk dalam Cash Flow adalah:

 Piutang Dagang yang tertagih (Account Receivable Collected), yaitu Piutang


Dagang yang dibayar oleh pelanggan sehubungan dengan penjualan kredit
yang dilakukan oleh perusahaan.
 Pendapatan Bunga (Interest Income) atas simpanan yang ada di Bank, seperti
jasa giro, bunga deposito, dan lain-lain. Pendapatan bunga mungkin juga
diperoleh dari pelanggan perusahaan yang terlambat membayar piutang
dagang yang telah jatuh tempo sehingga memberikan sejumlah kompensasi

17 | P a g e
kepada perusahaan dalam bentuk bunga. Pendapatan jenis ini dapat ditemukan
di pos Other Income (pendapatan lain-lain) di Income Statement.
 Restitusi PPN (Pajak Pertambahan Nilai) untuk para eksportir yang
menggunakan bahan baku dalam negeri, yang pada saat membeli bahan baku
mereka telah membayar PPN.
 Pengembalian Kelebihan Pph (Pajak Penghasilan) yang telah dibayar
 Penerimaan Uang Tunai sehubungan dengan penjualan aktiva tetap yang
dilakukan perusahaan.
 Injeksi Dana Segar dari pemegang saham. Misalnya adanya penambahan
modal disetor, pemberian pinjaman oleh para pemegang saham, dan lain-lain.

3. Total Kas yang Tersedia (Total Cash Available)

Yaitu penjumlahan antara saldo awal kas dengan penerimaan tunai periode
yang bersangkutan. Saldo ini menunjukkan total uang tunai yang dimiliki perusahaan
untuk periode tersebut. Kas yang tersedia inilah yang dipergunakan oleh perusahaan
untuk membayar seluruh kewajiban tunainya.

4. Kas Keluar atau Pengeluaran Kas (Cash Out Flow)

Yaitu aliran pembayaran kas (tunai) yang dilakukan perusahaan. Komponen


ini adalah kebalikan dari Cash In Flow. Pada Cash In Flow perusahaan menerima
uang tunai, maka pada Cash Out Flow perusahaan mengeluarkan uang tunai.

Beberapa contoh komponen Cash Out Flowadalah:

 Pembayaran Utang Dagang (Account Payable Paid), Yaitu utang dagang


yang jatuh tempo yang harus dibayar sehubungan dengan pembelian
secara kredit oleh perusahaan.
 Biaya Margin (Margin Expense) akibat pemakaian dana pinjaman, seperti
pinjaman bank, leasing, dan lain-lain.
 Upah Buruh (Labour Cost), misalnya untuk industri manufaktur.
 Biaya Operasional Tunai seperti biaya gaji dan bonus karyawan, biaya
utilitas (listrik, air, telepon), biaya asuransi, biaya perjalanan, dan lain-lain.

18 | P a g e
 Utang Pph yang masih harus dibayar
 Biaya-biaya kredit seperti provisi kredit, biaya administrasi kredit, dan
lain-lain.
 Pembelian Aktiva Tetap (Capital Expenditure) seperti pembelian mesin-
mesin, peralatan, tanah, dan bangunan, dan lain-lain.
 Pembayaran Deviden Tunai (Cash Dividend)
 Pembayaran Angsuran Pokok Utang (Principle Repayment)

5. Surplus/Defisit Kas Perusahaan (Net Cash Surplus/Defisit)

Yaitu selisih antara total kas yang tersedia dengan Cash Out Flow. Ada
beberapa indikasi yang ditunjukkan oleh perusahaan yang memiliki kas surplus yang
cukup besar terus menerus yaitu:

1. Kemampuan membayar angsuran pokok pinjaman (bila ada) masih cukup


besar. Dalam kasus seperti ini, kita dapat mempertimbangkan kemungkinan
pemberian pinjaman yang tidak terlalu lama.
2. Jika perusahaan memiliki pinjaman jangka pendek, kas yang surplus
menunjukkan bahwa pinjaman jangka pendek tersebut dapat dilunasi.

Segalanya, bila kas adalah defisit, ada beberapa indikasi yang ditunjukkan:

1. Angsuran pokok pinjaman (bila ada) terlalu besar. Untuk menguji hal ini, kita
dapat mencoba mengeluarkan angsuran pokok dari Cash Out Flow. Bila
pengujian ini benar, kita harus memberi pinjaman yang lebih panjang yang
angsuran pokoknya per periode lebih ringan.
2. Perusahaan membutuhkan tambahan pinjaman untuk menutup kekurangan
kas tersebut.
3. Bila defisit hanya terjadi pada interval awal, berarti terdapat kebutuhan akan
grace period untuk pinjaman jangka panjang yang diberikan. Perusahaan baru
mulai dapat melakukan pembayaran angsuran pokok pinjaman bila saldo telah
menunjukkan angka positif (surplus).

6. Saldo Kas Minimum (Minimum Cash Balance)

19 | P a g e
Yaitu sejumlah uang tunai tertentu yang mengendap di perusahaan sepanjang
waktu, misalnya untuk keperluan kas kecil. Untuk pedagang mobil bekas (used car),
setiap saat harus memiliki sejumlah uang tunai agar dapat langsung melakukan
pembelian bila ada mobil yang ingin dibeli.

7. Kebutuhan Dana Tambahan (Additional Financial Needs)

Yaitu jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup defisit kas. Jumlah dana
yang dibutuhkan ini tergantung pada besarnya saldo kas minimum dan kondisi kas
perusahaan (defisit / surplus).

1. Bila tidak ada saldo kas minimum yang ingin dipelihara oleh perusahaan,
saldo defisit kas sama dengan jumlah kebutuhan dananya.
2. Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan saldo kas adalah defisit,
kebutuhan dana tambahan sebesar saldo kas minimum ditambah jumlah defisit
kas.
3. Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan saldo kas adalah surplus,
tetapi lebih kecil daripada saldo kas minimum yang disyaratkan, kebutuhan
dana tambahan adalah sebesar selisih antara saldo kas minimum dengan saldo
surplus.
4. Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan posisi kas adalah surplus,
dimana nilai surplus di atas saldo kas minimum, maka tidak dibutuhkan dana
tambahan.

8. Saldo Kas Akhir (Ending Cash Balance)

Yaitu posisi kas di akhir periode (interval) setelah memperhitungkan kebutuhan


dana tambahan. Secara matematis, suatu Format Cash Flow secara umum dapat
ditulis sebagai berikut5:

BEGINNING CASH BALANCE : A

CASH INFLOW : B
TOTAL CASH AVAILABLE : C(A+B)
5
Kuswandi, Daniel¸Akuntansi Perbankan, 2000

20 | P a g e
CASH OUTFLOW : D

NET CASH SURPLUS : E(C–D)


MINIMUM CASH BALANCE : F

ADDITIONAL FINANCIAL NEEDS : G

ENDING CASH BALANCE : H(F+G)

Jika E < 0 maka G = E (Nilai Absolut)

Jika E > = 0 maka G = 0


F = 0
F > 0 Jika E < 0 maka G = F + E (Nilai Absolut)

Jika E = 0 maka G = F

Jika E < E < E maka G = F - E

Jika E >= F maka G = 0

21 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai