Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN DAN PENDIDIKAN


KEBIDANAN DI LUAR NEGERI

Disusun oleh:

PUTRI AYUNI

PRODI : D3 kebidanan

KELAS: 1A

NIM:P032015401027

DOSEN PEMBIMBING:

RULLY HEVRIALNI,S.ST,M,Keb (RH)

POLTEKKES KEMENKES RIAU

FAKULTAS KEBIDANAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafa’atnya di akhirat.

Tidak lupa, Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah dengan judul

“Konsep dasar kebidanan dan pandangan beberapa ilmu terhadap kebidanan”

saya mengucapkan terima kasih

Demikian, sekian dan terima kasih.

PANGKALAN KERINCI,28 AGUSTUS 2020

PUTRI AYUNI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….…………………………………….….…....ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………………..…..….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………..………………………………..........................1
1.2 RUMUSAN MASALAH …………………………………………….………………………………………………….….…1
1.3 TUJUAN ……………………………………………………………………………….………………….….....................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Pelayanan Dan Pendidikan Bidan Didalam negeri..……………2
2.2 Sejarah Perkembangan Pelayanan Dan Pendidikan Bidan Diluar Negeri…………………4
1.MASA SEBELUM MESIR……………………………………………………….…….……… ………………………………….4
A. MESIR ……………………………………………………………………………………………………………………………5
B. YAHUDI …………………………………………………………………………………………………………………………5
C. YUNANI …………………………………………………………………………………………………………………………5
D. ROMA ………………………………………………………………………………………………………………………… ..5
2. MASA PERTENGAHAN (1000 – 1500M) ……………………………………………………………………………. 6
A. ROMA ……………………………………………………………………………………………………………………………6
B. SALERNO ……………………………………………………………………………………………………………………….6
C. KERAJAAN BYZANTIUM ………………………………………………………………………………………………….6
D. ARABIA ………………………………………………………………………………………………………………………… 7
3. MASA KEBANGKITAN ……………………………………………………………………………………………………..…7
A. PRANCIS ……………………………………………………………………………………………………………………….7
B. JERMAN ………………………………………………………………………………………………………………………..7
C. SWITZERLAND ………………………………………………………………………………………………………………8
D. BELANDA ……………………………………………………………………………………………………………………8
4. AWAL ABAD XX SAMPAI DENGAN SEKARANG ………………………………………………………………..…8
A. MALAYSIA …………………………………………………………………………………………………………………...8
B. JEPANG ……………………………………………………………………………………………………………………….9
C. AUSTRALIA …………………………………………………………………………………………………………………10
D. SPANYOL ……………………………………………………………………………………………………………………10
E. ONTARIO ZEALAND ……………………………………………………………………………………………………..11
F. DENMARK …………………………………………………………………………………………………………………..11
G. NEW ZEALAND …………………………………………………………………………………………………………….12
H. AMERIKA …………………………………………………………………………………………………………………….13
I. INGGRIS ……………………………………………………………………………………………………………………….14
J. BELANDA ……………………………………………………………………………………………………………………15
K. SELANDIA BARU …………………………………………………………………………………………………………. 15
BAB III PENUTUP
3.1 KESEIMPULAN………………………..…………………………………………………………………....……………….17
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..……………………………..……………………… 17
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan setiap waktu mengalami


perkembangan ,baik suatu kemajuan atau justru kemunduran. Perkembangan ini terjadi
baik di Indonesia maupun di luar negeri. Sejarah kebidanan dimulai sejak awal
kehidupan atau awal peradaban manusia. Tidak ada yang mencatat kapan dimulainya
persalinan dilakukan oleh bidan. Dalam sejarah, perempuan dalam proses melahirkan
dapat dilakukan sendiri atau dibantu oleh suami mereka. Ketika manusia tidak lagi
berpindah-pindah dan membentuk kelompok masyarakat, para ibu melahirkan dijaga
atau ditolong oleh seorang perempuan yang diangga mampu,yaitu seorang perempuan
setengah baya yang telah menikah dan melahirkan, melalui percobaan dan tukar
pengetahuan dia mengembangkan keahliannya yang disebut dukun bayi. Terdapat
catatan yang menunjukan tindakan yang dilakukan bidan, terdapat ada patung
Mochicha (500 SM), lukisan Papyri dan Tomb dalam Old Testament (Chamberlein,
1981), catatan tentang bidan Yahudi (Shipah dan Puah) yang berani mengambil risiko
membel keselamatan bayi laki-laki Bangsa Yahudi yang diperintahkan utuk dibunuh
oleh Firaun.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di dalam dan


di luar negeri ?

Bagaimana sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di Indonesia ?

Bagaimana sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di Amerika


Belanda dan Jepang ?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

Mendeskripsikan perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di dalam dan di


luar negeri.

Untuk mengetahui perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di Indonesia.

Untuk mengetahui perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di Amerika


Belanda dan Jepang.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1  Sejarah Perkembangan Pelayanan Dan Pendidikan Bidan Didalam negri

     Perkembangan pelayanan kebidanan dimulai ketika Belanda menjajah Indonesia.


Pada masa pemerintahan Belanda, Indonesia masih mengikuti kebiasaan lama,ibu
ditolong oleh dukun paraji.

  Perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan nasional maupun internasional


terjadi begitu cepat. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pelayanan dan
pendidikan kebidanan merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan dipahami oleh
petugas kesehatan khususnya bidan yang bertugas sebagai bidan pendidik maupun
bidan di pelayanan

       Salah satu faktor yang menyebabkan terus berkembangnya pelayanan dan


pendidikan kebidanan adalah masih tingginya mortalitas dan morbiditas pada wanita
hamil dan bersalin, khususnya di negara berkembang dan di negara miskin yaitu sekitar
25-50%. Mengingat hal diatas, maka penting bagi bidan untuk mengetahui sejarah
perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan karena bidan sebagai tenaga
terdepan dan utama dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi diberbagai catatan
pelayanan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya
melalui pendidikan formal atau non formal dan bidan berhak atas kesempatan untuk
meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan serta meningkatkan
jenjang karir dan jabatan yang sesuai.

Perkembangan pelayanan kebidanan di Indonesia menurut catatan dimulai pada


tahun1807 ketika angka kematian ibu dan bayi tinggi sehingga dukun dilatih untuk
pertolongan persalinan di zaman Gubernur Jenderal Hendrik William Dandels, tetapi
keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan.

Adapun pelayanan kebidanan hanya diperuntukan bagi orang Belanda yang ada di
Inonesia. Tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter Jawa di Batavia tepatnya di Rumah
Sakit Militer Belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto. Seiring dengan dibukanya
pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851,dibuka pendidikan bidan bagi wanita
pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer Belanda W.Bosch. Mulai saat itu
pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bayi.
2

Pada tahun 1952 ,mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat
meningkatkan Kualitas pertolongan persalinan, pelatihan untuk dukun masih
berlangsung sampai sekarang yang diberikan oleh bidan. Kursus Tambahan Bidan
(KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta dilakukan pula di kota-kota besar di nusantara.
Seiring pelatihan tersebut, didirikan pula Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dengan
bidan sebagai penangung jawab. Pelayanan yang diberikan mencakup antenatan,
postnatal, pemeriksaan bayi dan anak.Pada tahun 1957 bermula dari BKIA, kemudian
terbentuklah suatu pelayanan terintegrasi bagi masyarakat yang dinamakan Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Pelayanan yang diberikan yaitu kesehatan ibu
dan anak, serta keluarga berencana. Pelayanan kebidanan di Posyandu mencakup
pemeriksaan kehamilan, pelayanan keluarga berencana, imunisasi gizi, dann
kesehatan lingkungan. Sejak tahun 1990, pelayanan kebidanan diberikan secara
merata sesuai kebutuhan masyarakat.

Kebijakan ini merupakan Instruksi Presiden disampaikan pada Sidang Kabinet Tahun
1992. Kebijakan ini mengenai perlunya mendidik bidan untuk  ditempatkan di desa
dengan tugas pokok sebagai pelaksana kesehatan KIA, khususnya ibu hamil, bersalin
dan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir termasuk pembinaan dukun bayi.

Titik tolak Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994 menekankn pada
kesehatan reproduksi, memperluasa area garapan pelayanan kebidanan.

Area tersebut meliputi :

 Safe motherhood termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus


 Keluarga berencana.
 Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran alat reproduksi.
 Kesehatan reproduksi remaja
 Kesehatan reproduksi orang tua.

Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi, dan tugasnya didasarkan pada kemampuan


serta kewenangan yang diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permekes).
Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai
kebutuhan dan perkembangan masyarakat serta kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat.

Permenkes tersebut terdiri atas :

1.Permenkes No. 5380/IX/1963 yang menyatakan wewenang bidan terbatas pada


pertolongan persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas lain
3

.2. Permenkes No. 363/IX/1980 diubah menjadi Permenkes No. 326 /1989 bahwa
wewenang bidan dibagi menjadi wewenang umum dan khusus. Dalam wewenang
khusus ditetapkan bahwa bidan melaksanakan tindakan dibawah pengawasan dokter. 

3. Permenkes No. 527/VI/1996 mengatur tentang registrasi dan praktik kebidanan.


Bidan dalam melaksanakan praktiknya diberikan kewenangan yang mandiri yang
disertai kemampuan dalam melaksanakan tindakan.

Dalam wewenang tersebut mencakup :

a. Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anakb. Pelayanan keluarga
berencanac. Pelayanan kesehatan masyarakat4. Permenkes No.
900/Menkes/SK/XII/2002 mengatur tentang registrasi dan praktik bidan. Bidan dalam
praktiknya diberi kewenangan  untuk memberikan pelayanan yang meliputi :a.
Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan pranikan, antenatal, intranatal,,
postnatal, bayi baru lahir, dan balita.

b. Pelayanan keluarga berencana yang meliputi pemberian obat dan alat kontrasepsi
melalui oral, suntikan, pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) dan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR) tanpa penyulit.Dalam melaksanakan
tugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi, dan rujukan sesuai dengan kondisi
pasien, kewenangan, serta kemampuannya. Wewenang bidan dalam pelayanan
kebidanan  di bidang keluarga berencana mencakup penyedian alat kontrasepsi :oral
(pil KB), suntik, kondom, tisu vaginal, alat kontrasepsi dalam rahi,, alat kontrasepsi
bawah kulit , baik pemasangan maupun pencabutan.

2.2 Sejarah Perkembangan Pelayanan Dan Pendidikan Bidan Diluar


Negeri

1.Masa Sebelum Masehi

Menurut Mufdililad (2012: 59- 74) masa sebelum masehi merupakan awal
keberadaan manusia, fakta adanya pembantu kelahiran baik dari keluarga maupun di
luar keluarga yang mempunyai pengalaman dalam kelahiran. Tidak menetapkan
bayaran tetapi mendapatkan hadiah.
4

A.Mesir

Kebidanan pertama kali dikenal di Mesir:

Suatu hal yang mulia Diberkahi oleh dewa

Mempunyai UU dalam mengontrol praktek dan harus memanggil asisten dari tabib
konsultan bila ada masalah selama persalinan.

Sekolah kebidanan pertama didirikan oleh bangsa Mesir. Pengetahuan yang


dipelajari yaitu anatomi, psikologi. Cara memimpin persalinan dan perawatan bayi
baru lahir juga mempelajari sirkumsisi. Tokoh kebidanan di Mesir adalah Socrates
dan Aristoteles.

B.Yahudi

Pertolongan persalinan di bangsa Yahudi banyak mencontoh pada bangsa Mesir, hal
ini dibuktikan pada pengobatan dan pendidikan kebidanan yang didapatkan dari
bangsa Mesir. Hyigiene merupakan hal yang paling utama dalam menolong persalinan,
temasuk didalamnya merangsang persalinan dengan bantuan mantra-mantra.

Perawatan neonatus bangsa Yahudi meliputi memotong tali pusat, memandikan bayi,
menggosok badan bayi dengan garam dan membungkusnya dengan bedongan. Bidan-
bidan di Yahudi telah mendapatkan bayaran atas jasanya.

C.Yunani

Pada saat ini sudah ada bidan untuk menolong persalinan, tapi bidan harus telah
mempunyai anak sendiri dan dibayar atas pelayanan dan ada UU keras yang
mengontrol praktek bidan. Hipocrates (460-377 SM) sebagai bapak ilmu
kedokteran pertama kali menemukan kasus kematian akibat puerperal. Aristoteles
mengajarkan pengaruh praktek kebidanan.

D.Roma

Ada dua tipe kebidanan di Roma :


Memiliki kemampuan sebagai pemimpin atau obstreti yang melakuan praktek sendiri.
5

Memiliki status lebih rendah dimana mereka melalui perawatan banyak secara
tradisional. 

2.Masa Pertengahan (1000 – 1500 M)

Perkembangan kebidanan seiring dengan penyebaran agama kristen. Pengetahuan


obstetric membuat beberapa penemuan dan kebutuhan akan bidan untuk dididik
telah diakui. Kebidanan telah dipraktekkan secara utuh oleh wanita biasa.

A.Roma

Soranus (98-138 M) adalah seorang spesialis pertama dalam bidang Obstreti


Ginekologi. Galen (129-201 M) menulis beberapa teks tentang pengobatan termasuk
didalamnya obstetri dan ginekolohi serviks dengan menggunakan jari.

Ia merupakan spesialis obgyin pertama kali dia menulis buku kabidanan untuk
pertama kalinya dan dia juga yang menggambarkan kualitas atau syarat seorang
bidan yang profesional. Beliau yang pertama kali yang menguraikan tentang Versi
Podalic.

B. Salerno

Seorang dokter perempuan bernama Trotula yang berasal dari Sekolah Kedokteran


terkenal di negeri ini, menulis sebuah karangan Gynekologi dan Kebidanan di mana ia
menjelaskan penanganan emergensi bagi bidan dalam penatalaksanaan Retensio
Placenta, Perawatan Nifas, Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.

Ia juga menjelaskan pentingnya seorang bidan memiliki kepercayaan dan pendekatan


etis dalam pekerjaannya. Trotula juga orang yang pertama kali berusaha
memperbaiki Laseri Parineum derajad tiga.

C. Kerajaan Byzantium

Daerah di Eropa bagian timur dengan ibu kota Constantinopel, disini pertama kali
diketahui adanya rumah sakit kebidanan yang berdiri selama abad ke-12. Paulus of
Aegina, adalah penulis ternama waktu itu mengatakan telah ada bidan perempuan
pertama kali.
6

D. Arabia

Dua dokter arab, Rhazez (860-932 M) dan Avincenna (80-1037 M) menulis tentang
prosedur kebidanan termasuk didalamnya alat-alat yang digunakan untuk persalinan.

3.Masa Kebangkitan (1500-1700 M)

Pada abad ke-12 sedikit kemajuan telah dibuat dalam hal kebidanan sampai abad ke-
16. pengetahuan tentang Anatomi Fisiologi telah maju dengan pesat melalui jasa
beberapa orang seperti Leonard de Vinci, Gabriello Fallopio of Italy dan Andreas
Vesallius of Belgium.

A.Perancis

Ambroisepare (1510-1590 M) terkenal sebagai seorang ahli bedah, tetapi dia juga
memiliki konstribusi dalam obstretri dan ginokologi yaitu vacum ekstraksi. Beliau
juga mendirikan sekolah kebidanan pertama di Perancis.

Francois Mauriceau (1637-1709 M) seorang ahli yang pertama kali menemukan


adanya kehamilan tuba dan presentasi muka dengan letak dahi. Dia secara detail
menggambarkan mekanisme persalinannya dan tehnik Moriso.

Lousye Bourgois (1563-1636 M) bidan yang pertama kali menerbitkan buku tentang
kebidanan.

Marie Lauyse Duge (abad XVII) bidan yang pertama kali melakukan penelitian
tentang kelahiran bayi, melalui laporan pencatatan dan statistik 40.000 wanita yang
ditolong persalinannya.

B.Jerman

Justine Siegemundin (1645) tokoh kebidanan pertama kali di Jerman. Tahun 1690
dia menerbitkan buku tentang kebidanan.
7

C. Switzerland

Jacob Nuver, melakukan operasi SC Pada isterinya, dia menunggu kelahiran anaknya
yang lebih lanjut dan hidup sampai 77 tahun.

D. Belanda

Hendrick Van Roonhuyze (1622 – ?). yang mempromosikan seksio secarea dan
Hendrick Van Deventer (1651-1724) yang menggambarkan banyak kelainan punggul
keduanya memberikan kontribusi yang sangat penting pada pelayanan kebidanan dan
telah mempublikasikannya di Belanda. Mereka juga mendirikan organisasi profesi.

 4.Awal Abad XX (1700-1900)

William Smellie dari Scotlandia (1677-1763) mengembangkan forcepss dengan kurva


pelvik seperti kurva shepalik. Dia memperkenalkan cara pengukuran konjungata
diagonalis dalam pelvi metri, menggambarkan metode tentang persalinan lahirnya
kepala pada presentasi bokong, dan penanganan resusitasi bayi asfiksia dengan
pemompaan paru-paru melalui sebuah metal kateler.

Ignaz Phillip Semmelweis, seorang dokter dari Hungaria (1818-1865) mengenalkan


tentang cuci tangan yang bersih, mengacu pada pengendalian sepsis puerperium.

Tahun 1824, James Blindell dari Inggris menjadi orang pertama yang berhasil
menangani pendarahan pospartum dengan menggunakan tranfusi darah.

Jean Lubumean dari Perancis (orang kepercayaan Rene Leanec, penemu stetoskop
pada tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop
pada tahun 1920.

John Charles Weaven dari Inggris (1811-1859), pada tahun 1843 adalah orang
pertama yang melakukan tes urin pada perempuan hamil untuk pemeriksaan dan
menghubungkan kehadirannya dengan eklampsia.

Adolf Pinard dari Perancis (1844-1934) pada tahun 1878, mengumumkan kerjanya
pada palasi abdominal.
8

Carl Crede dari Jerman (1819-1892) menggambarkan metode stimulasi urin yang
lembut dan lentur untuk mengeluarkan plasenta.

Juduig Bandl, dokter obstetri dari Jerman (1842-1992) pada tahun 1875,
menggambarkan lingkaran retraksi yang pasti muncul pada pertemuan segmen atas
rahim dan segmen bawah rahim dalam persalinan macet atau sulit.

Daunce dari Bordeauz, pada tahun 1857, memperkenalkan penggunaan inkubator


dalam perawataan bayi prematur.

5.Abad XX Sampai dengan Sekarang

A.Malaysia

Perkembangan kebidanan di Malaysia bertujuan untuk menurunkan MMR dan IMR


dengan menempatkan bidan di desa. Mereka memiliki Basic atau dasar SMP + Juru
rawat + 1 tahun sekolah bidan. Bidan di Malaysia selama berabad-abad dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak-anaknya. Bidan
memepunyai penghargaan dan wibawa yang cukup tinggi dikomunitasnya. Di wilayah
utara malaysia profesi bidan mempunyai organisasi yang diberi nama dengan “
Kesatuan Bidan di Wilayah Utara”. Peran bidan di malaysia dalam pelayanan
kebidanan yaitu membantu persalinan, melayani konseling dan ahli gizi, dan sebagai
ahli pijat perempuan.

Saat ini profesi bidan sudah diakui dengan baik dimasyarakat dan dipemerintah.
Bidan tidak lagi menjadi orang pertama yang disalahkan dan diberi tekanan jika
terdapat suatu masalah dan bidan di Malaysia sedang menggalangkan program
persalinan di rumah. Mereka merujuk pada negara Eropa dan USA, alasan mereka
menunjuk negara maju tersebut karena persalinan di rumah dianggap memberikan
rasa aman dan nyaman dibandingkan persalinan di rumah sakit.

B. Jepang

Sekolah bidan di jepang dimulai pada tahun 1912,pendidikan bidan disini dengan
Basic (dasar) sekolah perawat selama 3 tahun ditambah 6 bulan sampai 1 tahun
pendidikan bidan.
9

Tujuan pelaksanaan pendidikan bidan ini adalah untuk mengangkat pelayanan


kebidanan dan neonatos tetapi pada masa itu timbal masalah karena masih kurang
tenaga bidan serta bidan hanya mampu melakukan pertolongan persalinan normal
saja, tidak siap jika terdapat kegawatdaruratan sehingga dapat disimpulkan bahwa
kualitas bidan belum memuaskan.

C. Australia

Australia sudah pada titik perubahan terbesar pada pendidikan kebidanan, sistem
ini menunjukkan bahwa seorang bidan adalah seorang perawat yang terintegrasi
dengan kualifikasi kebidanan. Konsekuensinya banyak bidan-bidan yang telah
mengikuti pelatihan di Amerika dan Eropa tidak dapat mendasar tanpa pelatihan
perawatan. Siswa-siswi yang telah mengikuti kebidanan pertama kali harus
terdaftar sebagai perawatan. Kebidanan swasta di Australia berada pada titik awal
kritis pada tahun 1990 berjuang untuk bertahan pada waktu perubahan besar.
Profesi keperawatan di Australia menolak hak bidan sebagai identitas profesi yang
terpisah.

Pendidikan bidan di Australia dimulai dengan Basic(dasar) perawat ditambah 2


tahun. Sejak tahun 2000 telah dibuka University of Technology of sidney yaitu S2
(Doctor of midwifery). Pendidikan kebidanan di Australia terpengaruh oleh model
kolonialisme inggris terhadap penerimaan pendidikan perawat. Tidak ada perawat
tanpa kebidanan dan kebidanan tanpa keperawatan.

D. Spanyol

Spanyol merupakan salah satu negara di benua Eropa yang telah lama mengenal
profesi bidan. Pendidikan bidan Ibukota Madrid dimulai tahun 1789. Bidan disiapkan
untuk bekerja secara mandiri di masyarakat, terutama dikalangan petani dan buruh
menengah kebawah. Pada tahun 1932 pendidikan bidan disini secara resmi menjadi
School of Midwives. Antara tahun 1897 sampai 1988 pendidikan bidan untuk
sementara di tutup karena diadakan penyesuaian kurikulum bidan menurut
ketentuan negara masyarakat mereka.

10
E. Ontario Canada

Mulai tahun 1998 wanita dan keluarga tidak puas dengan sistem perawatan.
Maternity di Ontaro memiliki latar pendidikan yang berbeda-beda yang terbanyak
adalah berasal dari pendidikan di Britain, beberapa pendidikan kebidanan formal di
UK Belanda, jerman dan beberapa memiliki latar belakang perawat. Di Ontario
secara resmi pendidikan 3 tahun dan mereka yang telah memiliki ijazah bidan diberi
kesempatan untuk registrasi dan izin praktik.

F. Denmark

Denmark merupakan negara Eropa lainnya yang berpendapat bahwa profesi bidan
tersendiri. Pendidikan bidan disini dimulai pada tahun 1787 dan pada tahun yang
sama merayakn berdirinya 200 tahun sekolah bidan. Kini ada 2 pendidikan bidan di
Denmark.

Setiap tahunnya menerima siswa dengan lama pendidikan bidan di Denmark. Setiap
tahunnya menerima siswa dengan lama pendidikan 3 tahun direct entry. Mereka
yang menjadi perawat maka pendidikan didasarkan atas perawat maka pendidikannya
di tempuh 2 tahun. Hal ini menimbulkan kontraversi di kalangan bidan sendiri.
Pendidikan post graduate bagi bidan selama 9 bulan dalam bidang pendidikan dan
pengelolaan. Tahun 1973 disusun rangkaian pedoman bagi bidan yang
mengelompokkan klien dalam beberapa resiko yang terjadi. Hal ini menimbulkan
masalah, karena tidak jelas batasan resiko rendah dan tinggi.

Pada tahun 1980 diadakan perubahan pedoman baru yang isinya sama sekali tidak
menyinggung masalah resiko. Yang tercantum dalam kata pengantar masa kehamilan
adalah sebagai berikut “The perinatal period is abnormal period of family life. The
woman, her family and close friend shouid be central. The midwife, doctor and any
other staff are only to support the woman and her family”penekanan pelayanannya
adalah pada kesehatan dan non invasi care.
11

G. New zealand

Selama 50 tahun sejarah kebidanan hanya terpaku pada medikalisasi kelahiran bayi
yang progresif .

Pada tahun 1970 selandia baru telah menerapkan medikalisasi kehamilab , ini di
dasarkan pada pendekatan mahasiswa pasca sarjana kebidanan dan universitas
auckland untuk terjun kerumah sakit pemerintah khusus wanita . perkumpulan home
birth di auckland dibentuk tahun 1978 , ini adalah salah satu gerakan politis untuk
melindungi home birth . dimulai dengan keanggotaan 150 orang dan menjadi
organisasi nasional dalam 2 tahun yaitu NZNA ( New Zaeland Association ) .
Perkumpulan ini didukung oleh para langganan , donatur dan tenaga kerja sukarela
atau fulutatif yang bertanggung jawab atas banyaknya perubahan positif dalam
sistem rumah sakit . Pada tahun 1980 NZNA membuat garis besar mempunyai
statement kebijakan atas pembatasan rumah , hal ini telah disampaikan oleh
penasehat panitia material java kepada jawatan kesehatan . panitia maternal jasa
adalah suatu panitia dimana dokter kandungan menyatakan peraturan mengenai
survei maternal terutama dalam hal merawat rumah .

Sekarang NZNA telah membuat kemajuan yang patut dipertimbangkan dalam


menerapkan konsep general perawat secara berkesinambungan menyediakan
pelayanan dari kelahiran sampai meninggal . sejak tahun 1904 RS menyediakan
pelayanan pelatihan kebidanan selama 6 bulan dan ditutup tahun 1979 , sebagai
penggantinya sejak tahun 1978 beberapa politeknik keperawatan berdiri di Selandia
baru , selain itu ada yang melanjutkan pendidikan ke australian dan UK untuk
memperoleh keahlian kebidanan . Tercatat 86% bidan telah memperoleh pendidikan
kebidanan di luar negri . pada 1986 dari 206 bidan yang ada dan hanya 29 orang
lulusan kebidanan Selandia baru tahun 1987.
12

H. Amerika ( USA )

Zaman dahulu kala di Amerika Serikat persalinan ditolong oleh dukun beranak yang
tak berpendidikan , biasanya bila seseorang wanita suka melahirkan ahli obat
menganjurkan supaya wanita itu di usir serta ditakuti agar rasa sakit bertambah
dan kelahiran menjadi mudah karena kesakitan dan kesedihan .

Kebidanan di Amerika Serikat hampir dirusak oleh pertentangan profesi medis


( Arney 1982 ) . Imigran baru yang datang ke Amerika Serikat membawa serta
bidan mereka , tapi ketika populasi makin sejahtera mereka mencari jasa dokter .

Mary Breckinridge telah melihat bidan bekerja di Eropa , dilatih di Inggris sebelum
kembali di Kentucky membentuk FNS (frointher Nursing Service ) . Meskipun
melayani populasi yang tidak baik , jasa bidan menunjukkan hasil maternal dan bayi
yang lebih baik ( Haire 1990 ) .

Menurut catatan Thomas yang pertama kali berpraktik kebinanan di Amerika adalah
Samuel Fuller dengan isterinya kemudian menjual kepada orang lain yang menaruh
minat terhadap kebidanan yaitu Anne Hucthinson.

Perkembangan pendidikan Nurse-Midwifery di USA dimulai pada tahun 1990 dan


memeperoleh akreditasi pada tahun 1935.

Praktisi independen yang menempuh pendidikan kebidanan melalui Self Study,


magang sekolah kebidanan atau universitas yang mempunyai program dasar disiplin
ilmu keperawatan.

DEM tidak diperbolehkan di 16 negara bagian Amerika.

Certified Midwifery

Individu yang menempuh pendidikan kebidanan.

Tempat kuliah di The American Collageof Nurse Midwives.

Certified Professional Midwives atau CPM


13

Individu yang menempuh pendidikan kebidanan yang telah memenuhi standart


internasional sertifikasi dari NORTH American Registry of Idwives atau NARM dan
berkualitas untuk disiapkan menjadi model perawatan kebidanan.

Sertifikat yang meliputi pengetahuan, keterampilan, pengalaman vital, untuk


bertanggung jawab sebagai praktisi kebidanan.

Lay Midwives

Bidan yang tidak mendapat sertifikasi dan tidak berlisensi.

Menempuh pendidikan formal.

Tapi bukan berarti ini pendidikan bidan yang paling rendah levelnya.

Disebut juga dengan Tradisional Midwives.

I.Inggris

Bidan adalah pembantu kelahiran tradisional. Pengetahuan dan keterampilan


diperoleh secara turun menurun. Pada abad pertengahan, beberapa bidan tradisional
dikutuk sebagai penyihir dan dibakar di tiang. Bidan juga dianggap sebagai suatu
ancaman terhadap pria yang sedang berusaha mencari untuk duduk sebagai
pemegang tunggal seni perawatan.

Abad XIV dilembaga pensiun Inggris bidan dibayar oleh kerajaan atas jasa yang
diberikan. Bidan tersebut mendapat penghormatan yang tinggi.

Abad XVII, muncul bidan pria atau praktisi medis yang mempunyai spesialis dalam
kelahiran anak. Kemunculan pembantu kelahiran pria, menimbulkan pengingkatan
penerimaan masyarakat pada mereka dalam suatu area yang sebelumnya
dipertimbangkan sebagai tanggung jawab wanita. Hal ini secara tidak langsung
menyebabkan kebebasan bidan telah rusak, sementara pendidikan dan kemanpuan
membaca para bidan rendah.

Peningkatan beberapa bidan antara lain adalah : Ny.Sarah Stone, 1737, menerbitkan
“Praktik Lengkap Kebinanan”.
14

Ny. Sarah Stone menekankan pentingnya pengetahuan menyeluruh tentang anatomi


dan merekomendasikan bantuan operasi.

Untuk mengatasi peningkatan bidan pria, Ny.Sarah Stone menyarankan bidan harus
meningkatkan kemampuan mereka dalam kasus abnormal.

J. Belanda

Hendrick VandroohUize (1622) beliau yang pertama melakukan SC.

Hendrick Van Deventer (1651-1724) menggambarkan beberapa bentuk dari panggul.

Di negara Belanda profesi bidan mendapatkan pengakuan yang jelas dan nyata
dimana 50% persalinan dimasyarakat ditolong oleh bidan. Keunggulan bidan di
Belanda adalah pendekatan terhadap perempuan, hal inilah yang menjadi tanda
tanya dokter mengapa bidan sangat pintar dalam pendekatan terhadap perempuan.
Negara Belanda merupakan salah satu negara yang teguh berpendapat bahwa
pendidikan harus dilakukan dari pendidikan perawat. Akademi pendidikan bidan
pertama kali pada tahun 1861 di Rumah Sakit Universitas Amstedam. Akademi
kedua dibuka pada tahun yang sama bertempat di Rotterdam dan yang ketiga pada
tahun 1913 di Haerland. Pada awalnya pendidikan bidan 2 tahun, kemudian menjadi 3
tahun dan kini 4 tahun (sejak 1994). Pendidikannya adalah Direct Entry dengan
dasar lulusan SLTA 3 tahun. Tugas pokok bidan di Belanda adalah keadaan yang
normal dan merujuk keadaan yang abnormal kedokter ahli kebinanan. Otoritas bidan
sejak tahun 1965, dengan berorientasi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan
suatu persalinan yang alami, sehingga mayoritas perempuan melahirkan di rumah
yang pertolongan persalinannya bidan.

K. Selandia Baru

Pada 20 tahun terakhir tidak ada bidan. Bidan tidak diijinkan untuk bertanggung
jawab dalam perawatan selama kehamilan normal dan kelahiran, tapi telah bekerja
dibawah arahan medis.
15

Pelatihan kebidanan muncul pada tahun 1779. 50 tahun bebas dari akses
menyebabkan hilangnya peran bidan dalam institusi besar.

Sentralisasi jasa telah membawa tertutupnya unit lebih jauh terhadap resiko masa
depan bidan (Donley 1990).

Pendekatan oleh perguruan tinggi bidan di Selandia Baru menghasilkan amandemen


hukum. Hal ini mengijinkan bidan untuk sekali lagi memiliki status yang sama dengan
dokter berdasarkan tanggung jawab perawatan selama kelahiran (Guillang1990).

Tahun 1990 pemerintah Selandia Baru menyetujui perlunya perubahan UU yang


mengatur praktik kebidanan. Pada tahun 1980 terdapat pendidikan politeknik.
Peserta didiknya adalah perawat yang terdaftar dan telah mempunyai latar
belakang akademik yang kuat terhadap pendidikan.

Tahun 1989 pendidikan kebidanan dipisahkan dari pendidikan keperawatan. Tahun


1990 bidan boleh praktik mandiri. Tahun 1992 Aucland Institut of Technology dan
Otago Politechnic 1 membuka program langsung 3 tahun kebidanan.

 
16

BAB III

KESIMPULAN

Dari uraian di atas pula, maka dapat diambil kesimpulan yakni sejarah perkembangan
di masing-masing negara jelas memiliki perbedaan. Baik itu dalam perkembangan
pelayanan, maupun pendidikan kebidanannya.
Dengan demikian, uaraian-uraian di atas dapat dijadikan pembanding dan dapat kita
pilah mengenai hal positif dan negatif dari perbedaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati., dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Purwandari, Atik. 2008. Konsep Kebidanan : Sejarah & Profesionalisme. Jakarta: EGC.

Sari, Rury Narulita. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soepardan, Suryani. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai