Makalah Sejarah 1
Makalah Sejarah 1
Disusun oleh:
PUTRI AYUNI
PRODI : D3 kebidanan
KELAS: 1A
NIM:P032015401027
DOSEN PEMBIMBING:
FAKULTAS KEBIDANAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafa’atnya di akhirat.
Tidak lupa, Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah dengan judul
PUTRI AYUNI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….…………………………………….….…....ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………………..…..….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………..………………………………..........................1
1.2 RUMUSAN MASALAH …………………………………………….………………………………………………….….…1
1.3 TUJUAN ……………………………………………………………………………….………………….….....................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Pelayanan Dan Pendidikan Bidan Didalam negeri..……………2
2.2 Sejarah Perkembangan Pelayanan Dan Pendidikan Bidan Diluar Negeri…………………4
1.MASA SEBELUM MESIR……………………………………………………….…….……… ………………………………….4
A. MESIR ……………………………………………………………………………………………………………………………5
B. YAHUDI …………………………………………………………………………………………………………………………5
C. YUNANI …………………………………………………………………………………………………………………………5
D. ROMA ………………………………………………………………………………………………………………………… ..5
2. MASA PERTENGAHAN (1000 – 1500M) ……………………………………………………………………………. 6
A. ROMA ……………………………………………………………………………………………………………………………6
B. SALERNO ……………………………………………………………………………………………………………………….6
C. KERAJAAN BYZANTIUM ………………………………………………………………………………………………….6
D. ARABIA ………………………………………………………………………………………………………………………… 7
3. MASA KEBANGKITAN ……………………………………………………………………………………………………..…7
A. PRANCIS ……………………………………………………………………………………………………………………….7
B. JERMAN ………………………………………………………………………………………………………………………..7
C. SWITZERLAND ………………………………………………………………………………………………………………8
D. BELANDA ……………………………………………………………………………………………………………………8
4. AWAL ABAD XX SAMPAI DENGAN SEKARANG ………………………………………………………………..…8
A. MALAYSIA …………………………………………………………………………………………………………………...8
B. JEPANG ……………………………………………………………………………………………………………………….9
C. AUSTRALIA …………………………………………………………………………………………………………………10
D. SPANYOL ……………………………………………………………………………………………………………………10
E. ONTARIO ZEALAND ……………………………………………………………………………………………………..11
F. DENMARK …………………………………………………………………………………………………………………..11
G. NEW ZEALAND …………………………………………………………………………………………………………….12
H. AMERIKA …………………………………………………………………………………………………………………….13
I. INGGRIS ……………………………………………………………………………………………………………………….14
J. BELANDA ……………………………………………………………………………………………………………………15
K. SELANDIA BARU …………………………………………………………………………………………………………. 15
BAB III PENUTUP
3.1 KESEIMPULAN………………………..…………………………………………………………………....……………….17
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..……………………………..……………………… 17
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II PEMBAHASAN
Adapun pelayanan kebidanan hanya diperuntukan bagi orang Belanda yang ada di
Inonesia. Tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter Jawa di Batavia tepatnya di Rumah
Sakit Militer Belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto. Seiring dengan dibukanya
pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851,dibuka pendidikan bidan bagi wanita
pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer Belanda W.Bosch. Mulai saat itu
pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bayi.
2
Pada tahun 1952 ,mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat
meningkatkan Kualitas pertolongan persalinan, pelatihan untuk dukun masih
berlangsung sampai sekarang yang diberikan oleh bidan. Kursus Tambahan Bidan
(KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta dilakukan pula di kota-kota besar di nusantara.
Seiring pelatihan tersebut, didirikan pula Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dengan
bidan sebagai penangung jawab. Pelayanan yang diberikan mencakup antenatan,
postnatal, pemeriksaan bayi dan anak.Pada tahun 1957 bermula dari BKIA, kemudian
terbentuklah suatu pelayanan terintegrasi bagi masyarakat yang dinamakan Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Pelayanan yang diberikan yaitu kesehatan ibu
dan anak, serta keluarga berencana. Pelayanan kebidanan di Posyandu mencakup
pemeriksaan kehamilan, pelayanan keluarga berencana, imunisasi gizi, dann
kesehatan lingkungan. Sejak tahun 1990, pelayanan kebidanan diberikan secara
merata sesuai kebutuhan masyarakat.
Kebijakan ini merupakan Instruksi Presiden disampaikan pada Sidang Kabinet Tahun
1992. Kebijakan ini mengenai perlunya mendidik bidan untuk ditempatkan di desa
dengan tugas pokok sebagai pelaksana kesehatan KIA, khususnya ibu hamil, bersalin
dan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir termasuk pembinaan dukun bayi.
Titik tolak Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994 menekankn pada
kesehatan reproduksi, memperluasa area garapan pelayanan kebidanan.
.2. Permenkes No. 363/IX/1980 diubah menjadi Permenkes No. 326 /1989 bahwa
wewenang bidan dibagi menjadi wewenang umum dan khusus. Dalam wewenang
khusus ditetapkan bahwa bidan melaksanakan tindakan dibawah pengawasan dokter.
a. Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anakb. Pelayanan keluarga
berencanac. Pelayanan kesehatan masyarakat4. Permenkes No.
900/Menkes/SK/XII/2002 mengatur tentang registrasi dan praktik bidan. Bidan dalam
praktiknya diberi kewenangan untuk memberikan pelayanan yang meliputi :a.
Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan pranikan, antenatal, intranatal,,
postnatal, bayi baru lahir, dan balita.
b. Pelayanan keluarga berencana yang meliputi pemberian obat dan alat kontrasepsi
melalui oral, suntikan, pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) dan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR) tanpa penyulit.Dalam melaksanakan
tugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi, dan rujukan sesuai dengan kondisi
pasien, kewenangan, serta kemampuannya. Wewenang bidan dalam pelayanan
kebidanan di bidang keluarga berencana mencakup penyedian alat kontrasepsi :oral
(pil KB), suntik, kondom, tisu vaginal, alat kontrasepsi dalam rahi,, alat kontrasepsi
bawah kulit , baik pemasangan maupun pencabutan.
Menurut Mufdililad (2012: 59- 74) masa sebelum masehi merupakan awal
keberadaan manusia, fakta adanya pembantu kelahiran baik dari keluarga maupun di
luar keluarga yang mempunyai pengalaman dalam kelahiran. Tidak menetapkan
bayaran tetapi mendapatkan hadiah.
4
A.Mesir
Mempunyai UU dalam mengontrol praktek dan harus memanggil asisten dari tabib
konsultan bila ada masalah selama persalinan.
B.Yahudi
Pertolongan persalinan di bangsa Yahudi banyak mencontoh pada bangsa Mesir, hal
ini dibuktikan pada pengobatan dan pendidikan kebidanan yang didapatkan dari
bangsa Mesir. Hyigiene merupakan hal yang paling utama dalam menolong persalinan,
temasuk didalamnya merangsang persalinan dengan bantuan mantra-mantra.
Perawatan neonatus bangsa Yahudi meliputi memotong tali pusat, memandikan bayi,
menggosok badan bayi dengan garam dan membungkusnya dengan bedongan. Bidan-
bidan di Yahudi telah mendapatkan bayaran atas jasanya.
C.Yunani
Pada saat ini sudah ada bidan untuk menolong persalinan, tapi bidan harus telah
mempunyai anak sendiri dan dibayar atas pelayanan dan ada UU keras yang
mengontrol praktek bidan. Hipocrates (460-377 SM) sebagai bapak ilmu
kedokteran pertama kali menemukan kasus kematian akibat puerperal. Aristoteles
mengajarkan pengaruh praktek kebidanan.
D.Roma
Memiliki status lebih rendah dimana mereka melalui perawatan banyak secara
tradisional.
A.Roma
Ia merupakan spesialis obgyin pertama kali dia menulis buku kabidanan untuk
pertama kalinya dan dia juga yang menggambarkan kualitas atau syarat seorang
bidan yang profesional. Beliau yang pertama kali yang menguraikan tentang Versi
Podalic.
B. Salerno
C. Kerajaan Byzantium
Daerah di Eropa bagian timur dengan ibu kota Constantinopel, disini pertama kali
diketahui adanya rumah sakit kebidanan yang berdiri selama abad ke-12. Paulus of
Aegina, adalah penulis ternama waktu itu mengatakan telah ada bidan perempuan
pertama kali.
6
D. Arabia
Dua dokter arab, Rhazez (860-932 M) dan Avincenna (80-1037 M) menulis tentang
prosedur kebidanan termasuk didalamnya alat-alat yang digunakan untuk persalinan.
Pada abad ke-12 sedikit kemajuan telah dibuat dalam hal kebidanan sampai abad ke-
16. pengetahuan tentang Anatomi Fisiologi telah maju dengan pesat melalui jasa
beberapa orang seperti Leonard de Vinci, Gabriello Fallopio of Italy dan Andreas
Vesallius of Belgium.
A.Perancis
Ambroisepare (1510-1590 M) terkenal sebagai seorang ahli bedah, tetapi dia juga
memiliki konstribusi dalam obstretri dan ginokologi yaitu vacum ekstraksi. Beliau
juga mendirikan sekolah kebidanan pertama di Perancis.
Lousye Bourgois (1563-1636 M) bidan yang pertama kali menerbitkan buku tentang
kebidanan.
Marie Lauyse Duge (abad XVII) bidan yang pertama kali melakukan penelitian
tentang kelahiran bayi, melalui laporan pencatatan dan statistik 40.000 wanita yang
ditolong persalinannya.
B.Jerman
Justine Siegemundin (1645) tokoh kebidanan pertama kali di Jerman. Tahun 1690
dia menerbitkan buku tentang kebidanan.
7
C. Switzerland
Jacob Nuver, melakukan operasi SC Pada isterinya, dia menunggu kelahiran anaknya
yang lebih lanjut dan hidup sampai 77 tahun.
D. Belanda
Hendrick Van Roonhuyze (1622 – ?). yang mempromosikan seksio secarea dan
Hendrick Van Deventer (1651-1724) yang menggambarkan banyak kelainan punggul
keduanya memberikan kontribusi yang sangat penting pada pelayanan kebidanan dan
telah mempublikasikannya di Belanda. Mereka juga mendirikan organisasi profesi.
Tahun 1824, James Blindell dari Inggris menjadi orang pertama yang berhasil
menangani pendarahan pospartum dengan menggunakan tranfusi darah.
Jean Lubumean dari Perancis (orang kepercayaan Rene Leanec, penemu stetoskop
pada tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop
pada tahun 1920.
John Charles Weaven dari Inggris (1811-1859), pada tahun 1843 adalah orang
pertama yang melakukan tes urin pada perempuan hamil untuk pemeriksaan dan
menghubungkan kehadirannya dengan eklampsia.
Adolf Pinard dari Perancis (1844-1934) pada tahun 1878, mengumumkan kerjanya
pada palasi abdominal.
8
Carl Crede dari Jerman (1819-1892) menggambarkan metode stimulasi urin yang
lembut dan lentur untuk mengeluarkan plasenta.
Juduig Bandl, dokter obstetri dari Jerman (1842-1992) pada tahun 1875,
menggambarkan lingkaran retraksi yang pasti muncul pada pertemuan segmen atas
rahim dan segmen bawah rahim dalam persalinan macet atau sulit.
A.Malaysia
Saat ini profesi bidan sudah diakui dengan baik dimasyarakat dan dipemerintah.
Bidan tidak lagi menjadi orang pertama yang disalahkan dan diberi tekanan jika
terdapat suatu masalah dan bidan di Malaysia sedang menggalangkan program
persalinan di rumah. Mereka merujuk pada negara Eropa dan USA, alasan mereka
menunjuk negara maju tersebut karena persalinan di rumah dianggap memberikan
rasa aman dan nyaman dibandingkan persalinan di rumah sakit.
B. Jepang
Sekolah bidan di jepang dimulai pada tahun 1912,pendidikan bidan disini dengan
Basic (dasar) sekolah perawat selama 3 tahun ditambah 6 bulan sampai 1 tahun
pendidikan bidan.
9
C. Australia
Australia sudah pada titik perubahan terbesar pada pendidikan kebidanan, sistem
ini menunjukkan bahwa seorang bidan adalah seorang perawat yang terintegrasi
dengan kualifikasi kebidanan. Konsekuensinya banyak bidan-bidan yang telah
mengikuti pelatihan di Amerika dan Eropa tidak dapat mendasar tanpa pelatihan
perawatan. Siswa-siswi yang telah mengikuti kebidanan pertama kali harus
terdaftar sebagai perawatan. Kebidanan swasta di Australia berada pada titik awal
kritis pada tahun 1990 berjuang untuk bertahan pada waktu perubahan besar.
Profesi keperawatan di Australia menolak hak bidan sebagai identitas profesi yang
terpisah.
D. Spanyol
Spanyol merupakan salah satu negara di benua Eropa yang telah lama mengenal
profesi bidan. Pendidikan bidan Ibukota Madrid dimulai tahun 1789. Bidan disiapkan
untuk bekerja secara mandiri di masyarakat, terutama dikalangan petani dan buruh
menengah kebawah. Pada tahun 1932 pendidikan bidan disini secara resmi menjadi
School of Midwives. Antara tahun 1897 sampai 1988 pendidikan bidan untuk
sementara di tutup karena diadakan penyesuaian kurikulum bidan menurut
ketentuan negara masyarakat mereka.
10
E. Ontario Canada
Mulai tahun 1998 wanita dan keluarga tidak puas dengan sistem perawatan.
Maternity di Ontaro memiliki latar pendidikan yang berbeda-beda yang terbanyak
adalah berasal dari pendidikan di Britain, beberapa pendidikan kebidanan formal di
UK Belanda, jerman dan beberapa memiliki latar belakang perawat. Di Ontario
secara resmi pendidikan 3 tahun dan mereka yang telah memiliki ijazah bidan diberi
kesempatan untuk registrasi dan izin praktik.
F. Denmark
Denmark merupakan negara Eropa lainnya yang berpendapat bahwa profesi bidan
tersendiri. Pendidikan bidan disini dimulai pada tahun 1787 dan pada tahun yang
sama merayakn berdirinya 200 tahun sekolah bidan. Kini ada 2 pendidikan bidan di
Denmark.
Setiap tahunnya menerima siswa dengan lama pendidikan bidan di Denmark. Setiap
tahunnya menerima siswa dengan lama pendidikan 3 tahun direct entry. Mereka
yang menjadi perawat maka pendidikan didasarkan atas perawat maka pendidikannya
di tempuh 2 tahun. Hal ini menimbulkan kontraversi di kalangan bidan sendiri.
Pendidikan post graduate bagi bidan selama 9 bulan dalam bidang pendidikan dan
pengelolaan. Tahun 1973 disusun rangkaian pedoman bagi bidan yang
mengelompokkan klien dalam beberapa resiko yang terjadi. Hal ini menimbulkan
masalah, karena tidak jelas batasan resiko rendah dan tinggi.
Pada tahun 1980 diadakan perubahan pedoman baru yang isinya sama sekali tidak
menyinggung masalah resiko. Yang tercantum dalam kata pengantar masa kehamilan
adalah sebagai berikut “The perinatal period is abnormal period of family life. The
woman, her family and close friend shouid be central. The midwife, doctor and any
other staff are only to support the woman and her family”penekanan pelayanannya
adalah pada kesehatan dan non invasi care.
11
G. New zealand
Selama 50 tahun sejarah kebidanan hanya terpaku pada medikalisasi kelahiran bayi
yang progresif .
Pada tahun 1970 selandia baru telah menerapkan medikalisasi kehamilab , ini di
dasarkan pada pendekatan mahasiswa pasca sarjana kebidanan dan universitas
auckland untuk terjun kerumah sakit pemerintah khusus wanita . perkumpulan home
birth di auckland dibentuk tahun 1978 , ini adalah salah satu gerakan politis untuk
melindungi home birth . dimulai dengan keanggotaan 150 orang dan menjadi
organisasi nasional dalam 2 tahun yaitu NZNA ( New Zaeland Association ) .
Perkumpulan ini didukung oleh para langganan , donatur dan tenaga kerja sukarela
atau fulutatif yang bertanggung jawab atas banyaknya perubahan positif dalam
sistem rumah sakit . Pada tahun 1980 NZNA membuat garis besar mempunyai
statement kebijakan atas pembatasan rumah , hal ini telah disampaikan oleh
penasehat panitia material java kepada jawatan kesehatan . panitia maternal jasa
adalah suatu panitia dimana dokter kandungan menyatakan peraturan mengenai
survei maternal terutama dalam hal merawat rumah .
H. Amerika ( USA )
Zaman dahulu kala di Amerika Serikat persalinan ditolong oleh dukun beranak yang
tak berpendidikan , biasanya bila seseorang wanita suka melahirkan ahli obat
menganjurkan supaya wanita itu di usir serta ditakuti agar rasa sakit bertambah
dan kelahiran menjadi mudah karena kesakitan dan kesedihan .
Mary Breckinridge telah melihat bidan bekerja di Eropa , dilatih di Inggris sebelum
kembali di Kentucky membentuk FNS (frointher Nursing Service ) . Meskipun
melayani populasi yang tidak baik , jasa bidan menunjukkan hasil maternal dan bayi
yang lebih baik ( Haire 1990 ) .
Menurut catatan Thomas yang pertama kali berpraktik kebinanan di Amerika adalah
Samuel Fuller dengan isterinya kemudian menjual kepada orang lain yang menaruh
minat terhadap kebidanan yaitu Anne Hucthinson.
Certified Midwifery
Lay Midwives
Tapi bukan berarti ini pendidikan bidan yang paling rendah levelnya.
I.Inggris
Abad XIV dilembaga pensiun Inggris bidan dibayar oleh kerajaan atas jasa yang
diberikan. Bidan tersebut mendapat penghormatan yang tinggi.
Abad XVII, muncul bidan pria atau praktisi medis yang mempunyai spesialis dalam
kelahiran anak. Kemunculan pembantu kelahiran pria, menimbulkan pengingkatan
penerimaan masyarakat pada mereka dalam suatu area yang sebelumnya
dipertimbangkan sebagai tanggung jawab wanita. Hal ini secara tidak langsung
menyebabkan kebebasan bidan telah rusak, sementara pendidikan dan kemanpuan
membaca para bidan rendah.
Peningkatan beberapa bidan antara lain adalah : Ny.Sarah Stone, 1737, menerbitkan
“Praktik Lengkap Kebinanan”.
14
Untuk mengatasi peningkatan bidan pria, Ny.Sarah Stone menyarankan bidan harus
meningkatkan kemampuan mereka dalam kasus abnormal.
J. Belanda
Di negara Belanda profesi bidan mendapatkan pengakuan yang jelas dan nyata
dimana 50% persalinan dimasyarakat ditolong oleh bidan. Keunggulan bidan di
Belanda adalah pendekatan terhadap perempuan, hal inilah yang menjadi tanda
tanya dokter mengapa bidan sangat pintar dalam pendekatan terhadap perempuan.
Negara Belanda merupakan salah satu negara yang teguh berpendapat bahwa
pendidikan harus dilakukan dari pendidikan perawat. Akademi pendidikan bidan
pertama kali pada tahun 1861 di Rumah Sakit Universitas Amstedam. Akademi
kedua dibuka pada tahun yang sama bertempat di Rotterdam dan yang ketiga pada
tahun 1913 di Haerland. Pada awalnya pendidikan bidan 2 tahun, kemudian menjadi 3
tahun dan kini 4 tahun (sejak 1994). Pendidikannya adalah Direct Entry dengan
dasar lulusan SLTA 3 tahun. Tugas pokok bidan di Belanda adalah keadaan yang
normal dan merujuk keadaan yang abnormal kedokter ahli kebinanan. Otoritas bidan
sejak tahun 1965, dengan berorientasi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan
suatu persalinan yang alami, sehingga mayoritas perempuan melahirkan di rumah
yang pertolongan persalinannya bidan.
K. Selandia Baru
Pada 20 tahun terakhir tidak ada bidan. Bidan tidak diijinkan untuk bertanggung
jawab dalam perawatan selama kehamilan normal dan kelahiran, tapi telah bekerja
dibawah arahan medis.
15
Pelatihan kebidanan muncul pada tahun 1779. 50 tahun bebas dari akses
menyebabkan hilangnya peran bidan dalam institusi besar.
Sentralisasi jasa telah membawa tertutupnya unit lebih jauh terhadap resiko masa
depan bidan (Donley 1990).
16
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian di atas pula, maka dapat diambil kesimpulan yakni sejarah perkembangan
di masing-masing negara jelas memiliki perbedaan. Baik itu dalam perkembangan
pelayanan, maupun pendidikan kebidanannya.
Dengan demikian, uaraian-uraian di atas dapat dijadikan pembanding dan dapat kita
pilah mengenai hal positif dan negatif dari perbedaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Purwandari, Atik. 2008. Konsep Kebidanan : Sejarah & Profesionalisme. Jakarta: EGC.
17