Anda di halaman 1dari 5

Nama : Siti Aisyatur Ridha

Kelas : X IIS 2

Pentingnya Literasi

Di suatu desa yang terpencil dan jauh tertinggal teknologi, datanglah seorang
guru dan tenaga kerja yang lainnya yang berasal dari kota. Guru tersebut
bernama Annida Maharani yang memiliki niat baik untuk memajukan desa
tersebut dengan pendidikan.

Desa itu sangat indah dan memiliki budaya serta istiadat yang wajib dipatuhi
setiap warga setempat dan tidak boleh ditinggalkan, desa tersebut lebih
memilih untuk menutup dari dunia luar.

Sesampainya di desa tersebut mereka disambut baik dengan kepala desa,


namun banyak warga tidak menyukainya karena mereka berniat untuk
mendirikan sebuah sekolah untuk umum (anak-anak, perempuan, dan lansia).
Warga yang tidak menyukainya berpendapat bahwa perempuan hanya untuk
bekerja di dapur dan melayani keluarganya.

Walaupun banyak warga yang menentangnya, tetapi mereka tetap membangun


sekolah dengan di bantu oleh kepala desa serta beberapa warga yang antusias
dengan sekolah baru mereka. “Semangat semuanya..!” kata Nida, “Pasti dong
demi masa depan penerus bangsa” balas Kevin.

Ketika sekolah itu selesai di bangun, hanya ada sedikit perempuan saja yang
hadir dan itu membuat Nida sedih karena menurutnya semua orang harus
mendapatkan pendidikan yang layak.
Hari pertama sekolah itu pun dimulai, Nida sangat antusias untuk
memperkenalkan dirinya kepada para siswa dan mereka pun sangat
menyukainya. Pelajaran pertama yaitu membaca dan menulis.

Salah satu siswa yang bernama Maria bertanya “Bu mengapa kita harus bisa
membaca?”, mendengar hal tersebut Nida menjawab “Karena kita dapat
mengetahui suatu ilmu, menambah wawasan, dan memperbanyak literasi agar
pintar”.

Di hari minggu Nida dan temannya bernama Siti berjalan jalan melihat desa
tersebut, di samping jalan mereka melihat seorang wanita menangis dan
mereka langsung menghampirinya.

Siti bertanya “Ada apa bu, kenapa ibu menangis” Lalu ibu itu menjawab “Saya
baru saja mendapat surat tetapi saya tidak tahu apa artinya dan kemarin saya
mendapatkan kabar kalau ayah saya sakit berat, mungkin surat ini
berisi kabar ayah saya meninggal”.

Nida pun mengambil surat tersebut dan membacanya lalu ia tersenyum. “Bu
seharusnya ibu senang karena keponakan ibu lahir dengan selamat dan sehat
serta ayah ibu sembuh dan kembali sehat”.

Mendengar hal tersebut ibu itu langsung tertawa dan berterima kasih kepada
mereka. “Bu ayo ikut belajar di sekolah agar bisa membaca dan menulis” ujar
siti, “jadi agar kejadian serupa ini tidak terulang dan ibu bisa membalas surat
dari keluarga ibu” lanjut Nida.

Ibu itu pun berkata “baiklah saya akan ikut ke sekolah dan mengajak warga
lainnya”, Nida yang mendengarnya sangat senang dan menjadi semangat
untuk mengajar warga desa.
Di perjalan menuju pasar mereka mendengar suara bapak-bapak yang sedang
asik berkumpul di warung kopi sambil membaca berita di surat kabar, waduh
macam mana pula ini katanya desa kita dapat sumbangan dari pemerintah tapi
kok gak ada”, dengan nada yang tinggi.

Siti yang mendengarkannya langsung bertanya kepada bapaknya, “Ada apa


gerangan pak?”, bapak itu menjawab, “Ini katanya bahwa desa kami akan
mendapatkan sumbagan tapi sampai sekarang banyak dari kami yang belum
dapat”. “Nah, betul itu!”, ujar warga yang lain.

Nida pun membaca surat kabar tersebut dan mengatakan “Maaf ya pak tetapi
hanya orang kurang mampu di desa ini saja yang mendapatkan sumbangan
tersebut”, mereka pun kaget dan membaca ulang surat kabar tersebut.

“Itu terletak di paragraf keempat kalimat ketiga” ujar Nida, “Oalah” kata salah
satu dari mereka. Siti pun tertawa dan berkata “Makanya pak jangan membaca
setengah-setengah, literasinya harus ditingkatkan ya pak”.

Salah satu bapak tersebut bertanya, “Emang literasi itu apa?”, Nida pun
menjawab “Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat
kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara,
menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.”

Siti pun menjawab “Singkatnya literasi yaitu kemampuan untuk memahami


sesuatu bisa dimulai dengan membaca dengan benar”, “Oh seperti itu”, jawab
warga desa tersebut.

Hari sudah sore Nida dan Siti pun balik menuju tempat tinggal mereka, di dalam
kamarnya Nida berpikir bagaimana jika ia meminta kepala desa untuk
mengumpulkan seluruh penduduk desa dan berpidato tentang literasi dan
manfaat literasi bagi warga desa tersebut.

Ketika malam hari Nida pergi keluar kamar untuk mencari udara segar ia
melamun memikirkan peristiwa yang ia lalui hari ini. Ketika ia melamin tiba-tiba
terdengar suara, “Halo Nida apa kabar?” ucap Kevin yang membuat Nida kaget.

“Huaa astagfirullah halazim!”, ucap Nida serentak dan membuat Kevin tertawa
terbahak bahak. Nida pun merasa malu, Kevin pun menanyakan “Apa yang
kamu lakukan disini?”, Nida Pun menceritakan semua yang terjadi.

“Oh seperti itu, jika kamu mau aku bisa mengatakannya ke kepala desa” kata
Kevin, Nida pun tersenyum dan berterima kasih kepada Kevin. “Nida mengapa
kamu sangat peduli dengan warga desa?”, Kevin bertanya.

“Ya.. memang dari kecil aku ingin membantu sesama terutama di bidang
pendidikan karna bagiku semua orang layak mendapatkan pendidikan yang
baik”, balas Nida. Kevin tersenyum lalu mereka berpisah untuk tidur.

Keesokan siangnya Nida di panggil kepala desa untuk berbincang-bincang, dan


akhirnya mereka memutuskan untuk mengumpulkan para penduduk desa di
balai desa besok setelah dzuhur jam 1 siang.

Keesokan harinya Nida sangat gugup ketika ia ingin berpidato tetapi Siti dan
Kevin menghiburnya dan memberikannya semangat sehingga Nida tidak gugup
lagi, setelah tiba waktunya Nida memberikan informasi tentang literasi.

Nida tampil dengan semangat, ia memulai pidatonya yang isinya antara lain
“Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan
dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung,
dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari
kemampuan berbahasa. Literasi memiliki 6 macam yaitu Literasi Baca dan
Tulis, Literasi Numerasi Literasi Sains, Literasi Digital, Literasi Budaya, Literasi
Finansial.”

Semua warga menatap Nida dan salah satunya bertanya “Apa manfaat
literasi?”, Nida menjawab “1. Menambah perbendaharaan kata “kosakata”
seseorang., 2. Mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk
kegiatan membaca dan menulis., 3. Mendapat berbagai wawasan dan informasi
baru., 4. Kemampuan interpersonal seseorang akan semakin baik., 5.
Kemampuan memahami makna suatu informasi akan semakin meningkat.
Dengan literasi kita menjadi cerdas, berwawasan luas dan membantu
memajukan desa.”

Nida juga menceritakan pengalamanya yang terjadi minggu kemarin kepada


warga desa, mereka tertarik mendengarkan pidato Nida dan warga yang
awalnya tidak ingin pergi ke sekolah menjadi ingin pergi ke sekolah.

Setelah Nida berpidato ia merasa lega dan bangga atas pidatonya dan
berterima kasih kepada seluruh warga desa karena telah mendengarkan
pidatonya. Banyak warga yang bertepuk tangan serta berterima kasih
kepadanya.

Semenjak saat itu banyak warga yang pergi bersekolah, kepala desa pun
sangat berterima kasih kepada Nida, bahkan warga desa berencana
membagung perpustakaan desa untuk literasi yang lebih baik serta
mengadakan kegiatan literasi di hari kamis.

Anda mungkin juga menyukai