“PENDAPATAN NASIONAL”
“Disusun guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Ekonomi Makro Islam”
Dosen pengampu : M. Daud Rhosyidy, S.E.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................................ii
BAB I
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
..............................................................................................................................
BAB II
A. Pengertian Pendapatan Nasional.....................................................................3
B. konsep Pendapatan Nasioanal.........................................................................6
C. Perhitungan Pendapatan Nasional..................................................................8
D. Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional..................................................11
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional...........................11
F. Sumber-Sumber Pedapatan Nasonal...............................................................12
BAB III
A. Kesimpulan...............................................................................................................15
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Daftar Pustaka ....................................................................................................................16
ii
iii
BAB I
Pendahuluan
A. latar Belakang
Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya dapat dilihat dari
angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi (economic growth)
dapat diukur dari kenaikan besarnya pendapatan nasional (produksi nasional) pada periode
tertentu. Oleh karena itu, nilai dari pendapatan nasional (national income) ini merupakan
gambaran dari aktivitas ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat
pendapatan nasional dapat mencerminkan besarnya barang dan jasa yang dapat diproduksi.
Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat menunjukkan tingginya tingkat kemakmuran
masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang sedang berkembang maupun negara-
negara maju, semua mengiginkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pendapatan Nasional (national income) merupakan tolak ukur yang paling baik untuk
menunjukkan keberhasilan dan kegagalan perekonomian suatu negara, dari tingkat
kesempatan kerja, tingkat harga barang, dan posisi neraca pembayaran luar negeri, serta
pendapatan per kapitanya. Jika faktor-faktor yang memengaruhi tersebut menunjukkan posisi
yang sangat menguntungkan atau positif, maka tingkat keberhasilan atau tingkat kemajuan
ekonomi suatu negara akan mudah tercapai, dan begitu pula sebaliknya. Dalam perhitungan
ekonomi Islam terdapat prinsip yang harus dipegang teguh dalam perhitungan pendapatan
nasional agar tujuan negara dapat terlaksanakan dengan baik dan masyarakat mendapatkan
kesejahteraan dan kebahagiaan dalam bernegara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan nasional?
2. Bagaimana konsep pendapatan nasional?
3. Bagaimana perhitungan pendapatan nasional?
4. Apa manfaat perhitungan pendapatan nasional?
5. Apa saja faktor yang mendukung pendapatan nasional ?
6. Apa saja sumber pendapatan nasional ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud denga pendapatan nasional.
2. Untuk mengetahui konsep dari pendapatan nasional.
1
3. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan pendapatan nasional.
4. Untuk mengetahui manfaat perhitungan pendapatan nasional.
5. Untuk mengetahui faktor yang mnedukung pendapatan nasional.
6. Untuk mengetahui sumber pendapatan nasional.
2
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Pendapatan Nasioanl
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu
periode,biasanya selama satu tahun. Perhitungan tersebut berdasarkan anggapan bahwa
pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup selama setahun. Konsep pendapatan
nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir
pendapatan nasional negaranya.pada tahun 1665. Namun pendapat tersebut tidak disepakati oleh
para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, alat utama sebagai
pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (gross National Product, GNP)
yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh suatu negara yang diukur
menurut harga pasar. Oleh karena itu pengertian pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai
total barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu
tahun) yang dinyatakan dalam satuan uang.
Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu
negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional ini adalah
untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang
diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian,
serta tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2008, p55). Selain itu, data pendapatan
nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang perekonomian
negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh pelaku bisnis
untuk merencanakan kegiatan ekonominya di masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan
ekonomi untuk mewujudkan pembangunan negara di masa mendatang (Sukirno, 2008, p57).
Nilai seluruh produksi yang tercipta dalam sesuatu negara dalam satu tahun tertentu dinamakan
pendapatan nasional. Oleh karena itu pendapatan nasional biasanya didefinisikan sebagai: nilai
seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksi oleh negara dalam satu tahun tertentu.
Dalam penghitungan pendapatan nasional terdapat tiga istilah yakni: Produk Nasional Bruto,
Produk Domestik Bruto, dan Pendapatan Nasional.
Dalam definisi yang baru dinyatakan bahwa pendapatan nasional adalah nilai barang-
barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan dalam suatu perekonomian. Ini berarti walaupun
3
barang-barang yang diciptakan oleh berbagai kegiatan ekonomi adalah berbentuk benda,
pendapatan nasional tidak dinyatakan secara demikian. Pendapatan nasional dihitung dengan
menetukan nilai uang dari berbagai jenis barang dan jasa yang diproduksikan oleh sesuatu
perekonomian1.
Tujuan dari menghitung pendapatan nasional adalah untuk mengatasi kesukaran yang
dtimbulkan oleh perbedaan dalam satuan-satuan perhitungan dari barang-barang dan jasa-jasa
yang terdapat dalam perekonomian.
Cara yang paling sederhana untuk mentukan pendapatan nasional riel adalah dengan
mendeflasikan nilai pendapatan nasional menurut harga yang berlaku dengan menggunakan
indeks harga, seperti misalnya dengan menggunakan indeks harga konsumen. Menghitung
pendapatan nasional riel merupakan langkah yang selalu dijalankan di dalam kegiatan
menghitung pendapatan nasional di berbagai negara. Cara menghitungnya yaitu pertambahan
pendapatan nasional riel yang wujud dalam satu tahun tertentu dapat dihitung dengan rumus:
g = GNPr1 – GNPro1 x 100%
GNPr0
Keterangan: GNPr1 adalah pendapatan nasional riel pada tahun yang tingkat pendapatan
ekonominya akan ditentukan, GNPr0 adalah pendapatan nasional riel pada tahun sebelunya, dan
g adalah perkembangan ekonomi yang dicapai dinyatakan dalam presentasi dari GNPr0.
Pengeluaran Ke Atas Pendapatan Nasional
Di negara-negara yang perekonomiannya sudah sangat maju, penghitungan pendapatan
nasional dengan cara pengeluaran adalah cara yang paling penting. Hal ini sangat berguna
mengenai tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai, yaitu sampai dimana buruknya masalah
ekonomi yang harus mereka hadapi, atau sampai dimana baiknya tingkat kegiatan ekonomi dan
tingkat kemakmuran yang sedang berlangsung. Dengan cara pengeluaran, pendapatan nasional
dihitung dengan menjumlahkan nilai pengeluaran dari berbagai golongan masyarakat keatas
barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi
yang dihadapi, atau untuk mempertahankan tingkat kemakmuran yang sedang dicapai.
Peranan Berbagai Sektor dalam Menciptakan Pendapatan Nasional
1
Suherman Rosyidi. Pengantar Teori Ekonomi (pendekatan kepada teori ekonomi mikro dan makro). Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada, 2014. hlm 102].
4
Cara kedua untuk menghitung pendapatan nasional adalah dengan menghitung dan
selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai produksi yang diciptakan dalam tiap-tiap sektor ekonomi.
Cara perhitungan pendapatan nasional ini dinamakan cara produksi. Nilai pendapatan nasional
diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai-nilai tambahan yang diciptakan oleh tiap-tiap sektor
yang ada dalam perekonomian. Seluruh nilai tambahan yang diciptakan dalam sesuatu sektor
merupakan nilai produksi dari sektor tersebut yang disumbangkan kepada pendapatan nasional.
Dalam penggolongan yang sangat sederhana sektor-sektor dalam perekonomian selalu
dibedakan dalam tiga golongan: sektor pertanian, sektor industri, dan sektor jasa-jasa. Dalam
analisa ekonomi pada umumnya penggolongan seperti itu sudah cukup memadai. Tetapi untuk
memberikan keterangan-keterangan yag berguna mengenai kegiatan sesuatu perekonomian,
didalam perhitungan pendapatan nasional pembagian yang demikian masih kurang terperinci,
oleh sebab itu setiap sektor harus diperinci lagi menjadi beberapa sektor sehingga akhirnya
perekonomian itu terbagi dalam sektor-sektor seperti sektor pertanian meliputi kegiatan
mengambil hasil hutan dan menangkap ikan. Yang meliputi sektor industri adalah kegiatan
pertambangan, kegiatan industri pengolahan, kegiatan membuat bangunan, dan kegiatan
menyediakan listrik, air dan gas.
Cara menggolongkan pendapatan faktor-faktor produksi, sebagai berikut:
1. Pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah.
2. Pendapatan dari usaha perseorangan.
3. Pendapatan dari sewa.
4. Bunga neto.
5. Keuntungan Perusahaan.
Pendapatan Pribadi dan Pendapatan Disposebel
Pendapatan Pribadi
Pendapatan pribadi adalah bagian pendaoatan nasional yang merupakan hak hak individu
dalam perekonomian, sebagai balas jasa keikut sertaan mereka dalam proses produksi. Untuk
memperoleh angka PP dari PN maka laba perusahaan yang tidak dibagikan (retained
earnings)harus dikutangkan sebab laba tidak dibagikan merupakan hak perusahaan. Selain LTB,
pembayaran - pembayaran asuransi sosial (PAS) juga harus dikurangkan. Kedua pengurangan ini
belum memberikan informasi yang sebenarnya tentang pendapatan pribadi. Sebab pendapatan
pribadi bukan hanya diterima atas balas jasa dari kesediaan bekerja ataupun pendapatan non-
5
upah yang diperoleh dari sektor perusahaan, tetapi juga pendapatan bunga yang diterima dari
pemerintah dan konsumen.2
Pendapatan Disposebel
Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para penerima
pendapatan, nilai yag tersisa dinamakan pendapatan disposebel. Dengan demikian pada
hakekatnya pendapatan disposebel adalah pendapatan yang boleh digunakan oleh para
penerimanya, yaitu semua rumahtangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli barang-
barang dan jasa-jasa yang mereka inginkan. Tetapi sebagian daripadanya ditabung dan sebagian
lainnya digunakan untuk membayar bunga untuk pinjaman yang digunakan untuk membeli
barang-barang secara mencicil.
B. Konsep Pendapatan Nasional
Dalam menghitung pendapatan nasional, dibutuhkan kategori-kategori atau konsep dalam
pendapatan nasional itu sendiri. Pada dasarnya, pendapatan nasional dibagi menjadi 6 kategori,
diantaranya3 :
a. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk Domestik bruto ( Gross Domestic product ) merupakan jumlah produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi didalam batas wilayah
suatu Negara atau domestic selama setahun.
GDP = pendapatan masyarakat DN ( dalam negeri ) + pendapatan asing DN
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga barang atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan maupun instansi asing yang terkait, asalkan wilayahnya masih dalam wilayah
suatu Negara atau domestic tersebut.
Contohnya seperti perusahaan x dari jepang yang mempunyai cabang di
Indonesia, hasil berupa barang dan jasa tersebut termasuk ke dalam GDP. Barang yang
dihasilkan termasuk modal yang belum diperhitungkan, maka bersifat bruto / kotor.
b. Produk Nasional Bruto (GNP)
2
Prathama Rahardja, Mandala Manurung; Ilmu Ekonomi ( Mikroekonomi dan Makroekonomi), edisi ketiga,
( Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), hal.237.
3
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-dan-konsep-pendapatan-nasional/#:~:text=Pendapatan%20nasional
%20merupakan%20seluruh%20pendapatan,biasanya%20dalam%20waktu%20satu%20tahun Diunduh pada 23
Oktober 2020.
6
Produk Nasional Bruto ( Gross National Product ) merupakan nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu Negara (nasional) selama satu
tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga Negara tersebut yang dihasilkan diluar
negeri. Contohnya seperti seorang pria dari Indonesia yang menjual pakaian di Malaysia,
hasil berupa barang dan jasanya termasuk dalam GNP.
GNP = pendapatan WNI DN (Dalam Negeri) + pendapatan WNI LN (luar negeri)
– pendapatan asing DN ( Dalam Negeri)
c. Produk Nasional Netto (NNP)
NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang modal)
Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi peralatan produksi yang
dipakai dalam proses produksi. Umumnya, bersifat taksiran, sehingga dapat
menimbulkan kekeliruan meskipun relative kecil .
d. Pendapatan Nasional Netto (NNI)
Pendapatan nasional netto (net national income) merupakan pendapatan yang
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik factor
produksi.
NNI = NNP – pajaktidaklangsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak
lain seperti pajak hadiah, pajak penjualan, dan lain-lain.
e. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan Perseorangan (personal income) adalan jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Misalnya gaji seorang pegawai negeri, maupun pendapatan
pengusaha yang didapatkan secara berantai.
PI = NNI – pajakperusahaan – iuran – labaditahan + transfer payment
Transef payment adalah penerimaan- penerimaan yang bukan merupakan balas
jasa produksi, melainkan diambil sebagian dari pendapatan nasional tahun lalu. Seperti
pembayaran dana pensiunan, tunjangan penganggugran, dan sebagainya.
f. Pendapatan yang siap dibelanjakan
7
Disebut juga dengan diposible income yaitu pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan
guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang
disalurkan menjadi investasi.
DI = PI – pajaklangsung
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain,
seperti pajak pendapatan.
C. Perhitungan Pendapatan Nasional
Ada tiga cara perhitungan pendapatan nasional, yaitu :
1. Metode Output (Output Approch)/ Metode Produksi
Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh
suatu perekonomian. Cara perhitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi
perekonomian menajdi beberapa sector produksi (Industrial origin). Jumlah output
masing-masing sector merupakan jumlah output seeluruh perekonomian. Hanya saja, ada
kemungkinan bahwa output yang dihasilkan oleh suatu sector perekonomian berasal dari
output sector lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sector ekonomi yang lain lagi.
Dengan kata lain, jika tidak hati-hati akan menjadi perhitungan ganda (Double Counting)
atau bahkan Multi counting. Akibatnya angka PDB bisa menggelembung beberapa kali
lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka dalam
perhitungn PDB dengan metode produksi, yang dujumlahkan adalah nilai tambah (Value
Added) masing-masing sector. Yang dimaksud nilai tambah adalah selisih antara nilai
output dengan nilai input4 .
Metode produksi, produk nasional atau Produk Domestik Bruto diperoleh dengan
menjumlahkan nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai
sektor di dalam perekonomian dalam periode tertentu. Dengan demikian, PNB atau GDP
menurut metode ini, jumlah dari harga setiap masing-masing barang dan jasa dikalikan
dengan jumlah atau kuantitas barang dan jasa yang dihasilka. Pendapatan nasional
menurut metode produksi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pendapatan nasional menurut metode produksi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +…..(PXQ)n
Keterangan :
4
Prathama Rahardja, Mandala Manurung; Ilmu Ekonomi ( Mikroekonomi dan Makroekonomi), edisi
ketiga,( Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), hal.229
8
Y = Produk Nasional / Produk Domestik Bruto (PNB atau GDP)
P = Harga Barang dari unit ke-I hingga unit ke-n
Q = Jumlah barang dari jenis ke-I hingga jenis ke-n
PNB atau GDP diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah (value added) yang
dihasilkan oleh berbagai sector perekonomian. Hal ini dilakukan untuk menghindari
penilaian yang terlalu tinggi atas output yang diproduksi dengan perhitungan ganda
(double accounting), baik barang jadi dan jasa jadi maupun barang setengah jadi dan jasa
yang masih harus diolah. Untuk itu hanya nilai tambah pada setiap tahap proses produksi
tersebut yang dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional. Dalam hal ini, GDP
atau PNB merupakan penjumlahan dari nilai tambah sektor pertanian ditambah nilai
tambah di sektor manufaktur dan seterusnya.
Pendapatan nasional menurut metode produksi dapat dihitung dengan cara
menjumlahkan seluruh hasil produksi masyarakat dari seluruh lapangan usaha di dalam
satu tahun diukur dengan nilai uang. Komponen-komponen pembentuk pendapatan
nasional menurut metode produksi terdiri atas sebelas sektor, yaitu :
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
Pertambangan dan penggalian
Industri dan pengolahan
Listrik, gas, dan air minum
Bangunan
Perdagangan, hotel, restoran
Pengangkutan dan telekomunikasi
Bank dan Lembaga keuangan lainnya
Pemerintahan dan Pertahanan
Jasa-jasa lainnya
2. Metode Pengeluaran
Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran dslam
perekonomian selama periode tertentu. Pendapatan nasional menurut metode
pengeluaran dapat dihitung dengan cara menjumlahkan pengeluaran yang dilakukan
seluruh rumah tangga ekonomi. Dengan demikian, komponen-komponen pendapatan
9
nasional menurut metode pengeluaran terdiri atas empat komponen, yaitu sebagai
berikut :
1. Konsumsi (Consumption), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga
konsumen, yang ditulis dalam rumus dengan lambang C.
2. Investasi (Investment), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga produsen,
yang ditulis dalam rumus dengan lambang I.
3. Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure), yaitu pengeluaran yang
dilakukan rumah tangga pemerintah, , yang ditulis dalam rumus dengan lambang G.
4. Ekspor dan Impor (Export-Import), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga
Luar Negeri, yang ditulis dalam rumus dengan lambang X dan M.
Komponen pembentuk pendapatan nasional tersebut menurut pendekatan pengeluaran
dapat dicerminkan dalam rumus sebagai berikut:
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga Konsumen (RTK)
I = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen (RTP)
G = Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga Pemerintah (RTG)
X = Ekspor
M = Impor
3. Metode Pendapatan/ Penerimaan
Menurut metode pendapatan, pendapatan nasional adalah hasil penjumlahan
seluruh penerimaan yang diterima para pemilik faktor produksi di dalam suatu negara
selama periode tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan nasional menurut metode
penerimaan merupakan penjumlahan dari sewa, upah, bunga modal, dan laba yang
diterima masyarakat pemilik faktor produksi selama satu tahun yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Y=R+W+I+P
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
10
I = interest = bunga modal
P = profit = laba
Dengan demikian, komponen-komponen pembentuk pendapatan nasional menurut
metode pendapatan/penerimaan terdiri atas empat komponen, yaitu :
Sewa (rent) yang diterima pemilik faktor produksi alam.
Upah (wages) atau Gaji (Salary) yang diterima pemilik faktor produksi tenaga
kerja.
Bunga modal (interest) yang diterima pemilik faktor produksi modal.
Laba (profit) yang diterima pemilik faktor produksi kewirausahaan
(entrepreneurship)
D. Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional
Menghitung pendapatan nasional memiliki manfaat mengetahui perkembangan suatu
negara, terutama dari faktor ekonomi. Namun, ternyata, selain itu pun perhitungan ini memiliki
manfaat-manfaat lain pula. Berikut adalah beberapa manfaat dari perhitungan pendapatan
nasional:
1. Mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara.
2. Mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu.
3. Mengukur perubahan perekonomian dari waktu ke waktu.
4. Membandingkan kinerja ekonomi antar sector.
5. Sebagai indikator kualitas hidup suatu Negara.
6. Sebagai indikator perbandingan kinerja ekonomi antar Negara.
7. Sebagai indikator perbandingan kualitas standar hidup satu negara dengan negara lain.
8. Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu.
9. Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan kekayaan antar Negara.
5
https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/463-pengertian-pendapatan-nasional-definisi-
konsep-manfaat-dan-perhitungan diunduh pada 10 November 2020
11
Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan di
dibeli oleh sector. Sector ekonomi pada berbagai tingkat harga. sedangkan penawaran
agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang barang dan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu factor yang mempengaruhi pendapatan nasional.
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut
akan menimbulkan perubahan perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan
tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat
cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan
nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada
tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output
nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
2. Konsumsi dan tabungan.
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa
dalam perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan
Tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk
konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini
dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption
yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungngkan dengan
pendapatan.
3. Investasi.
Atau secara lebih spesifik investasi domestic swasta bruto, adalah belanja pada
barang capital baru dan tambahan untuk persediaan. Contohnya :bangunan dan mesin
baru yang di beli perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengeluaran untuk
investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran.
F. Sumber-Sumber Pendapatan Nasional
Sumber pendapatan negara terdiri dari tiga jenia yakni pajak, non pajak dan hibah baik
dari dalam atau luar negeri6.
6
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/sumber-pendapatan-negara#:~:text=Pengertian%20Pendapatan
%20Negara&text=Dari%20penjelasan%20itu%20dapat%20disimpulkan,jadi%20lumbung%20penerimaan%20kas
%20negara. Diunduh pada 10 Novemeber 2020
12
1. Pajak sebagai sumber pendapatan utama
Sumber pendapatan negara yang berasal dari pajak dibagi dalam tujuh sektor yaitu
Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah,
Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Ekspor, Pajak Perdagangan Internasional serta Bea
Masuk dan Cukai. Besaran tarif pajak sudah ditentukan oleh undang–undang
perpajakan yang berlaku. Umumnya pajak mulai dikenakan saat seseorang sudah
memiliki penghasilan dengan besaran tertentu
2. Sumber pendapatan negara non-pajak
Adapun sumber pendapatan negara non-pajak terdiri dari keuntungan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), pengelolaan sumber daya alam, pinjaman, barang sitaan,
percetakan uang atau sumbangan. Berikut beberapa contohnya:
a) Sumber penerimaan dari barang–barang yang dikuasai atau milik pemerintah.
Barang-barang yang dikuasai negara ini kemudian disewakan kepada pihak swasta.
Kemudian, biaya sewanya akan dimasukkan ke dalam kas negara sebagai salah satu
sumber pendapatan negara.
b) Perusahaan yang melakukan monopoli dan oligopoli ekonomi. Seperti disebutkan,
salah satu sumber pendapatan negara non-pajak adalah keuntungan Badan Usaha
Milik Negara. Perusahaan negara biasanya bersifat monopoli dan berskala besar.
Keuntungan dari BUMN ini menjadi pendapatan negara yang disisihkan untuk
pembiayaan negara itu sendiri.
c) Harta terlantar adalah harta peninggalan yang dianggap terlantar atau tidak ada
seorangpun yang mengajukan klaim atasnya. Maka dalam hal ini negara berhak
mengumumkan, jika tidak ada ahli waris yang mendatangi dan mengambil haknya
dalam kurun waktu yang ditentukan, harta tersebut menjadi milik negara.
d) Denda yang dijatuhkan untuk kepentingan umum. Denda yang dimaksud adalah
hukuman berupa sitaan atau pembayaran yang telah disepakati besarannya. Untuk
barang sitaan biasanya akan dilelang untuk kemudian hasilnya masuk dalam kas
negara.
e) Retribusi dan iuran lainnya. Retribusi sendiri adalah pungutan yang berkaitan
dengan jasa Negara. Menurut Undang–Undang Nomor 19 Tahun 1997, yang disebut
13
sebagai objek retribusi adalah jasa umum atau jasa untuk kepentingan dan
pemanfaatan umum, jasa usaha dan perizinan tertentu.
3. Hibah
Sumber pendapatan negara yang ketiga adalah hibah. Hibah adalah pemberian yang
diberikan kepada pemerintah tapi bukan bersifat pinjaman. Hibah sifatnya sukarela
dan diberikan tanpa ada kontrak khusus. Dana bantuan yang didapat biasanya
diperuntukkan bagi pembiayaan pembangunan. Di samping itu, penerimaan yang
berasal dari luar negeri juga bisa berupa pinjaman program atau pinjaman proyek
dengan jangka waktu tertentu.Lembaga internasional yang pernah memberi
bantuannya pada Indonesia antara lain Bank Dunia (World Bank), ADB (Asean
Development Bank), dan IMF (International Monetary Fund( fn ).
14
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu
periode,biasanya selama satu tahun. Perhitungan tersebut berdasarkan anggapan bahwa
pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup selama setahun. Oleh karena itu
pengertian pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan
suatu Negara dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang dinyatakan dalam satuan
uang.
konsep dalam pendapatan nasional itu sendiri. Pada dasarnya, pendapatan nasional dibagi
menjadi 6 kategori, diantaranya :Produk Domestik Bruto (GDP), Produk Nasional Bruto ( Gross
National Product ) GNP, Produk Nasional Netto (NNP), PendAPATAN Nasional Neto (NNI),
Pendapatan perseorangan (PI), Pendapatan yang siapa dibelajakan ( DI).
Dalam menghitung pendapatan nasional, diperlukan metode atau cara. Metode tersebut
disesuaikan dengan objek yang akan dihitung. Metode perhitungan pendapatan nasional dibagi
menjadi tiga metode, yaitu Metode Produksi, Metode Pengeluaran dan Metode Pendapatan.
Menghitung pendapatan nasional memiliki manfaat mengetahui perkembangan suatu negara,
terutama dari faktor ekonomi. Namun, ternyata, selain itu pun perhitungan ini memiliki manfaat-
manfaat lain pula
Dan faktor-faktor yang mempenegaruhi pendapatan nasional yaitu permintaan dan
penawaraan, Komsumsi dan tabungan, dan juga investasi. Dan juga sumber- sumber pendapatan
nasional itu didapatkan dari pajak, non pajak, dan hibah.
15
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja Prathama, Mandala Manurung; Ilmu Ekonomi ( Mikroekonomi dan Makroekonomi),
edisi ketiga, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008
Rosyidi Suherman. Pengantar Teori Ekonomi (pendekatan kepada teori ekonomi mikro dan
makro). Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014. hlm 102].
16