Anda di halaman 1dari 13

UAS KOMUNIKASI POLITIK

Disusun sebagai tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Komunikasi Politik
Dosen Pengampu : Diah Ayu Permatasari ST,S.IP, M,IR

Di susun oleh :

Naufal Nazhif Kurniawan ( 201810415229 )

5A2

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

ILMU KOMUNIKASI

2020
Latar Belakang
Berbicara tentang kegiatan politik, tidak akan luput dari beberapa unsur – unsur yang bisa
dianggap sebagai unsur utama di dalam suatu kegiatan politik. Ada 3 Unsur Politik yang
setidaknya menjadi unsur – unsur utama dalam kegiatan politik, yaitu ada : Komunikasi Politik,
Demokrasi, dan Partisipasi Politik.

Yang pertama ada Komunikasi Politik, Komunikasi Politik terbagi atas dua kajian ilmu
yang berbeda yang seiring berjalannya waktu para ahli dari dua kajian ilmu yang berbeda ini
menyatukannya menjadi satu Kajian Ilmu yang sampai sekarang dikenal sebagai Kajian Ilmu
Komunikasi Politik. Kajian ilmu yang pertama adalah Kajian Ilmu Komunikasi. Komunikasi
adalah suatu kegiatan penyampaian pesan, ide, atau gagasan dari komunikator (pembicara)
kepada komunikan (Pendengar/penerima pesan) melalui suatu media dengan tujuan
mendapatkan feedback atau kesepakatan bersama.

Menurut Thomas M. Scheiwadael Berkomunikasi adalah suatu bentuk proses dalam


menyatakan, menunjukan, dan mendukung identitas diri, membangun hubungan sosial dan
mempengaruhi orang lain agar orang lain tersebut dapat berfikir, merasa, dan berperilaku sesuai
yang kita inginkan. Jadi bisa dikatan bahwa cara kita berkomunikasi dapat menentukan penilaian
orang terhadap identitas diri kita sebagai komunikator (pembicara), dan selain digunakan sebagai
penilaian atas identitas diri seorang komunikator Kegiatan Komunikasi juga dapat digunakan
untuk memperluas dan memperbanyak serta mempererat jaringan social atau relasi social atau
hubungan social kita dengan orang lain, dan juga Kegiatan Komunikasi juga dapat digunakan
sebagai alat yang digunakan untuk mempengaruhi orang lain agar orang lain tersebut agar dapat
berperilaku, berfikir, dan merasa sesuai yang kita dinginkan.

Sedangkan Ilmu Politik adalah ilmu yang jika dilihat secara dasar, rangka, focus, dan
ruang lingkup maka ilmu politik ini dapat dikatakan masih muda usianya karena ilmu ini baru
lahir pada akhir abad ke – 19. Ilmu ini berkembang dengan sangat cepat bersamaan dengan
cabang – cabang ilmu sosial lainnya, seperti Ilmu Sosiologi, Ilmu Antropologi, Ilmu Ekonomi,
dan Ilmu Psikologi. Dalam perkembangannya cabang – cabang ilmu di atas ini saling
berhubungan satu sama lain.
Dalam Buku Dasar – Dasar Ilmu Politik, Prof. Miriam Budiardjo menjabarkan politik
sebagai bermacam macam kegiatan dalam suatu sistem politik (Negara) yang menyangkut proses
menentukan tujuan tujuan dari sistem politik dan proses melaksanakan tujuan tujuan itu. Dari
definisi di atas dapat dikatakan secara umum bahwa Ilmu Politik adalah Ilmu yang mempelajari
usaha untuk menentukan peraturan peraturan yang dapat diterima baik oleh Sebagian besar
warga, untuk membawa kehidupan masyarakat kea rah kehidupan bersama yang harmonis. Jadi
Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tatanan – tatanan dari suatu negara dengan tujuan
menciptakan tatanan tatanan yang lebih baik di dalam suatu negara agara masyarakat yang hidup
di dalam suatu negara tersebut dapat hidup dengan Bahagia dan tenang.

Dari dua Kajian Ilmu di atas akhirnya lahirlah sebuah sebuah istilah atau lebih tepatnya
kajian ilmu baru yaitu Komunikasi Politik. Komunikasi Politik ini sendiri sebenarnya sudah
muncul atau lahir sejak umat Manusia mengenal Komunikasi dan Politik, Kajian Ilmu ini mulai
berkembang setelah Perang Dunia ke – 1 ( Alwi Dahlan 1990:3-9 ) melalui studi pendapat
umum, propaganda, dan teori media kritis. Komunikasi Politik di dalam prosesnya melibatkan
dua unsur utama dalam setiap kegiatan masyarakat, yaitu : Pesan politik dan aktor politik.

Jadi secara garis besar Komunikasi Politik dapat diartikan sebagai terjadinya proses
pertukaran pesan politik antara aktor politik (pemerintah) sebagai komunikator nya kepada setiap
lapisan masyarakat sebagai komunikan nya atau sebaliknya (Karena di Indonesia menganut
sistem pemerintahan demokrasi) yang bisa di sebut juga arus komunikasi ke atas dan arus
komunikasi ke bawah, yang bertujuan agar terciptanya suatu kehidupan yang tentram dan
harmonis di setiap lingkup masyarakat.

Selanjutnya ada unsur Demokrasi, istilah demokrasi ini sendiri memiliki beberapa macam
jenis seperti : demokrasi konstitusional, demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi
Pancasila, demokrasi rakyat, demokrasi soviet, demokrasi nasional, dan masih banyak lagi yang
lainnya. Menurut Carol C Gould demokrasi dibagi menjadi 3 klasifikasi teori, yaitu ada Model
individualisme liberal, Model Pluralis, dan yang terkahir Model Sosialisme Holistik.

Model Individualisme liberal menjelaskan bahwa demokrasi berfungsi sebagai pelindung


individu per individu, model ini menekankan bahwa setiap rakyat harus memiliki kesamaan hak
secara universal dalam proses menjalankan politik dan menempatkan pemerintah sebagai
pelindung utama dalam melindungi setiap rakyat dari berbagai bentuk ancaman dan gangguan
termasuk ancaman dan gangguan yang datangnya dari kekuasaan pemerintah itu sendiri yang
sistemnya dijalankan secara semena – mena. Sedangkan untuk Model Pluralis, model ini
menjelaskan bahwasannya kepentingan setiap individu harus terwakilkan secara maksimum
melalui kelompok kelompok yang ada di dalam setiap lapisan masyarakat sehingga hal tersebut
menyebabkan beberapa individu yang tinggal di suatu tempat yang diwakili oleh kelompoknya
kepentingannya tidak akan terwakilkan secara menyeluruh atau mungkin bisa terwakilkan tetapi
tidak cukup memadai. Dari hal tersebut menyebabkan suatu konflik yang dimana teori ini
beranggapan bahwa sistem politik berfungsi sebagai penyeimbang dari konflik yang terjadi dan
di harapkan sistem tersebut dapat menciptakan keseimbangan sosial. Yang terakhir model ketiga
adalah Model Sosialisme Holistik, model ini melihat dan memahami kepentingan kelompok atau
masyarakat sebagai yang utama, sedangkan kepentingan politik dilihat sebagai kepentingan yang
berada di bawah kepentingan kehidupan ekonomi. Secara singkat Demokrasi dapat diartikan
sebagai sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Unsur yang terakhir ada unsur Partisipasi Politik. Dalam buku yang berjudul Dasar –
Dasar Ilmu Politik yang ditulis oleh Prof. Miriam Budiardjo dikatakan bahwa pada walnya
pembahasan mengenai partisipasi politik hanya berfokus pada partai politik sebagai pelaku
utama dalam kegiatan politik, namun seiring berjalannya waktu dan disertai dengan demokrasi
yang semakin berkembang, mulai bermunculan kelompok – kelompok yang lahir setelah masa
industrial yang memiliki gerakan bernama Gerakan sisoal baru. Mereka kecewa dengan kinerja
partai politik pada masa itu dan memutuskan untuk ikut andil dalam proses kegiatan politik.
Sebagai definisi umum Partisipasi Politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk
ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik antara lain dengan jalan memilih pimpinan
negara, dan secara langsung atau tidak langsung.

Di dalam buku tersebut juga dijabarkan beberapa pendapat sarjana atau para ahli yang
mempelopori studi partisipasi dengan partai politik sebagai pelaku utamanya. Seperti misalnya :
Menurut Samuel P. Hutington dan Joan M. Nelson dalam No Easy Choice : Political
Participation in Developing Countries menjelaskan bahwa Partisipasi Politik adalah kegiatan
warga yang bertindak sebagai pribadi – pribadi, yang dimaksud untuk memengaruhi pembuatan
keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau
spontan, mantap atau sporadic, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau illegal efektif atau
tidak efektif. Maksudnya adalah partisipasi politik terdiri dari setiap individu masyarakat yang
memiliki tujuan untuk ikut andil dalam pembuatan keputusan pemerintah dan kegiatan ini dapat
dilakukan atau berlangsung dalam setiap situasi dan kondisi yang sedang terjadi dalam
lingkungan masyarakat itu sendiri.

Jadi di dalam sebuah kegiatan politik ketiga unsur yang sudah dijelaskan di atas sangat
berkaitan erat satu sama lain nya, ketiga unsur tersebut yaitu, Komunikasi Politik, Demokrasi,
Dan Partisipasi Politik dapat menentukan lancar atau tidak nya sebuah kegiatan politik dalam
satu negara.

Teori dan Pembahasan

Pada kesempatan ini saya akan membahas sedikit nya mengenai “Pilkada 2020 Melawan
Kotak Kosong”. Sebelum masuk ke dalam pembahasan, disini saya selaku penulis akan
menggunakan “Teori Khalayak Kepala Batu” sebagai landasan pemikiran dasar dalam
pembahasan kali ini. Teori ini dilandasi pemahaman psikologi bahwa dalam diri individu, ada
kemampuan untuk menyeleksi siapa saja yang berasal dari luar dan tidak direspons begitu saja.
Uses and Gratifications Model Merupkan Pengembangan dari teori Jarum Hipodermik.
Masyarakat atau khalayak di anggap dan berhak mampu untuk melakukan semacam pemilihan
atas keluar masuk nya informasi yang mereka terima. Pada dasarnya manusia adalah makhluk
rasional, mereka memilik kemampuan untuk menyeleksi informasi terdapat pada khalayak
menurut perbedaan individu, persepsi, dan latar belakang sosial budaya.

Sebelum masuk ke pembahasan, apa sih yang dimaksud dengan Pilkada Melwan Kotak
Kosong? Secara garis besar maksud dari pernyataan tersebut adalah ketika kegiatan pemilihan
pemimpin daerah (PILKADA) akan dilaksanakan pastinya setiap daerah akan memiliki beberapa
pilihan pasangan calon yang akan mencalonkan diri nya sebagai pemimpin dari daerah yang
akan dipimpinnya, tetapi pada kasus ini ada beberapa daerah yang hanya memiliki satu pilihan
pasangan calon sebagai calon pemimpin dari daerah tersebut, dari situlah istilah kotak kosong
lahir.
Pada tahun 2020 trend melawan kotak kosong ini meningkat jumlah nya, dari 270 pilkada
yang digelar, ada 25 daerah yang hanya memiliki satu pasangan calon yang melawan kotak
kosong. Angka ini jelas lebih dibesar jika dibandingkan dengan pilkada yang dilaksanakan pada
tahun 2018 yang hanya mencapai angka 16 pasangan calon tunggal yang melawan kotak kosong.
Sedikit nya jumlah pendaftar pasangan calon ini menurut Karyono Wibowo selaku pengamat
politik dan Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) disebabkan oleh 2 faktor, yaitu :

1. Syarat mencalonkan yang terbilang berat baik dari jalur partai, maupun dari jalur
perseorangan.
2. Ada unsur kesengajaan yang dijadikan sebagai strategi dari pihak tertentu untuk
memenangkan pihaknya sendiri.

Selain dari dua faktor di atas ada beberapa faktor lain yang membuat jumlkah pasangan
calon tunggal meningkat pada tahun 2020, karena pada tahun 2020 berbarengan dengan adanya
pandemic Virus Corona (Covid – 19) maka Sebagian besar aktor politik yang berada di partai
partai dan juga perseorangan mayoritas rata rata adalah seorang pengusaha maka kondisi
ekonomi mereka pun jadi tidak stabil karena untuk mendaftarkan diri sebagai paslon dan untuk
membiayai kegiatan kampanye selama masa pilkada ini membutuhkan biaya yang besar. Maka
dari itu, pihak pihak partai berpikir agar tetap ada perwakilan dari partai nya yang mendaftarkan
diri sebagai pasangan calon untuk memimpin daerah, dan untuk yang perseorangan mereka bisa
dibilang kurang memiliki biaya yang memadai untuk pendaftaran pasangan calon. Penyebab
yang saya jabarkan di atas ini masih sebatas pendapat dan pemikiran yang berasal dari saya
sendiri selaku penulis. Saat pasangan calon yang melawan kotak kosong ingin memenangkan
perolehan suara dalam pilkada, pasangan calon tunggal harus memperoleh suara lebih dari
setengah suara atau sekitar 50% lebih dari suara sah. Apabila perolehan suara tidak memenuhi
persyaratan, maka pasangan calon yang kalah boleh mencalonkan lagi dalam pemilihan
berikutnya.

Masyarakat dalam hal ini memiliki posisi yang cukup membingungkan karena
masyarakat tidak memiliki pilihan lain yang untuk dipilih sebagai pemimpin dari daerah mereka,
dengan adanya peran media sebagai penyalur informasi dan opini kepada publik trend Pilkada
2020 Melawan Kotak Kosong ini terlebih lagi di masa media baru seperti sekarang ini, informasi
yang disebarkan melalui social media semakin banyak dan semakin beragam. Informasi yang
tersebar di masa media baru ini sangat banyak dan tidak teratur jumlah informasi yang di
sebarkan setiap hari nya, karena pada masa ini semua orang dapat menjadi reporter yang meliput
dan menyebarkan berita, sehingga informasi yang diterima oleh masyarakat pun menjadi terlalu
banyak sehingga muncul fenomena banjir informasi yang membuat masyarakat tidak dapat
memilah dan memilih berita mana saja yang dapat dipercaya sebagai pengetahuan bgai
masyarakat yang dapat dijadikan sebagai landasan berpikir untuk memutuskan tindakan
selanjutnya yang akan di ambil oleh masyarakat. Pada masa ini untung nya masyarakat tidak
dipaksa untuk mengikuti apa yang media beritakan, masyarakat memiliki kebebasan hak memilih
yang tidak terbatas oleh apapun untuk memilih, untuk kasus ini adalah kasus Pilkada 2020.

Kesimpulan

Politik atau kegiatan politik memiliki 3 Unsur Politik yang setidaknya menjadi unsur –
unsur utama dalam kegiatan politik, yaitu ada : Komunikasi Politik, Demokrasi, dan Partisipasi
Politik. ketiga unsur tersebut dapat menentukan lancar atau tidak nya sebuah kegiatan politik
dalam satu negara.

Yang pertama ada Komunikasi Politik, Komunikasi Politik terbagi atas dua kajian ilmu
yang berbeda yang seiring berjalannya waktu para ahli dari dua kajian ilmu yang berbeda ini
menyatukannya menjadi satu Kajian Ilmu yang sampai sekarang dikenal sebagai Kajian Ilmu
Komunikasi Politik. Kajian ilmu yang pertama adalah Kajian Ilmu Komunikasi. Komunikasi
adalah suatu kegiatan penyampaian pesan, ide, atau gagasan dari komunikator (pembicara)
kepada komunikan (Pendengar/penerima pesan) melalui suatu media dengan tujuan
mendapatkan feedback atau kesepakatan bersama.

Sedangkan Ilmu Politik adalah ilmu yang jika dilihat secara dasar, rangka, focus, dan
ruang lingkup maka ilmu politik ini dapat dikatakan masih muda usianya karena ilmu ini baru
lahir pada akhir abad ke – 19. Ilmu ini berkembang dengan sangat cepat bersamaan dengan
cabang – cabang ilmu sosial lainnya, seperti Ilmu Sosiologi, Ilmu Antropologi, Ilmu Ekonomi,
dan Ilmu Psikologi. Dari dua Kajian Ilmu di atas akhirnya lahirlah sebuah sebuah istilah atau
lebih tepatnya kajian ilmu baru yaitu Komunikasi Politik. Komunikasi Politik ini sendiri
sebenarnya sudah muncul atau lahir sejak umat Manusia mengenal Komunikasi dan Politik,
Kajian Ilmu ini mulai berkembang setelah Perang Dunia ke – 1 ( Alwi Dahlan 1990:3-9 ) melalui
studi pendapat umum, propaganda, dan teori media kritis.

secara garis besar Komunikasi Politik dapat diartikan sebagai terjadinya proses
pertukaran pesan politik antara aktor politik (pemerintah) sebagai komunikator nya kepada setiap
lapisan masyarakat sebagai komunikan nya atau sebaliknya (Karena di Indonesia menganut
sistem pemerintahan demokrasi) yang bisa di sebut juga arus komunikasi ke atas dan arus
komunikasi ke bawah, yang bertujuan agar terciptanya suatu kehidupan yang tentram dan
harmonis di setiap lingkup masyarakat.

Selanjutnya ada unsur Demokrasi, istilah demokrasi ini sendiri memiliki beberapa macam
jenis seperti : demokrasi konstitusional, demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi
Pancasila, demokrasi rakyat, demokrasi soviet, demokrasi nasional, dan masih banyak lagi yang
lainnya. Menurut Carol C Gould demokrasi dibagi menjadi 3 klasifikasi teori, yaitu ada Model
individualisme liberal, Model Pluralis, dan yang terkahir Model Sosialisme Holistik.

Unsur yang terakhir ada unsur Partisipasi Politik. Dalam buku yang berjudul Dasar –
Dasar Ilmu Politik yang ditulis oleh Prof. Miriam Budiardjo dikatakan bahwa pada walnya
pembahasan mengenai partisipasi politik hanya berfokus pada partai politik sebagai pelaku
utama dalam kegiatan politik, namun seiring berjalannya waktu dan disertai dengan demokrasi
yang semakin berkembang, mulai bermunculan kelompok – kelompok yang lahir setelah masa
industrial yang memiliki gerakan bernama Gerakan sisoal baru. Di dalam buku tersebut juga
dijabarkan beberapa pendapat sarjana atau para ahli yang mempelopori studi partisipasi dengan
partai politik sebagai pelaku utamanya. Seperti misalnya : Menurut Samuel P. Hutington dan
Joan M. Nelson dalam No Easy Choice : Political Participation in Developing Countries
menjelaskan bahwa Partisipasi Politik adalah kegiatan warga yang bertindak sebagai pribadi –
pribadi, yang dimaksud untuk memengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi
bisa bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadic, secara
damai atau dengan kekerasan, legal atau illegal efektif atau tidak efektif. Maksudnya adalah
partisipasi politik terdiri dari setiap individu masyarakat yang memiliki tujuan untuk ikut andil
dalam pembuatan keputusan pemerintah dan kegiatan ini dapat dilakukan atau berlangsung
dalam setiap situasi dan kondisi yang sedang terjadi dalam lingkungan masyarakat itu sendiri.
ketika kegiatan pemilihan pemimpin daerah (PILKADA) akan dilaksanakan pastinya setiap
daerah akan memiliki beberapa pilihan pasangan calon yang akan mencalonkan diri nya sebagai
pemimpin dari daerah yang akan dipimpinnya, tetapi pada kasus ini ada beberapa daerah yang
hanya memiliki satu pilihan pasangan calon sebagai calon pemimpin dari daerah tersebut, dari
situlah istilah kotak kosong lahir.

Pada tahun 2020 trend pilkada melawan kotak kosong ini meningkat jumlah nya, dari 270
pilkada yang digelar, ada 25 daerah yang hanya memiliki satu pasangan calon yang melawan
kotak kosong. Angka ini jelas lebih dibesar jika dibandingkan dengan pilkada yang dilaksanakan
pada tahun 2018 yang hanya mencapai angka 16 pasangan calon tunggal yang melawan kotak
kosong. Sedikit nya jumlah pendaftar pasangan calon ini menurut Karyono Wibowo selaku
pengamat politik dan Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) disebabkan oleh 2
faktor, yaitu :

3. Syarat mencalonkan yang terbilang berat baik dari jalur partai, maupun dari jalur
perseorangan.
4. Ada unsur kesengajaan yang dijadikan sebagai strategi dari pihak tertentu untuk
memenangkan pihaknya sendiri.

Langkah kedepannya untuk kasus Pilkada melawan Kotak Kosong ini adalah saya selaku
penulis sendiri yang berasal dari generasi muda, para generasi muda harus lebih memiliki
pengetahuan yang lebih luas tentang politik dan memiliki kesadaran yang tinggi atas
keberlangsungan Negara Indonesia. Karena di masa yang akan mendatang generasi muda lah
yang akan mengambil alih segala macam kegiatan yang ada di Indonesia, bukan hanya di
Indonesia bahakan di seluruh dunia. Sebagai generasi mud akita harus memiliki bekal yang
cukup untuk memimpin dunia khusunya di Indonesia, jangan sampai kesalahan – kesalahan dan
juga kelalaian – kelalaian yang ditimbulkan oleh generasi sebelumnya tidak terulang lagi dan
kehidupan di Negara Indonesia pun bisa jauh lebih baik lagi saat generasi muda yang memegang
kendali penuh.
Sumber
- http://repository.uin-suska.ac.id/19538/7/7.%20BAB%20II%20%281%29.pdf
- http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309997/pendidikan/PENGERTIAN,+MAKNA,
+HAKIKAT+ILMU+POLITIK.pdf
- https://adm.fisip.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/BAHAN-AJAR-Kom.Politik-1.pdf
- Buku Dasar – Dasar Ilmu Politik By Prof. Miriam Budiardjo
- Jurnal “Seduksi Politik Dalam Masyarakat Bermedia Sosial” By Dessy Trisilowaty
- https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-44634383
- https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5fa3d3b3f2139/jika-kotak-kosong-
menang-pilkada-akan-diulang-/
- https://regional.kompas.com/read/2020/12/10/06060011/mereka-yang-melawan-kotak-kosong-
pada-pilkada-2020?page=all
- Materi Komunikasi Politik dari Google Classroom
Soal Bonus

Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Diah Ayu
Permatasari ST,S.IP, M,IR, A.K.A bu Pepy Lazuardy yang selama saya kuliah Komuniaksi
Politik ini saya dapet ilmu, pengetahuan, dan pengalaman yang baru buat saya, tapi memang
sangat disayangkan kuliah kita harus berjalan secara daring bu, jadi banyak banget
keterbatasannya. Klo aja kuliah kita dilakukin secara tatap muka langsung, pasti akan lebih
hidup, ilmu, pengetahuan, serta pengalaman yang temen temen kelas dapet juga bisa lebih
banyak lagi. Pokoknya terima kasih bu pepy atas banyak hal yang selama satu semester ini ibu
sharing ke temen – temen kelas semua.

Untuk materi apa saja yang paling menarik dalam kuliah ini sih seharusnya semua materi
ya, tapi buat saya yang paling menarik, bukan paling menarik sih lebih tepatnya paling saya inget
itu ada tentang kita harus lebih mengedepankan atau mengutamakan kepentingan kita pribadi
disbanding kepentingan orang lain, tapi bukan berarti kepentingan orang lain itu tidak penting.
Karena, pada dasarnya semua manusia punya hak dan kewajiban nya masing masing untuk lebih
mengedepankan kepentingan pribadinya terlebih dahulu. Kalo misalkan ada statement tentang kit
aitu makhlik social, kita harus lebih mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan
diri sendiri, itu sebenernya menurut saya juga kurang tepat sih, statement kaya gitu kan lahir dari
rasa simpati dan empati kita yang berlebih kepada orang lain, ngga semua orang akan melakukan
hal yang sama seperti yang kita lakukan kepada orang lain, khusus nya di dunia politik.

Terus yang kedua ini sebenernya bukan materi resmi komunikasi politik sih, lebih
kepada pengetahuan dan bekal yang ibu sharing ke kita, yaitu tentang CV/Surat Lamaran Kerja.
Waktu ibu bilang kita pasti bakal bingung nanti pas kita mau bikin surat lamaran kerja, kita
bingung apa yang mau kita tulis di dalam situ, pengalaman kurang, prestasi minim, skill pas pas
an. Disitu saya mikir bener juga ya kata bu pepy, hal hal begitu yang keseringan orang anggep
remeh banget padahal sebnernya akan pjadi hal yang penting banget buat masa depan. Karena, di
masa yang akan mendatang nanti kan kita harus punya keahlian atau pengalaman, paling ngga
kebisaan kita apa yang mau kita tawarin ke perusahaan, kalo dari sekarang nya kita males
malesan, kuliah cuma plagak – plegek ampe kampus, apa yang kita mau jadiin modal di masa
depan, intinya selagi kita masih muda banget, jangan takut atau ragu buat mencoba hal – hal
baru, karena ngga ada ruginya juga, malah kita nya yang dapet untung dari hal – hal baru yang
psotif yang kita coba.

Terus yang ketiga materi tentang Pemilu. Di matkul ini saya akhir nya bisa sedikitnya
paham, gimana sih system nya pemilu itu kaya gimana, ada unsur apa aja yang ada di dalem
pemilu, Lembaga apa aja yang turut ikut serta dalam keberlangsungan pemilu supa pemilu nya
bisa sukses. Ternyata hal hal itu bukan sesuatu mudah yang bisa di anggap remeh, banyak yang
selama ini kita anggap remeh, pas kita udh tau ternyata serumit ini proses nya. Di materi ini saya
baru tau secara sedikit detail tentang tugas tugas dari lembaga KPU, Bawaslu, Partai Polittik, dan
yang lain lain yang masih bersangkutan sama pemilu.

Mungkin segitu aja bu yang paling menarik dan paling saya inget dari materi materi yang
ibu usah sampein di kelas selama ini, maaf bu kalo saya gabisa inget atau 100% paham semua
materi yang udah ibu sampein. Saya kira politik tuh ngga serumit ini, ternyata rumit nya politik
lebih dari yang saya bayangin, tapi bukan berarti saya sebagai bagian dari Generasi Muda harus
acuh sama politik, politik tetap penting untuk dipelajari dan di pahami, karena nantinya kan
generasi muda yang bakal ambil alih kepemimpinan bangsa ini. Segitu aja bu dari mungkin dari
saya, terima kasih.

Tetap sehat serta bahagia selalu ibu pepy beserta keluarga.

Anda mungkin juga menyukai