Anda di halaman 1dari 6

MEDIA BIMBINGAN KONSELING BERBASIS HYPERMEDIA

Aqidha Nurul Mutmainnah¹, Rizki Yulidah², Sinta Yuniarti³


Jurusan Bimbingan dan Konseling,Universitas Negeri Semarang
E-mail :aqidhanm@students.unnes.ac.id¹, rizki.yulidah@gmail.com²,
sintayuniarti009@gmail.com³

Abstrak

Di zaman globalisasi, teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu


sarana yang dapat digunakan dalam dunia pendidikan. Tujuan pendidikan adalah untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya, salah satu pihak yang berperan adalah guru BK. Inovasi dan
kreativitas guru BK dalam memberikan layanan sangat diperlukan untuk memfasilitasi
kebutuhan siswa. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam penggunaan media
menjadi salah satu strategi layanan yang dinamis dan tidak monoton bagi siswa.
Penggabungan berbagai media (audio, video, grafik, teks, animasi, dan sebagainya) dengan
suatu sistem yang terhubung (hyperlink) disebut hypermedia. Media BK berbasis hypermedia
sebagai sarana bagi siswa baik di dalam maupun luar sekolah. Penggunaan hypermedia dalam
BK memberikan siswa banyak keuntungan untuk mencari tahu dan menemukan apa yang
mereka butuhkan sesuai dengan gaya belajar, berpikir dan cara memproses informasinya
sendiri sehingga memberikan kepercayaan terhadap siswa bahwa mereka bisa mandiri dalam
menghadapi masa-masa perkembangan. Diharapkan dengan hypermedia dapat menjadi salah
satu alternatif media pendukung dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling pada
siswa di sekolah.

Kata kunci: Media; Bimbingan dan Konseling; TIK; Hypermedia

PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan oleh seorang ahli atau konselor
kepada individu yang mengalami masalah yang bermuara pada teratasinya masalah sehingga
individu tersebut dapat berkembang secara optimal, mandiri, dan memiliki kehidupan efektif
sehari-hari (KES). Dalam mengatasi masalah individu menggunakan pendekatan pribadi
melalui berbagai layanan dan media bimbingan dan konseling. Namun dalam pelaksanaannya,
bimbingan dan konseling sering terkendala pada cara untuk memberikan layanan dan media
apa yang harus digunakan. Kondisi objektif di sekolah saat ini juga menunjukkan rasio yang
tidak berimbang antara guru BK dengan siswa yang dibimbing. Rambu-rambu
penyelenggaraan BK di jalur pendidikan formal rasio guru BK dan siswa di sekolah berkisar
1:150 (Dikti dalam Bangun dan Abdul Hasan Saragih, 2015).

Seminar Nasional BK FIP-UPGRIS | 2017 186


“PENERAPAN PANDUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAN (POP)
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DALAM MENYIKAPI TANTANGAN PROFESI BK
DI ABAD 21
Hal ini sangat menghambat guru bimbingan dan konseling untuk menangani masalah
siswa secara optimal. Selain itu guru tidak bisa memantau apa yang dibutuhkan siswa dan
masalah apa saja yang dimiliki oleh siswa.
Teknologi di masa sekarang tidak asing lagi bagi banyak orang, mulai dari anak kecil
sampai orang dewasa dapat mengakses teknologi dengan cepat dan tanpa batas. Tidak hanya
itu, teknologi dirasa sangat bermanfaat dalam proses komunikasi. Manfaat teknologi untuk
meminimalisir jarak untuk berkomunikasi, manusia dapat berkomunikasi kapan saja dan
dimana saja dengan berbagai media. Upaya untuk mengoptimalkan fungsi layanan bimbingan
dan konseling adalah dengan menggunakan media dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi adalah dengan hypermedia. Komponen hypermedia adalah dari jenis gambar,
suara, video, atau multimedia yang ditambah dengan interactive link yang menjadikan file
saling terhubung dengan menekan objek/ tombol pada salah satu screen (Nurseto dalam
Prasetiawan, 2017).
Siswa akan merasa lebih senang dan tidak cepat bosan jika layanan bimbingan dan
konseling menggunakan dibandingkan harus mendengarkan nasihat ataupun ceramah dari
guru BK. Hal ini disebabkan karena di dalam media terdapat berbagai macam gambar, suara,
dan video yang lebih menarik bagi siswa. Selain itu media juga dapat mengembangkan
kemampuan berpikir siswa sehingga penggunaan media ini lebih efektif dalam pemberian
layanan bimbingan da konseling. Media ini sangat mudah didapatkan melalui handphone dan
komputer. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang, menuntut guru BK untuk kreatif
dan memiliki keterampilan dalam bidang TIK dan mengkolaborasikan dengan media. Selain
itu, kini juga semakin banyak situs-situs internet yang menyediakan berbagai materi pelajaran
yang dapat diakses gratis ataupun berbayar sehingga memudahkan guru BK dalam mencari
dan mengambil materi yang akan diberikan dalam pelajaran dan layanan bimbingan dan
konseling.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru bimbingan dan konseling
perlu memahami teknologi dan mengimplementasikan teknologi agar dalam memberikan
layanan dengan lebih efektif dan efisien. Selain itu guru harus dapat menyajikan layanan
dengan media yang lebih menarik sehingga antusiame siswa bertambah dan tidak mudah
merasa bosan.

Seminar Nasional BK FIP-UPGRIS | 2017 187


“PENERAPAN PANDUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAN (POP)
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DALAM MENYIKAPI TANTANGAN PROFESI BK
DI ABAD 21
PEMBAHASAN
Media bimbingan konseling merupakan sarana yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa/ konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil
keputusan serta memecahkan masalah yang dihadapi. Penggunaan media secara kreatif akan
memperbesar kemungkinan bagi siswa/konseli tertarik pada layanan bimbingan dan
konseling, serta untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik,
dan meningkatkan penampilan dalam keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan
bimbingan dan konseling (Nursalim, 2013). Pemberian layanan menggunakan media
memberikan contoh konkrit dan memberikan banyak kesempatan pada siswa untuk turut
berinteraksi dalam pemberian layanan.
Peranan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling sangatlah banyak,
diantaranya mempermudah dalam merencanakan dan merancang pelayanan bimbingan dan
konseling, memproses data terkait pelayanan bimbingan dan konseling, menciptakan aplikasi
dalam membantu pelayanan bimbingan dan konseling, mengolah data pelayanan bimbingan
dan konseling, dan masih banyak hal yang bermanfaat bagi terlaksananya bimbingan dan
konseling yang efektif (Setiawan, 2017). Media dengan memanfaatkan TIK dalam layanan
bimbingan konseling memungkinkan guru dan siswa untuk dapat berinteraksi tanpa batas
dengan tetap memperhatikan asas dan kode etik bimbingan konseling. Salah satu media
dengan memanfaatkan TIK adalah hypermedia.
Menurut Blanchard dan Rotenberg sebagaimana dikutip oleh Munir (2013)
menjelaskan bahwa hypermedia adalah gabungan berbagai format media yang diatur oleh
hypertext yang berupa tulisan tidak berurutan menggunakan sistem authoring yang mampu
menghubungkan antara file satu dengan yang lain dan menciptakan jalur yang saling
berkaitan (hyperlink). Hypermedia mengacu pada sofware komputer yang menggunakan
unsur-unsur teks, grafis, video, dan audio yang dihubungkan dengan cara yang dapat
mempermudah pemakai untuk beralih ke suatu informasi (Anitah, 2009). Menurut Chen
(2002) hypermedia memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengoperasikannya. Alasan
penggunaan hypermedia sebagai media pembelajaran adalah (Siddiqui, 2004)
1. Hypermedia memungkinkan mengakses ke sejumlah besar informasi secara non linear.
2. Pengguna dapat mencari informasi secara lebih mendalam sesuai dengan keinginan.
3. Interaksi dengan materi pelajaran dapat diulang-ulang.
4. Hypermedia menarik untuk digunakan

Seminar Nasional BK FIP-UPGRIS | 2017 188


“PENERAPAN PANDUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAN (POP)
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DALAM MENYIKAPI TANTANGAN PROFESI BK
DI ABAD 21
5. Hypermedia mempresentasikan cara kerja pikiran manusia.
Konsep dasar yang menjadi ciri khusus hypermedia adalah penghubung (link) dan
yang dihubungkan (nodes). Nodes adalah bagian-bagian dari sumber informasi yang ada
dalam hypermedia yang meliputi basis data, seperti video, suara, musik, teks, animasi, film,
grafik, gambar dan data lainnya. Sedangkan link adalah penghubung atau yang membuat
hubungan antara nodes dengan pengguna. Hypertext dalam hypermedia berfungsi sebagai
link. Jadi nodes tidak berarti dalam hypermedia tanpa adanya peranan hypertext sebagai link
(Munir, 2009). Ada 2 jenis struktur navigasi pada hypermedia, yaitu hypermediastructured
dan hypermedia unstructured. Hypermedia structured merupakan salah satu jenis struktur
navigasi hypermedia yang berdasarkan pada struktur hirarkis dengan hyperlink yang
digunakan untuk bergerak ke samping antar bagian dalam struktur hirarkis. Adapun
hypermedia unstructured yang memungkinkan pengguna bergerak kemanapun sesuai yang
diinginkan (Winarno et al, 2009).
Hypermedia dapat diartikan sebagai multimedia yang terhubung dan bersifat non
linear, artinya siswa bebas menentukan pilihan dalam mendapatkan konten. Menurut Ansori
(2012) file hypermedia dapat digunakan apabila pengguna, memiliki sebuah komputer
pendukung multimedia, yang umumnya terdiri dari: sound card, VGA card, loud speaker dan
sistem operasi seperti Windows atau Linux. Membuka dokumen hypermedia di internet
diperlukan sebuah program yang disebut dengan browser. Browser biasanya sudah dilengkapi
fasilitas pendukung untuk menampilkan grafik, suara dan video. World Wide Web (www)
merupakan contoh bentuk hypermedia yang dapat dikenali apabila pengguna mengakses
internet.
Media bimbingan konseling berbasis hypermedia tidak hanya guru BK saja yang
berperan, siswa turut peran serta dalam pelaksanaannya. Penggunaan hypermedia dalam
pemberian layanan juga memperhatikan kebutuhan siswa, materi, hiburan sekaligus evaluasi
agar media tersebut efektif dalam pemberian layanan meski tanpa bertatap muka secara
langsung. Multimedia interaktif dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
ini memberikan suasana dan inovasi baru dalam pemberian layanan bimbingan konseling agar
dapat berjalan dinamis sesuai dengan perkembangan zaman.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan

Seminar Nasional BK FIP-UPGRIS | 2017 189


“PENERAPAN PANDUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAN (POP)
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DALAM MENYIKAPI TANTANGAN PROFESI BK
DI ABAD 21
Media BK merupakan sarana yang dapat menunjang pemberian layanan bimbingan
konseling. Adanya teknologi informasi dan komunikasi pada zaman globalisasi memudahkan
guru BK dalam memanfaatkan media layanan secara luas. Hypermedia adalah penggabungan
dari berbagai media dalam satu sistem yang saling terhubung, sehingga memudahkan siswa
dalam mengakses materi/ konten yang dibutuhkan. Penggunaan hypermedia dapat dilakukan
di mana dan kapan saja selama masih terkoneksi dengan jaringan internet. Media BK berbasis
hypermedia memberikan ruang bagi guru BK dan siswa untuk saling berinteraksi baik saat
pemberian layanan BK berlangsung maupun di luar sekolah dalam bentuk yang menarik.
Saran
Saran untuk guru BK dalam pemanfaatan media BK berbasis hypermedia adalah
meng-update konten sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan yang ada, perlunya
kerjasama dengan ahli TIK apabila menghadapi suatu kendala, dan diperlukan wifi yang
mendukung untuk proses pengembangan hypermedia dan proses pemberian layanan.
Meskipun sudah ada hypermedia, pemberian layanan bimbingan konseling secara tatap muka
juga tetap diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Ansori, M. Iksan. 2012. Efektivitas Pembelajaran yang Menggunakan Hypermedia dan


Power Point terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Ditinjau dari Kemampuan Visuospasial di SMA Negeri Se-Kabupaten
Nganjuk Tahun Ajaran 2012/2013. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret.

Bangun, Nurita dan Abdul Hasan Saragih. 2015. Pengembangan Media Web Bimbingan
Konseling. Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, 2 (1).

Chen, Sherry. 2002. A Cognitive Model for Non-Linear Learning in Hypermedia


Programmes. British Journal of Educational Technology, 33 (4): 449-460.

Munir. 2013. Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Cetakan Ke-2. Bandung:
Alfabeta.

Nursalim, Mochamad. 2010. Media Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa University
Press.

Prasetiawan, Hardi. 2017. Optimalisasi Multimedia dalam Layanan Bimbingan dan


Konseling. Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, 1 (1): 199-204.

Seminar Nasional BK FIP-UPGRIS | 2017 190


“PENERAPAN PANDUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAN (POP)
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DALAM MENYIKAPI TANTANGAN PROFESI BK
DI ABAD 21
Setiawan, M. Andi. 2016. Peranan Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling.
Bitnet Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi, 1 (1): 46-49.

Siddiqui, Mujibul Hasan. 2004. Encyclopedia of Educational Technology. New Delhi: S. B.


Nangia APH Publishing Corporation.

Winarno et al. 2009. Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran: Panduan Lengkap untuk
Para Pendidik dan Praktisi Pendidikan. Yogyakarta: Genius Prima Media.

Seminar Nasional BK FIP-UPGRIS | 2017 191


“PENERAPAN PANDUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAN (POP)
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DALAM MENYIKAPI TANTANGAN PROFESI BK
DI ABAD 21

Anda mungkin juga menyukai